- Pembahasan dalam artikel :
- Apa Itu Tongue Tie?
- Apa Penyebab Tongue Tie pada Bayi?
- Bagaimana Gejala Tongue Tie Bayi?
- Apakah Bayi Tongue Tie Bisa Menyusu dengan Normal?
- Apakah Tongue Tie Berbahaya?
- Apa yang Terjadi Bila Tongue Tie Tidak Diatasi?
- Bagaimana Cara Mengatasi Tongue Tie pada Bayi?
Pernahkah Mama mendengar istilah tongue tie? Tongue tie dikenal juga dengan istilah lidah pendek yang dapat membuat bayi baru lahir sulit menyusu karena kesulitan melekat dengan benar pada puting ibu. Dalam jangka panjang, kondisi lidah ini bisa memengaruhi kemampuan si Kecil untuk makan, menelan, bahkan berbicara jika tidak diatasi.
Yuk, ketahui selengkapnya mengenai penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi tongue tie pada bayi dalam artikel ini!
Apa Itu Tongue Tie?
Tongue tie adalah kondisi yang menyebabkan frenulum lidah menjadi sangat pendek dan kaku sehingga bayi sulit menggerakkan lidahnya. Frenulum adalah jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut.
Akibatnya, bayi akan kesulitan menjulurkan lidah atau mengangkat lidahnya ke atas, dari kanan ke kiri, dan sebaliknya karena lidahnya tidak mempunyai jarak dengan bagian bawah mulut.
Apa Penyebab Tongue Tie pada Bayi?
Tongue tie adalah kondisi bawaan lahir, ini artinya suatu kelainan pada lidah sudah terbentuk sejak bayi masih berkembang dalam kandungan.
Pada umumnya, lidah bayi mulai terbentuk di dalam kandungan sekitar minggu ke-7 kehamilan, ketika langit-langit mulut hampir selesai.
Di awal proses pembentukannya, lidah bayi memang terbentuk menyatu dengan jaringan mulut. Namun seiring perkembangan janin, jaringan lidah akan terpisah dari bagian bawah mulut dengan sendirinya. Frenulum yang ada di bawah lidah juga akan menyusut sehingga akhirnya terbentuk lidah seperti pada umumnya.
Namun, pita jaringan atau frenulum pada beberapa bayi tetap tebal sehingga lidahnya tidak terpisah dari dasar mulut. Inilah yang menjadi penyebab tongue tie pada bayi.
Dokter masih belum mengetahui apa yang menyebabkan perbedaan pada proses pembentukan lidah dan frenulum pada bayi yang memiliki tongue tie. Akan tetapi, kondisi lidah pendek umumnya diturunkan dalam keluarga dan cenderung lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki.
Baca Juga: 10 Cara Merawat Bayi Baru Lahir yang Wajib Mama Tahu
Bagaimana Gejala Tongue Tie Bayi?
Berikut adalah beberapa gejala tongue tie yang bisa Mama kenali pada si Kecil:
-
Ujung lidah yang berbentuk hati ketika lidahnya menjulur.
-
Ujung lidah si Kecil tidak dapat mencapai langit-langit mulutnya atau berada jauh dari tepi bibir bawahnya.
-
Lidah si Kecil tidak bisa bergerak ke samping.
-
Ketika makan, si Kecil sering mengeluarkan suara karena lidahnya.
-
Si Kecil akan cenderung mengunyah dari pada mengisap.
-
Si Kecil akan kesusahan untuk menempelkan mulutnya pada payudara Mama.
-
Bayi akan mengeluarkan bunyi ‘klik’ saat menyusu.
-
Berat badan si Kecil yang tidak bertambah.
Mama juga bisa mengetahui apakah si Kecil memiliki lidah yang pendek dari kondisi puting setelah menyusui. Jika puting Mama terlihat seperti terjepit dan terasa sakit atau lecet setelah menyusui, ini mungkin pertanda bayi memiliki tongue tie.
Apakah Bayi Tongue Tie Bisa Menyusu dengan Normal?
Bayi yang memiliki tongue tie tidak selalu menunjukkan gejala. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tongue tie memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Pada beberapa bayi, frenulumnya mungkin masih cukup tipis dan elastis sehingga lidahnya masih bisa digerakkan meski terbatas.
Beberapa bayi yang mengalami tongue tie dalam taraf ringan masih tetap bisa menyusu dengan baik, tergantung pada cara pelekatan mulut bayi dan kondisi puting Mama. Jika puting Mama berukuran kecil dan menonjol, bayi kemungkinan masih bisa mengisap ASI.
Akan tetapi, kondisi lidah pendek hanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan kesehatan setelah bayi baru lahir. Jadi, Mama sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter anak mengenai kondisi si Kecil jika mencurigai tanda-tanda tongue tie.
Apakah Tongue Tie Berbahaya?
Tongue tie adalah kelainan bawaan yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah. Berdasarkan ketebalan frenulum dan tingkat keparahannya, tongue tie dapat menyebabkan beberapa masalah pada bayi yang baru lahir.
Semakin kaku dan pendek pita frenulum, bayi akan semakin sulit menggerakkan lidahnya. Kondisi ini umumnya dapat berdampak kepada cara bayi mengisap dan menelan ASI, sehingga rentan membuatnya enggan bayi menyusu dan menyebabkan kekurangan gizi.
Pada beberapa bayi, kondisi lidah pendek juga dapat berdampak pada cara bayi makan dan pengucapan kata yang kurang jelas ketika sudah bisa berbicara nanti.
Masalah tongue tie pada bayi juga dapat berdampak pada Mama ketika menyusuinya. Si Kecil yang memiliki masalah ini justru akan menggunakan gusinya menekan dan menahan puting, seperti menggigit, bukan dengan lidah. Akibatnya, Mama mungkin akan mengalami nyeri dan lecet pada puting setiap menyusui si Kecil.
Apa yang Terjadi Bila Tongue Tie Tidak Diatasi?
Jika tidak diatasi, tongue tie dapat berpengaruh pada cara menelan, makan, dan bicara, sehingga dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
-
Masalah saat menyusu. Salah satu masalah dengan tongue tie adalah kesulitan saat menyusu. Alih-alih mengisap, bayi justru mengunyah puting payudara sehingga menimbulkan nyeri pada payudara Mama. Tak hanya itu, hal ini dapat mengganggu kemampuan bayi untuk menerima ASI. Akibatnya, bayi dapat kekurangan nutrisi sehingga mengalami gangguan tumbuh kembang.
-
Kesulitan berbicara. Tongue tie bisa menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan dalam mengucapkan huruf-huruf konsonan tertentu, seperti "t," "d," "z," "s," "th," "r" dan "l”.
-
Kondisi mulut yang tidak higienis. Tongue tie dapat membuat lidah sulit membersihkan sisa makanan dari gigi. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan gigi serta radang gusi. Bahkan, dapat menyebabkan terbentuknya celah di antara dua gigi depan bawah si Kecil.
Kesulitan melakukan aktivitas tertentu dengan mulut. Bayi atau anak yang menderita tongue tie dapat kesulitan melakukan gerakan sederhana yang mengandalkan lidah, seperti menjilat bibir, menjilat makanan, hingga meniup.
Baca Juga: Penyebab Lidah Putih pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Bagaimana Cara Mengatasi Tongue Tie pada Bayi?
Apabila tidak bergejala atau tidak menimbulkan masalah saat menyusui atau makan, Mama sebetulnya tidak perlu khawatir. Dokter biasanya akan memantau dulu perkembangan gerakan lidah bayi, apakah membaik atau tidak.
Sebab, jaringan pada lidah bayi masih dapat melonggar dengan sendirinya sehingga lambat laun ia bisa melekat pada puting dengan lebih baik untuk menyusui. Lalu, apabila kondisi lidahnya tidak berubah, apa yang bisa dilakukan?
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada mulut bayi untuk melihat bentuk dan pergerakan lidahnya. Lalu, biasanya dokter akan melakukan dua cara untuk mengatasi tongue tie pada bayi, yaitu:
1. Frenotomi
Frenotomi dilakukan pada tongue tie yang tergolong ringan. Dokter akan memotong frenulum dengan cepat menggunakan pisau bedah, laser, atau gunting. Prosedur ini tidak terasa sakit dan tidak membutuhkan anestesi.
Namun, frenotomi hanya boleh dilakukan pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan karena frenulumnya belum terdapat ujung saraf dan pembuluh darah.
2. Frenuloplasti
Tindakan ini khusus untuk bayi yang umurnya lebih dari 3 bulan ketika frenulumnya sudah lebih tebal dan besar. Bayi mendapatkan anestesi umum yang membuatnya tidur dan tidak merasakan sakit. Jahitan yang digunakan pun adalah jahitan yang akan larut dengan sendirinya.
Konsultasikan ke dokter anak untuk memahami penanganan apa yang paling tepat untuk si Kecil. Jika Mama masih memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, segera langsung chat tim Nutriclub Expert Advisor yang siap 24 jam menjawab pertanyaan Mama terkait nutrisi, menyusui dan tumbuh kembang bayi.
Mau dapatkan lebih banyak tips dan informasi penting seputar kesehatan si Kecil di setiap fase pertumbuhannya? Yuk, unduh Parenting E-book eksklusif dari MyNutriclub secara gratis!