Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
perkembangan-bayi-usia-11-bulan_large
Tumbuh Kembang

Perkembangan Bayi Usia 11 Bulan, si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?

Article Oleh : Febriyani Suryaningrum 15 Januari 2020

Pada usia 11 bulan bayi sudah bisa berkeliling rumah sambil berpegangan pada benda yang ada di sekitarnya. Ocehannya juga semakin terdengar seperti kata-kata yang bermakna. Mama dan Papa pasti penasaran milestone apalagi yang umumnya sudah dicapai oleh bayi 11 bulan. 

Untuk menjawab rasa penasaran Mama, Tim Ahli Nutriclub akan menjelaskan kepada perkembangan bayi usia 11 bulan dengan lengkap pada ulasan dibawah ini. Yuk, simak hingga selesai!

Pertambahan Tinggi dan Berat Badan Bayi Usia 11 Bulan

Idealnya, setiap bayi akan mengalami pertambahan berat serta tinggi atau panjang badan seiring bertambah usia. Hal ini terutama dipengaruhi oleh kecukupan gizi yang didapatkan si Kecil dari ASI dan MPASI.

Nah, menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes RI, bayi 11 bulan memiliki berat dan tinggi badan sekitar:

  • Bayi laki-laki : 69,9 - 76,9 cm dengan berat badan 7,6 - 10,5 kg.

  • Bayi perempuan : 67,7 - 75,3 cm dengan berat badan 6,9 - 9,9 kg.

Apabila asupan gizi si Kecil sudah terpenuhi namun berat dan panjang badannya tidak mengalami pertambahan yang signifikan, atau malah turun, Mama sebaiknya segera menghubungi dokter spesialis anak untuk berkonsultasi lebih lanjut. 

Mama juga dapat berkonsultasi langsung secara online dengan Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Mama seputar tumbuh kembang atau kesehatan si Kecil.

Jangan pernah ragu untuk langsung menghubungi dokter ketika merasa ada sesuatu yang salah, kurang jelas, atau mengkhawatirkan terkait tumbuh kembang si Kecil, ya!

Bayi Usia 11 Bulan Sudah Bisa Apa Saja?

Tidak terasa si Kecil sudah hampir berusia 1 tahun ya, Ma? Pasti Mama sudah melihat begitu banyak perkembangan pada si Kecil yang mau tidak mau membuat bangga sekaligus terharu. 

Perkembangan bayi sendiri umumnya meliputi aspek motorik, komunikasi dan bahasa, sosio-emosional, kognitif, dan kemandirian. 

Nah, memasuki usia 11 bulan ini, perkembangan seperti apa yang akan dicapai si Kecil? Berikut rincian milestones yang umumnya akan dicapai oleh bayi usia 11 bulan: 

1. Bicara Lebih Lancar

Bayi usia 11 bulan umumnya sudah bisa berceloteh seolah-olah sedang mengajak Mama ngobrol. Seru sekali, ya?

Selain itu, ia sudah benar-benar memahami dan bisa mengucapkan kata-kata sederhana sepeti “Mama”, “Papa”, atau panggilan lain untuk orang yang biasa mengasuhnya. 

Bukan hanya itu, si Kecil juga akan mulai menirukan suara atau bunyi yang Mama ucapkan meskipun belum begitu jelas. Nah, Mama dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat si Kecil semakin pintar berbicara. 

Mama perlu memberikan respon setiap kata-kata yang diucapkan oleh si Kecil. Jangan lupa juga untuk memberikan pujian ketika si Kecil berhasil mengucapkan kata-kata yang diajarkan. 

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Si Kecil Alami Keterlambatan Bicara

2. Memahami Perintah Sederhana

Memasuki usia 11 bulan, umumnya si Kecil mulai memahami berbagai instruksi sederhana. Terlebih lagi ketika instruksi tersebut dibarengi dengan isyarat visual seperti lambaian tangan atau ekspresi wajah tertentu. 

Misalkan Mama memberikan perintah pada si Kecil untuk memberikan sendok yang sedang ia pangan pada Papanya. Mama bisa menunjuk sendok kemudian mengatakan, “Kasih ke Papa!” sambil menepuk bahu Papa. 

Papa bisa membantu memperjelas perintah yang Mama berikan dengan cara mengulurkan tangan ke depan. Bayi usia 11 bulan umumnya akan mengerti dan memberikan sendok tersebut pada Papanya. 

3. Berkomunikasi Menggunakan Gestur Tubuh

Bukan hanya semakin pintar berceloteh saja, pada usia 11 bulan bayi juga sudah bisa menggunakan gestur tubuh untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. 

Saat menginginkan sesuatu, ia akan mulai menunjuk-nunjuk benda yang dimaksud. Dan ketika minta gendong ia mungkin akan mengulurkan tangannya ke atas.

Ketika kesal mungkin ia akan mendengus lucu dan ketika menolak sesuatu yang Mama tawarkan ia akan menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Nggak,” atau, “No.”  

Nah, saat diajak berpamitan si Kecil juga sudah bisa melambaikan tangannya sambil mengucapkan, “Da-da.”

4. Mengerti Fungsi Benda

Dalam aspek perkembangan kognitifnya, bayi 11 bulan juga mulai mengerti fungsi benda-benda yang ada di sekitarnya. Misalnya, sendok untuk makan, sippy cup untuk minum, atau sisir untuk merapikan rambut.

5.  Cemas Berpisah dengan Mama

Pada usia ini, si Kecil mulai memahami konsep “hilang” dan “sembunyi”. Jadi, ketika Mama mencoba sembunyikan boneka kesayangannya, ia bisa saja menangis atau melongok ke sana ke mari mencari boneka tersebut.

Itu kenapa bayi juga menjadi lebih rewel, menangis, atau bahkan tantrum jika Mama pergi meninggalkannya. 

Hal ini wajar sebab si Kecil belum mengerti konsep object permanence sehingga apapun yang tidak terlihat oleh matanya dianggap benar-benar menghilang. 

Oleh karena itu, wajar jika bayi sangat cemas dan menangis ketika ia tidak bisa melihat wajah Mama. Sebab menurut bayi usia 11 bulan, ketika Mama tidak terlihat berarti Mama akan menghilang selamanya. 

Ajarkan pada si Kecil bahwa Mama masih ada meskipun tidak terlihat olehnya dengan beberapa cara sederhana seperti, jika si Kecil pergi ke luar kamar, tunggu sebentar sebelum mengikutinya. 

Atau, jika Mama yang pergi meninggalkan si Kecil ke ruangan lain, panggil nama si Kecil dan jangan langsung menghampirinya jika ia menangis.

6. Belajar Berdiri dan Berjalan

Di bulan ke-11 ini, bayi mungkin sudah bisa bangkit berdiri dari posisi duduk atau jongkok dengan menarik badannya ke atas sambil berpegangan pada furnitur. Beberapa bayi bahkan sudah bisa berdiri sendiri dengan baik selama beberapa detik. 

Karena sudah mulai bisa berdiri sendiri, bayi pun mungkin pelan-pelan mulai mengambil langkah pertamanya meski masih sambil dituntun Mama atau merambat pada furnitur. Beberapa bayi mungkin mulai melepaskan tangan dan mencoba untuk melangkah sendiri.

7. Melempar Benda

Saat ini, si Kecil sangat senang bermain menggunakan tangannya. Ia suka mengulurkan tangan untuk meraih dan menggenggam mainan di sekitarnya dan kemudian didorong, dilempar, ditarik, atau digoyang-goyangkan.

Ia juga suka memberikan mainannya kepada Mama lalu mengambilnya kembali, atau menaruh mainan ke dalam container dan mengeluarkannya kembali. Di usia ini pula, Mama bisa memberi si Kecil balok mainan dan ember plastik untuk bermain.

8. Makin Mandiri

Karena si Kecil sudah makin besar, ia juga mulai menunjukkan bahwa ia adalah anak yang mandiri dengan melakukan beberapa hal secara mandiri. Misalnya, mencoba makan sendiri, mencoba berjalan sendiri, atau mencoba bermain sendiri.

9. Mengenali Anggota Keluarga yang Lain

Dari sisi keterampilan kognitif dan sosialnya, bayi 11 bulan sudah mampu mengenali dan berinteraksi dengan anggota keluarga lain di luar keluarga intinya (Papa, Mama, dan Kakak).

Jadi, si Kecil sekarang sudah lebih akrab dan mau diajak bermain oleh kakek dan neneknya, atau bahkan saudara sepupu dan om atau tantenya.

Dan karena sudah mampu mengenali mana orang yang sudah familiar dan belum, si Kecil akan mulai menunjukkan rasa takut pada orang asing.

Oleh karena itu, ia mungkin akan menangis, ketakutan, atau tantrum ketika didekati oleh orang yang baru pertama kali ia lihat.

Mama juga bisa memperkaya wawasan terkait tumbuh kembang si Kecil di setiap fase pertumbuhannya dengan mengunduh Parenting E-book Eksklusif yang materinya diberikan langsung oleh para ahli di bidangnya. Gratis!

Stimulasi yang Tepat untuk Perkembangan Bayi 11 Bulan

Untuk mendukung tumbuh kembang bayi di usia 11 bulan, Mama bisa melakukan berbagai cara stimulasi sederhana secara konsisten. Stimulasi ini dapat Mama lakukan di rumah, baik berdua saja dengan si Kecil, bersama anggota keluarga yang lain, atau teman sebayanya.  

1. Latihan Berjalan 

Untuk membantu si Kecil belajar berjalan, Mama dapat memotivasi si Kecil agar mau melangkahkan kaki sendiri menggunakan mainan. 

Mama bisa meletakkan mainan di ujung sofa yang berlawanan dengan tempat si Kecil berdiri. Biarkan si Kecil perlahan merambat pada pinggiran sofa dan mendekati mainan tersebut. 

Mama juga bisa menyediakan mainan seperti shopping cart atau doll stroller, atau mainan lain yang beroda dan bisa didorong mengelilingi ruangan. Mainan ini dapat memotivasi anak untuk belajar berjalan tanpa bantuan Mama. 

Selanjutnya, Mama dapat berlutut atau duduk beberapa langkah di depan si Kecil. Rentangkan tangan Mama sambil mengeluarkan kalimat ajakan agar anak berjalan ke arah Mama. Entah untuk mendapatkan dekapan hangat atau mendapatkan mainan kesayangannya. 

Jika si Kecil sudah mau berjalan beberapa langkah ke arah Mama, berikan pujian dengan nada ceria seperti, “Wah hebat Adik sudah berani mencoba berjalan, Nanti kita berlatih lagi ya!”

Namun, bila si Kecil masih terlihat takut. Jangan dipaksa ya, Ma! Tunggu beberapa hari sambil terus memberikan encouragement positif untuk belajar berjalan di momen-momen yang tepat. 

Jangan lupa untuk memperhatikan keamanan sekitar si Kecil ya, Ma, saat ia belajar berjalan. Pastikan Mama melapisi ujung meja dan ujung tembok yang tajam dengan rubber pad, memasang baby gate di atas dan dasar tangga, juga menutup semua lubang listrik. 

2. Naik-Turun Tangga

Masih dalam rangka melatih motorik kasarnya, Mama bisa mengajak si Kecil untuk belajar naik-turun tangga rumah. Berikan contoh pada si Kecil cara untuk naik tangga dengan merangkak dengan badan menghadap ke arah depan. 

Untuk menuruni tangga, berikan contoh pada si Kecil untuk melangkahkan kakinya mungilnya ke belakang secara perlahan untuk mencari pijakan. 

Biarkan si Kecil mencoba seluruh prosesnya secara mandiri dan berulang-ulang. Mama hanya perlu selalu waspada pada setiap gerakan anak dan siap sedia menangkapnya ketika akan terjatuh.

3. Bersenandung dan Bernyanyi

Selanjutnya, untuk melatih kemampuan anak dalam berbicara dan berbahasa, Mama dapat mengajaknya untuk bernyanyi bersama. Kenalkan si Kecil pada berbagai macam lagu baru agar kosakatanya semakin meningkat. 

4. Membacakan Buku Cerita 

Membaca buku cerita bersama si Kecil juga merupakan stimulus untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan berbahasa. Mama dapat menciptakan jadwal rutin untuk membaca buku, bisa sore hari setelah mandi atau beberapa jam sebelum tidur. 

Dengan mendengar Mama berbicara, anak jadi tahu bagaimana cara mengucapkan suatu kata dengan benar beserta maksud dan cara penggunaan kata tersebut. Jangan lupa ajak anak untuk menirukan kata-kata yang ada di dalam buku cerita ya, Ma!

Baca Juga: Stimulasi Perkembangan Otak Anak Usia Dini

5. Playdate

Bermain berdua bersama Mama memang seru, namun seru saja tidak cukup. Mama dapat mengatur jadwal bersama teman yang memiliki anak dengan usia yang tidak terpaut jauh dari si Kecil dan mengadakan playdate!

Playdate dengan teman sebaya adalah stimulus yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan si Kecil dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. 

6. Menarik Mainan yang Letaknya Jauh

Ajak si Kecil untuk mengambil mainan dari tempat yang letaknya jauh dari posisinya berada dengan cara meraih, menarik, atau mendorong badannya. 

Untuk mainan yang diletakkan di tempat yang tinggi, Mama dapat memasang tali yang terbuat dari bahan yang lembut pada mainan agar dapat ditarik oleh anak. Pastikan mainan tersebut juga empuk dan lembut ya, Ma! Supaya tidak sakit ketika menimpa tumbuh anak. Contohnya bola karet atau boneka.  

Pada kegiatan ini, anak akan mendapatkan stimulasi untuk melatih kemandirian dan motorik kasarnya.

7. Bermain Cilukba

Si Kecil sangat menyayangi Mama dan bergantung pada Mama. Maka, ia menjadi tertekan jika tidak melihat Mama dan mengira Mama pergi meninggalkannya. 

Untuk menstimulasi aspek sosial dan kemandiriannya, Mama dapat mengajak si Kecil untuk bermain Cilukba. Permainan ini sangat berguna untuk mengajarkan konsep kepermanenan, yaitu konsep bahwa sesuatu yang tidak terlihat oleh mata bukan berarti menghilang. 

Jadi, lambat laun si Kecil akan mengerti bahwa Mama masih ada meskipun tidak terlihat olehnya.

Mama juga bisa melakukan upgrade pada permainan Cilukba. Misalnya, jika si Kecil pergi ke luar kamar, tunggu sebentar sebelum mengikutinya. Atau, jika Mama yang pergi meninggalkan si Kecil ke ruangan lain, panggil si Kecil dan jangan langsung menghampirinya jika ia menangis.

8. Penuhi Kebutuhan Gizinya

Selain memberikan stimulasi yang cukup, Mama juga perlu memastikan kebutuhan gizi si Kecil selalu terpenuhi dengan baik agar ia bisa terus menang di setiap langkah perkembangannya sampai awal masa kanak-kanak nanti. 

Apa saja gizi yang ia butuhkan?

  • Zat Besi - Bayi di bawah usia 12 bulan rentan mengalami kekurangan zat besi yang dapat meningkatkan risiko anemia. 

Pada masa awal kanak-kanak, anemia karena kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang dan kemampuan belajar si Kecil. 

Selain itu, zat besi memiliki peranan penting dalam pembentukan hemoglobin. Hemoglobin sendiri berfungsi untuk meningkatkan suplai oksigen ke sel, jaringan, dan organ yang rusak sehingga memperkuat sistem kekebalan anak.

  • Omega-3 dan 6 - Omega 3 terbukti membantu optimalkan daya tangkap serta kemampuan konsentrasi dan fokus anak untuk belajar hal-hal baru dari stimulasi yang ia terima sehari-hari. 

Manfaat omega 3 juga disebut dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak untuk melawan kuman atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh untuk menyebabkan penyakit.

  • Prebiotik FOS dan GOS - FOS:GOS adalah kombinasi serat yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam sistem pencernaan anak. 

Bakteri baik ini secara alami hidup di dalam usus si Kecil yang bekerja langsung memperkuat daya tahan tubuhnya. 

  • Kalsium - Kalsium juga menjadi nutrisi yang wajib diberikan dalam menu MPASI sejak awal 6 bulan sampai ia berusia 1 tahun untuk membantu pertumbuhan tulang yang kuat. 

Ingat, Ma, 1000 hari pertama kehidupan (mulai dari masa konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) merupakan momen yang paling penting dalam perkembangan si Kecil, baik dari segi pematangan fungsi kognitif, fisik, psikologis, hingga perilakunya. 

Jadi, ini adalah kesempatan terbaik Mama untuk semaksimal mungkin meminimalisir atau bahkan mencegah efek merugikan pada tumbuh kembang si Kecil. Pastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi seoptimal mungkin. 

Lalu, akan seperti apa perkembangan si Kecil di usia 12 bulan nanti? Pantau terus tumbuh kembang si Kecil bersama Nutriclub, ya!

  1. IDAI | Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). (2018). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
  2. 11-12 months: baby development. (2022, December 15). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/babies/development/development-tracker-3-12-months/11-12-months#:~:text=Baby%20development%20at%2011%2D12%20months%3A%20what's%20happening,-Your%20baby%20will&text=Your%20baby%20is%20now%20communicating,dada'%20and%20'mama'.
  3. WebMD Editorial Contributors. (2021, March 10). What Age Do Babies Have Object Permanence? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/baby/what-age-do-babies-have-object-permanence
  4. Elaine. (2021, August 18). When Should Baby Stand on Their Own? | Baby’s Development. Pathways.org. https://pathways.org/help-baby-stand-on-their-own/
  5. Masters, M. (2018, December 27). 11-Month-Old Baby. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-11.aspx
comment-icon comment-icon