Loading...
5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak - Nutriclub
Tumbuh Kembang

5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 02 November 2022


  • Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak​​​​​​​
  • Cara Mendeteksi Perkembangan Anak
  • Bagaimana Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak?

Genetik warisan orang tua adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi tumbuh kembang anak. Namun, di luar itu ternyata ada banyak lagi hal-hal lain yang ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.  Lalu, faktor apa saja yang penting untuk Mama ketahui dalam proses membesarkan dan mendidik si Kecil?

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak​​​​​​​

Penting untuk lebih dulu memahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan sebenarnya adalah dua hal yang berbeda.

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan karakteristik fisik yang membuat tubuh anak bertambah besar secara kasat mata. Pertumbuhan anak dapat dipantau dengan mengukur perubahan tinggi badan, berat badan, ukuran lingkar kepala, dan hal lainnya menggunakan alat ukur tertentu.

Sedangkan yang dimaksud perkembangan alias development adalah proses bertambahnya kecakapan atau skill anak untuk menuju kedewasaan dalam hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan tubuh, kematangan emosi dan mental, kecerdasan, kemampuan bicara dan bahasa, serta kemandirian dan bersosialisasi.

Namun meski keduanya berbeda, pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan, dan terjadi secara bersamaan. Proses tumbuh kembang anak terjadi secara progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam lajur yang berurutan sesuai umur.

Sebagai contoh, berat badan anak saat berusia 9 bulan bisa berkisar antara 6,5-10 kg dengan panjang badan sekitar 67-75 cm dan sudah dapat mengucapkan kata “mama” atau “papa”. Kemudian ketika anak umur 1 tahun beratnya akan mencapai 9-9,5 kg dan tingginya sekitar 70-78 centimeter. Dalam aspek perkembangannya, anak 1 tahun biasanya sudah bisa merespon ucapan orang sekitar sehingga akan lebih mudah diajak berkomunikasi dua arah.

Yuk, kenali lebih jauh berbagai faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah ini:

1. Genetik

Genetik orang tua atau faktor keturunan berperan paling besar untuk memengaruhi tumbuh kembang anak. 

Mulai dari karakteristik fisik anak seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut, hingga bahkan kecerdasan dan bakat. Jadi jika Mama atau Papa berperawakan tinggi, kemungkinan besar si Kecil juga akan mewarisi sifat ini dan nantinya menjadi tinggi.

Selain menentukan karakteristik fisik dan sifat, faktor genetik juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan anak. Ada sejumlah penyakit atau gangguan medis yang dapat diwariskan secara genetik dari orang tua ke anaknya, seperti alergi, diabetes, hingga autisme.

Ini karena genetik merupakan kombinasi “kode unik” yang dibawa oleh sel sperma Papa dan sel telur Mamauntuk membentuk janin.

Baca Juga: Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok Bisa?

2. Kecukupan Gizi dan Pola Makan

Selain genetik, nutrisi adalah pondasi paling mendasar yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketika anak bertumbuh kembang sesuai dengan umurnya, ini dianggap sebagai pertanda asupan nutrisinya memadai dan kesehatannya juga baik. Kenapa?

Nutrisi yang cukup diperlukan untuk pembentukan otak yang optimal, sehingga anak akan memiliki landasan yang kuat untuk untuk mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosio-emosional sepanjang masa kanak-kanak hingga dewasa nanti.

Anak dilahirkan memiliki 100 triliun sel otak yang disebut neuron. Selama tahun-tahun pertama kehidupannya, masing-masing neuron ini akan membentuk koneksi dengan neuron lain dengan sangat cepat. Hingga seiring waktu, koneksi antar sel saraf akan makin kuat dan makin banyak hingga jumlah jaringannya mencapai dua kali lipat.

Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang. Hal ini juga bisa diartikan bahwa semakin kuat struktur otak seorang anak menandakan kecerdasannya juga tinggi.

Baca juga: Pola Makan Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimal

Selama masa kanak-kanak, kekurangan gizi juga dapat menyebabkan anak-anak memiliki energi dan minat belajar yang lebih rendah yang berdampak negatif pada perkembangan kognitif dan kinerja akademik si Kecil.

Nutrisi yang cukup juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak, Ma. Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup nutrisi berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Sebagai contoh, kekurangan protein dan kalsium bisa membatasi pertumbuhan tinggi dan berat badan. Sementara, kekurangan seng, selenium, zat besi, tembaga, asam folat, dan vitamin A, B6, C, D, dan E dapat menurunkan respon imun.

Jadi, penting bagi Mama untuk memfokuskan pemenuhan gizi secara optimal terutama di 3 tahun pertama usia si Kecil guna mencegah masalah kekurangan nutrisi.

3. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh yang meliputi segala proses interaksi dan bentuk komunikasi antara orang tua dan anak ikut berkontribusi menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dari sisi fisik, kognitif, hingga mental. 

Ini karena orang tua adalah salah satu sosok yang paling penting dalam kehidupan awal anak-anak. Sejak lahir, anak-anak bergantung pada orang tua untuk mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang mereka butuhkan agar bisa tumbuh besar dengan baik juga sehat dan bahagia.

Pola asuh orang tua jugalah yang bisa menentukan sikap dan perilaku anak untuk bisa sukses di masa depan. Sebab, orang tua adalah panutan pertama anak. Anak berperilaku dan bereaksi dengan meniru orang tuanya. Itu kenapa, orang tua berperan penting dalam mendorong dan memotivasi anak-anaknya untuk belajar. 

Orang tua berkontribusi untuk mengembangkan fokus, konsentrasi, dan pengendalian diri pada anak-anak mereka. Di rumah, orang tua juga berperan untuk mengasah anak berpikir kritis, berempati, membuat koneksi, dan berkomunikasi.

Dengan orang tua yang suportif, seorang anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, terampil, dan tangguh. Selain itu, hubungan harmonis antara Mama dan Papa di rumah bisa juga mempengaruhi emosional anak jadi lebih baik.

4. Stimulasi

Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat untuk mengoptimalkan perkembangan anak, yang meliputi stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditori (pendengaran), taktil (sentuhan), dan sebagainya.

Stimulasi melalui bermain, membaca, bernyanyi, dan aktivitas sehari-hari lainnya membantu anak merangsang kemampuan otaknya sekaligus melatih gerak tubuh dan keterampilan inderanya. 

Hal ini karena stimulasi dari luar memicu aktivitas di otak untuk menciptakan koneksi listrik kecil yang disebut sinapsis. Jumlah stimulasi yang diterima anak secara langsung mempengaruhi berapa banyak sinapsis yang terbentuk.

Selain mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir dan berkomunikasi, stimulasi juga merangsang rasa ingin tahu dan keterampilan observasi anak.

Stimulasi yang berulang-ulang dan konsisten memperkuat hubungan-hubungan ini dan menjadikannya permanen.

Dengan kata lain, semakin banyak stimulasi yang si Kecil terima akan semakin kuat koneksi antar sel otaknya, sehingga kecerdasannya juga dinilai makin tinggi.

5. Lingkungan Tempat Tinggal Anak

Lingkungan sekitar anak juga menjadi faktor yang ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya di usia dini.

Lingkungan rumah yang sehat, tentram, dan nyaman sangat penting bagi seorang anak untuk bisa bertumbuh kembang dan belajar. Karena dengan berada di rumah yang sehat, anak bisa lebih percaya diri dan fokus mengasah keterampilan kognitif, bahasa, emosional, dan motoriknya dengan leluasa.

Lingkungan tempat tinggal yang baik dan layak huni juga bisa menjamin anak mendapatkan: 

  • Cinta dan kasih sayang seutuhnya dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk menciptakan ikatan yang erat.

  • Udara bersih.

  • Asupan yang bergizi.

  • Pakaian bersih.

  • Mendapatkan akses yang mudah dalam perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi, pengobatan, pemberian ASI, dan penimbangan yang teratur.

  • Fasilitas sanitasi lingkungan yang baik.

  • Tempat bermain dan rekreasi yang aman untuk anak bereksplorasi dan belajar.

Sebaliknya, lingkungan rumah yang bermasalah dapat berdampak buruk pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan rumah yang negatif selama tahun-tahun awal kehidupan anak dapat menyebabkan gangguan perkembangan, termasuk:

  • Kemampuan bahasa yang buruk.

  • Masalah perilaku.

  • Ketidaksiapan anak untuk masuk sekolah.

Cara Mendeteksi Perkembangan Anak

Itu tadi beberapa informasi terkait faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan bagaimana cara melakukan stimulasinya. 

Terkadang meski sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan kebutuhan mereka, masih saja ada hal-hal yang bisa menghambat anak tumbuh optimal. 

Mama bisa melakukan deteksi dini dengan mengecek perkembangannya secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau terdapat kesalahan dari proses tumbuh kembangnya. 

Setidaknya ada empat acuan yang digunakan dalam menilai perkembangan anak adalah:

  • Bahasa (kemampuan berbicara, mengikuti perintah).

  • Gerakan motorik halus (memotong, menulis).

  • Gerakan motorik kasar (pergerakan tubuh seperti berjalan dan berlari).

  • Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

Baca juga: Perkembangan Anak 2 Tahun, Sudah Bisa Apa Saja?

Bagaimana Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak?

Untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, anak perlu mendapatkan pengasuhan yang tepat. Artinya, anak bisa mendapatkan gizi yang cukup, jaminan kesehatan yang baik, merasa aman dan terlindungi, serta memiliki kesempatan untuk belajar sejak kecil. 

Anak yang diberikan stimulasi tepat dan terencana akan lebih cepat menunjukkan perkembangannya daripada anak yang tidak memperoleh stimulasi. Lalu, bagaimana ya memberikan stimulasi pada anak? Berikut penjelasan lengkap mengenai cara mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak:

1. Penuhi Kebutuhan Gizi Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat berkaitan dengan bagaimana Mama bisa mencukupi asupan nutrisinya sehari-hari. Dan seperti yang sudah dijelaskan di atas, seberapa baik kesehatan dan daya tahan tubuh anak akan sangat berpengaruh pada asupan nutrisinya juga. 

Jadi, ini artinya anak harus mendapatkan karbohidrat, lemak sehat, dan protein sebagai sumber utama kalori, vitamin dan mineral seperti kalsium serta fosfor, asam lemak esensial omega-3 dan omega-6, dan serat dalam jumlah yang seimbang setiap kali makan setiap hari. 

Namun selain dari menu makanan setiap hari, Mama bisa bantu cukupi asupan nutrisi Si Kecil dengan memberikan Nutrilon Royal 3 tiga kali sehari.

Susu Nutrilon Royal 3 diformulasikan lengkap dengan 12 vitamin dan 9 mineral penting yang mendukung tumbuh kembang dan daya tangkap optimal si Kecil untuk jadi pemenang di masa depan.

Susu Nutrilon juga diformulasikan dengan ACTIDUOBIO+, yaitu kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9 dan Omega 3 & 6 yang terbukti membantu perkuat daya tahan tubuh si Kecil di atas 1 tahun.

Prebiotik FOS:GOS 1:9 berfungsi untuk meningkatkan jumlah bakteri baik dan membantu menjaga kesehatan saluran cerna. Sementara itu, omega 3 & 6 berfungsi untuk mendukung perkembangan otak anak, termasuk perkembangan kognitif, proses pembelajaran, daya tangkap, memori, hingga kestabilan mood dan psikologis anak usia prasekolah.

Hasil riset pun membuktikan bahwa anak yang minum susu pertumbuhan dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 serta omega-3 dan omega-6 memiliki imun yang lebih bagus. Sebab, asupan prebiotik akan membantu koloni bakteri baik untuk merangsang produksi sel-sel imun yang ada di dalam perut. 

2. Ajak Anak Beraktivitas Fisik

Agar perkembangan anak semakin optimal, sering-seringlah ajak anak untuk beraktivitas fisik. Sebab seperti yang sudah dijelaskan di atas, kesehatan jasmani berhubungan erat dengan imun anak. Semakin anak aktif, sistem imunnya akan semakin menguat. Anak yang imunnya kuat dan tidak gampang sakit bisa bertumbuh kembang secara optimal.

Terlebih, Jonathan Kipnis, seorang ahli saraf di departemen ilmu saraf Fakultas Kedokteran Universitas Virginia, lewat penelitiannya dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa kumpulan sel T (sel imun) dalam sistem kekebalan ikut mempengaruhi proses berpikir dan meningkatkan kemampuan otak untuk belajar. Sel T tersebut juga melindungi selaput otak dari peradangan untuk menjaga fungsi otak tetap tajam.

Aktivitas fisik juga memberikan anak kesempatan untuk mengasah keterampilan motorik, kognitif, dan sosial-emosionalnya.

Jadi, cobalah ajak anak untuk terbiasa beraktivitas fisik seperti bersepeda, berenang, bermain di taman bermain, hingga misalnya daftarkan dirinya untuk ikut kursus gimnastik, dan lain sebagainya. Biarkan anak bergerak aktif dengan memanjat, berlari, berayun, melompat, atau berguling untuk melatih motorik kasar sekaligus menguatkan imunnya. 

Ingat, Ma, anak yang sehat dan bugar cenderung tumbuh lebih cerdas karena sistem imunnya juga bekerja merangsang otak bekerja sebaik mungkin. Tapi, jangan lupa untuk selalu awasi si Kecil ketika bermain untuk mencegahnya cedera, ya, Ma!

Baca Juga: Nutrisi untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Balita

3. Biarkan Anak Bermain dan Bereksplorasi

Bermain tidak hanya menyenangkan, tapi juga menjadi momen yang tepat untuk anak meningkatkan keterampilan sensori, kognitif, fisik, sosial, dan emosionalnya di usia dini. Melalui bermain, anak-anak belajar tentang dunia dan diri mereka sendiri.

Mereka juga mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan untuk belajar dan menjalin hubungan, seperti kepercayaan diri, empati, resiliensi, menghadapi dan memecahkan masalah, hingga cara berkomunikasi.

Berikut adalah beberapa permainan dan stimulasi untuk anak usia dini:

  • Nyanyikan lagu anak-anak berbahasa inggris yang melibatkan gerakan dan sentuhan. Misalnya, “Head Shoulders Knees and Toes”, “Are You Sleeping”, atau “Itsy bitsy Spider”

  • Bacakan buku-buku edukatif dan interaktif, misalkan buku ensiklopedia pop-up dan lift-the-flap. Mama juga bisa membacakan sebuah kata sambil menunjukkan gambarnya, kemudian minta anak untuk mengulangi ucapan Mama bersama-sama, atau mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang terjadi selanjutnya?”

  • Dorong anak untuk suka menggambar dan mencoret-coret, untuk melatih imajinasi dan keterampilan motorik halusnya. Menggambar dan mewarnai juga bisa membantu anak mengenal dan menghafal nama-nama warna.

  • Permainan sensori (sensory play), seperti bermain dengan pasir kinestetik, clay, atau bermain dengan air untuk membiasakan anak mengeksplor tekstur dan sensasi baru.

  • Ajak anak bermain peran dengan bantuan alat peraga sederhana seperti syal tua, tas tangan, atau pakaian.

4. Sering-Sering Diskusi dengan Anak

Di tiga tahun pertama usianya, si Kecil mungkin memang belum terlalu lancar bicara. Tapi ia sebetulnya sudah sedikit banyak memahami apa yang orang lain bicarakan padanya.

Jadi,  demi mengasah kemampuan bicara dan berbahasanya, sering-seringlah mengajak anak ngobrol tentang berbagai topik. Mengajak ngobrol anak juga membantunya mengasah rasa ingin tahu dan merangsang anak untuk berinisiatif memunculkan ide baru. 

Nah, bagi Mama yang ingin selalu update dengan informasi seputar pertumbuhan dan perkembangan anak, yuk daftarkan diri di MyNutriclub sekarang! Dapatkan materi konten-konten digital eksklusif Podcast, E-book hingga Kulwap yang disampaikan langsung oleh para ahli di bidangnya.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1 (Diakses 3 Oktober 2022)
     
  2. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-2 (Diakses 3 Oktober 2022)
     
  3. https://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/view/132/98 (Diakses 3 Oktober 2022)
     
  4. https://www.verywellfamily.com/biological-factors-affecting-child-development-2162219 (Diakses 3 Oktober 2022)
     
  5. https://www.momjunction.com/articles/environment-influence-on-child-growth_00332016/ (Diakses 5 Oktober 2022)
     
  6. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/stimulasi_tumbuh_kembang_anak_optimal.pdf (Diakses 5 Oktober 2022)
     
  7. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/10425/5811 (Diakses 5 Oktober 2022)
     
  8. https://www.healthlinkbc.ca/pregnancy-parenting/parenting-toddlers-12-36-months/toddler-growth-and-development/growth-and-1 (Diakses 5 Oktober 2022)
     
  9. Balasundaram P, Avulakunta ID. Human Growth and Development. [Updated 2022 Jan 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567767/
     
Artikel Terkait