Loading...
Bayi Muntah Setelah Minum ASI? Kenali Penyebabnya, Ma! - Nutriclub
Kesehatan

Kenali Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 13 Januari 2023


  • Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI
  • Apa Perbedaan Muntah dan Gumoh pada Bayi?
  • Bahayakah Bayi Muntah Banyak Setelah Minum ASI?
  • Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Muntah Setelah Minum ASI?
  • Bagaimana Cara Mencegah Gumoh pada Bayi?
  • Kapan Bayi Muntah Setelah Menyusu Harus Diwaspadai?

Bagi orang tua, khususnya orang tua baru, melihat bayi muntah setelah minum ASI tentu merupakan hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya, muntah kerap dikaitkan dengan gejala suatu penyakit atau infeksi. Lantas, kenapa bayi muntah setelah menyusu dan perlukah kondisi ini Mama konsultasikan segera ke dokter? Yuk, simak jawabannya dalam artikel ini!

Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI

Hampir sebagian besar bayi bisa muntah setiap kali selesai minum ASI, terutama pada bulan-bulan pertama kelahirannya. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah gumoh.

Gumoh terjadi ketika ASI yang ditelan bayi naik ke kerongkongan karena otot katup yang menghubungkan ujung kerongkongan dengan lambung belum cukup kuat untuk bisa menutup sempurna.

Refleks gumoh juga dipengaruhi oleh kapasitas lambung bayi yang masih kecil, hanya seukuran bola pingpong, sehingga belum bisa menampung banyak cairan. Rata-rata perut bayi sampai usia 4 bulan hanya dapat menampung sekitar 20 mililiter ASI setiap kali minum.

Ketika perut bayi sudah terlalu penuh sementara katup lambungnya belum dapat menutup dengan erat, sehingga susu yang sudah ditelan dapat mengalir kembali ke mulut.

Gumoh umumnya bayi alami setelah minum ASI terlalu banyak, saat bersendawa, menelan banyak udara, saat menangis, atau jika bayi langsung berbaring setelah menyusu. 

Menurut data IDAI, angka kejadian gumoh pada 2 bulan pertama usia bayi di Indonesia cenderung lebih tinggi dibanding negara lain. Menurut data ini, 25% bayi Indonesia mengalami gumoh lebih dari 4 kali dalam bulan pertama dan 50% bayi bisa gumoh 1–4 kali per hari sampai usia 3 bulan

Akan tetapi, selain karena gumoh, ada berbagai penyebab bayi muntah setelah minum ASI lainnya yang dapat terjadi. Misalnya: 

  • Gastroenteritis alias flu perut atau muntaber, yakni gangguan pencernaan yang disebabkan oleh infeksi virus. Biasanya, muntah akan disertai dengan diare dan demam.

  • Alergi atau intoleransi makanan (pada bayi yang umurnya lebih besar dan sudah bisa makan).

  • Keracunan makanan (pada bayi yang umurnya lebih besar dan sudah bisa makan).

  • Pilek.

  • Infeksi telinga.

  • Infeksi saluran kemih.

  • Penyempitan lambung (stenosis pilorus).

  • Esofagitis (peradangan pada dinding kerongkongan).

  • Penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease).

  • Sumbatan usus.

  • Infeksi paru.

Cukup banyak orang tua yang belum bisa mengenali mana kejadian bayi gumoh dan muntah. Padahal jika memperhatikan gerak-gerik si Kecil dengan lebih jeli, keduanya sangat mudah dibedakan, Ma.

Baca Juga: Masalah Pencernaan yang Umum Terjadi pada Bayi

Apa Perbedaan Muntah dan Gumoh pada Bayi?

Umumnya, bayi dikatakan gumoh ketika susu mengalir dengan sendirinya, tanpa ia sadari. Volume susu yang dimuntahkan juga relatif sedikit, sekitar 1-2 sendok makan.

Setelah gumoh, bayi masih terlihat aktif, ceria, nyaman, dan tidak mengalami gangguan pernapasan. Jika berat badannya dipantau secara berkala, gumoh tidak menyebabkan penurunan drastis. Si Kecil justru cenderung mengalami peningkatan berat badan yang baik.

Gumoh juga bisa dibedakan dari waktu terjadinya, Ma. Gumoh sering terjadi dalam 4-5 bulan pertama usia bayi dan perlahan akan berkurang, hingga pada akhirnya menghilang saat bayi mencapai usia 18-24 bulan, ketika ukuran lambungnya sudah lebih besar dan katup lambungnya juga lebih kuat.

Gumoh berbeda dengan muntah akibat penyakit. Jika bayi muntah karena penyakit, volume cairan yang dikeluarkan biasanya akan lebih banyak. Bayi juga akan tampak mengeluarkan banyak tenaga dan memaksakan diri (retching) untuk mengeluarkan susu. Keluarnya cairan dari mulut cenderung menyemprot atau dan menyembur.

Bayi yang muntah karena sakit akan terlihat mengejan, cemberut, tidak nyaman, kelelahan, hingga rewel dan bahkan menangis. Sering kali si Kecil juga berkeringat dan terlihat pucat.

Bayi muntah setelah minum ASI dikarenakan suatu penyakit biasanya akan menunjukkan gejala-gejala lain, seperti: 

  • Mencret, demam, sakit perut, dan perut kembung.

  • Cairan yang keluar berwarna kuning atau hijau, atau mengandung darah.

  • Gejala dehidrasi, antara lain mata tampak cekung, menangis tanpa air mata, kulit kering, mulut kering, tampak lemas atau rewel, dan urin berkurang.

  • Penurunan berat badan.

  • Penolakan makan (tidak nafsu makan).

  • Gangguan napas kronis.

Muntah yang disebabkan oleh penyakit bisa terjadi kapan saja setelah bayi menyusu di usia berapa pun.

Baca Juga: Si Kecil Gumoh Setelah Diberi ASI? Ini Langkah Pencegahannya

Bahayakah Bayi Muntah Banyak Setelah Minum ASI?

Gumoh pada bayi adalah kondisi yang masih tergolong wajar, tidak berbahaya, dan tidak perlu dicemaskan apabila tidak menyebabkan bayi rewel atau sesak napas.

Jika bayi masih terlihat sehat dan bertumbuh dengan baik karena berat badannya berprogres naik, Mama tidak perlu khawatir. 

Sementara itu, bayi muntah banyak setelah minum ASI bahkan sampai menyembur, berlangsung lebih dari 1 hari, berwarna selain putih susu (hijau, merah, atau orange), serta menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat dan tiba-tiba, harus dibawa berobat ke dokter anak.

Begitu juga jika muntah tetap berlangsung selama 12 jam, atau terjadi lebih dari sekali setelah mengalami cedera kepala seperti terbentur atau bayi jatuh dari tempat tidur.

Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat  ya, Ma.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Muntah Setelah Minum ASI?

Bayi muntah setelah minum ASI yang menandakan gumoh tidak memerlukan pengobatan khusus. Sisa muntahan yang menempel di sekitar mulutnya hanya perlu dibersihkan dengan kain bersih untuk mencegah iritasi pada kulit (yang banyak dikenal juga dengan istilah ruam ASI).

Namun jika bayi benar-benar muntah karena penyakit, sangat penting untuk Mama segera melakukan pertolongan pertama untuk mencegah si Kecil mengalami dehidrasi.

Cara paling utama yang bisa dilakukan adalah memberikan minum agar bayi tetap mendapatkan asupan cairan, misalnya seperti susu atau oralit (jika usia si Kecil sudah di atas 6 bulan). Bila bayi masih di bawah usia 6 bulan, cukup lanjutkan pemberian ASI. Jika si Kecil sudah makan MPASI, hindari dulu pemberian makanan padat dalam 6 jam pertama setelah ia muntah.

Berikan ASI sedikit–sedikit tetapi sering. Mulailah dengan 1-2 sendok makan setiap 15-20 menit, yang dapat ditingkatkan secara bertahap tergantung perubahan kondisi bayi.

Hal yang paling penting adalah jangan sampai memaksa bayi untuk meneruskan minum susu lebih banyak dari yang ia inginkan. Apabila bayi muntah setelah minum ASI kembali terjadi, berikan minuman dalam jumlah lebih sedikit.

Setelah empat jam tanpa muntah, cobalah menggandakan jumlah yang si Kecil minum setiap jamnya. Jika bayi muntah lagi pada tahap ini, biarkan perutnya beristirahat dulu selama satu jam tanpa diisi apa-apa. Hindari si Kecil dari aktivitas setelah makan. Kemudian, coba mulai susui lagi dengan jumlah yang lebih sedikit. 

Mungkin banyak bayi MPASI yang malah kehilangan selera makan setelah muntah, tapi jangan khawatir, Ma. Fokuslah untuk menjaga si Kecil supaya tetap terhidrasi dengan baik terlebih dahulu. Baru setelah 6 jam tidak mengalami muntah, bayi yang sudah bisa MPASI dapat coba diberikan makan potongan buah pisang atau apel sedikit-sedikit.

Kemudian, pola makan dan menyusui yang normal seperti biasanya dapat kembali dilakukan setelah 24 jam.

Bagaimana Cara Mencegah Gumoh pada Bayi?

Ada beberapa cara agar bayi tidak muntah setelah minum ASI atau gumoh yang bisa Mama lakukan, yaitu:

  • Posisikan bayi tegak selama 30 menit setelah menyusu.

  • Pastikan bahwa tidak ada yang menekan bagian perut bayi.

  • Pastikan bayi tidak langsung berbaring atau tidur tengkurap setelah menyusu.

  • Sendawakan bayi setelah menyusu.

  • Jangan memaksa bayi untuk minum susu lebih banyak dari yang diinginkannya.

  • Jangan memberikan ASI terlalu cepat atau terburu-buru untuk mencegah si Kecil menghirup banyak udara saat menyusu. Biarkan si Kecil menyusu dengan tenang dan nyaman, juga pastikan posisi pelekatan mulutnya sudah tepat.

Baca Juga: Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Mau Menyusu

Kapan Bayi Muntah Setelah Menyusu Harus Diwaspadai?

Sebaiknya, segera bawa si Kecil ke dokter jika muntahnya tidak mengalami perbaikan, bertambah buruk, atau disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Bayi muntah setelah menyusu disertai demam atau sakit perut.

  • Bayi muntah berkali-kali. Jika bayi Mama di bawah usia 2 bulan, muntah yang berkali-kali bisa menandakan adanya masalah atau gangguan pada lambung dan ususnya sehingga ia tidak mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan.

  • Bayi muntah yang berwarna hijau atau kuning.

  • Bayi muntah dengan bercak darah. Ini bisa menjadi masalah yang serius untuk si Kecil. Segera cek ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat..

  • Terdapat darah yang keluar melalui tinja bayi. Hal ini bisa menandai bahwa si Kecil sedang mengalami infeksi atau alergi.

  • Si Kecil terlihat dehidrasi. Contohnya mulut menjadi kering, menangis tanpa air mata, bernapas dengan cepat, popok yang jarang basah, dan sering mengantuk.

  • Bayi menolak makan dan minum.

  • Muntah berlangsung lebih dari 1 hari.

Terus pantau kondisi si Kecil jika ia muntah setelah minum ASI ya, Ma. Dan jika memang perlu, konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Mama pun bisa bertanya kepada tim Nutriclub Expert Advisor mengenai segala aspek tumbuh kembang dan kesehatan bayi yang baru lahir.

Bukan hanya itu, Mama juga bisa mengunduh E-Book Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh Si Kecil secara gratis. Yuk, download sekarang!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. IDAI | Apa yang Perlu Dilakukan Bila Anak Muntah? (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apa-yang-perlu-dilakukan-bila-anak-muntah
  2. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
  3. ‌IDAI | Gumoh pada Bayi. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gumoh-pada-bayi
  4. ‌Breastfeeding Question: Why Do Babies Vomit? (2019, October 7). Medela. https://www.medela.com.au/breastfeeding/blog/breastfeeding-tips/breastfeeding-question-why-do-babies-vomit
  5. baby. (2022). Reflux is when your baby brings milk back up during, or just after a feed. Read about reflux symptoms and how to help your baby. Start4Life. https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/breastfeeding-challenges/reflux/
  6. ‌Vomiting in babies: what’s normal and what’s not. (2021). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a536689/vomiting-in-babies-whats-normal-and-whats-not
  7. ‌Vomiting in babies. (2022, September 22). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vomiting-in-babies
Artikel Terkait