Vaksin hepatitis B pada bayi wajib diberikan sebanyak 4 kali untuk mencegah infeksi serius yang dapat merusak fungsi organ hati. Cari tahu jadwal imunisasi hepatitis B dan efek sampingnya!
Pentingnya Vaksin Hepatitis B pada Bayi
Vaksin hepatitis B (HB) berguna untuk mencegah penularan virus hepatitis B yang menyerang fungsi hati pada bayi baru lahir. Bayi yang tertular hepatitis B berisiko 90-95% mengalami infeksi kronis.
Imunisasi adalah cara utama mencegah infeksi hepatitis B. Sekitar 1 dari 4 anak pengidap hepatitis B kronis meninggal karena komplikasi berupa kerusakan hati, sirosis hati, atau kanker hati akibat infeksi yang tidak diobati.
Kapan Vaksin Hepatitis B Diberikan pada Bayi?
Vaksin HB wajib diberikan dalam 4 kali dosis wajib dan 1x booster. Imunisasi hepatitis B untuk bayi disuntikkan di otot paha luar.
Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru 2024, berikut adalah jadwal vaksin hepatitis B pada bayi:
- Dosis 1: segera setelah lahir sebelum 24 jam (didahului dengan penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.
- Dosis 2: usia 2 bulan.
- Dosis 3: usia 3 bulan.
- Dosis 4: usia 4 bulan.
- Dosis booster: usia 18 bulan.
Jadwal imunisasi HB untuk beberapa bayi mungkin bisa berbeda. Bayi dari ibu pembawa virus HB harus menerima dosis pertama dalam 12 jam setelah lahir. Ia juga perlu disuntikan HBIG untuk perlindungan segera.
Lalu, dosis pertama untuk bayi prematur dengan berat badan lahir yang lebih rendah dari 2.000 gram dianjurkan didapat di usia 1 bulan atau ketika BB-nya sudah mencapai 2.000 gram.
Setelah lengkap 4 dosis wajib, mintalah tes darah sederhana untuk memeriksa “titer antibodi” yang bisa memastikan vaksinasinya berhasil untuk memastikan si Kecil sudah terlindungi dari hepatitis B.
Selanjutnya, bayi dapat diberikan vaksin booster pada usia 18 bulan untuk memperkuat kekebalan tubuh dan memperpanjang efek perlindungan vaksin.
Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi
Apa Efek Samping Imunisasi Hepatitis B?
Efek samping vaksin hepatitis B yang paling umum adalah demam dan timbul nyeri kemerahan pada area suntikan.
Jika si Kecil demam setelah imunisasi, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah obat penurun panas seperti ibuprofen boleh diberikan. Hindari memberikan obat tanpa petunjuk dosis dari dokter.
Untuk mengurangi nyeri di area suntikan, kompres bagian tersebut dengan handuk hangat hingga rasa nyerinya berkurang.
Pastikan juga lebih sering menyusui untuk membantu menurunkan panas dan menenangkan si Kecil. Lalu, dapatkan lebih banyak solusi meredakan tangis dan demam bayi setelah imunisasi di Health Immune Checker.
Baca Juga: Jadwal Pemberian Vaksin Polio pada Bayi dan Efek Sampingnya
Apakah Imunisasi Hepatitis B Boleh Telat?
Sebisa mungkin tidak boleh telat. Pemberian vaksin harus lengkap sesuai dosis dan jadwal yang direkomendasikan untuk membentuk efek perlindungan yang maksimal.
Sebuah studi membuktikan, imunisasi sejak usia kurang dari 6 bulan dapat melindungi anak dari virus hepatitis B hingga 30 tahun.
Jika si Kecil telat diimunisasi atau tidak menerima dosis lengkap, ia masih berisiko tertular virus penyebab infeksi hepatitis B.
Sebab, efek proteksi dari dosis yang tidak lengkap belum maksimal untuk bisa melindungi dalam jangka waktu panjang. Untungnya, imunisasi hepatitis B masih bisa dikejar.
Cara Mengejar Imunisasi Hepatitis B
Mama tidak perlu mengulang dosis vaksin pada anak jika salah satu jadwalnya terlewat. Mama bisa langsung ke dokter untuk dapatkan dosis berikutnya lewat imunisasi kejar sesegera mungkin.
Contoh, bila anak sudah mendapatkan dosis pertama saat lahir, namun dosis kedua belum diberikan di usia 2 bulan, si Kecil tidak perlu “mengulang” dosis pertama. Cukup berikan dosis berikutnya pada saat kunjungan dokter selanjutnya.
Baca Juga: Manfaat Vaksin BCG untuk Bayi, Jadwal, Efek Samping, dan Risiko Terlewat
Seperti Apa Reaksi Alergi Terhadap Vaksin Hepatitis B?
Pada beberapa kasus, bayi dapat mengalami reaksi alergi berat setelah menerima imunisasi hepatitis B. Meskipun reaksi alergi ini jarang terjadi, gejalanya bisa meliputi:
- Pembengkakan pada wajah atau tenggorokan.
- Kejang.
- Penurunan kesadaran.
Jika efek samping vaksin tidak juga mereda atau bayi menunjukkan tanda-tanda reaksi alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, Mama bisa dapatkan panduan untuk optimalkan daya tahan tubuh si Kecil dengan men-download E-Book 1000 HPK sekarang juga secara gratis!