- Pembahasan dalam artikel :
- Bayi Usia 3 Bulan Sudah Bisa Apa Saja?
- Apa yang Terjadi saat Kontrol Bayi di Dokter?
- Tanda Keterlambatan Perkembangan yang Harus Diwaspadai
- Tips Mengoptimalkan Perkembangan Bayi di Usia 3 Bulan
Perkembangan bayi di bulan ke-3 ini semakin pesat dari bulan-bulan sebelumnya, Ma, karena makin banyak hal baru yang dapat dilakukan oleh si Kecil.
Ia kini bisa menirukan ekspresi wajah Mama, dan bahkan mulai bisa meraih mainan juga berinteraksi dengan orang lain. Kira-kira apa lagi ya yang akan bisa dilakukan bayi di usia 3 bulan?
Yuk, ketahui selengkapnya di sini!
Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 3 Bulan
Ada tiga faktor yang menjadi acuan untuk mengukur pertumbuhan si Kecil, yaitu berat badan (BB), panjang badan (PB), dan lingkar kepala. Ketiga acuan tersebut kemudian disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin si Kecil. Berikut adalah rinciannya berdasarkan standar acuan yang dicanangkan oleh Kemenkes RI:
-
Bayi perempuan 3 bulan: BB ± 5-7,2 kilogram, PB ± 61,5 cm, dan lingkar kepala ± 39,5 cm.
-
Bayi laki-laki 3 bulan: BB ± 4,5- 6,6 kilogram, PB ± 60 cm, dan lingkar kepala ± 40,5 cm.
Jika hasil pengukuran fisik bayi di bulan ketiga ini jauh lebih besar atau lebih kecil dari angka acuan di atas, segera konsultasikan ke dokter ya, Ma, karena bisa jadi hal ini mengindikasikan adanya masalah kesehatan.
Baca Juga: Yuk, Pantau Grafik Pertumbuhan Balita di Sini!
Bayi Usia 3 Bulan Sudah Bisa Apa Saja?
Mengecek seperti apa perkembangan bayi 3 bulan sangatlah penting, sebagai acuan untuk mengetahui apakah tumbuh kembang si Kecil sudah berjalan optimal.
Lalu, idealnya bayi umur 3 bulan sudah bisa apa saja? Berikut di antaranya kemampuan-kemampuan yang ia kuasai di umur 3 bulan:
1. Tersenyum dan Mengoceh
Si Kecil sekarang sudah sangat familiar dengan wajah Mama sehingga ia akan semakin sering tersenyum pada Mama.
Nikmatilah saat-saat ia tersenyum dan menirukan ekspresi wajah Mama, juga saat ia mulai mengoceh dan menirukan suara Mama.
Pada usia 2-3 bulan, si Kecil mulai dapat membuat suara-suara seperti "aah" atau "uuh" yang dikenal dengan istilah cooing.
Si Kecil senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur.
Mama bisa merespon dengan baik tiap kali ia bersuara atau menangis karena hal ini akan membuat si Kecil merasa diperhatikan dan disayang.
2. Mengangkat Kepala
Melihat perkembangan bayi 3 bulan yang satu ini, Mama kini tidak lagi perlu menyangga kepala si Kecil. Dalam posisi tengkurap, ia sudah bisa mengangkat kepala dan dadanya seperti push-up.
Pada perkembangan bayi 3 bulan, ia juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan menoleh ke sumber suara dan tersenyum. Ia juga sudah bisa mengenali Mama bila Mama masuk ke kamarnya.
3. Belajar Meraih Mainan
Di usia 3 bulan, bayi juga akan mulai belajar meraih benda yang ada di sekitarnya. Ia bisa membuka dan menutup tangannya, memegang mainan, menggerakkannya, memasukkan tangan ke mulut, dan menegakkan kakinya saat berdiri sambil dipegangi.
Koordinasi mata dan tangannya juga mulai berkembang sehingga ia sudah mulai bisa mengikuti objek yang menarik dan senang menatap wajah orang.
Ketika Mama menengkurapkan si Kecil dan meletakkan mainan di hadapannya, ia akan berusaha meraih, memegang, dan mengeksplorasinya.
4. Belajar Berinteraksi
Pada perkembangan bayi 3 bulan, ia umumnya mulai mengenali lingkungan sekitar. Si Kecil akan merasa bersemangat saat melihat dirinya ada di cermin.
Ia pun mulai terlihat senang memperhatikan Mama saat bicara padanya, dengan melepas dot atau payudara saat menyusu. Teruslah bicara padanya, dan perhatikan apakah ia akan merespon atau “menjawab” Mama.
5. Pandangan Mengikuti Arah Gerak Benda
Indra penglihatan bayi usia 3 bulan ternyata menarik untuk diperhatikan sebagai bagian dari tumbuh kembangnya lho, Ma. Karena di usia ini, si Kecil sudah bisa mengenali objek hingga jarak 38 cm, serta mengikuti benda dengan matanya.
Coba Mama gerakkan wajah atau mainan di depan wajah bayi. Kemudian, lihatlah mata bayi yang akan mengikuti gerakan wajah Mama atau mainan yang digerakkan. Bila Mama tiba-tiba menghilang dari hadapannya, ia pun sudah bisa mengikuti gerakan ke mana Bunda pergi.
Apa yang Terjadi saat Kontrol Bayi di Dokter?
Sampai setidaknya bayi berusia 24 bulan nanti, Mama dan Papa idealnya perlu rutin membawa si Kecil kontrol ke dokter.
Kontrol dokter ini berbeda dengan kunjungan ke dokter ketika bayi memang sakit, cedera, atau terluka, Ma. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah si Kecil bertumbuh ke arah yang positif sesuai usianya atau tidak.
Umumnya, dokter akan memeriksa seperti apa pertumbuhan berat, tinggi atau panjang badannya, serta lingkar kepalanya. Pemeriksaan lain mungkin juga diperlukan sesuai kebutuhan.
Jadwal kontrol setiap anak bisa sedikit berbeda, tetapi American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi mendapatkan pemeriksaan fisik pertama pada saat lahir dan 3 hingga 5 hari setelah lahir. Kemudian, kontrol lanjutan diperlukan secara rutin pada usia 1, 2, 4, 6, 9, 12, 15, 18, dan 24 bulan.
Lalu, apa saja pemeriksaan fisik yang akan dilakukan oleh dokter di bulan ini?
-
Perut, dokter akan menekan lembut perut si Kecil untuk merasakan sesuatu yang tidak biasa.
-
Detak jantung dan pernapasan dengan stetoskop.
-
Pinggul, kaki, lengan, punggung, dan tulang belakang untuk memastikan bayi bergerak, tumbuh, dan berkembang secara normal.
-
Mata, kondisi fisik dan fungsi penglihatannya.
-
Telinga dan hidung, dengan otoskop.
-
Mulut dan tenggorokan.
-
Leher dan ketiak, dengan lembut menekan kelenjar getah bening yang terletak di sana.
-
Lingkar kepala.
-
Fontanelles (titik lunak di kepala).
-
Alat kelamin untuk memeriksa hernia atau testis yang tidak turun. Dokter juga dapat memeriksa denyut nadi femoralis di selangkangan untuk mengetahui denyut yang kuat dan stabil.
-
Warna dan nada kulit untuk mengecek ruam atau tanda lahir.
-
Refleks pada bayi baru lahir.
Pada kunjungan rutin ini, dokter juga akan mengecek sampai mana kelengkapan vaksin si Kecil. Jika ada imunisasi yang perlu didapat di bulan ini, dokter biasanya akan menyertakannya di akhir sesi kontrol dan akan menjadwalkan imunisasi selanjutnya.
Baca Juga: Pahami Gejala Growth Spurt pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Tanda Keterlambatan Perkembangan yang Harus Diwaspadai
Pada saat kontrol ke dokter, penting juga Mama untuk membahas pencapaian-pencapaian apa saja yang sudah dimiliki si Kecil dan yang sedang dipelajarinya di bulan ini. Informasi ini sangat dibutuhkan dokter untuk memantau apakah si Kecil terus berkembang sesuai ekspektasi usianya.
Hal yang sama juga perlu disampaikan jika Mama memang mendapati atau mencurigai ada beberapa red flag alias tanda keterlambatan perkembangan yang ditunjukkan si Kecil.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter spesialis apabila bayi sudah berusia 3 bulan tapi belum bisa melakukan hal-hal berikut:
-
Kepala belum tegak.
-
Belum bisa menggenggam benda.
-
Belum bisa memperhatikan benda bergerak.
-
Belum bisa tersenyum.
-
Tidak bereaksi terhadap suara keras.
-
Tidak memperhatikan wajah baru.
-
Rewel saat bertemu orang atau lingkungan baru.
-
Jari masih mengepal.
Mama juga bisa bertanya langsung dengan dengan team Nutriclub Expert Advisor untuk bertanya mengenai perkembangan si Kecil.
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemulihan bila ada gangguan perkembangan. Karena itulah penting orangtua memantau tumbuh kembang anaknya, terutama pada rentang usia di bawah 2 tahun.
Tips Mengoptimalkan Perkembangan Bayi di Usia 3 Bulan
Selain rutin memeriksakan laju perkembangan bayi, ada berbagai cara sederhana lainnya yang bisa Mama dan Papa lakukan agar perkembangan si Kecil makin optimal di bulan ini.
Lalu, tips dan aktivitas apa yang bagus sebagai stimulasi untuk bayi 3 bulan? Berikut ulasannya:
-
Sering-sering memberikan sentuhan kepada si Kecil, seperti mencium, memeluk, menggendong, mengelus, atau memberikan pijatan lembut.
-
Melatih bayi tengkurap (tummy time).
-
Meletakkan berbagai mainan yang menarik di dekatnya, agar ia terpancing untuk meraih dan memegangnya.
-
Merespon, juga mengajak bayi ngobrol dan bercanda dalam rutinitas sehari-hari, seperti saat menyusui, memakaikan pakaian, mengganti popok, mandi, dan lainnya.
-
Membacakan buku cerita.
-
Menyanyikan lagu.
-
Menirukan suara bayi.
-
Bermain cilukba.
-
Ajak bercermin.
-
Buat rutinitas harian.
Teruslah berikan stimulasi yang tepat sebagai bekal si Kecil untuk menang supaya ia tumbuh optimal menjadi pemenang di masa depan!
Nah selain dari stimulasi, tahukah Mama bahwa pemenuhan gizi juga sama pentingnya untuk mendukung tumbuh kembang dan kesehatan bayi secara keseluruhan? Mama dan Papa bisa pelajari panduannya di e-book eksklusif Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama Anak.
Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 4 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?