- Pembahasan dalam artikel :
- Berapa Berat Badan Bayi saat Lahir?
- Kenaikan Berat Badan Bayi Normal Sesuai Usia
- Kapan Mama Perlu Waspada dengan Berat Anak?
Kenaikan berat badan bayi sering menjadi pembicaraan yang normal di tengah obrolan keluarga atau pertemanan. Mendengar orang lain membanding-bandingan berat badan bayi Mama dengan bayi lain tentu membuat Mama merasa tidak nyaman dan mungkin menjadi khawatir.
Untuk menghapus segala kecemasan Mama, yuk simak seperti apa idealnya pertambahan berat badan bayi normal yang sesuai dengan kurva pertumbuhan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Jadi, Mama akan tahu persis kondisi si Kecil dan tidak lagi khawatir berlebihan hanya karena mendengarkan opini orang lain yang tidak berdasar.
Berapa Berat Badan Bayi saat Lahir?
Berat badan bayi ketika lahir ditentukan oleh genetika orang tua dan juga nutrisi Mama selama masa kehamilan.
Selama masa kehamilan, dokter kepercayaan Mama akan melakukan pengukuran tinggi fundus (umumnya didefinisikan sebagai jarak dari tulang kemaluan ke bagian atas rahim yang diukur dalam sentimeter) untuk memastikan bahwa semuanya konsisten dan pada jalurnya. Pengukuran ini akan dicatat dalam jurnal kehamilan Mama.
Jika ada kekhawatiran, Mama mungkin dirujuk untuk melakukan pemindaian pertumbuhan, tetapi perlu diingat bahwa ini bukan hanya tentang berat badan si Kecil, tetapi juga melacak konsistensi pertumbuhan selama kehamilan.
Nah, bayi laki-laki cenderung sedikit lebih berat daripada bayi perempuan, dan karena pola pertumbuhan mereka sedikit bervariasi, mereka memiliki grafik pertumbuhan bayi yang berbeda.
Menurut data yang diterbitkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, saat lahir, normalnya bayi memiliki rentang berat badan sebagai berikut:
-
Bayi Laki-laki : 2,9 hingga 3,9 kg.
-
Bayi Perempuan : 2,8 hingga 3,7 kg.
Baca juga: Pertumbuhan Bayi Usia 4-6 Bulan
Kenaikan Berat Badan Bayi Normal Sesuai Usia
Pada saat pertama kali terlahir di dunia, berat badan bayi banyak mengandung cairan tubuh. Cairan tubuh tersebut akan hilang dalam waktu beberapa hari.
Umumnya bayi akan kehilangan 10% dari berat badan lahirnya selama 5 hari pertama. Namun Mama tidak perlu khawatir, sebab ini adalah hal yang normal terjadi.
Nah, 5 hari berikutnya berat badan si Kecil akan berangsur meningkat. Kemudian, pada hari ke-10, berat badan bayi umumnya sudah kembali ke berat lahir.
Setelah kembali ke berat lahir, umumnya bayi akan masuk ke fase growth spurt (pacu tumbuh) sehingga pertumbuhan berat dan panjang badannya terjadi secara pesat. Fase growth spurt ini biasanya terjadi pada hari ke-7 hingga hari ke-10 dan antara minggu ke-3 dan ke-6 setelah kelahirannya.
Oh iya Ma, bayi juga memiliki rata-rata pertambahan berat badan harian yang cukup pesat hingga usianya 1 bulan. Rata-rata pertumbuhan berat badan bayi setiap hari adalah 20-30 gram.
Oleh karena itu, saat usia 1 bulan biasanya berat badan bayi sudah mencapai angka 4 kg dan pada usia 12 bulan berat badan si Kecil sudah bertambah hingga 3 kali lipat berat lahir.
Untuk memudahkan dalam mamantau pertumbuhan kenaikan berat badan bayi normal sesuai dengan usianya, Mama dapat menyimak tabel berikut ini:
Usia |
Laki-Laki |
Perempuan |
1 Bulan |
3,9 - 5,1 kg |
3.6 - 4.8 kg |
2 Bulan |
4,9 - 6,3 kg |
4,5 - 5,8 kg |
3 Bulan |
5,7 - 7,2 kg |
5,2 - 6,6 kg |
4 Bulan |
6,2 - 7,8 kg |
5,7 - 7,3 kg |
5 Bulan |
6,7 - 8,4 kg |
6,1 - 7,8 kg |
6 Bulan |
7,1 - 8,8 kg |
6,5 - 8,2 kg |
7 Bulan |
7,4 - 9,2 kg |
6,8 - 8,6 kg |
8 Bulan |
7,7 - 9,6 kg |
7,0 - 9,0 kg |
9 Bulan |
8,0 - 9,9 kg |
7,3 - 9,3 kg |
10 Bulan |
8,2 - 10,2 kg |
7,5 - 9,6 kg |
11 Bulan |
8,4 - 10,5 kg |
7,7 - 9,9 kg |
12 Bulan |
8,6 - 10,8 kg |
7,9 - 10,1 kg |
Mama dapat menggunakan tabel pertambahan berat badan di atas sebagai panduan apakah pertambahan berat badan si Kecil normal atau tidak.
Namun perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Jadi, ketika ada perbedaan angka berat badan, Mama tidak perlu langsung panik. Perhatikan dulu kurva pertumbuhan si Kecil dan konsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Apabila pada akhirnya ditemukan gangguan, intervensi perlu segera dilakukan. Oleh karena itu, penting sekali bagi Mama untuk selalu memantau dan mencatat pertumbuhan berat badan si Kecil.
Berapa kali Mama harus menimbang berat badan si Kecil agar dapat mengetahui pertambahan berat badannya dengan seksama?
Frekuensi skrining pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, termasuk pengukuran pertambahan berat badan, yang disarankan adalah:
-
Usia 0 - 12 bulan : 1 bulan sekali.
-
Usia 12 - 24 bulan : 3 bulan sekali.
-
Usia 24 - 72 bulan : 6 bulan sekali.
Oh iya, Ma, selain pertambahan berat badan bayi, dalam skrining pertumbuhan dan perkembangan akan dilakukan juga pengukuran pertambahan panjang badan dan lingkar kepala si Kecil.
Jika Mama memiliki pertanyaan seputar berat badan si Kecil, Mama dapat berkonsultasi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama seputar nutrisi, menyusui, dan tumbuh kembang si Kecil dari bulan ke bulan.
Baca Juga: Dampak Berat Badan Kurang terhadap Perkembangan Anak
Kapan Mama Perlu Waspada dengan Berat Anak?
Pertambahan berat badan yang terlalu lambat perlu diwaspadai karena dapat mengganggu kesehatan si Kecil, terlebih lagi di 1000 hari pertama kehidupan ketika otak dan organ penting lainnya sedang berkembang pesat-pesatnya.
Nah, kapan Mama harus mewaspadai keterlambatan pertumbuhan berat badan pada si Kecil? Berikut penjelasannya:
-
Bayi Mama tidak mencapai berat badan lahir setelah 10-14 hari setelah hari kelahiran.
-
Bayi Mama berusia 1-3 bulan namun memiliki pertambahan berat badan kurang dari 1 ons (28,35) gram sehari.
-
Si Kecil berusia 3-6 bulan namun memiliki pertambahan berat badan kurang dari 0,67 ons (1899) gram sehari.
-
Bayi selama ini memiliki pertambahan berat badan dengan kecepatan tetap namun tiba-tiba berhenti bertambah.
Apabila bayi Mama mengalami hambatan atau penurunan pertambahan berat badan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghubungi dokter spesialis anak kepercayaan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut sehingga diketahui penyebab dan cara intervasi gangguan yang tepat.
Pada umumnya, hambatan pertambahan berat badan bayi diatas disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
-
Kurangnya asupan ASI.
-
Kurangnya asupan makanan padat pendamping ASI.
-
Si Kecil membutuhkan energi ekstra karena suatu kondisi medis tertentu.
-
Bayi lahir prematur sehingga otot-otot mulutnya belum cukup kuat untuk menyusu.
Baca juga: 11 Cara Merawat Bayi Prematur agar Cepat Gemuk dan Sehat
Sekarang Mama sudah tahu berapa berat badan yang perlu dimiliki di Kecil pada usianya. Jadi, Mama tidak perlu ambil pusing lagi perkataan-perkataan orang lain yang tidak berdasar mengenai berat badan si Kecil.
Terus semangat untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan si Kecil dengan seksama, ya, Ma. Jangan lupa untuk membawa si Kecil mengunjungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan skrining rutin!
Dapatkan juga konten-konten digital eksklusif seperti podcast, E-book, hingga Kulwap yang dimoderatori para ahli di bidangnya supaya Mama juga selalu update dengan informasi seputar pertumbuhan dan perkembangan anak. Gratis!