Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobati Campak pada Bayi

Kesehatan

Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobati Campak pada Bayi

Article By : Ajeng Quamila

Berdasarkan survei Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus penyakit campak pada anak di bawah 5 tahun mengalami lonjakan sangat drastis sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 silam. Oleh karena itu, IDAI mengajak para orang tua segera melengkapi imunisasi pada bayi, termasuk imunisasi campak. Sebab, bayi dan anak-anak yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan Rubella (MR/MMR) atau yang belum pernah mengalami penyakit ini berisiko tinggi tertular.

Penting juga bagi Mama dan Papa memahami lebih dalam mengenai penyebab, ciri-ciri, sampai cara mengobati dan pencegahan campak pada bayi untuk lebih waspada mengantisipasi risikonya.

Berikut informasinya dari Tim Ahli Nutriclub.

Penyebab Penyakit Campak

Campak (measles) adalah ​​penyakit infeksi akut serius dan sangat menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus.

Penyakit campak ditularkan terutama melalui udara, lewat percikan droplet air liur atau ingus yang keluar dari mulut dan hidung penderita saat ia batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya, juga ketika pilek.

Bayi bisa tertular campak jika menghirup udara yang terkontaminasi droplet atau terpapar kontak langsung dengan cairan liur dari orang yang terinfeksi virus. Misalnya, Papa atau Mama yang sedang sakit campak tidak cuci tangan setelah batuk atau membuang ingus, kemudian memegang wajah bayi atau menggendongnya.

Ciri-Ciri Campak pada Bayi

Bayi yang terpapar virus campak biasanya menunjukkan gejala dalam 7-14 hari kemudian. Gejala penyakit campak tidak spesifik dan bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umumnya mirip gejala flu, berupa demam, pusing, pilek, mata merah dan nyeri pada persendian. 

Pada bayi, ciri-ciri campak umumnya ditandai dengan:

  • Demam lebih dari 38°C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi mungkin terjadi dalam 10-12 hari setelah tertular. 

  • Batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

  • Muncul bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam, disebut Koplik's spot. 

Gejala awal ini akan berlangsung selama 3-5 hari lalu diikuti dengan munculnya ruam seperti bintik kemerahan yang agak menonjol dengan warna yang berbeda dari kulit normal. Pertama-tama ruam muncul pada muka dan leher, yang dimulai dari belakang telinga kemudian ke tengkuk leher lalu menyebar ke lengan, kaki dan akhirnya ke seluruh badan. 

Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Saat ruam muncul, demam yang awalnya ringan akan menjadi semakin tinggi. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.

Si Kecil yang terkena campak dapat menularkan penyakitnya sejak kurang lebih 3 sampai 5 hari sebelum sakit, selama sakit, sampai seluruh ruam benar-benar berubah jadi hiperpigmentasi. 

Apakah Campak pada Bayi Berbahaya?

Campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur. Akan tetapi, pada anak berusia di bawah 5 tahun risiko komplikasinya bisa lebih tinggi dan mungkin berbahaya. 

Komplikasi campak yang sering terjadi pada bayi adalah diare berat, gizi buruk, dan infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Campak juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti kebutaan.

Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa radang paru (pneumonia) yang merupakan penyebab kematian tersering pada anak-anak akibat campak, dan ensefalitis (radang otak) yang juga dapat berakibat fatal.

Selain itu, ada pula risiko komplikasi campak pada bayi yang termasuk sangat jarang tapi berakibat sangat fatal, yaitu subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Ini adalah penyakit sistem saraf pusat yang fatal akibat infeksi virus campak yang diderita pada saat kanak-kanak.

SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah anak menderita campak walaupun telah sembuh. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun. 

Oleh karena itu, penyakit campak pada bayi tidak boleh Mama dan Papa sepelekan. Jika si Kecil menunjukan gejala-gejala campak seperti di atas ada baiknya segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penangangan yang tepat.

Cara Mengobati Campak pada Bayi

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit campak. Kebanyakan campak akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh si Kecil dalam kondisi baik. 

Pengobatan campak sifatnya hanya membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Pada bayi yang mengalami infeksi campak ringan, obat-obatan dapat diberikan untuk membantu mengurangi gejalanya, misalnya:

  • Obat penurun panas sesuai dosis dan umur si Kecil untuk menurunkan demam.

  • Obat batuk pilek sesuai dosis dan umur si Kecil untuk mengatasi batuk pilek.

  • Pastikan si Kecil terus mendapat cairan, dari ASI atau air putih (jika usianya sudah lebih dari 6 bulan).

Mama juga bisa cari tahu lebih lanjut cara mengatasi demam dan tangisan anak yang berkepanjangan saat sakit di Health Immune Checker, ya.

Selain itu, pemberian vitamin A dengan dosis tepat oleh dokter juga dapat membantu mengurangi komplikasi dan kematian. Sebab, Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terjadinya komplikasi pada campak berhubungan dengan kondisi kekurangan vitamin A.

Maka, menjadi penting pula untuk Mama bisa terus memberikan makanan MPASI yang mengandung vitamin A jika si Kecil sudah berusia 6 bulan ke atas, untuk bantu memenuhi kebutuhan vitamin A hariannya.

Dan untuk informasi lebih lanjut seputar kebutuhan gizi bayi, Mama bisa mengunduh E-Book Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh Si Kecil secara gratis. Yuk, download sekarang!

Cara Pencegahan Penyakit Campak

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak, tapi penyakit ini dapat dicegah lewat imunisasi dengan vaksin MR. Vaksin MR dapat mencegah dua penyakit sekaligus, yaitu campak (measles) dan campak Jerman (rubella). 

Vaksin MR telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari Badan POM untuk mengantisipasi risiko penularan dan penyebaran campak. Vaksin MR aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, vaksin campak diberikan sesuai dengan jadwal imunisasi menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Vaksin MR pertama diberikan pada saat bayi berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan dosis booster saat usianya 18 bulan. Vaksin MR akan sekali lagi dijadwalkan saat si Kecil sudah masuk kelas 1 SD nanti, yaitu di usia 6–7 tahun.

Terus pantau setiap momen tumbuh kembang si Kecil dan kesehatannya, ya, Ma. Jika memang perlu, Mama bisa konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Mama pun bisa bertanya langsung kepada tim Nutriclub Expert Advisor mengenai segala aspek kesehatan bayi dan pengobatan alaminya di rumah. 

Semoga si Kecil sehat selalu!

  1. IDAI | Apakah Infeksi Campak? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak
     
  2. IDAI | Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella (MR). (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/daftar-pertanyaan-seputar-imunisasi-campak/measles-dan-rubella-mr
     
  3. Measles (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2019). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/measles.html
     
  4. CDC. (2021, June 24). Top 4 Things Parents Need to Know about Measles. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/measles/about/parents-top4.html
     
  5. Vitamin A for measles | Cochrane Equity. (2023). Cochrane.org. https://methods.cochrane.org/equity/vitamin-measles
     
comment-icon comment-icon