Imunisasi lanjutan atau vaksin booster penting untuk memperpanjang efek perlindungan vaksin terhadap paparan infeksi penyakit. Apa saja rangkaian vaksin lanjutan yang perlu diterima si Kecil?
Kenapa Imunisasi Lanjutan Penting untuk Anak?
Anak perlu imunisasi agar kekebalan tubuhnya mengenal bakteri atau virus, lalu membentuk antibodi untuk melawannya.
Bila dilakukan secara tepat waktu, fungsi vaksin lanjutan pun bisa lebih optimal untuk melindungi si Kecil dalam jangka panjang.
Pemberian imunisasi lanjutan membuat imun lebih responsif terhadap serangan bakteri atau virus. Selain itu, vaksin booster bertujuan untuk memberikan perlindungan tambahan.
Daftar Imunisasi Lanjutan dan Jadwal Pemberiannya
Selain imunisasi wajib saat anak masih bayi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan pemberian vaksin booster untuk anak.
Berikut adalah rinciannya berdasarkan jadwal imunisasi IDAI terbaru tahun 2024.
1. DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Dosis wajib diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Vaksin lanjutan diberikan pada usia 18 bulan, 5–7 tahun, dan 10–18 tahun.
2. Hepatitis B (HB)
Imunisasi hepatitis B berguna untuk mencegah virus hepatitis B, yaitu virus penyebab infeksi di liver.
Vaksin hepatitis B diberikan sebulan sekali sebanyak 4 kali, yaitu usia sebelum 24 jam setelah anak lahir, 2, 3, dan 4 bulan. Imunisasi lanjutan dilakukan pada usia 18 tahun.
3. Polio
Bayi akan mendapatkan imunisasi polio tipe tetes mulut sebanyak 4x setiap bulan, mulai dari baru lahir–1 bulan, lalu pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Bila mendapatkan imunisasi suntik, jadwal vaksin polio wajib ada pada usia 4 dan 9 bulan. Vaksin booster polio diberikan pada usia 18 bulan.
4. Pneumokokus (PCV)
Idealnya, imunisasi wajib pencegah Streptococcus pneumoniae ini diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan, lalu vaksin booster diberikan pada usia 12–15 bulan.
Jika belum diberikan pada rentang usia tersebut, berikut jadwal yang perlu diperhatikan:
- Usia 7–12 bulan: vaksin wajib 2x dengan selang 1 bulan, 1x booster pada usia 12–15 bulan (jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya).
- Usia 1–2 tahun: vaksin wajib 2x dengan jarak minimal 2 bulan.
- Usia 2–5 tahun: vaksin wajib jenis PCV10 2x jarak 2 bulan atau jenis PCV10/PCV sebanyak sekali.
- Usia >5 tahun dengan risiko tinggi dan belum pernah divaksin: 1 dosis jenis PCV13 atau PCV15.
Penyakit pneumokokus adalah penyebab kematian yang paling tinggi pada balita. Untuk itu, jenis imunisasi ini perlu diulang.
5. MMR atau MR
Vaksin MMR penting untuk mencegah campak (measles), gondong (mumps), dan rubella. Sementara, vaksin MR hanya untuk mencegah campak dan rubella. Berikut jadwalnya:
- Dosis pertama: bayi usia 9 bulan.
- Dosis kedua: berupa MR atau MMR umur 15–18 bulan.
- Dosis ketiga: usia 5–7 tahun.
Bila belum mendapat vaksin MR hingga berusia 12 bulan, berikut jadwalnya:
- Dosis pertama: berikan MR/MMR
- Dosis kedua: 6 bulan dari dosis pertama
- Dosis ketiga: usia 5–7 tahun.
Baca Juga: 5 Imunisasi Anak 1 Tahun yang Wajib dan Tips agar Tidak Rewel
6. Rotavirus
Imunisasi rotavirus bertujuan untuk mencegah diare akibat rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus, yakni monovalen dan pentavalen.
Berikut jadwal vaksin monovalen.
- Dosis pertama: usia 6–12 minggu.
- Dosis kedua: diberikan dengan jarak 4 minggu, paling lambat usia 24 minggu.
Berikut jadwal vaksin pentavalen.
- Dosis pertama: usia 6–12 minggu.
- Dosis kedua: diberikan dengan jarak 4–10 minggu.
- Dosis ketiga: paling lambat usia 32 minggu.
7. Varisela
Vaksin varisela adalah jenis vaksin untuk mencegah virus penyebab penyakit cacar air. Berikut jadwalnya.
- Dosis wajib: 1–12 tahun, 2 dosis, jarak 6 minggu–3 bulan.
- Dosis wajib pada 13 tahun ke atas: 2 dosis, jarak 4–6 minggu.
- Vaksin booster: 1 dosis MMRV, bisa diberikan sejak kurang dari 2 tahun.
8. Hepatitis A
Imunisasi hepatitis A berguna untuk mencegah infeksi virus hepatitis A. Virus ini menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar. Berikut jadwal imunisasinya.
- Dosis pertama: 12 bulan.
- Dosis kedua: 6–18 bulan setelah dosis pertama.
9. Influenza
Imunisasi influenza berguna untuk mencegah infeksi virus influenza yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Berikut jadwal imunisasi influenza.
- Vaksin pertama: bayi berusia 6 bulan–8 tahun, 2 dosis, jarak 4 minggu.
- Vaksin pertama bila usia di atas 9 tahun: 1 dosis.
Bila sudah melakukan vaksin pertama, vaksin lanjutan diulang 1 tahun sekali.
10. Tifoid
Diketahui, vaksin tifoid berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhii, yakni penyebab penyakit tipes. Berikut jadwalnya.
- Dosis pertama: usia 2 tahun, 1 dosis.
- Imunisasi lanjutan: 3 tahun sekali, 1 dosis.
11. Japanese Ensefalitis
Vaksin Japanese Ensefalitis (JE) digunakan untuk mencegah infeksi virus Japanese Encephalitis penyebab penyakit radang otak.
Umumnya, jenis vaksin ini diberikan pada daerah endemis, yaitu Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta. Berikut jadwalnya.
- Dosis pertama: 9 bulan, 1 dosis.
- Vaksin lanjutan: 1–2 tahun setelah dosis pertama, 1 dosis.
Baca Juga: 16 Cara Meningkatkan Imun Anak agar Daya Tahan Tubuh Kuat
12. Vaksin Dengue
Indonesia adalah salah satu wilayah endemik demam berdarah atau dengue. Vaksin dengue diberikan 2 dosis.
Dosis pertama pada usia 6–45 tahun. Dosis kedua diberikan dengan jarak 3 bulan setelah dosis pertama.
Apa Risiko Jika Anak Tidak Mendapatkan Imunisasi Lanjutan?
Ada berbagai risiko yang terjadi bila tidak mendapatkan vaksin booster, apa saja?
- Risiko terinfeksi kembali.
- Keluarga dan orang sekitar rentan terpapar infeksi.
- Meningkatkan risiko infeksi mewabah secara luas.
- Komplikasi hingga kematian.
- Bepergian dan pendaftaran sekolah akan terbatas.
Baca Juga: 10 Dampak Nyata Jika Anak Tidak Imunisasi
Tips Menjaga Jadwal Imunisasi Anak
Bagaimana caranya agar si Kecil tidak ketinggalan imunisasi? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
- Simpan kartu imunisasi.
- Pasang notifikasi ponsel dengan menggunakan aplikasi SATUSEHAT.
- Rutin ke dokter anak setiap 1 bulan hingga 1 tahun, setiap 3 bulan hingga 3 tahun, dan setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun.
Dengan membaca ulasan di atas, kini Mama Papa sudah mengetahui pentingnya imunisasi lanjutan serta jenis-jenisnya yang harus diberikan pada si Kecil.
Pastikan tidak ada jadwal imunisasi yang terlewatkan agar anak tumbuh sehat dengan lebih optimal.
Tetap penuhi kebutuhan gizi anak dan bila perlu, lengkapi kebutuhannya dengan susu pertumbuhan anak sesuai anjuran dokter.
Gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!