- Pembahasan dalam artikel :
- Cara Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
- Cara Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
DDTK adalah kependekan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang, yaitu serangkaian pemeriksaan klinis yang bertujuan untuk menemukan masalah atau keterlambatan tumbuh kembang pada anak usia prasekolah sedini mungkin. Dengan menjalani DDTK, dokter bersama Mama dan Papa bisa merencanakan intervensi yang tepat untuk menghindari efek jangka panjang yang dapat menurunkan kualitas hidup anak
Mari pahami selengkapnya mengenai DDTK dan deteksi dini tumbuh kembang anak melalui artikel di bawah ini!
Cara Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya tumbuh sehat, cerdas, dan bahkan berprestasi. Memahami dan mencukupi kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan harapan tersebut.
Pertumbuhan sendiri dapat didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, jumlah sel, dan jaringan pembentuk tubuh lainnya sehingga ukuran dan bentuk tubuh si Kecil bertambah.
Nah, untuk mengukur pertumbuhan si Kecil, perlu dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala secara berkala. Hasil pengukuran kemudian dicocokan dengan kurva pertumbuhan.
Untuk saat ini, Indonesia masih menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO (World Health Organization) dan Center for Disease Control Prevention sebagai acuan.
Dalam pengukuran pertumbuhan si Kecil, indikator yang digunakan adalah Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Usia (TB/U), Berat Badan menurut Usia (BB/U) dan Lingkar Kepala.
Ada tiga hal yang diukur menggunakan ketiga indikator tersebut, yaitu:
-
Indikator BB/TB
Indikator BB/TB digunakan untuk menentukan status gizi anak. Caranya dengan membandingkan berat badan ideal yang seharusnya dimiliki si Kecil jika dibandingkan dengan berat badannya.
Ada 6 kategori status gizi anak yang diinterpretasikan dari pengukuran tersebut, yaitu:
-
Obesitas (obese),
-
Gizi lebih (overweight),
-
Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight),
-
Gizi baik (normal),
-
Gizi kurang (wasted),
-
Gizi buruk (severely wasted).
-
Indikator TB/U
Indikator TB/U digunakan untuk menentukan status perawakan anak. Caranya dengan membandingkan tinggi badan anak dengan anak lain yang seusia dan dengan jenis kelamin yang sama.
Contohnya anak laki-laki usia 5 tahun dengan anak laki-laki usia 5 tahun dan anak perempuan usia 3 tahun dengan anak perempuan lain yang berusia 3 tahun.
Ada 4 kategori status perawakan anak yang dapat diinterpretasikan, yaitu:
-
Perawakan sangat pendek (severely stunted).
-
Pendek (stunted).
-
Normal.
-
Tinggi.
-
Indikator BB/U
Nah, yang terakhir adalah indikator BB/U yang digunakan untuk menentukan status berat badan anak. Cara menentukannya dengan membandingkan berat badan seorang anak dengan anak seusianya.
Ada 4 kategori status berat badan anak, yaitu:
-
Berat badan sangat kurang (severely underweight).
-
Berat badan kurang (underweight).
-
Berat badan normal.
-
Berat badan lebih.
-
Indikator Lingkar Kepala
Lingkar kepala merupakan indikator yang sering terlupakan untuk diukur. Padahal pengukuran lingkar kepala sangat penting untuk memastikan tidak ada gangguan pertumbuhan otak pada anak.
Ada dua kategori ukuran lingkar kepala anak, yakni:
- Lingkar kepala kecil (mikrosefali).
- Lingkar kepala normal.
- Lingkar kepala besar (makrosefali.
Dengan melihat keempat indikator di atas, Mama dapat mengetahui apakah pertumbuhan si Kecil normal atau tidak.
Untuk anak usia 1 tahun, pertumbuhan yang dikatakan normal adalah ketika si Kecil memiliki berat badan tiga kali berat lahir, panjang badan naik 50 persen dari panjang lahir, dan lingkar kepala naik 10 cm.
Meski begitu, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda.
Jadi, Mama tidak perlu langsung panik. Perhatikan dulu kurva pertumbuhan si Kecil dan konsultasikan dengan dokter. Apabila ditemukan gangguan pertumbuhan bisa segera dilakukan intervensi.
Frekuensi pengukuran pertumbuhan yang disarankan adalah:
- Usia 0 – 12 bulan : 1 bulan sekali.
- Usia 1 – 3 tahun : 3 bulan sekali.
- Usia 3 – 6 tahun : 6 bulan sekali.
- Usia 6 tahun ke atas : 1 tahun sekali.
Sayangnya, di luar sana masih banyak orang tua yang berpikir bahwa anak-anak dengan perawakan pendek atau kurus merupakan hal yang normal dan pertumbuhannya dapat dikejar saat anak mencapai usia pubertas.
Padahal, masa awal kehidupan anak, terutama 1000 hari pertama kehidupan, merupakan periode yang paling krusial. Pada masa tersebut, pembentukan otak dan orang penting lainnya sedang berjalan dengan sangat pesat.
Ada juga kasus dimana anak mengalami pertumbuhan normal sampai usia tertentu, namun pada periode waktu selanjutnya ia masih dapat mengalami gangguan pertumbuhan.
Oleh karena itu, Mama perlu membawa si Kecil ke dokter spesialis anak untuk melakukan pengukuran berkala sehingga tidak akan ada gangguan pertumbuhan yang luput dari deteksi dan penanganan yang tepat.
Cara Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Selain tubuh yang bertambah tinggi dan besar, si Kecil juga akan mengalami perkembangan kemampuan seiring pertambahan usianya.
Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh sehingga si Kecil memiliki keterampilan yang lebih baik dalam motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.
Perkembangan merupakan hasil kematangan dari hubungan berbagai sistem tubuh.
Sebagai contoh, untuk dapat berbicara dibutuhkan kematangan hubungan antara sistem saraf pusat dengan pita suara, otot-otot daerah mulut dan lidah, kemampuan memproses kata-kata dan memahaminya.
Sama seperti pertumbuhan, perlu dilakukan deteksi dini perkembangan anak. Sebab, ketika terjadi salah satu gangguan pada sistem tubuh, perkembangan anak juga akan terganggu.
Dan ketika gangguan semakin lambat terdeteksi, semakin sulit juga proses penanganannya.
Nah, sambil menunggu jadwal konsultasi berkala tiba, Mama juga dapat memantau perkembangan Si Kecil secara mandiri menggunakan kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP), yaitu instrumen pemeriksaan perkembangan anak yang disusun oleh Kementerian Kesehatan RI.
Kuesioner ini mudah dipahami dan berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak sesuai kelompok usianya. Mama dapat mengakses KPSP melalui ponsel dengan aplikasi Program IDAI untuk Membangun Anak Indonesia (PRIMA).
Jika hasil menunjukkan adanya indikasi keterlambatan perkembangan, Mama dapat langsung menghubungi dokter spesialis anak untuk melakukan konsultasi supaya si Kecil segera mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Selain melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTKA), Mama juga dapat mengetahui sejauh mana keterampilan kognitif yang penting sebagai bekal si Kecil untuk menang lewat tes 8 Winning Skills.
Selain memberikan stimulasi yang tepat, pastikan juga untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi harian si Kecil dari menu makanan yang bergizi serta tambahan susu pertumbuhan terfortifikasi, seperti susu Nutrilon Royal 3.
Susu Nutrilon Royal 3 dilengkapi dengan formula ACTIDUOBIO+, yaitu perpaduan antara FOS:GOS rasio 1:9 paling tinggi dan teruji klinis serta kandungan omega 3 & 6 serta zat besi dan DHA yang lebih tinggi untuk mendukung daya tangkap si Kecil dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Supaya Mama juga selalu update dengan informasi seputar pertumbuhan dan perkembangan anak, yuk daftar di MyNutriclub sekarang! Di sini, Mama juga bisa dapatkan konten-konten digital eksklusif Podcast, E-book hingga Kulwap yang dimoderatori langsung oleh para ahli di bidangnya.