Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Pahami Gejala DBD pada Anak dan Cara Menanganinya - Nutriclub
Kesehatan

Gejala DBD pada Anak, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

Article Oleh : Mauliyana Puspa Adityasari 06 Juni 2023

DBD adalah salah satu penyakit menular musiman yang terus menjadi momok menakutkan bagi orang tua. Pasalnya, penyakit DBD pada anak dapat berakibat fatal apabila tidak terdiagnosis atau terlambat mendapatkan penanganan dari dokter. Maka untuk mencari tahu lebih jauh soal gejala DBD pada anak, fase penularannya, serta cara mengobati dan mencegahnya, simak artikel ini selengkapnya.

Cara Penularan DBD pada Anak

Penyakit DBD tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain. Cara penularannya hanya dari nyamuk betina yang membawa virus ke manusia. 

Demam berdarah adalah penyakit akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti sangat mudah berkembang biak di genangan air, di daerah yang beriklim hangat, tropis, dan lembap. Hal ini membuat kasus DBD akan lebih sering terjadi saat musim hujan.

Virus dengue menular lewat gigitan nyamuk aedes aegypti pembawa virus. Ketika nyamuk itu menggigit anak, virus berpindah ke anak lewat aliran darah. Virus kemudian menempel pada sel darah putih dalam tubuh si Kecil dan pelan-pelan menginfeksinya sembari diedarkan ke seluruh tubuh hingga memunculkan gejala.

Ciri-Ciri Demam Berdarah (DBD) pada Anak

Anak-anak yang belum pernah terinfeksi DBD sebelumnya cenderung mengalami gejala ringan. Namun jika imun anak cenderung lemah dan pernah terkena DBD sebelumnya, gejala yang muncul dapat lebih berat.

Biasanya gejala DBD pada anak akan berkembang pada empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi, dan dapat bertahan sekitar tiga sampai tujuh hari.

Berikut ini gejala DBD pada anak secara umum yang perlu Mama waspadai: 

  • Demam tinggi.

  • Jadi lebih rewel dari biasanya.

  • Sudah tidur.

  • Tidak mau makan.

  • Sering menangis.

  • Gusi berdarah.

  • Mimisan.

  • Kulit timbul bintik-bintik merah.

  • Muntah.

DBD pada anak biasanya dimulai dengan gejala penyakit seperti virus flu. Memang sulit untuk mengetahui apakah si Kecil terkena DBD, karena beberapa gejalanya mirip dengan penyakit umum yang terjadi pada anak-anak.

Agar lebih yakin apakah si Kecil tertular DBD atau tidak, jangan ragu untuk langsung periksakan kondisinya ke dokter anak, ya, Ma. Dengan berkonsultasi langsung ke dokter, Mama akan mendapatkan diagnosis dan cara perawatan yang tepat sesuai kondisi si Kecil.

Apakah DBD pada Anak Berbahaya?

Umumnya, anak yang terkena DBD akan sembuh dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, pada beberapa kasus, gejala DBD pada anak dapat cepat memburuk dan bahkan berakibat fatal. Kondisi ini disebut dengue berat atau sindrom syok dengue.

Kasus ini sebetulnya jarang terjadi. Hanya 1 dari 20 orang yang sakit demam berdarah mengalami syok dengue berat. Tapi anak yang pernah menderita DBD sebelumnya berisiko tinggi mengalami sindrom syok dengue.

Sindrom syok dengue terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor. Jumlah trombosit dalam darah mengalami penurunan, sehingga bisa menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ, bahkan kematian.

Gejala demam berdarah parah yang perlu Mama waspadai, antara lain:

  • Sakit perut yang parah.

  • Muntah terus-menerus.

  • Perdarahan di gusi atau hidung.

  • Perdarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar.

  • Sulit bernapas atau terengah-engah.

  • Kelelahan.

  • Mudah rewel atau gelisah.

Apabila si Kecil memiliki tanda-tanda seperti di atas, segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.

Untuk berkonsultasi lebih lanjut seputar kesehatan dan tumbuh kembang anak, Mama bisa hubungi Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Mama. Jadwalkan waktu konsultasinya, sekarang!

Fase Demam Berdarah pada Anak

Kemunculan gejala pada penyakit DBD dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Berikut ini penjelasan fase DBD pada anak:

1. Fase Demam

Gejala DBD pada anak dimulai dari demam tinggi yang terjadi mendadak dan dapat berlangsung selama 2-7 hari.

Pada fase ini, demam tinggi dapat disertai keluhan sakit kepala, nyeri otot dan sendi (pegal atau ngilu otot dipakai bergerak), serta munculnya bintik-bintik merah di kulit. Selain itu, anak menjadi kurang nafsu makan anak jadi berkurang, juga gampang mual dan muntah.

Jika Mama mencurigai si Kecil sedang dalam fase demam DBD, segera bawa ke rumah sakit untuk periksa darah di laboratorium. Tujuannya untuk mengecek apakah ada penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit. Sebab jika dilihat dari gejala luarnya saja, mungkin akan sulit untuk Mama menentukan apakah ini gejala DBD atau penyakit lain.

2. Fase Kritis

Fase kritis sering terjadi di hari 4-6 sejak gejala demam mulai muncul. Beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada fase ini adalah anak yang muntah-muntah terus, mimisan, gusi tiba-tiba berdarah, nyeri bagian perut, muntah darah, dan buang air besar berdarah. 

Suhu tubuh anak yang sedang dalam fase kritis biasanya akan menurun, terutama pada ujung lengan dan kaki. Mama mungkin mengira si Kecil sudah mulai sembuh, karena suhunya sudah “kembali” normal.

Padahal penurunan suhu justru menandakan syok dan penurunan jumlah trombosit yang berbahaya. Anak akan terlihat lebih lemas, dan bahkan mungkin mengalami penurunan kesadaran.

3. Fase Pemulihan

Fase pemulihan DBD mulai terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah demam turun. Fase ini juga biasanya disertai tanda-tanda perbaikkan pada si Kecil, seperti nafsu makan membaik, anak terlihat lebih ceria, buang air kecil cukup atau lebih banyak dari biasanya. 

Fase pemulihan juga bisa dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium, yaitu nilai hematokrit yang berada dalam batas normal, dan jumlah trombosit juga mengalami peningkatan secara cepat hingga menuju rentang yang normal.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Memperkuat Daya Tahan Tubuh Anak

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Kena DBD?

Pada dasarnya, tidak ada obat antivirus atau obat khusus yang berdiri sendiri untuk mengobati DBD. Akan tetapi, Mama bisa melakukan cara ini untuk mengatasi gejala DBD pada anak, seperti:

  • Memberikan parasetamol yang diresepkan dokter untuk menurunkan demam anak.

  • Tempelkan kompres hangat pada dahi, bagian lipatan ketiak, dan lipat selangkangan selama 10-15 menit untuk menurunkan panas.

  • Biarkan anak banyak tidur agar istirahat cukup. Usahakan anak tetap pada jadwal tidurnya.

  • Pastikan memenuhi kebutuhan cairannya untuk menghindari dehidrasi. Berikan susu, jus buah (misalnya jus jambu), cairan elektrolit isotonik, dan air beras (air tajin).

  • Berikan makanan yang sehat dan bergizi. Sebab, pola makan yang sehat dan tidur yang cukup akan membantu sistem kekebalan tubuh anak.

Hindari penggunaan ibuprofen atau obat antiinflamasi lainnya kepada anak untuk mengobati gejala DBD pada anak. Sebab, DBD menurunkan kadar trombosit dalam darah dan bisa menyebabkan perdarahan.

Pemberian ibuprofen dan obat antiradang lain bisa membuat penyakitnya makin buruk. Oleh karena itu, untuk mendapatkan obat yang tepat, sebaiknya Mama konsultasi dulu ke dokter.

Cara Mencegah DBD pada Anak

Tentunya, melakukan pencegahan penyakit lebih baik daripada mengobati. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar si Kecil maupun keluarga di rumah terhindar dari gigitan nyamuk yang membawa virus dengue. Berikut adalah cara mencegah penyakit DBD:

  • Singkirkan benda yang dapat menampung air, seperti mug, ember, baskom, dan pot. Sebab, air yang menggenang pada benda tersebut bisa menjadi sarang nyamuk.

  • Rutin menguras wastafel dan bak mandi, untuk menghindari jentik-jentik nyamuk.

  • Gunakan kelambu saat tidur, bahkan di siang hari. Penggunaan kelambu bisa menjadi alternatif yang aman dibanding memakai penyemprot nyamuk.

  • Oleskan krim pengusir nyamuk pada kulit, tapi pastikan dulu kandungan dalam krim aman untuk anak-anak.

  • Rajin membersihkan tubuh karena bau badan dipercaya dapat menarik nyamuk.

  • Memasang kasa pada kusen jendela dan pintu untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah.

  • Kurangi waktu di luar rumah saat musim hujan. Mama bisa mengajak si Kecil bermain di dalam rumah, misalnya mewarnai, menggambar, bermain puzzle, dan lainnya.

Baca Juga: Segala Hal tentang Vaksin DBD Anak yang Mama Harus Tahu

Itu dia penjelasan lengkap mengenai gejala DBD pada anak sampai dengan cara mengobati dan mencegahnya. Untuk panduan selengkapnya mengenai cara memenuhi kebutuhan gizi si Kecil dan cara menjaga imunitasnya, yuk, unduh E-Book Eksklusif Nutriclub ini.

Semoga si Kecil selalu sehat, ya!

  1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/10/tanda-dan-gejala-demam-berdarah-dengue
  2. ‌IDAI | MEMAHAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (BAGIAN 1). (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue
  3. ‌IDAI | MEMAHAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (BAGIAN 2). (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue-bagian-2
  4. ‌CDC. (2019, October 31). Caring for a Child or Family Member Sick with Dengue. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/dengue/symptoms/family.html
  5. ‌Dengue Vaccine & Kids: FAQs for Families Who Live Where Dengue Disease Commonly Spreads. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/immunizations/Pages/dengue-vaccine-and-kids-faqs-for-families-who-live-where-dengue-disease-commonly-spreads.aspx
  6. ‌NHS Choices. (2023). Dengue. https://www.nhs.uk/conditions/dengue/
  7. ‌Dengue fever in babies and children. (2022). BabyCenter India. https://www.babycenter.in/a1021718/dengue-fever-in-babies-and-children‌
  8. Chitnis, R. (2019, August 9). Dengue in Children - Signs, Diagnosis & Treatment. FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/dengue-fever-in-children-symptoms-treatment-prevention/
  9. ‌Dengue fever - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2022). Mayoclinic.org; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/diagnosis-treatment/drc-20353084
  10. ‌Mary Anne Dunkin. (2010, July 26). Dengue Fever. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/dengue-fever-reference
  11. ‌World. (2023, March 17). Dengue and severe dengue. Who.int; World Health Organization: WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
  12. ‌IDAI | Penanganan Demam pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak
floating-icon