- Pembahasan dalam artikel :
- Mengenal Kecerdasan Kinestetik
- Ciri-ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
- Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pernahkah Mama melihat si Kecil yang tidak bisa duduk diam di meja saat membaca atau ketika sekadar mewarnai? Ia mungkin suka berjalan-jalan di tengah sesi mewarnainya atau menggerak-gerakkan kakinya saat sedang membaca buku. Ini bukan berarti si Kecil sulit fokus, lho! Bisa jadi, ia merupakan anak yang memiliki kecerdasan kinestetik.
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari 8 kecerdasan majemuk (8 Winning Skills) yang dimiliki anak.
Mengenal Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan anak untuk mengkoordinasikan pikiran dengan kemampuan untuk memanipulasi objek menggunakan anggota gerak tubuhnya. Tipe kecerdasan satu ini juga memungkinkan anak untuk lebih mudah memahami ketepatan tempo dalam bergerak.
Kecenderungan anak untuk suka bergerak juga berfungsi sebagai bantuan untuk mengingat. Secara otomatis, tubuh anak dengan tipe kecerdasan ini akan mencari objek untuk disentuh dan dimanipulasi saat mempelajari sesuatu.
Umumnya, anak-anak yang memiliki kecerdasan kinestetik lebih terampil dalam kegiatan yang melibatkan koordinasi tubuh dan pikiran, seperti menari, sepak bola, berenang, berkuda, melukis, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Anak dengan kecerdasan kinestetik sangat suka bergerak. Mereka menggunakan badannya untuk mempelajari dan menyerap berbagai informasi baru sehingga sangat mudah untuk mengidentifikasi anak dengan kecerdasan kinestetik.
Umumnya anak-anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki ciri berikut:
1. Cepat Ingat Pola Gerakan
Memori otot adalah kemampuan untuk mengulang suatu gerakan spesifik dengan tingkat akurasi yang yang baik. Kemampuan ini didapatkan dari melakukan latihan secara berulang.
Di sini otak si kecil akan menyimpan “blueprint” bagaimana sebuah gerakan harus dilakukan sehingga ia menjadi ahli dan dapat secara otomatis melakukan gerakan tertentu.
Hal ini umumnya membuat anak dengan kecerdasan kinestetik cepat menguasai gerakan-gerakan baru, misalnya saat belajar menari atau gerakan bela diri tertentu.
Bahkan terkadang anak dengan kecerdasan kinestetik yang tinggi dapat secara langsung menirukan tarian yang dilihatnya tanpa perlu diajari satu-persatu detail gerakan yang harus dilakukan.
2. Tangan yang Terampil
Anak dengan kecerdasan kinestetik umumnya memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik.
Itulah alasan mengapa si Kecil sangat menguasai dan menikmati kegiatan yang melibatkan tangan dan matanya untuk membuat berbagai karya seperti merajut, melukis, meronce kalung, dan lain sebagainya.
3. Suka Berolahraga
Apabila si Kecil termasuk ke dalam kategori anak dengan kecerdasan kinestetik, ia akan secara alami memiliki kemampuan motorik kasar yang baik.
Motorik kasar sendiri merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan otot-otot besar yang berada di lengan, kaki, dan toro untuk melompat, berlari, melempar, berguling, dan lain sebagainya
Berbagai macam gerakan tersebut digunakan oleh si Kecil dalam menjalankan berbagai aktivitas olahraga dengan presisi yang baik. Keterampilan motorik kasar dipadukan dengan memori otot yang baik akan menghasilkan gerakan atletis dengan cemerlang.
Itulah yang membuat anak dengan kemampuan kinestetik pintar berolahraga.
4. Learning by Doing
Mama akan mendapati si Kecil kebosanan saat mendengarkan orang lain menjelaskan panjang dan lebar. Rasa bosan tersebut kemudian akan membuat si Kecil bergerak-gerak tidak tenang di tempat duduk atau berakhir dengan berjalan-jalan mengitari kelas.
Bukan hanya kebosanan, si Kecil pun kesulitan dalam menerima informasi baru yang hanya disampaikan secara verbal dan visual sehingga ia tampak seperti anak yang kurang cemerlang.
Padahal kesalahannya bukan terletak pada anak. Si Kecil adalah anak yang cerdas, hanya cara belajarnya saja yang kurang tepat.
Agar dapat belajar dengan baik, Mama atau guru di sekolah perlu melibatkan si Kecil dalam proses belajar secara aktif dan memfasilitasi si Kecil dengan berbagai eksperimen yang dapat ia coba sendiri.
Cara Mengoptimalkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Anak-anak dengan gaya belajar kinestetik perlu mendapatkan kesempatan untuk bergerak dan merasakan dengan indra peraba apa yang sedang mereka pelajari agar dapat fokus dengan lebih baik. Oleh karena itu, Mama dapat memfasilitasi si Kecil untuk:
1. Belajar di Luar Ruangan
Duduk diam di dalam ruangan merupakan hal sangat menyiksa untuk si Kecil yang memiliki kecerdasan kinestetik.
Untuk menyiasatinya, Mama dapat mengajak si Kecil untuk belajar di luar ruangan. Gelar tikar piknik di atas rumput kemudian ajak anak mempelajari sesuatu sambil merasakan tekstur rumput atau bebatuan yang ada di bawahnya menggunakan tangan.
2. Field Trip
Selain belajar di luar ruangan, Mama juga bisa mengajak anak pergi field trip sehingga anak dapat belajar sembari menyentuh langsung atau mempraktekkan langsung apa yang sedang dipelajari.
Misalkan Mama mengajak si Kecil ke kebun binatang untuk mempelajari perbedaan tentang hewan karnivora dan hewan herbivora. Saat berkeliling melihat rusa, Mama dapat mengajak anak untuk berpartisipasi memberikan wortel dan kangkung sambil menjelaskan bahwa rusa adalah hewan herbivora.
“Adik lihat rusanya makan wortel dan kangkung. Mereka lahap sekali ya makannya? Karena rusa sukanya makan sayur makanya ia disebut sebagai hewan herbivora.”
3. Bermain Peran
Kegiatan bermain peran atau role-playing memberikan kesempatan pada si Kecil untuk merasakan dan mempraktikkan secara langsung hal-hal yang sedang dipelajari dan kemudian direfleksikan bersama.
Ada berbagai macam skenario yang dapat Mama mainkan bersama anak, contohnya belajar tentang pentingnya
4. Berolahraga
Mama dapat memenuhi kebutuhan gerak si Kecil dengan mengajaknya menari dan berolahraga.
Pasang lagu kesukaan si Kecil dan menari bersama di ruang tengah dengan gerakan bebas atau ajak si Kecil untuk menciptakan koreografi sendiri yang dihafalkan bersama Mama.
Apabila si Kecil menunjukkan ketertarikan khusus pada kegiatan menari, Mama dapat mendaftarkan si Kecil untuk kursus balet atau tari tradisional.
Begitu pula dengan olahraga. Mama bisa mengajak si Kecil bermain bulu tangkis, berenang, main basket, atau sekedar mengadakan lomba lari spontan dengan teman-teman di playground.
Sedangkan, untuk memaksimalkan kegiatan olahraga si Kecil dan agar ia melakukannya dengan teknik yang tepat Mama dapat mendaftarkannya ke klub olahraga yang sesuai dengan minat si Kecil.
Bergabung bersama klub olahraga dan sanggar tari bisa saja membuka jalan karir si Kecil sebagai atlet atau balerina profesional di masa depan.
5. Melakukan Eksperimen
Mempelajari teori lewat penjelasan verbal seperti menghafal atau membaca saja akan “masuk kuping kanan keluar kuping kiri” bagi si Kecil. Untuk itu, Mama perlu menyiapkan simulasi atau eksperimen sederhana yang dapat dilakukan bersama-sama dengan si Kecil.
Misalkan Mama mau mengajarkan pentingnya cuci tangan dan bagaimana cara sabun bekerja membunuh kuman yang ada di tangan.
Mama dapat menyiapkan sebuah baskom yang diisi air hingga penuh. Taburi permukaan air dengan lada bubuk sebagai perumpamaan kuman-kuman jahat. Kemudian, balurkan sabun pada permukaan jari telunjuk si Kecil. Setelah itu, ajak si Kecil untuk mencelupkan jarinya ke permukaan air baskom yang telah dipenuhi lada. Beberapa detik kemudian, butiran-butiran lada yang ada di permukaan air akan serentak menjauh.
Saat itu juga si Kecil akan berada pada “aha moment” dan memahami bahwa, “Kuman-kuman jahat takut pada sabun sehingga mereka lari menjauh dengan sangat cepat. Jadi, aku harus rajin mencuci tangan.”
6. Membuat Kerajinan
Secara alami, anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki keterampilan motorik halus yang baik. Tentu saja kemampuan koordinasi tangan dan mata ini tidak boleh Mama sia-siakan.
Ajak anak untuk membuat berbagai macam kerajinan tangan seperti gelang, totebag dari kain flanel dengan pola jahit sederhana, menggambar, dan lain sebagainya.
Perhatikan mana kegiatan yang paling anak sukai dan dukung anak untuk mengembangkan keahliannya pada bidang tersebut. Siapa tahu si Kecil akan tumbuh menjadi pelukis atau desainer ternama, Ma.
7. Menulis dengan Tangan
Anak dengan kecerdasan kinestetik dapat belajar dengan baik ketika mereka diajak menggunakan kemampuan motorik dalam proses belajar.
Salah satu cara yang dapat Mama ajarkan pada si Kecil yang sudah memasuki usia sekolah adalah mengajaknya menulis dengan tangan apa yang sedang dijelaskan oleh guru untuk memfasilitasi motorik halusnya.
Menulis akan membantu si Kecil untuk memahami dan mempertahankan informasi yang disampaikan.
Mama juga bisa, lho, cari tahu sejauh mana keterampilan psikomotorik (kemampuan anak untuk bergerak dan mengontrol gerakan tubuhnya) melalui tes 8 Winning Skills dan dapatkan gratis Stimulation Kit di akhir tesnya.
Penting juga untuk melengkapi stimulasi dari kegiatan sehari-hari dengan asupan nutrisi yang optimal dari makanan bergizi serta tambahan susu pertumbuhan seperti Nutrilon Royal 3 sebanyak tiga kali sehari sebagai Bekal si Kecil untuk Menang.
Susu Nutrilon Royal 3 dilengkapi dengan ACTIduobio+, yaitu kombinasi FOS:GOS 1:9 yang paling tinggi dan telah teruji klinis serta kandungan Omega 3 & 6 serta zat besi dan DHA yang lebih tinggi untuk bantu mengoptimalkan daya tangkap dan proses pembelajaran si Kecil agar ia tumbuh jadi anak pemenang di masa kini dan masa depan.
Yuk, daftarkan diri Mama di MyNutriclub sekarang untuk dapatkan penawaran dan promo menarik seputar susu Nutrilon serta konten-konten digital eksklusif seperti Podcast, Parenting E-book, hingga Kulwap yang dimoderatori oleh ahli di bidangnya.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Ma!