- Pembahasan dalam artikel :
- Kenali Tanda-Tanda Diare
- Penyebab Diare
- Penanganan Diare pada Bayi
Review : dr.VickaFarah Diba,M.Sc.,Sp.A
Anak Indonesia mengalami diare 1,6-2 kali per tahun dan sebagian besar disebabkan oleh infeksi rotavirus. Pada negara berkembang seperti Indonesia, diare adalah penyebab kematian nomor satu pada bayi dan balita. Ketahui lebih banyak seputar diare pada bayi dari Tim Ahli Nutriclub.
Kenali Tanda-Tanda Diare
Berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2007 oleh Kemenkes, penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor 1 pada bayi (31.4%) dan balita (25.2%). Meskipun terjadi penurunan data berdasarkan RISKERDAS tahun 2013, diare masih menjadi kekhawatiran besar para orang tua karena penyakit ini bersifat endemis, berpotensial KLB dan menyebabkan kematian. Penyebab utama kematian karena diare adalah kondisi dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lain adalah disenteri, kekurangan gizi dan infeksi serius. Di Indonesia setiap anak mengalami diare 1.6-2 kali/tahun.
BAB bayipada umumnya lebih lembut dan lembek (Deteksi penyakit bayi berdasarkan kotorannya)bila dibandingkan orang dewasa. Bahkan dalam 1-2 bulan pertama, frekuensi BAB pada bayi cukup tinggi. Sehingga Ibu mungkin akan kesulitan untuk menentukan apakah si Kecil mengalami diare atau tidak. Berikut tanda-tanda diare pada si Kecil:
- Frekuensi BAB yang meningkat.
- Feses cair lebih dari 3 kali sehari
- Biasanya terjadi pada anak umur 6 bln - 2th
- Tanda-Tanda Si Kecil Mengalami Dehidrasi Akibat Diare
Si Kecil yang berusia kurang dari 6 bulan biasanya terkena diare karena meminum susu sapi atau susu formula. Bila diare pada si Kecil berlanjut, maka ia akan mudah mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Konsultasikan dengan dokter apabila si Kecil sudah menunjukan tanda-tanda dehidrasi. (Cegah Dehidrasi Pada Bayi). Berikut beberapa tanda dehidrasi yang patut diwaspadai:
- Kencing berkurang
- Bayi rewel
- Mulut kering
- Tidak ada air mata saat menangis
- Bayi terlihat mengantuk atau lemas yang tidak biasa bahkan tidak sadar
- Ubun-ubun cekung
- Kulit kering dan bila dicubit lambat kembali ke bentuk normal
- Diare pada bayi berusia kurang dari 3 bulan
- Diare mengandung darah, lendir atau nanah
- Mata cekung
Did you know?
”Jika si Kecil mengalami diare lebih dari 2-3 hari dan diikuti dengan demam, kemungkinan ia mengalami alergi. Ketahui selengkapnya di sini.“
Penyebab Diare
Penyebab terbesar diare di negara maju adalah infeksi Rotavirus. Infeksi Rotavirus mengakibatkan 60% dari seluruh kasus diare pada si Kecil yang berusia kurang dari 2 tahun. Selain itu diare juga dapat disebabkan oleh:
- Bakteria dan parasit.
- Perubahan diet pada bayi,
- Penggunaan antibiotik oleh ibu yang menyusui
- Penyakit langka seperti sistik fibrosis
- Intoleransi laktosa (Kenali Intoleransi Laktosa Pada Bayi)
- Keracunan dan alergi makanan (Alergi dan Makanan yang Harus Dihindari Bayi) atau obat
- Minum jus buah terlalu banyak
Penularan diare akibat virus, bakteri dan parasit biasanya dikarenakan faktor eksternal yang terkontaminasi, seperti kontak dengan orang lain, makanan, minuman, atau tempat yang kurang bersih seperti toilet.
Penanganan Diare pada Bayi
- Sebelum si Kecil diperiksakan ke dokter, pastikan kebutuhan cairan yang hilang karena diare dapat segera tergantikan.
- Sebaiknya Ibu tetap menyusui si Kecil karena hal tersebut dapat mencegah kekurangan cairan akibat diare dan mempercepat proses penyembuhan.
- Selain itu bila si Kecil masih terlihat haus dapat ditambahkan cairan elektrolit untuk rehidrasi sesuai rekomendasi WHO yang dapat dibeli bebas seperti Oralit dengan mengikuti panduan yang ada.
- Lanjutkan pemberian makanan pada bayi usia lebih dari 6 bulan
- Berikan suplemen zat besi selama 10 hari.
- Pada beberapa kasus yang parah, si Kecil perlu diberikan perawatan intensif di rumah sakit untuk pengembalian cairan.
Pencegahan Diare pada Si Kecil
Berikut ini adalah 7 langkah yang direkomendasikan WHO untuk mengendalikan diare:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar supaya diare tidak gampang menular
- Biasakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, saat mengganti popok dan setelah menggunakan kamar mandi
- Pastikan suplai air bersih yang cukup
- Lakukan peningkatan pemberian ASI
- Lakukan vaksinasi rotavirus
- Lakukan imunisasi campak
- Berikan suplementasi vitamin A
Sedangkan untuk pencegahan sekunder, terutama ditujukan bagi penderita diare akut yang memanjang atau diare persisten, sebaiknya menghindari penggunaan obat antidiare, antimotilitas, dan menghindari penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Lakukan diet yang benar untuk mencegah malnutrisi dan mengatasi penyakit penyerta yang menyebabkan diare seperti infeksi saluran nafas, infeksi susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, dan infeksi sistemik yang lain.