Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?

Tumbuh Kembang

Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?

Article By : Eka Rahmawati

Saat ini Mama dan Papa pasti memiliki banyak pertanyaan terkait si Kecil, salah satunya mungkin menyangkut di umur berapa bayi bisa bicara. Setiap anak berkembang dengan cara dan kecepatannya masing-masing. Jadi, kapan bayi Mama akan mengucapkan kata pertamanya mungkin tidak pasti sama dengan bayi lainnya.

Akan tetapi, di sisi lain Mama dan Papa juga sebaiknya memahami lebih dalam mengenai masalah speech delay atau keterlambatan bicara pada anak. Pasalnya, berdasarkan data dari IDAI sekitar 5-8% kasus keterlambatan bicara dan bahasa dialami anak usia prasekolah di Indonesia. Khususnya di wilayah Jakarta, diperkirakan 21% anak usia prasekolah mengalami speech delay.

Yuk, kupas tuntas informasi kapan anak mulai belajar bicara dan speech delay di bawah ini!

Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?

Bayi sebenarnya sudah bisa berkomunikasi dengan Mama dan Papa sejak ia dilahirkan ke dunia! Namun di awal-awal kehidupannya, ia hanya bisa “berbicara” lewat tangisan sebagai cara mengekspresikan emosi yang ia rasakan. 

Seiring bayi bertumbuh kembang setiap bulan, kemampuan berbicaranya akan ikut mengalami kemajuan secara bertahap dari cooing (mengeluarkan suara bernada tinggi seperti tertawa yang terdengar seperti kata “Ah”, “Oh”, atau “Uh”) di usia 6-8 minggu sampai akhirnya bisa babbling (mengoceh dengan mengulang-ulang gabungan huruf mati dan huruf hidup seperti “baba”; “mama”; “dada”) saat berusia 6-12 bulan 

Akan tetapi, di umur berapa tepatnya bayi akan mulai bicara bisa berbeda-beda, dalam artian mengeluarkan suara dari mulutnya untuk menyampaikan sesuatu sebagai bentuk komunikasi yang bermakna.

Pada umumnya, bayi sudah mulai bisa menggunakan lidah dan bibirnya secara bersamaan untuk menghasilkan suara di bulan 7-9. Jadi, di saat inilah yang menjadi permulaan bayi bisa bicara. Pada rentang usia ini, bayi juga sudah mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti “ya”, “tidak”, dan “habis”, juga dapat mengucapkan kata-kata sederhana yang bermakna seperti “mama” dan “papa” untuk memanggil orang tuanya.

Kemudian di antara usia 10-18 bulan, bayi biasanya mulai mengucapkan kata pertamanya yang berarti. Pada awalnya mungkin hanya Mama dan keluarga terdekatnya yang mengerti ucapan si Kecil.

Akan tetapi, kosa kata anak akan bertambah pesat sehingga pada usia 15 bulan ia akan bisa mengucapkan 3-6 kata dengan arti dan pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

Pada usia 18 bulan, si Kecil akan dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata, misalnya “mama mandi” untuk memberi tahu Mama ia mau mandi atau “mimi susu” atau untuk memberi tahu ia sedang haus dan ingin minum susu.

Baca Juga: Pantau 5 Tahap Penting Milestone Bahasa si Kecil!

Waspadai Speech Delay pada Anak

Pada umumnya bayi akan mulai mengucapkan kata pertamanya di usia 9-12 bulan. Namun, kemampuan ini tentu tidak terjadi secara instan karena perkembangan bahasa adalah proses alami yang memakan waktu. Setiap bayi akan bertumbuh kembang dalam kecepatan dan caranya sendiri-sendiri. 

Bayi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun koleksi kosakata yang cukup luas sampai bisa mengucapkan kata yang bermakna dan bahkan bercakap-cakap dengan Mama.

Jadi ketika usia si Kecil sudah genap 1 tahun, jangan terlalu khawatir jika si Kecil belum bisa bicara terlalu banyak, karena perkembangan bicaranya akan terus berlanjut hingga tahun berikutnya dengan stimulasi yang tepat. 

Tapi jika anak Mama tidak berbicara sebanyak atau selancar kebanyakan anak pada usia yang sama, ini mungkin pertanda keterlambatan bicara alias speech delay.

Baca Juga: Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara? Ini yang Bisa Mama Lakukan

Ciri-ciri Anak Mengalami Speech Delay

Lalu, kapan bayi dikatakan terlambat bicara? Umumnya seorang anak bisa dikatakan terlambat bicara atau memiliki speech delay jika belum bisa berbicara dengan lancar ketika umurnya sudah lebih dari 2-3 tahun.

Namun, Mama dan Papa bisa mewaspadai tanda-tandanya lebih dini. Sebab menurut situs American Academy of Family Physicians, bayi mungkin dicurigai memiliki speech delay jika tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti “Mama” atau “Papa” dengan jelas pada usia 12-15 bulan.

Sementara menurut IDAI sendiri, orang tua perlu mewaspadai risiko keterlambatan bicara jika bayi tidak menoleh saat dipanggil namanya dari belakang atau tidak ada babbling di rentang usia 2-6 bulan.

Bayi juga mungkin dicurigai menunjukkan tanda-tanda keterlambatan bicara pada usia 6-12 bulan jika ia tidak bisa menunjuk dengan jari dan ekspresi wajahnya kurang variatif. Begitu pula jika pada usia 16 bulan si Kecil tidak mengucapkan satu kata berarti.

Berikut adalah beberapa tanda speech delay yang bisa Mama dan Papa perhatikan pada bayi: 

  • Berkurangnya kemampuan bicara yang sebelumnya sudah tercapai.

  • Di usia 12 bulan si Kecil belum mengoceh atau babbling.

  • Sampai usianya 20 bulan, si Kecil masih kurang mampu berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain. 

  • Tidak konsisten memberikan respon terhadap suara atau bunyi.

  • Tidak mengeluarkan suara sama sekali hingga usianya 6 bulan.

  • Saat usianya 20 bulan, si Kecil belum mampu menunjukkan rasa ketertarikan terhadap benda.

  • Belum bisa mengeluarkan kata yang berarti di usia 24 bulan ke atas.

  • Cenderung suka mengulang ucapan orang di usianya yang ke 30 bulan.

  • Sampai usia 30 bulan, orang tua masih tidak mengerti perkataan anak.

Menurut IDAI, keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), atau autisme. Akan tetapi, masalah ini umumnya sering dipengaruhi oleh kurangnya stimulasi. 

Berikut adalah berbagai upaya yang bisa Mama dan Papa lakukan untuk menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak sejak dini:

  • Jangan biasakan anak menonton televisi atau bermain game dalam durasi yang lama.

  • Melakukan aktivitas menyenangkan seperti bernyanyi.

  • Membiasakan membaca jadi aktivitas sehari-hari dan dilakukan dengan pelafalan suara yang jelas·      

  • Selalu menjawab pertanyaan dan memberi respon pada ocehan bayi dengan menggunakan kata – kata sederhana.

  • Sering mengajak anak berbicara di berbagai kesempatan.

Dokter biasanya dapat merujuk si Kecil untuk menjalani terapi wicara setelah memastikan penyebabnya bukan dari kurangnya stimulasi dan sudah mendapatkan pemeriksaan dari psikolog atau psikiater anak, dokter anak, dan dokter THT. 

Baca Juga: 5 Cara agar Anak Cepat Bicara di Usia 1-3 Tahun

Jadi iika Mama merasa perkembangan bahasa si Kecil cenderung lambat dan tidak sesuai dengan usianya, jangan sungkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak atau manfaatkan fitur chat dengan tim Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama.

Agar Mama juga bisa selalu update dengan informasi terkini seputar tumbuh kembang dan kesehatan anak, yuk daftarkan diri Mama di MyNutriclub sekarang. Di sini Mama pun bisa dapatkan konten-konten digital eksklusif tentang parenting dan kesehatan anak yang khusus dimoderatori para ahli. Gratis!

  1. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara#:~:text=Usia%206%2D12%20bulan&text=Ia%20pun%20dapat%20mengucapkan%20kata,pengasuh%20utama%20lainnya)%20dengan%20arti.   Diakses pada 4-11-2022
  2. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak  Diakses pada 4-11-2022
  3. https://www.childrens.com/health-wellness/when-do-babies-start-talking#:~:text=Most%20babies%20say%20their%20first,verbal%20communication%20shortly%20after%20birth. Diakses pada 4-11-2022
  4. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara Diakses pada 4-11-2022
  5. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/1137/898 Diakses pada 4-11-2022
  6. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/dampak-jangka-panjang-keterlambatan-atau-gangguan-bicara-bahasa-hal-yang-perlu-diketahui-orangtua Diakses pada 4-11-2022
comment-icon comment-icon