Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan dan Bagaimana Cara Melatihnya?

Tumbuh Kembang

Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan dan Bagaimana Cara Melatihnya?

Article Oleh : Mauliyana Puspa Adityasari 10 Juli 2023

Sebagai orang tua, Mama ingin kemampuan bayi sesuai dengan usianya, termasuk juga kemampuan berjalan. Jika sebelumnya ia sudah mahir berguling, tengkurap, dan merangkak, pasti Mama penasaran dan bertanya-tanya, di umur berapa bayi bisa jalan? 

Untuk bisa berjalan sendiri, sebetulnya si Kecil harus melalui berbagai tahapan dulu sampai ia siap melakukan langkah pertamanya, Ma. Nah untuk mengetahui penjelasannya, mari kita cari tahu bersama umur berapa bayi bisa berjalan dan bagaimana cara melatihnya.

Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan?

Pada dasarnya, kemampuan berjalan merupakan proses yang sangat panjang. Sebelum bayi mencapai tahap berjalan, mereka perlu mengembangkan kekuatan dan keterampilan penting seperti mengontrol otot, keseimbangan, dan koordinasi gerak.

Sebagian besar bayi akan mulai mengambil langkah pertamanya antara usia 9 hingga 15 bulan. Lalu, umumnya bayi dapat berjalan dengan lancar pada rentang usia 15 hingga 18 bulan.

Selama tahun pertama kehidupan si Kecil, ia akan aktif melatih koordinasi dan kekuatan otot di seluruh tubuhnya. Pada tahap awal ini, bayi umumnya akan belajar berguling, duduk, dan merangkak sebelum kemudian mengembangkan kemampuan untuk menarik diri dan berdiri.

Setelah mencapai tahap tersebut, yang paling penting adalah membangun kepercayaan diri dan keseimbangan. Akan ada suatu masa di mana si Kecil mungkin berdiri dengan berpegangan pada sofa dan kemudian dengan hati-hati mengambil langkah pertamanya menuju pelukan Mama.

Bisa dibilang langkah pertama si Kecil adalah langkah besar pertama menuju kemandirian dan eksplorasi dunia yang lebih luas.

Baca Juga: 12 Cara Stimulasi Bayi 9 Bulan untuk Dukung Tumbuh Kembangnya

Tahapan Bayi Belajar Jalan

Untuk dapat berjalan, bayi memerlukan kekuatan otot, keseimbangan, dan kemampuan untuk memahami tubuhnya. Proses mengembangkan keterampilan ini berlangsung secara bertahap selama tahun pertama kehidupannya.

Dimulai dari usia 2 bulan, bayi akan mendapatkan kontrol leher dan belajar mengangkat kepalanya saat posisi tengkurap. Pada usia ini, Mama bisa dorong si Kecil memperbanyak tummy time untuk memperkuat otot-ototnya yang kelak akan digunakan untuk berguling, duduk, merangkak, dan berjalan.

Menginjak bulan ke-3, bayi sedang aktif membangun koordinasi motoriknya. Ia mulai meraih objek yang dapat membantu memperoleh pemahaman tentang tubuhnya. Keterampilan ini sangatlah penting untuk mempertahankan keseimbangan saat berjalan. 

Selanjutnya antara bulan ke-7 hingga ke-10, bayi mulai bisa merangkak. Cara merangkaknya pun beragam. Ada yang merayap dengan perut, meluncur dengan pantat, dan ada pula yang menggunakan lengan untuk menggerakkan tubuhnya. 

Saat mencapai usia 9 bulan atau 10 bulan, ia akan mulai mempelajari cara menekuk lutut dan duduk setelah berdiri. Proses ini melibatkan koordinasi dan kekuatan otot, di mana bayi harus belajar mengendalikan gerakan tubuh mereka dengan lebih baik.

Setelah menguasai posisi berdiri, bayi akan mulai berpindah dari satu perabot rumah ke perabot rumah lainnya untuk mendapatkan dukungan. Bahkan, ia mungkin dapat melepaskan pegangannya dan berdiri tanpa bantuan selama beberapa detik.

Saat belajar melangkah, bayi juga mungkin akan mulai membungkuk dan berjongkok. Setelah bisa melakukannya, si Kecil akan bisa mengambil mainan dari posisi berdiri.

Pada awalnya, ia mungkin akan mengambil langkah sambil memegang tangan Mama atau dengan bantuan mainan seperti push walker. Seiring berjalannya waktu, bayi akan mulai berjalan secara mandiri.

Baca Juga: Normalkah Jika Bayi Tidak Merangkak? 

Cara Stimulasi Bayi agar Cepat Jalan

Pada dasarnya, masing-masing anak memiliki cara dan kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Jadi, Mama dan Papa tak perlu terlalu khawatir bila si Kecil belum bisa berjalan. Namun, ada banyak cara yang dapat Mama lakukan untuk mendorong si Kecil dalam mengambil langkah pertama tersebut.

Berikut ini ragam cara stimulasi agar bayi cepat jalan yang bisa Mama coba praktikkan di rumah.

1. Main Bersama Si Kecil

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari bermain bersama si Kecil. Selain menciptakan bonding antara Mama dan bayi, bermain bersama dapat membantu ia merasa lebih aman dan terlindungi.

Tentunya ini akan memberikan si Kecil rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam menjelajahi lingkungan sekitarnya. Saat merasa didukung dan dilindungi, ia akan lebih berani mengeksplorasi dan mengambil langkah pertama mereka dalam belajar berjalan.

2. Dorong Bayi untuk Bergerak

Stimulasi selanjutnya yaitu mendorong bayi untuk lebih banyak bergerak. Salah satu cara yang bisa Mama lakukan yaitu berlutut di depan si Kecil, kemudian mengulurkan tangan Mama dan mendorongnya untuk datang ke arah Mama.

Hal ini dapat memberikan bayi kesempatan untuk mengembangkan keseimbangan dan koordinasi geraknya serta meningkatkan percaya diri si Kecil saat mengambil langkah pertamanya.

Baca Juga: Kenali Masalah Keseimbangan pada Balita

3. Perbanyak Waktu Bermain di Lantai

Ada beberapa alasan mengapa si Kecil mungkin tidak dapat berjalan. Salah satunya yaitu kurangnya kesempatan untuk berlatih seperti terlalu sering menggunakan stroller atau kursi dorong bayi, atau sering digendong.

Oleh karena itu, penting memberikan waktu bagi bayi untuk bermain di lantai, sehingga ia dapat mengembangkan keterampilan motoriknya.

Namun, perlu untuk memastikan area bermain aman dan bebas dari benda-benda berbahaya. Mama juga dapat mengatur furnitur seperti sofa, meja, atau kursi agar si Kecil dapat merambat dan berjalan sambil berpegangan.

4. Berikan Pujian

Penting untuk memberikan pujian kepada bayi ketika ia mencoba melangkah atau mengalami kemajuan saat berlatih, karena hal ini berperan dalam membangun rasa percaya diri si Kecil.

Bayi akan merasakan termotivasi sehingga ia akan terus mencoba dan mengembangkan kemampuannya. Ini jadi salah satu tahap penting dalam perjalanan perkembangan bayi, di mana si Kecil merasa bangga dengan kemampuan yang ia miliki.

Baca Juga: Keterampilan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun dan Stimulasinya

5. Pastikan Area Bermain Aman

Saat belajar berjalan, akan ada waktunya si Kecil terjatuh. Kehadiran Mama penting untuk membantu si Kecil bangkit kembali setelah jatuh. Maka dari itu, menciptakan area bermain yang aman dan nyaman untuk si Kecil tidak kalah penting agar ia dapat bergerak dengan bebas dan tanpa khawatir.

Pastikan bahwa area bermain bebas dari benda-benda berbahaya seperti benda tajam, benda-benda berukuran kecil yang bisa masuk ke dalam mulut, dan kabel listrik untuk menghindari potensi bahaya.

6. Pegang Tangan Si Kecil

Mama dapat memberikan stimulasi kepada bayi untuk melangkah dengan cara berjalan bersama sambil memegang tangannya. Dengan cara ini, Mama memberikan dukungan fisik dan kepercayaan kepada si Kecil untuk belajar berjalan.

Berjalan bersama juga memperkuat ikatan antara Mama dan si Kecil serta memberikan rasa aman pada bayi saat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.

7. Gunakan Mainan Dorong

Mama dapat memberikan si Kecil mainan dorong atau push walker yang dirancang khusus untuk membantu menjaga keseimbangan saat bayi belajar berjalan. Mainan ini biasanya memiliki pegangan atau roda yang stabil sebagai genggaman bayi saat melangkah. 

Namun, sebaiknya hindari penggunaan baby walker ya, Ma. Meskipun baby walker mungkin terlihat menarik, penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan otot dan meningkatkan risiko cedera pada bayi.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menjelaskan bahwa penggunaan baby walker berisiko memperlambat perkembangan motorik dan menghambat perkembangan tulang belakang sehingga dapat memengaruhi keseimbangan dan postur bayi saat berdiri. 

Sebab, bila menggunakan baby walker, bayi justru akan lebih sering berdiri atau berjinjit dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otot tegang dan mengajarkan bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menambahkan, penggunaan baby walker justru dapat mengurangi keinginan anak untuk berjalan, Ma karena ia merasa ada “alternatif” yang bisa membuatnya lebih mudah mudah tanpa perlu menggunakan tenaga.

Selain itu, penggunaan baby walker lama-lama juga dapat mengganggu kerja otot tungkai atas (paha) dan pinggul si Kecil. Padahal, tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk ia bisa berjalan dengan seimbang.

8. Berikan Si Kecil Tantangan

Setelah si Kecil sudah mahir menguasai keterampilan berjalan di permukaan yang datar, Mama dapat memberikan tantangan dengan mengajaknya untuk berjalan naik-turun atau melangkah di permukaan yang tidak rata.

Tantangan tersebut akan membantu mengembangkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot pada bayi. Namun, pastikan Mama tetap mengawasi dan mendampingi si Kecil saat melakukan aktivitas ini, ya.

Tanda Bayi Terlambat Berjalan (Delayed Walking) yang Perlu Diwaspadai

Penting untuk Mama ketahui bahwa setiap bayi akan bertumbuh kembang dalam kecepatan dan caranya sendiri-sendiri. 

Akan tetapi, jika si Kecil belum bisa melakukan langkah pertamanya seperti anak-anak sepantaran usianya, bisa jadi ini pertanda anak mengalami terlambat berjalan atau delayed walking. 

Lalu, kapan bayi dikatakan terlambat berjalan? Umumnya, seorang anak bisa dikatakan mengalami delayed walking apabila umurnya sudah lebih dari 18 bulan tapi belum bisa melangkahkan kakinya. 

Di luar itu, menurut IDAI, bayi mungkin dicurigai mengalami keterlambatan berjalan apabila menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: 

  • Ketika tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh.

  • Tubuh kaku dengan bahu dan kepala dilempar ke belakang pada saat akan diposisikan duduk.

  • Batang tubuh dan kedua tungkai lemas. 

  • Kedua kaki diangkat saat anak akan diberdirikan (anak tidak mau menapakkan kaki di lantai).

  • Duduk menumpu pada tulang ekor.

  • Duduk dengan tungkai posisi “W’’.

  • Anak berdiri pada saat ditarik ke arah duduk dari posisi berbaring.

  • Pada saat anak diminta posisi berdiri, lututnya cenderung menekuk atau melengkung ke belakang.

Penyebab bayi mungkin mengalami terlambat berjalan karena kurang dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Misalnya, jarang diajak beraktivitas fisik dan anak terlalu sering digendong. Akibatnya, otot-otot anak belum kuat untuk bisa berjalan sendiri dengan baik.

Namun jika stimulasi dari keluarga sudah tepat dan sesuai, IDAI mengemukakan penyebab anak terlambat berjalan bisa jadi karena kondisi medis yang mendasari. Contohnya, masalah asupan nutrisi, down syndrome, cerebral palsy, atau masalah pada saraf tepi (sambungan otot-saraf), otot dan rangka, dan gangguan pada fungsi jantung dan parunya.

Kondisi seperti hipotonia (tonus otot yang menurun) dan hipertonia (tonus otot yang tinggi) juga dapat menyebabkan anak kesulitan berjalan, karena masalah pada otot tubuh membuat si Kecil kurang bisa mengontrol keseimbangan tubuhnya.

Oleh sebab itu, jika Mama dan Papa khawatir dengan perkembangan bayi yang belum bisa berjalan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penyebabnya.

Mama juga bisa download E-Book 1000 HPK untuk bantu kawal pertumbuhan si Kecil dan optimalkan masa emasnya dengan stimulasi aktivitas rekomendasi para ahli!

comment-icon comment-icon