Loading...
Banner Artikel Bahaya Imunisasi Saat Bayi Flu, Kapan Sebaiknya Ditunda?
Imunitas

Bahaya Imunisasi Saat Bayi Flu, Kapan Sebaiknya Ditunda?

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: dr. Isman Jafar, Sp.A (K)

Diterbitkan: 12 September 2024

Diperbarui: 03 Desember 2025


  • Bahaya Imunisasi Saat Bayi Flu 
  • Kapan Sebaiknya Imunisasi Bayi Ditunda?
  • Anak Pilek Bolehkah Imunisasi?
  • Apakah Bayi Batuk Boleh Vaksin?
  • Napas Bayi Grok-Grok Boleh Imunisasi atau Tidak?
  • Tips Aman Sebelum dan Sesudah Imunisasi Bayi

Imunisasi tidak berbahaya jika bayi flu ringan (tanpa demam, masih aktif, dan mau makan/minum). Namun, sebaiknya tunda dulu jika bayi sedang flu berat dengan demam, atau rewel.

Kenapa imunisasi harus ditunda jika bayi sedang flu berat dan apa bahaya imunisasi saat flu?

Bahaya Imunisasi Saat Bayi Flu 

Pemberian vaksin sebaiknya diberikan setelah bayi benar-benar pulih dari flu. Saat sedang sakit, daya tahan tubuhnya tidak optimal, sehingga vaksin tidak bisa bekerja sebaik seharusnya.

Selain itu, ketika sedang sakit, anak lebih rentan mengalami demam atau nyeri di area suntikan, yang bisa membuat kondisinya terasa lebih berat dan membuatnya makin rewel.

Memberikan imunisasi saat bayi sedang flu juga tidak dianjurkan, karena dokter bisa sulit membedakan mana gejala flu dan mana reaksi normal setelah imunisasi.

Kapan Sebaiknya Imunisasi Bayi Ditunda?

Bahaya imunisasi saat bayi flu berat tentu perlu dipertimbangkan untuk menundanya. Selain itu, beberapa kondisi lain yang membuat bayi sebaiknya tidak boleh diimunisasi dulu, yakni:

1. Selesma Disertai Demam 

IDAI menyarankan imunisasi perlu ditunda hingga 1-2 minggu jika pilek dan batuk bayi disertai demam tinggi atau membuatnya sangat rewel. Sebab, ini menandakan fase infeksi tertinggi.

Mama bisa mendapatkan solusi ampuh dari demam dan tangis berkepanjangan si Kecil secara langsung lewat tools Health Immune Checker. Namun, bila anak lemas dan tak seaktif biasa saat demam tinggi, coba konsultasi ke dokter, ya, Ma.

2. Sedang Mengonsumsi Obat Tertentu 

Bila si Kecil sedang mengonsumsi obat golongan kortikosteroid (obat pereda peradangan), sampaikan ke dokter dan tunda imunisasi. Sebab, obat ini bekerja berlawanan dengan cara kerja vaksin.

Menurut IDAI, anak yang sedang dalam pengobatan prednison dengan dosis 2 mg/kgbb/hari dianjurkan untuk menunda imunisasi hingga 1 bulan setelah pengobatan selesai.

Sementara itu, bayi tetap bisa imunisasi saat minum antibiotik. Pasalnya, antibiotik tidak akan mengganggu potensi kekebalan yang diberikan vaksin. 

Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi Anak

3. Memiliki Alergi Akut 

Selain terdapat bahaya imunisasi saat bayi flu, ada juga bahaya vaksin pada bayi alergi. Sampaikan pada dokter apabila bayi Mama memiliki riwayat alergi berat terhadap telur.

Sebab, beberapa vaksin dapat mengandung protein telur, seperti vaksin influenza dan demam kuning. Sebab, bisa memunculkan gejala syok anafilaksis.

Sementara itu, vaksin MMR boleh diberikan dengan pengawasan yang ketat dari dokter. Tapi, jangan lupa tetap sampaikan alergi si Kecil ke dokter, ya, Ma.

4. Bayi Lahir Prematur 

Imunisasi polio dosis pertama biasanya diberikan beberapa saat setelah bayi lahir. Namun, pemberian imunisasi sebaiknya ditunda pada bayi yang lahir prematur.

Imunisasi polio dosis pertama baru bisa diberikan ketika bayi prematur sudah berusia 2 bulan atau berat badannya lebih dari 2 kg.

Penundaan ini juga berlaku untuk imunisasi DPT, Hepatitis B, dan Hib.

Anak Pilek Bolehkah Imunisasi?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang pilek dan batuk ringan tanpa demam boleh tetap imunisasi sesuai jadwal

CDC (2024) juga menyebutkan, memberikan imunisasi saat bayi pilek tidak akan membuat gejalanya bertambah parah. Sebab, sistem imunnya masih cukup kuat untuk melawan penyakit ringan. 

Baca Juga: Vaksin BCG: Jadwal, Efek Samping, dan Risiko Terlewat 

Apakah Bayi Batuk Boleh Vaksin?

Sama halnya dengan pilek, bayi batuk juga boleh mendapatkan vaksin, terutama ketika batuknya ringan dan tanpa disertai gejala lain.

Namun, jika si Kecil sangat rewel, lemas, sesak napas, dan demam tinggi, IDAI menyebutkan Mama bisa menunda imunisasi sekitar 1-2 minggu.

Jika sedang batuk, cek dulu kondisi bayi sebelum pergi imunisasi ya, Ma. Periksalah suhu tubuhnya, keaktifannya, dan pernapasannya. Pastikan juga bayi cukup ASI dan istirahat.

Napas Bayi Grok-Grok Boleh Imunisasi atau Tidak?

Napas bayi “grok-grok” tidak selalu berarti flu. Ini sering kali karena tubuhnya belum mahir mengeluarkan lendir dengan sempurna.

Jika napas grok-grok pada bayi tidak disertai gejala berat lainnya, seperti demam tinggi, napas berat dan dalam, atau lemas, Mama tetap bisa memberikan vaksin pada bayi sesuai jadwal.

Baca Juga: 15 Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi yang Aman 

Tips Aman Sebelum dan Sesudah Imunisasi Bayi

Supaya Mama bisa lebih tenang menghadapi jadwal imunisasi si Kecil, ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan sebelum dan sesudah vaksin:

Sebelum Imunisasi

Pada umumnya, si Kecil tetap dapat menjalani imunisasi sekalipun ia sedang tidak fit selama gejalanya ringan.

Beberapa hal yang bisa Mama perhatikan sebelum imunisasi, antara lain:

  • Pastikan si Kecil dalam kondisi fit
  • Jika sedang sakit, pastikan Si Kecil aktif dan ceria seperti biasa
  • Pastikan anak cukup istirahat dan minum ASI sebelum ke dokter
  • Catat semua reaksi tubuh setelah imunisasi

Sesudah Imunisasi

Sama halnya seperti semua obat medis, vaksin juga bisa menyebabkan efek samping ringan, yang bisa jadi membuat Mama sedikit panik.

Supaya lebih tenang, Mama bisa melakukan beberapa hal berikut ini setelah anak diimunisasi:

  • Kompres area suntikan dengan handuk dingin atau es batu yang dibalut kain
  • Kompres hangat jika anak demam (biasanya ringan dan ini normal)
  • Berikan bayi ASI lebih sering untuk membuatnya lebih nyaman
  • Konsultasi dokter bila muncul ruam atau demam tinggi.

Imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi si Kecil sejak dini. Namun, Mama juga perlu mendukung daya tahan tubuh si Kecil dengan dukungan nutrisi dan stimulasi yang tepat di masa 1000 HPK-nya.

Yuk, unduh E-book Panduan Dukung Imunitas 1000 HPK dari Nutriclub yang berisi panduan lengkap dari dokter dan ahli gizi supaya Mama lebih tenang dalam mendampingi tumbuh kembang si Kecil. Gratis dan praktis!

Mama juga bisa bergabung dengan Nutriclub Expert Advisor untuk berdiskusi dengan tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak dari Nutriclub yang akan menjawab semua keraguan Mama. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.

Informasi yang Wajib Mama Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. IDAI | Tanya Jawab Bayi / anak sedang sakit atau sedang dalam pengobatan. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-bayi-anak-sedang-sakit-atau-sedang-dalam-pengobatan 
  2. IDAI | Flu, Istilah yang Rancu. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/flu-istilah-yang-rancu 
  3. IDAI | Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian II). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii 
  4. IDAI | Tanya Jawab Orangtua Mengenai Imunisasi. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-orangtua-mengenai-imunisasi 
  5. CDC. (2024). Vaccines When Your Child Is Sick. Vaccines for Your Children. https://www.cdc.gov/vaccines-children/before-during-after-shots/when-your-child-is-sick.html
  6. IDAI | Napas Grok-Grok pada Bayi dan Anak, Berbahayakah? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/napas-grok-grok-pada-bayi-dan-anak-berbahayakah
  7. ‌How Can I Comfort My Baby During Shots? (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/baby-vaccinations.html
  8. ‌CDC. (2025, April). Make Shots Less Stressful for Your Child. Vaccines for Your Children. https://www.cdc.gov/vaccines-children/before-during-after-shots/less-stress.html
Artikel Terkait