Perkembangan bahasa anak usia dini perlu Mama selalu perhatikan kemajuannya. Sebab, bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan anak untuk berpikir, mengekspresikan perasaan, dan menerima pikiran dan perasaan orang lain. Keterampilan ini menjadi modal utama untuk si Kecil bisa belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sampai ia dewasa nanti.
Lantas, bagaimana perkembangan bahasa anak usia dini (1-5 tahun)? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Apa yang Mencakup Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini?
Perkembangan bahasa adalah proses yang mencakup kemampuan untuk berkomunikasi secara dua arah dan memahami ucapan lawan bicaranya sesuai tahapan usia anak. Keterampilan berbahasa sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Perkembangan bahasa anak meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Kemampuan bahasa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu reseptif dan ekspresif. Kemampuan reseptif adalah kemampuan memahami bahasa dan suara, misalnya anak mampu menggabungkan dua sampai tiga kata.
Sementara itu, kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan menggunakan kata dan gerak tubuh secara bersamaan untuk mengkomunikasikan sesuatu. Contohnya, ketika anak bicara dengan celoteh panjang yang tidak bisa dipahami, tapi ia mampu menirukan irama, ritme, dan gestur pembicaraan orang dewasa.
Walau begitu, tahapan perkembangan bahasa anak satu dengan yang lain bisa berbeda. Bahkan, umumnya anak perempuan mengalami perkembangan bahasa yang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh banyak aspek. Maka itu, perlu Mama pahami bahwa tiap anak itu unik dan memiliki cara berkembangnya sendiri.
Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia 1-5 Tahun
Aspek perkembangan bahasa anak usia 1-5 tahun cukup kompleks dan fasenya berbeda-beda pada setiap anak. Oleh karena itu, Mama harus mengenali tahap perkembangan bahasa anak usia dini agar bisa memantau perkembangannya dengan baik.
Beberapa tahap perkembangan bahasa anak usia dini yang Mama wajib ketahui yakni sebagai berikut:
1. Anak Usia 1-2 Tahun
Koleksi kosakata anak di rentang usia ini sudah meningkat secara signifikan, yakni 50 kata atau lebih, pada rentang usia 19-24 bulan. Si Kecil mampu memahami kata-kata tunggal atau sederhana, serta mampu memproduksi kata-kata tersebut. Ia sudah bisa berbicara secara jelas walaupun hanya baru mengucapkan frasa atau kalimat pendek, Ma.
Tak hanya itu, anak sudah bisa menyebutkan bagian-bagian anggota tubuh, seperti hidung, tangan, mata, dan telinga, juga warna benda, dan orang-orang yang dikenal atau sering kali dilihatnya sehari-hari.
Lebih lanjut, dalam tahap perkembangan bahasa pada anak usia 1-2 tahun, si Kecil mampu memahami makna di balik kalimat-kalimat perintah sederhana, seperti kata tepuk tangan dan ambil mainan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa perkembangan bahasa anak akan terjadi secara signifikan pada usia 19-20 bulan. Ini karena si Kecil dapat mempelajari beberapa kata-kata baru dalam sehari. Maka itu, pastikan Mama mempersiapkan si Kecil untuk mempelajari kata-kata sederhana pada usia ini.
Selain itu, si Kecil sudah bisa menggunakan gestur tubuhnya untuk berkomunikasi, bahkan menyebut ujung sebuah kata walaupun masih sulit mengucapkannya dengan sempurna. Sebagai contoh, si Kecil menyebut “Cing” yang berarti “kucing”, “Cak” yang berarti cicak, “Dog” yang berarti “anjing” (guguk).
Anak usia 1-2 tahun juga sudah bisa mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekitarnya. Maka, sebaiknya Mama, Papa, dan anggota keluarga lainnya perlu berhati-hati dalam bertutur kata.
2. Anak Usia 2-3 Tahun
Perkembangan bahasa anak pada usia 2-3 tahun yang utama adalah kemampuan memahami kata-kata sederhana sebanyak tiga kata atau lebih, seperti “main”, “pergi, “jatuh”. Bahkan, ia sudah bisa mengatakan kalimat sederhana, seperti “Papa pulang”, “Aku senang”.
Tahapan perkembangan bahasa anak di usia 2 tahun juga dapat dilihat dari kemampuannya dalam memahami kata tanya, “siapa,” “apa”, dan “di mana”. Meski begitu, si Kecil belum bisa menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.
Ia juga mulai menggunakan kata kepunyaan di usia 2 tahun, dan mulai memahami makna “milikku” dan “milikmu” pada tahun ketiga usianya nanti.
Di usia ini pula, si Kecil sudah mampu mengingat nama orang tua, keluarga, hingga nama binatang peliharaannya. Hebat ya, Ma?
3. Anak Usia 3-4 Tahun
Menginjak usia 3 tahun sampai 4 tahun, si Kecil sudah bisa diajak berkomunikasi dan bersosialisasi, Ma. Hal ini ditandai dengan kemampuan bahasa anak yang sudah makin membaik dan pemahaman kosakatanya yang semakin luas.
Ia sudah bisa mengenal 250 kata atau lebih, berbicara dengan kalimat sederhana yang berisi 3-4 kata, hingga mengingat nama temannya di sekolah.
Ketika sudah bersosialisasi dengan teman sekitar, si Kecil akan mulai mempertanyakan banyak hal kepada Mama. Ini karena rasa penasarannya semakin tinggi terhadap sesuatu hal, Ma. Oleh karena itu, Mama harus sabar menjawab setiap pertanyaan yang ada agar rasa ingin tahu si Kecil tidak berkurang seiring berjalannya waktu.
Di usia ini pula, si Kecil juga mulai bisa meminta sesuatu pada orang tuanya.
4. Anak Usia 4-5 Tahun
Memasuki usia 4 tahun menuju 5 tahun, tahapan perkembangan bahasa anak semakin baik, dilihat dari pelafalan dan pengucapan yang sudah sangat jelas. Anak sudah bisa membedakan banyak warna dan bentuk benda.
Sebagian kecil anak pada usia 4-5 tahun sudah bisa memberikan opini terhadap suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, hingga memberikan saran.
Ia juga mulai senang bercerita dan mampu menjawab pertanyaan tentang apa yang ia ceritakan. Kalimat yang dibuatnya semakin lengkap, memiliki subjek, predikat, dan keterangan yang tepat.
Baca Juga: 5 Cara Belajar Mengenal Huruf yang Efektif untuk Anak 1-3 Tahun
Cara Stimulasi Kemampuan Bahasa Anak Usia 1-5 Tahun
Perlu diingat, Ma. Perkembangan bahasa anak usia dini antara yang satu dan lainnya bisa berbeda-beda. Jadi, kemampuan bahasa anak yang dijelaskan di atas hanyalah berfungsi sebagai panduan, tapi bukan jadi sesuatu yang harus dimiliki setiap anak pada usia ini.
Maka itu, di sinilah tugas Mama dan Papa untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Selain melakukan permainan edukasi dan mendengarkan lagu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kemampuan bahasa anak, yakni:
1. Stimulasi Anak Usia 1-2 Tahun
Menghindari penggunaan bahasa bayi saat berbicara dengan anak bisa menjadi cara menstimulasi kemampuan bahasa anak usia 1-2 tahun.
Jadi, bila si Kecil menggunakan bahasa bayi yang salah, Mama jangan merasa perlu mengoreksinya. Cukup tanggapi dengan penggunaan kata yang tepat.
Selain itu, di usia ini ia mungkin masih mengandalkan gestur tubuhnya untuk berkomunikasi. Ketika anak sulit mengatakan apa yang diinginkan, ia akan menunjuknya.
Sebagai contoh, ia sangat rewel sambil menunjuk kulkas, Mama bisa mengatakan padanya “Adik mau makan buah? Atau mau minum jus?” sambil membuka kulkas.
Biarkan ia mengambil apa yang dia inginkan, lalu beri tahu si Kecil apa yang ia ambil, “Ini buah apel, sini Mama kupas dulu, ya.”
2. Stimulasi Anak Usia 2-3 Tahun
Jika anak sudah menginjak usia 2-3 tahun dan perkembangan bahasa ingin dilatih sejak usia dini, tahapan yang bisa dilakukan adalah mengajaknya membaca buku bersama.
Membacakan cerita kepada si Kecil sebanyak mungkin setiap harinya, ternyata terbukti dapat mendorong perkembangan bahasanya, lho.
Hal tersebut didukung oleh sebuah studi yang dimuat pada pada Journal of Literacy Research. Penelitian itu menemukan bahwa anak-anak bisa memiliki kosakata yang lebih banyak bila dibacakan buku cerita bergambar daripada mendengar ucapan orang dewasa.
Pada studi lainnya yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics mengungkapkan, membacakan satu buku tiap hari bisa membuat anak terpapar 1,4 juta kata lebih banyak dibandingkan anak-anak yang semasa kecilnya tidak pernah dibacakan cerita.
Mama bisa memintanya untuk memilih buku mana yang ingin dibacakan. Lalu, ajak ia ngobrol sejenak mengenai gambar-gambar di dalam buku. Misalnya, “Lihat, Dik! Kudanya lari sangat kencang. Lalu, di mana Si Kancil bersembunyi, ya?”
Interaksi yang menyenangkan ini bisa meningkatkan kemampuan sosial dan bahasa si Kecil serta membantunya memahami beragam hal ke depannya.
3. Stimulasi Anak Usia 3-4 Tahun
Perkembangan anak 3 tahun dari sisi komunikasi ini membuat anak dapat menjawab pertanyaan yang dimulai dengan siapa, apa, dan di mana. Jadi, Mama dan si Kecil sudah bisa berdialog secara bergantian. Pasti seru ya, bisa ngobrol banyak dengan si Kecil?
Nah, untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini, pancing anak bicara dengan memberinya pilihan sebagai tahapan awal. Pastikan pilihan yang Mama berikan sama baik dan bermanfaat.
Misalkan, “Adik mau berenang atau main sepeda?” Pancing anak untuk memberi alasan dari pilihan yang dia tentukan.
4. Stimulasi Anak Usia 4-5 Tahun
Untuk membantu tahapan perkembangan bahasa di usia dini berjalan dengan baik, American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak-anak di atas usia 2 tahun tidak menonton layar televisi dan gadget lebih dari 1 jam per hari.
Sebab, komunikasi yang dilakukan dengan gadget hanya satu arah, anak hanya mendengarkan tanpa berinteraksi dengan layar. Padahal, perkembangan bahasa anak perlu dilatih dengan interaktif.
Itulah tahap perkembangan bahasa anak di usia dini dan cara stimulasinya yang bisa Mama lakukan. Ingat ya, Ma, bekal pertama dan terbaik untuk menjadikan si Kecil jadi pemenang adalah stimulasi yang tepat. Lakukan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran untuk terus merangsang kemampuan si Kecil berkomunikasi dengan fasih.
Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini
Selain stimulasi, penting juga untuk dukung kecerdasan berbahasa si Kecil dengan susu kecerdasan otak anak.
Berikan susu mengandung nutrisi FOS:GOS dan DHA EPA yang membantu memperkuat imunitas dan mengoptimalkan perkembangan otak, menjadikannya nutrisi optimal untuk menyiapkan si Kecil jadi pemenang di masa depan.
Berikan susu tiga kali sehari untuk mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.
Semoga artikel ini dapat membantu ya, Ma!