- Pembahasan dalam artikel :
- Apa Itu Growth Spurt pada Bayi?
- Tanda-Tanda Growth Spurt pada Bayi
- Apa Perbedaan Growth Spurt dan Wonder Week?
- Cara Menghadapi Growth Spurt pada Bayi
Mengamati setiap fase perkembangan bayi tentu selalu menjadi hal menarik bagi para orang tua. Tak terkecuali saat Mama merasa si Kecil tumbuh besar sangat cepat pada waktu-waktu tertentu atau biasa disebut dengan growth spurt. Yuk, kita pahami bersama tanda-tanda growth spurt pada bayi dan cara menghadapinya bersama Tim Ahli Nutriclub!
Apa Itu Growth Spurt pada Bayi?
Growth spurt adalah fase lonjakan pertumbuhan yang dialami bayi dalam satu tahun pertama kehidupannya. Selama fase ini, bayi akan mengalami pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala yang lebih cepat dari minggu-minggu atau bulan-bulan sebelumnya.
Selain itu, bayi Mama juga lebih cepat mencapai milestone baru atau menguasai kemampuan baru yang sebelumnya mungkin belum mampu ia lakukan.
Dalam 12 bulan pertama kehidupannya, fase growth spurt pada bayi akan terjadi sebanyak 4 kali, yaitu sekitar usia 1-3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.
Percepatan pertumbuhan ini cenderung berlangsung dalam waktu singkat, yakni 3 hari. Jadi selama 3 hari tersebut, tulang dan otot bayi Mama akan berkembang dengan cepat.
Di fase growth spurt pula, Mama mungkin mendapati si Kecil sering menyusu sepanjang hari, sering bangun di malam hari untuk menyusu, dan lebih sering rewel dari biasanya karena dipicu rasa haus.
Tanda-Tanda Growth Spurt pada Bayi
Growth spurt merupakan hal yang normal terjadi sehingga Mama tidak perlu khawatir. Fase ini juga tidak menimbulkan rasa sakit apa pun pada si Kecil. Namun, growth spurt mungkin akan memengaruhi pola menyusui dan jam tidur bayi yang sebelumnya sudah berjalan sehingga Mama dan si Kecil merasa kurang nyaman.
Berikut adalah tanda-tanda growth spurt pada bayi:
1. Bayi Lebih Banyak Menyusu
Lonjakan pertumbuhan bayi yang pesat tentu membuat si Kecil membutuhkan lebih banyak nutrisi dan energi. Ma. Oleh karena itu, kondisi ini akan membuatnya lebih sering menyusu.
Kondisi ini dikenal juga dengan istilah cluster feeding, yakni periode waktu di mana si Kecil sebentar-sebentar minta menyusu, bahkan hingga 30 menit sekali. Namun, sering kali bayi tampak tidak puas bahkan setelah mereka selesai menyusu. Nah, cluster feeding ini umumnya terjadi pada sore hari.
Pada momen ini, produksi ASI Mama perlahan akan menyesuaikan kebutuhan konsumsi si Kecil yang semakin meningkat frekuensi menyusunya. Jadi, Mama jangan khawatir tidak bisa memenuhi asupan ASI si Kecil ya, sebab semakin banyak si Kecil menyusu, akan semakin terpacu pula produksi susu Mama.
2. Jadwal Menyusui Bayi Berubah
Tidak hanya lebih sering menyusu, jadwal minum susu juga dapat berubah karena pengaruh fase growth spurt pada bayi. Misalnya, si Kecil bangun lebih awal saat tidur, atau tiba-tiba terbangun di malam hari untuk menyusu.
Salah satu tanda-tanda growth spurt pada bayi terlihat dari frekuensi menyusui bayi yang sebelumnya mungkin hanya 8 kali sehari, sekarang meningkat menjadi 12-14 kali dalam sehari.
Namun, Mama tak perlu khawatir karena ini merupakan hal yang normal terjadi di masa tumbuh kembang si Kecil.
3. Bayi Menjadi Lebih Rewel
Tanda-tanda growth spurt pada bayi berikutnya adalah si Kecil menjadi lebih rewel dari biasanya karena menginginkan lebih banyak ASI. Ini dapat terjadi karena dipicu oleh rasa lapar dan haus yang meningkat, Ma. Jadi saat menyusu ia akan mengunci dan melepaskan puting Mama berulang kali.
Mama tidak perlu sedih sebab ini adalah hal yang wajar terjadi. Produksi susu Mama mungkin belum dapat mengimbangi perubahan pola makan si Kecil yang terjadi tiba-tiba. Terlebih lagi jika proses menyusu terjadi di malam hari di mana Mama cenderung dalam keadaan lelah dan mengantuk.
Selain karena proses menyusu, bayi kemungkinan juga rewel karena pola tidurnya terganggu sehingga badannya terasa tidak nyaman.
Tak hanya itu, di fase ini biasanya ia juga ingin agar Mama selalu berada di dekatnya. Sebagai contoh, bayi selalu ingin digendong dan justru menangis ketika Mama membaringkannya di tempat tidur.
Tapi, Mama tidak perlu khawatir karena rewelnya tak akan berlangsung lama dan berangsur hilang setelah periode lonjakan pertumbuhan ini berakhir.
Setelah fase ini terlewati biasanya Mama akan dikejutkan oleh perkembangan kemampuan si Kecil yang baru, misalnya berguling, tengkurap, merangkak, dan lainnya.
Baca Juga: Bayi Usia 5 Bulan Belum Bisa Tengkurap, Apakah Normal?
4. Pola Tidur Bayi Berubah
Pola tidur bayi yang berubah juga bisa jadi gejala growth spurt pada bayi, Ma. Dalam artian, ada bayi yang jam tidurnya berubah menjadi lama, tapi ada juga bayi yang justru tidur lebih sebentar dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Perubahan waktu tidur bayi menjadi lebih lama ini disebabkan karena otak si Kecil memproduksi protein bernama human growth hormone atau hormon pertumbuhan manusia (HGH) saat tidur.
Selain itu, hal tersebut tidak lepas dari pengaruh pola menyusunya yang berubah. Jika biasanya si Kecil tidur nyenyak selama 6-8 jam, kali ini ia mungkin akan terbangun dan menangis pada tengah malam. Ia bisa saja terbangun 2 jam sekali secara berurutan hingga pagi untuk menyusu.
Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 4 Bulan dan Stimulasi yang Tepat
5. Pertambahan Berat dan Tinggi Badan yang Cepat
Ketika growth spurt terjadi, bayi mengalami percepatan tumbuh yang sangat signifikan. Ketika mencapai usia 12 bulan, umumnya berat badan bayi akan meningkat 3 kali lipat dari berat lahir dan panjangnya akan bertambah sekitar 25 cm.
Maka dari itu, tak heran bila baju yang biasanya dipakai si Kecil bisa tiba-tiba kesempitan sehingga pusar di atas perut kenyangnya tampak mengintip di balik baju. Menggemaskan sekali ya, Ma, kalau dilihat!
Mama mungkin juga akan menyadari tanda growth spurt pada bayi ini saat menggendong si Kecil yang terasa lebih berat atau saat menimbang tumbuhnya yang tampak lebih besar.
Namun, apakah semua bayi pasti akan mengalami pertambahan berat dan panjang badan yang sama? Ternyata, ada beberapa faktor yang memengaruhi seberapa tinggi si Kecil akan tumbuh dan seberapa cepat ia akan mencapai tinggi maksimalnya, lho, Ma, antara lain:
-
Komposisi genetik yang didapatkan dari Mama dan Papa.
-
Pola makan dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si Kecil.
-
Tingkat keterpaparan si Kecil terhadap air maupun udara yang tercemar, seperti air dengan kandungan timbal atau polusi asap pabrik.
-
Terjadinya gangguan kesehatan janin atau komplikasi selama masa kehamilan.
Sekarang Mama sudah lebih paham mengenai tanda-tanda growth spurt, bukan? Selain istilah growth spurt, ada pula istilah wonder week yang berkaitan dengan tumbuh kembang bayi. Apa beda keduanya?
Apa Perbedaan Growth Spurt dan Wonder Week?
Growth spurt dan wonder week sejatinya tidak sama, Ma. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, growth spurt pada bayi lebih spesifik menandakan percepatan pertumbuhan fisik bayi. Ini ditandai dengan pertambahan berat dan panjang badan dalam waktu cepat.
Bayi akan mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dalam dua tahun pertama, yakni sekitar 25 cm lebih tinggi dan berat mencapai tiga kali lipat dari berat lahirnya.
Sementara wonder week berkaitan dengan perubahan perkembangan mental bayi dalam 20 bulan pertama kelahirannya. Kondisi ini ditandai dengan si Kecil yang tampak sangat rewel (cranky), sering menangis, dan tidak ingin jauh dari Mama (clingy) karena sistem saraf di otaknya sedang mengalami peningkatan yang pesat.
Cara Menghadapi Growth Spurt pada Bayi
Saat bayi mengalami fase growth spurt, Mama membutuhkan banyak tenaga ekstra untuk mengimbangi pola menyusu dan pola tidur si Kecil yang berubah.
Nah, supaya Mama lebih mudah menghadapi si Kecil yang sedang melalui fase ini, coba lakukan beberapa hal berikut ini:
1. Mengikuti Pola Menyusu Baru si Kecil
Seperti yang sudah dibahas di atas, ketika memasuki fase growth spurt bayi akan mengalami perubahan pola menyusu.
Biasanya, bayi akan menunjukkan tanda lapar ingin menyusu setiap 3 atau 4 jam sekali. Sekarang, ia mungkin menunjukkan tanda ingin menyusu tiap 2 jam sekali atau bahkan setengah jam sekali. Di sini, Mama hanya perlu mengikuti alur menyusu yang diminta oleh si Kecil.
Sementara pada bayi usia 6 bulan ke atas, mungkin mereka akan meminta makan MPASI dengan lebih lahap hingga menunjukkan gestur untuk meminta porsi makan yang lebih banyak.
Oleh karena itu, Mama dapat menambah porsi makan si Kecil untuk memenuhi perut mungilnya yang terasa lapar.
2. Bantu si Kecil Tidur Lebih Nyenyak
Mama dapat membantu si Kecil agar merasa lebih baik dengan tetap mengikuti pola tidur yang telah terbentuk walaupun akan banyak interupsi yang terjadi.
Matikan segala alat elektronik yang menimbulkan suara bising seperti televisi dan tablet. Pastikan suhu kamar si Kecil cukup sejuk dan mengganti lampu ruangan dengan lampu tidur. Jadi, suasana kamar bayi nyaman dengan cahaya temaram yang menenangkan.
3. Tenangkan Bayi yang Rewel
Saat growth spurt, bayi umumnya akan cenderung lebih rewel dari biasanya. Oleh sebab itu, Mama perlu menenangkannya dengan cara lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Misalnya, ajak si Kecil bermain, membaca buku, bercanda, bernyanyi, ngobrol, atau berjalan-jalan di sekitar rumah.
Apabila Mama merasa kelelahan, tak ada salahnya meminta pasangan atau anggota keluarga lain di rumah untuk bergantian menenangkan si Kecil.
Dengan cara itu, Mama bisa sambil beristirahat sejenak, atau paling tidak mencuri waktu untuk makan, mandi, mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain hal sebagainya.
4. Berusaha Lebih Sabar
Bayi akan mengalami serangkaian perubahan suasana hati ketika mengalami growth spurt sehingga Mama perlu menambah amunisi kesabaran.
Ketika si Kecil mulai rewel, Mama dapat memberikan dekapan lembut sambil menyenandungkan lagu untuk si Kecil agar ia merasa lebih tenang.
Selain itu, Mama juga bisa mencoba teknik skin-to-skin, mengayun si Kecil di pangkuan, atau apa pun yang membuat ia merasa lebih nyaman.
5. Jaga Kesehatan Mama
Saat growth spurt terjadi, bukan hanya si Kecil saja yang berjuang melalui berbagai perubahan pada tubuhnya. Pada fase ini, Mama juga banyak terkuras energi dan emosinya. Jadi, pastikan Mama mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan dapat beristirahat dengan baik.
Jika merasa kewalahan jangan ragu untuk minta bantuan dari orang terdekat, seperti Papa atau Kakek-Nenek si Kecil. Jika perlu, Mama dapat menyewa pengasuh anak profesional untuk membantu meringankan beban sementara waktu. Sebab, Ma, momen berharga ini tidak akan bisa diulang kembali.
Selain itu, Mama juga disarankan untuk terus memenuhi nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi dan mencukupi asupan cairan tiap harinya.
Cara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas ASI, sehingga bayi Mama mendapatkan nutrisi yang baik untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya di masa ini.
6. Perhatikan Kesehatan Bayi secara Menyeluruh
Ma, untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan fisik si Kecil sesuai dengan standar yang sudah diterapkan oleh Kementerian Republik Indonesia, pastikan ia mendapatkan pemeriksaan secara berkala dari dokter spesialis anak.
Jadi, Mama bisa mengetahui dengan pasti ketika ada gangguan tumbuh kembang dan dapat segera melakukan intervensi.
Berikut frekuensi pemeriksaan yang perlu dilakukan agar tumbuh kembang tubuh si Kecil terpantau dengan baik:
-
Setiap bulan hingga bayi berusia 12 bulan.
-
Setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun.
-
Setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun.
-
1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya.
Selain itu, Mama juga perlu memperhatikan gejala lain yang sekiranya bukan merupakan tanda dari growth spurt pada bayi seperti demam tinggi, ruam kemerahan di kulit, hingga dehidrasi.
Apabila si Kecil mengalami hal ini, segera hubungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan lanjut.
Baca Juga: Mengenal Weight Faltering, Faktor Risiko Stunting pada Anak
Sekarang Mama tidak perlu khawatir lagi ya ketika tiba-tiba si Kecil lapar dan meminta ASI lebih banyak atau rewel sepanjang hari, sebab bisa saja ia sedang mengalami growth spurt.
Agar bisa lebih maksimal menemani tumbuh kembang si Kecil, Mama juga bisa menanyakan segala hal terkait tumbuh kembang bayi kepada Tim Nutriclub Expert Advisor untuk temukan jawaban lengkapnya langsung dari para ahli.
Selain itu, Mama juga bisa download eksklusif e-book atau mendengarkan podcast parenting secara gratis melalui website Nutriclub sebagai bekal untuk jadikan si Kecil pemenang di masa depan!