Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
  • Home
  • Artikel
  • Produk
  • Tools
  • Berita dan Promo
  • Daftar
  • Upload struk
  • Science Camp
Bayi Tidak Merangkak, Normal Atau Perlu Khawatir? - Nutriclub
Tumbuh Kembang

Normalkah Jika Bayi Tidak Merangkak?

Article Oleh : Ashya Ravika 13 Januari 2023

Merangkak adalah keterampilan motorik kasar yang diperlukan bayi untuk belajar berjalan. Akan tetapi, normalkah jika bayi tidak merangkak tapi langsung jalan? Adakah dampaknya jika bayi melewati fase merangkak?

Temukan jawabannya di sini.

Apakah Normal Jika Bayi Tidak Merangkak?

Merangkak adalah proses belajar yang menyenangkan untuk si Kecil bisa berpindah tempat dan mulai menjelajah lingkungan sekitarnya. Umumnya bayi bisa merangkak di sekitar usia 7-10 bulan sebelum mulai belajar berdiri dan berjalan pada usia 11-12 bulan.

Namun menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak semua bayi pasti melalui tahap merangkak sebelum bisa berdiri dan berjalan. Jadi, masih tergolong wajar jika bayi tidak merangkak selama ia menunjukkan minat dan kemajuan dalam kemampuan menggunakan anggota tubuhnya untuk bergerak. 

Masing-masing bayi memiliki cara tersendiri untuk bergerak dan berpindah tempat. Ada yang bergerak dengan menggunakan bokong (atau yang sering kita sebut sebagai ngesot), ada juga yang berguling. Ada bayi yang lebih suka merayap, yaitu bergerak maju dalam posisi tengkurap dengan bagian dada dan perutnya tetap menyentuh permukaan lantai.

Ada pula beberapa bayi yang perkembangan motoriknya diawali dengan duduk dulu baru merangkak, tapi ada juga bayi merangkak baru dia bisa duduk.

Sekali lagi, semua perbedaan cara bergerak ini masih terhitung wajar jika si Kecil menunjukkan keterampilan orientasi dan mobilitas yang semakin baik.

Telah diteliti juga bahwa bayi yang langsung berjalan tanpa merangkak dulu menunjukkan perkembangan yang normal dan tidak ditemukan konsekuensi medis serius ketika mereka sudah lebih besar nantinya.

Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 8 Bulan dan Stimulasinya

Penyebab Bayi Tidak Merangkak

Ketika si Kecil terlihat tidak mulai coba merangkak dan tidak menunjukkan tanda kesiapan untuk merangkak, ada beberapa penyebab yang bisa Mama perhatikan. Bisa jadi, ada penyebab yang terjadi karena keadaan fisik si Kecil yang tidak memungkinkan ia untuk merangkak. Ada apa saja penyebabnya? Berikut penjelasannya.

  • Kaki bayi melengkung ke dalam. Dalam beberapa kasus, ada bayi yang lahir dengan kaki yang sedikit melengkung ke dalam. Ketika ia sudah menginjak umur di mana seharusnya ia siap untuk merangkak, kondisi kaki yang seperti ini dapat menghambat gerakannya untuk merangkak.

  • Kurang tummy time. Untuk bisa merangkak, pada umumnya bayi harus bisa tengkurap dulu dan ini bisa dilatih lewat sesi tummy time. Jika si Kecil jarang latihan tengkurap, bisa jadi ia cenderung lebih lambat memulai merangkak karena otot punggung dan lengan yang ia butuhkan untuk menopang badannya selama merangkak jadi kurang terlatih. 

  • Bayi lahir prematur. Bayi yang lahir prematur umumnya melewati tahap perkembangan yang sedikit berbeda daripada bayi lahir normal. Namun, ia akan bisa mengejar ketertinggalannya dengan stimulasi yang tepat.

  • Kondisi kesehatan atau sindrom genetik. Pada beberapa kasus, keterlambatan perkembangan bayi dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti sindrom Down (down syndrome), gangguan atau infeksi susunan saraf seperti cerebral palsy, spina bifida, dan sindrom Rubella, atau sindrom genetik langka seperti Pitt-Hopkins. 

Baca Juga: Apakah Normal Bayi 7 Bulan Belum Bisa Duduk?

Stimulasi untuk Membantu Bayi yang Tidak Merangkak

Jika si Kecil belum merangkak di rentang usia 8-10 bulan, Mama sebenarnya tak perlu panik. Ingatlah bahwa setiap bayi melalui tahapan perkembangan motorik yang berbeda-beda, dengan cara dan waktu mereka sendiri-sendiri. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri.

Pastikan Mama terus memberikan stimulasi yang tepat agar bayi bisa mulai belajar merangkak ketika ia sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan.

Apa saja stimulasi yang bisa dilakukan agar bayi cepat merangkak?

1. Sering-Sering Tummy Time

Seperti yang dijelaskan di atas, kurangnya latihan tummy time bisa membuat bayi merasa “asing” dengan posisi tengkurap yang menjadi dasar untuk merangkak. 

Tummy time dapat memperkuat otot lengan, torso, dan kaki si Kecil untuk bisa menopang berat badannya pada posisi merangkak.

Mama bisa membiasakan bayi berada dalam posisi tengkurap dan mengajaknya bermain dalam posisi tersebut selama beberapa menit setiap hari. Misalnya dengan memanggil namanya saat ia ditengkurapkan dan minta ia agar menghampiri Mama.

Tunjukkan juga gesture seperti melambaikan tangan atau menggoyang-goyangkan mainan untuk memancingnya bergerak maju mendekati Mama.

2. Contohkan Gerakan Merangkak

Selama sedang tummy time, Mama juga bisa mencontohkan gerakan merangkak supaya si Kecil mau meniru dan bersama-sama melakukannya. 

Dengan meniru, tanpa disadari ia pun akan terbiasa dengan gerakan merangkak dan lebih cepat bisa melakukannya.

Jangan lupa sediakan tempat latihan yang aman dan nyaman untuk si Kecil bergerak. Misalnya dengan menggelar playmat sebagai alas atau melindungi tembok dengan bantal-bantal besar yang empuk agar si Kecil terhindar dari kemungkinan terantuk dan cedera. 

3. Kurangi Kebiasaan Menggendong

Stimulasi terbaik untuk membuat si Kecil belajar merangkak adalah dengan membiarkannya bergerak bebas di lantai. Pasalnya, jika si Kecil kurang bergerak ia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan otot yang dibutuhkan untuk merangkak.

Maka, cobalah untuk mulai mengurangi kebiasaan menggendong bayi atau menaruhnya di baby bouncer.

Waspadai Ciri-Ciri Keterlambatan Perkembangan pada Bayi

Menurut IDAI, masih wajar jika bayi tidak merangkak tapi menunjukkan minat atau kemajuan dalam hal menggunakan anggota tubuhnya untuk langsung mencoba berdiri, merambat, atau bahkan berjalan. 

Namun, Mama juga harus memperhatikan tanda-tanda bahaya alias red flags pada perkembangan motorik anak.

Beberapa red flags perkembangan anak menurut IDAI yang perlu diwaspadai di antaranya adalah:

  • Bayi terlihat enggan bergerak sedikit pun.

  • Bayi bergerak hanya mengandalkan salah satu sisi tubuhnya saja.

  • Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan.

  • Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan.

  • Hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot.

  • Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh.

  • Adanya gerakan yang tidak terkontrol.

Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu aspek saja, misalnya keterlambatan pada perkembangan motorik kasar tapi tidak ada masalah pada ranah lain seperti perkembangan bahasa atau perkembangan kognitifnya. Jadi, seorang bayi mungkin terlambat merangkak dan berjalan tapi sudah bisa babbling.

Baca Juga: 5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Menurut IDAI, seorang anak umumnya dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay ketika ia menunjukkan keterlambatan yang serius pada dua aspek tumbuh kembang atau lebih, misalnya keterlambatan berjalan dan bersosialiasi atau keterlambatan kognitif dan keterlambatan bicara.

Jadi jika bayi tidak merangkak dan juga disertai oleh satu atau lebih tanda-tanda di atas, atau mungkin ada tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya jangan tunda memeriksakan si Kecil ke dokter spesialis anak.

Mama juga bisa memperkaya wawasan terkait perkembangan si Kecil di setiap fase pertumbuhannya dengan mendengarkan Podcast yang materinya diberikan langsung oleh ahli di bidangnya.

  1. FDNA Health. https://fdna.health/knowledge-base/why-does-my-baby-have-a-crawling-delay/ Diakses pada 12 Oktober 2022
  2. Babygaga. https://www.babygaga.com/10-normal-reasons-baby-might-not-be-crawling-and-5-reasons-to-worry/ Diakses pada 12 Oktober 2022
  3. Parents. https://www.parents.com/baby/development/crawling/baby-physical-growth-delayed-crawling/ Diakses pada 12 Oktober 2022
  4. Mother. https://www.mother.ly/baby/baby-milestones/when-baby-doesnt-crawl/ Diakses pada 12 Oktober 2022
  5. First Cry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/baby-not-crawling-causes-and-tips-to-help-them/ Diakses pada 12 Oktober 2022
  6. Healthline. https://www.healthline.com/health/parenting/teaching-baby-to-crawl#How-can-I-help-my-baby-learn-to-crawl?. Diakses pada 10 November 2022.
  7. VeryWell. https://www.verywellfamily.com/at-what-age-will-your-baby-start-to-crawl-5085117. Diakses pada 10 November 2022.
floating-icon