Perkembangan motorik bayi adalah salah satu aspek milestone yang perlu Mama pantau dengan lebih jeli. Perkembangan motorik penting untuk tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Apa Itu Keterampilan Motorik?
Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh, seperti kepala, bibir, lidah, tangan, kaki, dan jemari. Motorik dibagi dua, yaitu motorik kasar dan halus.
Motorik kasar melibatkan gerakan otot besar seperti menendang, merangkak, atau mengangkat kepala.
Sedangkan, motorik halus mencakup gerakan otot kecil seperti gerakan memegang balok atau gerakan menjimpit.
Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 Bulan
Berikut adalah tahapan perkembangan motorik kasar bayi 0-12 bulan yang perlu Mama ketahui:
1. Bayi Usia 0-4 Bulan: Mengangkat kepala
Bayi mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat, lalu meningkat menjadi 90 derajat di usia 3-4 bulan. Kemampuan ini menandakan otot lehernya makin kuat.
Bayi di rentang usia ini juga mungkin sudah bisa mengangkat dadanya sedikit di atas lantai.
2. Bayi Umur 4-6 Bulan: Tengkurap dan Berguling
Idealnya, bayi bisa tengkurap di usia 4 bulan. Ia akan lebih dulu mencoba belajar berguling dengan mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang, kemudian berbalik tengkurap.
Di usia 6 bulan, bayi sudah bisa menggulingkan tubuh dari posisi telentang ke tengkurap, dan sebaliknya dengan lebih lincah.
Baca Juga: 6 Cara Stimulasi yang Tepat untuk Bayi 1 Bulan
3. Bayi Umur 7-9 Bulan: Belajar Duduk
Si Kecil mulai mencoba duduk dengan memiringkan badannya, kemudian belajar menggunakan lengan untuk menopang badannya. Umumnya, ia bisa duduk sendiri tanpa bantuan di usia 6 bulan.
4. Bayi Umur 8-10 Bulan: Merangkak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, bayi umumnya akan merangkak saat ia memasuki usia 8-10 bulan.
Merangkak pun menjadi cara untuknya berpindah tempat, sebelum akhirnya ia belajar berdiri dan berjalan pada usia 11-12 bulan.
5. Bayi Umur 9-12 Bulan: Belajar Berdiri dan Merambat
Perkembangan motorik bayi ini biasanya menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu para Mama.
Bayi mulai berdiri dengan berpegangan pada benda kokoh seperti perabot atau tangan seseorang. Ini biasanya terjadi antara usia 9-12 bulan.
6. Bayi Umur 12-18 Bulan: Belajar Berjalan
Rata-rata bayi bisa berjalan sendiri atau ditatih pada usia 12–18 bulan. Jika belum berjalan di atas 18 bulan, sebaiknya konsultasi ke dokter.
Mama perlu konsultasikan ke dokter jika bayi belum bisa berjalan saat umurnya lebih dari 18 bulan.
Baca Juga: 8 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi 2 Bulan
Perkembangan Motorik Halus Bayi Usia 0-12 Bulan
Perkembangan motorik bayi selanjutnya adalah motorik halus. Berikut adalah tahap perkembangan motorik halus pada bayi usia 0-12 bulan:
1. Bayi Usia 0-6 Bulan: Menggenggam Mainan
Bayi baru lahir sampai usia 4 bulan punya refleks alami untuk menggenggam benda di tangannya.
Saat usia 5-6 bulan, ia mulai bisa meraih mainan dan memungut benda kecil. Jadi, penting untuk menjaga agar tidak ada yang masuk ke mulutnya untuk mencegah tersedak.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Mainan untuk Stimulasi Bayi Usia 1-2 Bulan
2. Bayi Usia 6-12 Bulan: Menunjuk dan Tepuk Tangan
Di usia 7-8 bulan, bayi sudah bisa menggenggam dua benda sekaligus, serta memukul-mukul kedua benda tersebut.
Saat 9-12 bulan, ia mulai bisa menunjuk, bertepuk tangan, makan sendiri, hingga memberikan benda kepada orang lain.
Bila mengkhawatirkan keterlambatan perkembangan motorik bayi, Mama bisa berkonsultasi langsung dengan tim Nutriclub Expert Advisor, gratis!
Cara Melatih Motorik Bayi
Agar perkembangan motorik si Kecil berjalan sesuai dengan usianya, ini berbagai cara melatih motorik halus dan kasar pada bayi:
1. Tummy Time
Tummy time adalah kegiatan menelungkupkan bayi saat ia terjaga untuk memperkuat otot leher, kepala, dan tubuh bagian atas.
Bila bayi kurang nyaman, Mama bisa melakukannya di dada atau paha untuk mengurangi tekanan di perutnya.
Gunakan suara, sentuhan, atau mainan untuk menarik perhatiannya agar tetap senang saat tummy time. Lakukan secara bertahap mulai dari 1-2 menit hingga 10-15 menit beberapa kali sehari.
2. Sering-Sering Eye Contact
Kontak mata dapat membantu melatih kontrol kepala bayi sekaligus memperkuat otot lehernya.
Aktivitas ini juga bermanfaat bagi perkembangan motorik bayi karena melibatkan gerakan kepala mengikuti pandangan Mama.
Selain itu, tatapan dan interaksi seperti senyum atau balasan suara juga mendukung kemampuan berkomunikasi sejak dini.
3. Bergerak Mengikuti Musik
Mengajak bayi bergerak mengikuti musik membantu mengasah koordinasi tubuh dan indera pendengarannya.
Menggoyang-goyangkan mainan atau bernyanyi bisa mendorong respons motorik bayi secara alami. Ini sangat baik untuk mendukung perkembangan motorik bayi sejak usia dini.
4. Biarkan Bayi Menggapai Mainannya
Stimulasi motorik bayi yang juga mudah dilakukan adalah mendorong bayi untuk meraih mainan dengan mendekatkannya ke tangannya secara bergantian.
Aktivitas ini melatih kemampuan motorik halus seperti membuka dan menutup tangan.
Baca Juga: Mengenal Wonder Week pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
5. Gunakan Cermin
Cermin dapat menjadi mainan untuk melatih motorik bayi. Gunakan cermin untuk melatih gerak tubuh bayi saat tummy time.
Saat melihat bayangannya, bayi terdorong untuk mengangkat kepala dan tubuh bagian atas.
Cara ini memperkuat otot tubuh dan mendukung perkembangan motorik bayi, terutama bagian atas.
6. Bermain Cilukba
Permainan cilukba bukan hanya menyenangkan, tapi juga bermanfaat untuk melatih otot tangan dan tubuh bayi.
Saat meniru gerakan Mama, bayi terdorong melakukan gerakan seperti mendorong tubuh ke atas.
Cilukba sangat membantu stimulasi motorik bayi, terutama untuk kekuatan tangan dan punggung.
7. Tunjukkan Macam-Macam Warna
Warna-warna cerah merangsang penglihatan bayi dan membuatnya tertarik untuk meraih atau menyentuh objek.
Ini merupakan bagian dari stimulasi visual yang juga sekaligus mendukung koordinasi mata dan tangan bayi. Perkenalkan warna secara bertahap sesuai usia bayi.
8. Biasakan dengan Pemandangan Berbeda
Biasakan bayi melihat berbagai sudut pandang dengan berpindah tempat atau digendong dalam posisi berbeda, misalnya di bahu.
Saat bayi melihat lingkungan dari posisi tegak, ia sekaligus bisa belajar menstabilkan kepala.
Waspada Keterlambatan Perkembangan Motorik pada Bayi
Keterlambatan perkembangan motorik bisa terjadi karena faktor genetik dan lahir prematur.
Selain itu, perkembangan motorik bayi terhambat karena kondisi medis seperti cerebral palsy, spina bifida, distrofi otot, fragile X syndrome, dan dyspraxia.
Mama bisa mengecek keterlambatan dengan memperhatikan apakah si Kecil sudah mencapai kemampuan sesuai usianya.
Jika bayi belum bisa duduk saat usia 9 bulan, ini bisa jadi tanda bahaya dan sebaiknya segera konsultasi ke dokter tumbuh kembang.
Mama butuh panduan lengkap dalam memaksimalkan perkembangan motorik bayi? Yuk, download e-book Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama untuk mendampingi Mama dalam merawat si Kecil!