- Pembahasan dalam artikel :
- Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?
- Waspadai Speech Delay pada Anak
- Ciri-Ciri Anak Mengalami Speech Delay
- Penyebab Bayi Lambat Bicara
- Cara Mencegah Speech Delay pada Bayi
Saat ini Mama dan Papa pasti memiliki banyak pertanyaan tentang tumbuh kembang si Kecil, salah satunya mungkin menyangkut di umur berapa bayi bisa bicara.
Mengetahui pada usia berapa bayi bisa bicara memang salah satu hal yang penting, Ma. Sebab, menurut data yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 5-8% anak usia prasekolah di Indonesia mengalami speech delay (keterlambatan bicara dan bahasa).
Yuk, kupas tuntas informasi kapan anak mulai belajar bicara dan speech delay dengan membaca artikel ini sampai selesai!
Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?
Bayi sebenarnya sudah bisa berkomunikasi dengan Mama dan Papa sejak ia dilahirkan ke dunia. Namun di awal-awal kehidupannya, ia hanya bisa “berbicara” lewat tangisan. Seiring pertambahan usia bayi, kemampuan berbicaranya akan ikut mengalami kemajuan secara bertahap.
Umumnya, kemampuan bicara bayi dimulai dari cooing (mengeluarkan suara bernada tinggi seperti tertawa yang terdengar seperti kata “ah”, “oh”, atau “uh”) di usia 6-8 minggu.
Kemudian, bayi akan mulai babbling (mengoceh dengan mengulang-ulang gabungan huruf mati dan huruf hidup seperti “baba”, “mama”, atau “dada”) saat berusia 6-12 bulan.
Akan tetapi, pada umur berapa bayi akan mulai bicara, dalam artian mengeluarkan suara dari mulutnya untuk menyampaikan sesuatu sebagai bentuk komunikasi yang bermakna, bisa berbeda-beda. Tidak ada waktu pastinya ya, Ma.
Namun, memang ada rentang waktu tertentu yang menjadi tolok ukur. Apabila melewati rentang waktu tersebut, si Kecil mungkin memiliki beberapa masalah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada umumnya, Ma, bayi sudah mulai bisa menggunakan lidah dan bibirnya secara bersamaan untuk menghasilkan suara di bulan 7-9.
Pada rentang usia tersebut, bayi juga sudah mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti “ya”, “tidak”, dan “habis”.
Kemudian di usia sekitar 12 sampai 18 bulan, bayi harus berbicara setidaknya 20 kata atau lebih. Ia biasanya mulai mengucapkan kata-kata sederhana yang memiliki makna seperti “Mama” dan “Papa” untuk memanggil orang tuanya. Jadi, bisa dibilang bayi mulai bisa bicara antara umur 12-18 bulan, ya, Ma.
Pada awalnya, mungkin hanya Mama, Papa, dan anggota keluarga terdekat saja yang mengerti ucapan si Kecil karena kata-kata yang diucapkan masih belum terlalu jelas.
Baca Juga: Pantau 5 Tahap Penting Milestone Bahasa si Kecil!
Waspadai Speech Delay pada Anak
Bayi akan mulai mengucapkan kata pertamanya di usia 12-18 bulan. Namun, kemampuan ini tentu tidak terjadi secara instan karena perkembangan bahasa adalah proses alami yang memakan waktu.
Oleh karena itu, setiap bayi akan bertumbuh kembang dalam kecepatan dan caranya sendiri-sendiri. Ada yang beberapa bulan lebih cepat dan ada yang sedikit lebih lambat.
Bayi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun koleksi kosakata yang cukup luas sampai bisa mengucapkan kata yang bermakna dan bahkan bercakap-cakap dengan Mama.
Jadi ketika usia si Kecil sudah genap 1 tahun, jangan terlalu khawatir jika si Kecil belum bisa bicara terlalu banyak. Karena, perkembangan bicaranya akan terus berlanjut hingga tahun berikutnya dengan stimulasi yang tepat.
Tapi jika si Kecil tidak berbicara sebanyak atau selancar kebanyakan anak pada usia yang sama, ini mungkin pertanda keterlambatan bicara alias speech delay.
Ciri-Ciri Anak Mengalami Speech Delay
Lalu, kapan bayi dikatakan terlambat bicara? Umumnya, seorang anak dikatakan terlambat bicara atau memiliki speech delay jika belum bisa berbicara dengan lancar ketika umurnya sudah lebih dari 2-3 tahun. Namun, Mama dan Papa bisa mewaspadai tanda-tandanya lebih dini.
Menurut situs American Academy of Family Physicians, bayi mungkin dicurigai mengalami speech delay jika tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti “Mama” atau “Papa” dengan jelas pada usia 12-15 bulan.
Sementara menurut IDAI, orang tua perlu mewaspadai risiko keterlambatan bicara jika bayi tidak menoleh saat dipanggil namanya dari belakang atau tidak ada babbling di rentang usia 2-6 bulan.
Bayi juga mungkin dicurigai menunjukkan tanda-tanda keterlambatan bicara pada usia 6-12 bulan jika ia tidak bisa menunjuk dengan jari dan ekspresi wajahnya kurang variatif. Begitu pula jika pada usia 16 bulan si Kecil tidak mengucapkan satu kata berarti.
Berikut adalah beberapa tanda speech delay yang bisa Mama dan Papa perhatikan pada bayi:
-
Berkurangnya kemampuan bicara yang sebelumnya sudah tercapai.
-
Di usia 12 bulan si Kecil belum mengoceh atau babbling.
-
Sampai usianya 20 bulan, si Kecil masih kurang mampu berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain.
-
Tidak konsisten memberikan respon terhadap suara atau bunyi.
-
Tidak mengeluarkan suara sama sekali hingga usianya 6 bulan.
-
Saat usianya 20 bulan, si Kecil belum mampu menunjukkan rasa ketertarikan terhadap benda.
-
Belum bisa mengeluarkan kata yang berarti di usia 24 bulan ke atas.
-
Cenderung suka mengulang ucapan orang di usianya yang ke 30 bulan.
-
Sampai usia 30 bulan, orang tua masih tidak mengerti perkataan anak.
Penyebab Bayi Lambat Bicara
Menurut IDAI, keterlambatan bicara pada bayi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
-
Gangguan mulut seperti masalah pada lidah (misalnya short frenulum, di mana terdapat lipatan di bawah lidah sehingga membuat lidah sulit bergerak) atau langit-langit mulut.
-
Gangguan pendengaran.
-
Gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif).
- Autisme.
Cara Mencegah Speech Delay pada Bayi
Berikut adalah berbagai upaya yang bisa Mama dan Papa lakukan untuk menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa si Kecil sejak dini:
-
Jangan biasakan si Kecil menonton televisi atau bermain game dalam durasi yang lama.
-
Mengajak bayi melakukan aktivitas menyenangkan seperti bernyanyi.
-
Membiasakan membaca jadi aktivitas sehari-hari dan dilakukan dengan pelafalan suara yang jelas·
-
Selalu menjawab pertanyaan dan memberi respon pada ocehan bayi dengan menggunakan kata-kata sederhana.
-
Sering mengajak anak berbicara di berbagai kesempatan.
Dokter biasanya dapat merujuk si Kecil untuk menjalani terapi wicara setelah memastikan penyebabnya bukan dari kurangnya stimulasi dan sudah mendapatkan pemeriksaan dari psikolog atau psikiater anak, dokter anak, dan dokter THT.
Baca Juga: 5 Cara agar Anak Cepat Bicara di Usia 1-3 Tahun
Jadi, jika Mama merasa perkembangan bahasa si Kecil cenderung lambat dan tidak sesuai dengan usianya, jangan sungkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak atau manfaatkan fitur chat dengan tim Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama.
Agar Mama juga bisa selalu update dengan informasi terkini seputar tumbuh kembang dan kesehatan anak, yuk daftarkan diri Mama di MyNutriclub sekarang. Di sini Mama pun bisa dapatkan konten-konten digital eksklusif tentang parenting dan kesehatan anak yang khusus dimoderatori para ahli. Gratis!