Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Panduan Memberikan Makanan untuk Bayi 1 Tahun dan dan Nutrisi Wajibnya

Nutrisi

Panduan Memberikan Makanan untuk Bayi 1 Tahun dan dan Nutrisi Wajibnya

Article By : Febriyani Suryaningrum

Saat sudah genap berusia 1 tahun, bayi umumnya akan bertumbuh-kembang dengan pesat sehingga ia membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak setepat dan bergizi setiap hari. 

Ingat ya, Ma. Menu makanan yang Mama berikan setiap hari tentu sangat berpengaruh bagi kesehatan anak. Tidak hanya untuk saat ini, melainkan juga sebagai bekal suksesnya di masa depan, lho! 

Yuk, cari tahu di sini seperti apa panduan dan jadwal pemberian makanannya, serta pilihan makanan yang tepat untuk anak umur 1 tahun berdasarkan kebutuhan gizi hariannya!

Nutrisi Wajib dalam Menu Makanan Bayi 1 Tahun

Oleh karena itu, peran zat besi sebagai salah satu zat gizi paling penting untuk anak tidak boleh dipandang sebelah mata. 

Selain dari stimulasi, bayi juga perlu terus mendapatkan asupan gizi yang optimal selama periode emas kehidupannya. Sebab, 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan momen yang paling penting dalam perkembangan si Kecil, baik dari segi fisik, psikologis, perilaku, dan pematangan fungsi kognitifnya. Itu kenapa masa 1000 HPK juga sering disebut sebagai periode keemasan anak. 

Ini adalah kesempatan terbaik Bunda memastikan si Kecil menang di setiap langkah dengan memastikan kebutuhan nutrisinya terus terpenuhi seoptimal mungkin sampai setidaknya di tahun pertama usianya nanti.

Di samping itu, pemenuhan gizi di tahun pertama kehidupan juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar tetap kuat dan tidak mudah sakit. Dengan memastikan kebutuhan asupan gizi yang tepat, Mama akan membantu mencegah masalah kekurangan gizi kronis yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh.

Stunting itu sendiri adalah masalah gizi yang juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh anak. Sebab, anak yang kekurangan gizi parah cenderung berisiko lebih tinggi mengalami penyakit infeksi di masa awal pertumbuhannya.

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan lengkap seputar kebutuhan makanan anak bayi di usia 1 tahun beserta informasi kandungannya:

1. Protein

Protein juga menjadi salah satu sumber energi tubuh yang juga berfungsi untuk membantu pertumbuhan berat dan tinggi badan bayi. Protein akan diurai dalam tubuh menjadi asam amino guna membangun otot dan tulang tubuh. Tak hanya itu, protein juga penting untuk mempertahankan kepadatan tulang.

Umumnya bayi usia 1 tahun membutuhkan asupan 20 gram makanan berprotein tiap hari, yang terutama didapat dari sumber protein hewani. Ini karena protein hewani memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap daripada protein nabati. 

Produk hewani juga mempunyai mutu protein serta vitamin dan mineral yang lebih banyak dan lebih baik karena lebih mudah diserap.

Beberapa pilihan makanan tinggi protein untuk bayi di usia 1 tahun adalah:

  • Daging ayam. Selain tinggi protein, daging ayam juga tinggi magnesium, kolin, fosfor,  selenium, dan vitamin B6.

  • Ikan berlemak yang hidup di air dingin. Tuna, salmon, kakap, atau kod yang juga tinggi asam lemak omega 3 untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak pada periode emas pertumbuhannya.

  • Telur. Dalam satu butir telur, mengandung 75 kalori, 7 gram protein, zat besi, lemak, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B.

  • Daging sapi. Daging sapi kaya protein, zat besi, dan asam folat yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

  • Susu. Susu merupakan sumber protein yang sangat baik dan juga tinggi vitamin A, B, D, serta kalsium dan fosfor.

  • Keju. Selain protein, keju juga tinggi kandungan kalsium, zinc, vitamin A, vitamin D, dan vitamin K.

Protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan tetap boleh dimasukkan dalam menu makanan bayi 1 tahun sebagai pelengkap.

2. Omega-3 dan Omega-6

Di umur 1 tahun ini, anak umumnya membutuhkan sekitar 45 gram asupan lemak total per hari yang didapat dari jenis lemak sehat. Nah, lemak yang paling sehat adalah asam lemak omega-3 dan omega-6. 

Asam lemak omega-3 (DHA, ALA, dan EPA) sangat penting bagi perkembangan otak si Kecil. Namun, diantara ketiga senyawa asam lemak baik tersebut, DHA memegang peranan paling penting, sebab 40% asam lemak baik di dalam otak terbentuk dari DHA. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang seimbang dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, khususnya dalam hal kemampuan belajar, penyimpanan memori, dan kemampuan atensi (memusatkan perhatian). 

Hal ini terkait dengan peran besar kedua asam lemak baik tersebut pada proses pembentukan selubung mielin yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari satu saraf otak ke saraf lainnya. 

Jadi, ketika selubung mielin terbentuk dengan optimal, si Kecil akan memiliki respon yang baik terhadap berbagai macam stimulus dari lingkungan sekitarnya. 

Lebih lanjut, omega-3 dan omega-6 juga berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh si Kecil.

Ma, saat si Kecil diserang mikroba jahat dan mengalami infeksi, tubuhnya akan mengalami peradangan sebagai respon dari sistem imunnya. Nah, ketika omega-3 dan omega-6 dikonsumsi dengan seimbang, dua asam esensial ini akan bekerja sama untuk mengontrol peradangan yang terjadi sehingga si Kecil lebih cepat pulih. 

Beberapa pilihan makanan yang tinggi lemak sehat untuk anak adalah:

  • Daging ayam.

  • Daging sapi.

  • Hati sapi dan hati ayam.

  • Ikan berlemak yang hidup di air dingin..

  • Telur.

  • Udang.

  • Alpukat.

Baca Juga: Beragam Manfaat Minyak Ikan untuk Tumbuh Kembang Anak

3. Prebiotik FOS:GOS

Prebiotik FOS:GOS adalah jenis serat pangan khusus dari sumber-sumber nabati yang tidak bisa dicerna sepenuhnya oleh lambung sehingga dapat terbawa hingga usus si Kecil. 

FOS sendiri merupakan singkatan dari fructo- oligosaccharides dan GOS merupakan kependekan dari galacto-oligosaccharides. 

Di dalam usus, prebiotik FOS:GOS akan di fermentasi dan menjadi makanan bagi bakteri baik (probiotik) bernama Lactobacillus dan Bifidobacterium. Inilah yang membuat probiotik menyandang predikat sebagai “pendorong pertumbuhan probiotik dalam usus”. 

Peningkatan populasi mikroba baik di dalam usus dapat membantu meningkatkan fungsi sistem imun si Kecil sehingga mencegahnya dari risiko terserang penyakit seperti diare dan peradangan akut. 

Menurut penelitian, rasio terbaik asupan FOS:GOS untuk bayi adalah 1:9. Formula asupan ini mampu menyeimbangkan populasi mikroba baik sehingga meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai jenis peradangan dan infeksi seperti eczema, konstipasi dan diare.

Beberapa contoh makanan prebiotik untuk MPASI bayi 1 tahun adalah:

  • Apel.

  • Asparagus.

  • Pisang.

  • Jenis buah-buahan berry.

  • Bawang putih.

  • Sayuran hijau.

  • Daun bawang.

  • Kacang polong.

  • Tomat.

  • Bawang bombay.

4. Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin, protein khusus yang membawa oksigen dalam sel darah merah ke seluruh bagian tubuh. Adanya kandungan zat besi dalam makanan bisa membantu mencegah anemia pada anak yang dapat meningkatkan risiko stunting. 

Selain itu, pemenuhan zat besi penting dalam periode keemasan si Kecil, terutama 2 tahun pertama anak, untuk perkembangan perilaku dan fungsi kognitifnya. 

Zat besi juga memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan pertama anak melawan penyakit dan infeksi.

Di umur 1 tahun, anak membutuhkan sekitar 7 mg zat besi setiap hari. Kemenkes RI merekomendasikan agar 75% asupan zat besi anak diutamakan berasal dari sumber zat besi heme, yaitu yang berasal dari protein hewani (daging sapi dan unggas, hati sapi dan hati ayam, ikan dan makanan laut), dan dilengkapi sumber zat besi non-heme yang terdapat dalam buah dan  sayuran, seperti bayam, kale, dan brokoli.

Agar penyerapan zat besi berjalan maksimal, menu makanan bayi 1 tahun perlu juga dilengkapi dengan makanan kaya vitamin C. Misalnya, buah tomat, jeruk, berry, kiwi, paprika, dan kentang. 

5. Seng (Zinc)

Bayi di usia 12 bulan membutuhkan makanan tinggi zinc (seng) agar tumbuh kembangnya berjalan dengan optimal. Sebab, mineral ini berperan penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, memelihara fungsi indera penciuman dan perasa, juga mempercepat proses penyembuhan luka.

Kekurangan zinc telah dikaitkan dengan peningkatan risiko bayi mengalami diare, pertumbuhan lambat, kehilangan nafsu makan, dan rentan terserang infeksi.

Adapun beberapa pilihan makanan tinggi zinc untuk si Kecil adalah:

  • Daging merah seperti daging sapi dan domba.

  • Tiram.

  • Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang mete, dan almond.

  • Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yogurt.

  • Telur.

6. Kalsium

Kalsium merupakan salah satu nutrisi yang berperan besar dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang si Kecil. Nah, agar penyerapan kalsium di dalam tubuh anak berjalan secara optimal, si Kecil membutuhkan bantuan dari vitamin D.  

Vitamin D sendiri berfungsi untuk meningkatkan produksi hormon kalsitriol (disebut juga sebagai vitamin D aktif). Hormon ini akan membantu penyerapan kalsium dari makanan yang dikonsumsi si Kecil. 

Ketika hormon kalsitriol absen, kalsium yang terkandung dalam bahan makanan tidak akan terserap secara optimal. Alhasil tubuh mengambil cadangan kalsium yang berada di dalam tulang si Kecil untuk menjalankan fungsi jantung, otot, dan saraf. 

Pengambilan cadangan kalsium yang berlebihan dari tulang si Kecil tentu akan membuat kekuatan tulang berkurang dan permbentukan sel tulang baru terhambat. 

Oleh karena itu, Mama perlu memastikan si Kecil mendapatkan asupan yang seimbang antara vitamin D dan kalsium. 

Nah, untuk anak usia 1 tahun, asupan kalsium harian yang dibutuhkan oleh si Kecil adalah 650 mg dan bisa didapatkan dari: 

  • Susu sapi.

  • Susu kedelai.

  • Keju.

  • Greek yogurt.

  • Kedelai.

  • Tahu.

  • Salmon.

  • Brokoli.

7. Vitamin D

Kebutuhan vitamin D anak usia 1 tahun adalah 15 mcg. Agar mendapatkan asupan vitamin D yang cukup, ada tiga cara yang dapat Mama lakukan . 

Pertama, Mama bisa mengajak si Kecil untuk beraktivitas di luar ruangan agar terkena sinar matahari. Tidak perlu terlalu lama Ma, cukup 10-15 menit saja antara pukul 09.00 pagi hingga 15.00 sore. 

Kedua, si Kecil bisa mendapatkan vitamin D dari makanan sehari-hari seperti: 

  • Kuning telur.

  • Ikan laut.

  • Hati.

  • Susu yang telah difortifikasi.

Selain dari berjemur dan makanan sehari-hari, Mama dapat mencukupi kebutuhan vitamin D si Kecil dengan memberikan suplemen. Nah, sebelum memberikan suplementasi vitamin D, konsultasikan dulu dosisnya pada dokter si Kecil ya, Ma. 

8. Vitamin A

Vitamin A juga termasuk salah satu vitamin yang berperan penting untuk tumbuh kembang anak. Vitamin ini membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit dan infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. 

Vitamin A juga baik untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko kelainan, kerusakan, atau penyakit pada mata, serta kebutaan.

Asupan vitamin A menjadi penting dalam menu makanannya, karena kandungan zat ini pada ASI sudah tidak dapat mengejar kebutuhan si Kecil di usia 1 tahun. 

Setiap harinya, anak usia 1 tahun membutuhkan sekitar 400 IU vitamin A yang didapat dari makanan, seperti:

  • Ikan makarel, tuna, atau salmon.

  • Hati ayam.

  • Keju.

  • Telur rebus.

  • Susu.

  • Ubi jalar.

  • Wortel.

  • Kangkung.

  • Brokoli.

  • Paprika merah.

  • Bayam.

  • Kale.

  • Mangga.

  • Semangka.

  • Pepaya.

  • Jambu.

Baca Juga: Panduan MPASI untuk Mencegah Risiko Bayi Alergi

Panduan Pemberian Makan Anak Usia 1 Tahun​​​​​​​

Anak berusia 1 tahun biasanya akan merasa lapar setiap 2-3 jam sekali sehingga perlu makan 3 kali makan utama dengan takaran per porsinya setengah mangkuk berukuran 250 ml untuk satu kali makan. Di antara jadwal makan utamanya ini, Mama bisa memberikan 2-3 kali makanan selingan (snack). 

Di usia 1 tahun ini, anak sudah harus mulai dibiasakan makan makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya. Adapun porsi makanan bayi 1 tahun rata-rata sebanyak ¾ hingga 1 mangkuk (ukuran 200-240ml) sekali makan. Memberikan makan untuk si Kecil bisa dalam frekuensi 3-4 kali sehari. 

Selain itu, ada beberapa tips yang bisa Mama terapkan di rumah setiap kali akan memberikan makanan untuk bayi:

  • Waspada terhadap makanan padat yang lengket. Makanan seperti selai kacang, krim keju, keripik atau popcorn yang berisiko membuat anak tersedak karena lengket begitu terkena ludah harus Mama waspadai. Jika Mama ingin memberikan makanan jenis ini, cairkan atau hancurkan terlebih dahulu agar lebih mudah dikonsumsi.

  • Memberikan kacang dengan ukuran yang kecil. Meski bagus mengenalkan kacang pada menu makanan si Kecil sejak dini, tapi ukuran kacang pun perlu diperhatikan. Pastikan Mama memberikan kacang yang sudah dihaluskan bersama dengan makanan lainnya.

  • Memotong makanan yang kecil dan berbentuk bulat. Buah seperti anggur dapat berisiko membuat si Kecil tersedak bila tidak dipotong terlebih dahulu. Untuk itu, Mama bisa memotong makanan yang memiliki ukuran kecil dengan membaginya menjadi delapan bagian.

  • Cobalah untuk menyajikan makanan di waktu yang sama setiap hari. Hal ini dapat membantu Mama untuk mengajarkan si Kecil tentang rutinitas makan. Dengan begitu, pola makan si Kecil akan teratur dengan sendirinya. 

  • Variatif. Anak umur 1 tahun masih sering terpengaruh dengan suasana hati, kesehatan, waktu, dan pilihan makanan yang Mama berikan. Maka dari itu, usahakan memberikan makanan yang bervariatif dengan jumlah yang kecil terlebih dahulu.

Untuk dapatkan lebih banyak lagi info mengenai tips pemberian makanan untuk si Kecil, yuk langsung dengarkan podcast dari Parenthood Story bersama @parentalk.id di MyNutriclub.

  1. Shlomo -- Yehuda. (2003, February). Omega-6/Omega-3 Ratio and Brain-Related Functions. ResearchGate; Karger. https://www.researchgate.net/publication/9038818_Omega-6Omega-3_Ratio_and_Brain-Related_Functions

  2. Dighriri, I. M., Alsubaie, A. M., Hakami, F. M., Hamithi, D. M., Alshekh, M. M., Khobrani, F. A., Dalak, F. E., Hakami, A. A., Alsueaadi, E. H., Alsaawi, L. S., Alshammari, S. F., Alqahtani, A. S., Alawi, I. A., Aljuaid, A. A., & Tawhari, M. Q. (2022). Effects of Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acids on Brain Functions: A Systematic Review. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.30091

  3. Patterson, E., Wall, R., Fitzgerald, G. F., Ross, R. P., & Stanton, C. (2012). Health Implications of High Dietary Omega-6 Polyunsaturated Fatty Acids. Journal of Nutrition and Metabolism, 2012, 1–16. https://doi.org/10.1155/2012/539426

  4. Calcium and Vitamin D: Important at Every Age | NIH Osteoporosis and Related Bone Diseases National Resource Center. (2018, October). Nih.gov. https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/bone-health/nutrition/calcium-and-vitamin-d-important-every-age

  5. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (n.d.). http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

  6. ‌Dall’Oglio, F., Milani, M., & Micali, G. (2018). Effects of oral supplementation with FOS and GOS prebiotics in women with adult acne: the “S.O. Sweet” study: a proof-of-concept pilot trial. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, Volume 11, 445–449. https://doi.org/10.2147/ccid.s179627

  7. Fructo-oligosaccharides (FOS) and Other Oligosaccharides – Health Information Library | PeaceHealth. (2015). Peacehealth.org. https://www.peacehealth.org/medical-topics/id/hn-2847006

comment-icon comment-icon