Imunisasi perlu diberikan lengkap sesuai jadwal yang telah ditentukan IDAI. Jika si Kecil terlambat divaksin atau belum sama sekali, Mama harus secepatnya lengkapi lewat program imunisasi kejar.
Apa Itu Imunisasi Kejar?
Imunisasi kejar adalah program untuk melengkapi dosis vaksin anak yang belum diterima sesuai jadwal seharusnya.
Ada banyak kondisi yang membuat anak terlambat atau tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Sebagai contoh, mungkin si Kecil sedang sakit saat waktunya divaksin atau orang tua tidak sadar jadwal imunisasi terlewat.
Mengejar imunisasi bisa dilakukan bersamaan dengan imunisasi rutin atau dalam kegiatan khusus yang diadakan secara terpisah. Program ini disebut juga catch-up immunization.
Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Bayi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, imunisasi pada bayi harus diberikan lengkap dan tepat waktu untuk mencapai efek perlindungan yang optimal. Berikut adalah pentingnya kejar imunisasi:
1. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Memberikan imunisasi terlambat atau tidak lengkap dapat menghalangi upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Imunisasi yang sudah didapat memang telah memicu respons kekebalan tubuh. Namun tanpa dosis lengkap, efek perlindungannya belum optimal dan tidak bertahan lama sesuai ekspektasi.
Oleh karena itu, dokter perlu tetap melanjutkan dan melengkapi dosis imunisasi anak sesuai jadwal agar perlindungannya bisa maksimal.
Baca Juga: Jadwal Imunisasi Wajib untuk Bayi 0-12 Bulan Terbaru dari IDAI 2024
2. Mencegah Penularan Penyakit
Dengan imunisasi kejar, bayi terlindungi dari risiko penularan berbagai penyakit menular yang berbahaya.
Jadi ketika suatu saat si Kecil terpapar kuman penyakit tersebut, ia bisa tidak tertular sama sekali atau hanya mengalami gejala ringan yang cepat sembuh tanpa risiko efek samping atau komplikasi serius.
Hal ini sangat penting, mengingat bayi memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan dibandingkan anak-anak atau orang dewasa sehingga risiko penularan lebih tinggi.
3. Mendukung Tumbuh Kembang Anak yang Sehat
Saat bayi mendapatkan semua vaksin sesuai jadwal, ia lebih terlindungi dari penyakit menular serius seperti polio, hepatitis, dan campak yang dapat menghambat tumbuh kembangnya.
Selain itu, imunisasi kejar mendukung anak tumbuh sehat dan membantu si Kecil mencapai tonggak perkembangannya tepat waktu.
Bayi yang sehat cenderung lebih aktif dan memiliki energi untuk mengeksplorasi lingkungannya sehingga membantu perkembangan kognitif dan keterampilan motorik mereka.
4. Bantu Cegah Stunting
Penelitian dari Universitas Indonesia tahun 2023 menunjukkan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun.
Studi tersebut menemukan, anak yang tidak menerima imunisasi lengkap 1,2 kali lebih mungkin mengalami stunting daripada yang vaksinasinya lengkap.
Ketika tidak divaksinasi, si Kecil lebih mungkin tertular infeksi seperti diare, pneumonia, atau campak yang dapat menghambat kemampuan tubuh menyerap nutrisi dengan baik sehingga meningkatkan risiko stunting.
5. Memperluas Cakupan Imunisasi
Menurut data WHO dan UNICEF, cakupan vaksinasi anak di seluruh dunia mengalami penurunan terbesar dalam 30 tahun terakhir.
Ini artinya, semakin sedikit anak-anak yang mendapatkan vaksinasi lengkap yang dibutuhkan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
Melalui imunisasi kejar, cakupan imunisasi di masyarakat semakin luas sehingga lebih banyak anak bisa terlindungi dan tumbuh sehat tanpa gangguan kesehatan yang dapat menghambat perkembangan mereka.
6. Mencegah Risiko Mortalitas Bayi
Pada tahun 2021, 25 juta anak di seluruh dunia tidak menerima satu atau lebih dosis vaksin DTP3, meningkat dua juta dibandingkan 2020 dan enam juta lebih banyak dibandingkan 2019.
Dengan imunisasi lengkap, cakupan makin meluas sehingga angka kematian bayi dapat ditekan karena terlindung dari penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian, seperti polio, campak, dan pneumonia.
UNICEF menyatakan, kelengkapan vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah hingga tiga juta kematian setiap tahun.
Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Anak Imunisasi
7. Mencegah Terjadinya Wabah Penyakit
Imunisasi kejar merupakan langkah preventif untuk mencegah munculnya wabah penyakit menular di masyarakat.
Semakin banyak anak yang kebal terhadap penyakit setelah menerima imunisasi lengkap, semakin rendah risiko penyebaran penyakit di suatu daerah dan semakin rendah juga risiko berkembang sebagai wabah.
8. Mencegah KLB (Kejadian Luar Biasa)
Mengejar imunisasi juga bertujuan untuk menghindari KLB atau situasi di mana ada penyakit yang menyebar jauh lebih cepat atau lebih luas di luar perkiraan normal. Apa bedanya dengan wabah?
Jadi, wabah bisa terjadi di suatu tempat tertentu atau area kecil., sedangkan KLB lebih sering digunakan untuk kejadian lebih besar atau lebih darurat yang mencakup banyak daerah atau negara.
Dengan melindungi bayi sejak dini, risiko terjadinya KLB dapat ditekan dan dikendalikan.
9. Memperkuat Herd Immunity
Dengan imunisasi kejar, Mama memiliki andil yang aktif untuk turut membangun herd immunity, yaitu kekebalan kelompok dalam masyarakat.
Jika cakupan vaksinasi luas, penyebaran penyakit menular dapat dicegah karena semakin banyak orang yang kebal sehingga kuman tidak dapat “hinggap” pada individu yang rentan.
Efek perlindungan imunisasi juga akan dirasakan oleh orang lain yang belum bisa menerima vaksin, seperti bayi baru lahir, lansia, atau individu dengan masalah kekebalan.
Imunisasi Apa Saja yang Bisa Dikejar?
Hampir semua jenis vaksin bisa dikejar. Prinsipnya jika ada imunisasi bayi yang tertunda atau belum diberikan, Mama harus secepatnya kejar untuk dilengkapi. Jangan ditunda-tunda.
Namun, ada pula beberapa vaksin yang tidak bisa dikejar karena bisa tidak efektif lagi jika terlambat diberikan pada usia yang sudah ditentukan. Contohnya:
- Vaksin rotavirus: vaksin rotavirus ada batas umur maksimalnya, yaitu 8 bulan. Risiko terjadinya intususepsi lebih tinggi bila diberikan setelah anak berusia 8 bulan.
- Vaksin BCG: Vaksin hanya perlu didapat 1x seumur hidup, segera setelah lahir sampai maksimal usia 2 bulan. Lebih dari usia 3 bulan, vaksin ini hanya diberikan pada anak yang belum pernah terpapar oleh kuman TBC. Ini bisa dilihat dari hasil pemeriksaan tes mantoux.
Vaksin-vaksin ini tidak bisa dikejar karena tubuh anak sudah tidak lagi dapat merespon vaksin dengan cara yang efektif atau karena risiko efek samping yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melengkapi imunisasi si Kecil sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Baca Juga: 10 Cara Menghilangkan Demam dan Nyeri Efek Samping Imunisasi pada Bayi
Cara Mengejar Imunisasi yang Tertunda
Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk mencapai efek perlindungan yang optimal imunisasi harus diberikan lengkap sesuai jadwal. Jika terlambat, imunisasi kejar ada aturannya:
1. Bisa Langsung Dikejar Tanpa Ulang dari Awal
Jika imunisasi bayi tertunda, vaksin yang tertinggal bisa diberikan tanpa perlu mengulang semuanya dari awal.
Misalnya, jika bayi terlambat mendapat imunisasi pada usia 3 bulan, pada usia 4 bulan bisa langsung diberikan vaksin yang sesuai dengan usia 4 bulan.
2. Dapat Diberikan dengan Vaksin Ganda
Bayi yang belum menerima imunisasi lengkap bisa mendapatkan vaksin lebih dari satu sekaligus. Pemberian vaksin ganda prinsipnya adalah 2 vaksin suntik dan 1 vaksin tetes.
Misalnya, vaksin polio oral dan vaksin pentavalen (difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe B) bisa diberikan bersamaan pada usia 2 bulan.
3. Perhatikan Usia dan Jarak antar Vaksin
Setiap vaksin memiliki aturan usia minimal dan maksimal. Misalnya, vaksin pentavalen baru bisa diberikan pada usia 6 minggu, dan vaksin DPT maksimal pada usia 6 tahun.
Selain itu, ada jarak minimal antara dua vaksin yang perlu diperhatikan. Ini yang perlu Mama diskusikan lebih lanjut dengan dokter sebelum melakukan imunisasi kejar.
4. Dua Vaksin Hidup Bisa Diberikan Bersama
Vaksin hidup seperti BCG, OPV, dan MR dapat diberikan pada kunjungan yang sama dan juga bisa diberikan bersamaan dengan vaksin inaktif.
Sementara itu, sesama vaksin inaktif dapat diberikan bersamaan. Contohnya Inactivated Polio Vaccine (IPV), vaksin hepatitis A, dan vaksin rabies.
Jika diberikan terpisah, harus ada jarak minimal 4 minggu antara vaksin tersebut.
5. Pastikan Kondisi Bayi Sehat Sebelum Imunisasi
Sebelum memberikan imunisasi kejar, pastikan bayi tidak sedang sakit flu, demam, batuk, atau diare. Jika ada gejala tersebut, sebaiknya tunda imunisasi.
Maka untuk optimalkan daya tahan tubuh si Kecil agar siap diimunisasi, yuk unduk panduannya di E-Book 1000 HPK secara gratis!
6. Lengkapi Imunisasi Jika Dokumentasinya Hilang atau Rusak
Jadwal imunisasi terdiri dari dua bagian, yaitu jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan (booster).
Ada yang cukup satu kali, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi, dan bahkan ada yang perlu diulang pada umur tertentu.
Jika catatan imunisasi bayi hilang atau rusak, maka imunisasi dianggap belum lengkap dan perlu segera dilengkapi agar bayi terlindungi dengan baik.
Jadi, jangan sampai Mama melewatkan jadwal imunisasi agar si Kecil dan anak-anak lain mendapatkan perlindungan yang optimal dari berbagai penyakit menular. Mama juga bisa hubungi Nutriclub Expert Advisor untuk dapatkan respon cepat terkait imunisasi anak dan cara menjaga imunitasnya!