Kebutuhan ASI Bayi Usia 0-6 Bulan dan Cara Menyusuinya
Loading...
burger menu
memperhitungkan-konsumsi-asi-si-kecil
Untuk Mama

Kebutuhan ASI Bayi 0-6 Bulan dan Cara Memenuhinya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 10 Februari 2020


  • Kebutuhan ASI Bayi 0-6 Bulan per Hari
  • Tanda Bayi Kenyang Minum ASI
  • Tanda Bayi Lapar dan Belum Cukup Minum ASI
  • Cara Menyusui yang Tepat untuk Penuhi Kebutuhan ASI Bayi

ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dalam jumlah tepat untuk bertumbuh kembang dengan optimal. Itu kenapa ASI disebut sebagai makanan terbaik untuk bayi hingga minimal usianya genap 6 bulan. Namun, tahukah Mama berapa banyak kebutuhan ASI bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan nanti? Temukan jawabannya dengan membaca artikel ini, yuk!

Kebutuhan ASI Bayi 0-6 Bulan per Hari

ASI yang Mama produksi akan menyesuaikan kebutuhan bayi. Maka itu, Mama sangat dianjurkan untuk menyusui secara on-demand, yaitu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan bayi. Kebutuhan masing-masing bayi sebenarnya bisa berbeda. Walau begitu, umumnya bayi baru lahir perlu menyusu 10 - 12 kali dalam sehari setiap 2-3 jam sekali. 

Berikut daftar kebutuhan ASI bayi 0-6 bulan yang dapat Mama jadikan panduan jadwal menyusui: 

  • Usia 1 hari: beberapa tetes hingga 5 ml dalam sekali menyusu (setiap 2-3 jam sekali).

  • Usai 2 hari: 5-15 ml dalam sekali menyusu (setiap 2-3 jam sekali).

  • Usia 3 hari: 15-30 ml dalam sekali menyusu (setiap 2-3 jam sekali). 

  • Usia 1 minggu: 30-60 ml dalam sekali menyusu (setiap 2-3 jam sekali).

  • Usia 2 minggu: 60-89 ml dalam sekali menyusu (setiap 2-3 jam sekali). 

  • Usia 1 bulan: 90-120 ml dalam sekali menyusu (setiap 3-4 jam sekali).

  • Usia 2 bulan: 118-150 ml dalam sekali menyusu ( setiap 3-4 jam sekali).

  • Usia 4 bulan: 150- 177 ml dalam sekali menyusu (setiap 3-4 jam sekali).

  • Usia 6 bulan: 180-240 ml dalam sekali menyusu (setiap 4-5 jam sekali). 

Baca juga: 8 Manfaat ASI Eksklusif bagi Tumbuh Kembang Bayi

Kebutuhan ASI bayi setiap harinya bisa tercapai lewat jadwal menyusui yang rutin dan teratur. Namun, yang harus juga diperhatikan adalah durasi menyusui Mama untuk setiap sesi menyusui. Sebab, berapa lama bayi menyusu juga menjadi salah satu faktor kecukupan ASI

Bayi yang baru lahir dapat menyusu selama 20 menit atau lebih, baik pada satu payudara maupun bergantian antara 2 payudara.  Semakin bertambah besar dan semakin pintar menyusu, durasi menyusu bayi bisa semakin singkat yaitu antara 5-10 menit. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti jumlah produksi ASI dan proses pengenalan MPASI.

Apabila si Kecil tampak tertidur terlalu lama, Mama dapat membangunkannya 2 jam sekali dengan lembut untuk minum ASI. Bisa dengan diusap-usap kepalanya, diganti popoknya, atau dilepas bedongnya. 

Hal ini penting Ma, sebab bayi, terutama yang baru lahir, tidak boleh melewatkan waktu tanpa  menyusu lebih dari 4 jam.  

Tanda Bayi Kenyang Minum ASI

Ketika asupan ASI harian si Kecil terpenuhi, ia akan menunjukkan tanda-tanda berikut ini: 

  • Bayi akan melepas payudara Mama. 

  • Bayi akan menjauhkan kepala dari puting Mama. 

  • Tubuh bayi terlihat lebih rileks dan tangannya tidak lagi menggenggam. 

  • Ketika ditawari payudara, ia akan menutup mulutnya. 

  • Dalam 12-24 jam pertama kehidupan, bayi buang air kecil 1-2 kali.

  • Urin bayi pada beberapa hari pertama setelah kelahiran berwarna pekat dan dapat terlihat endapan berwarna merah bata. Endapan tersebut merupakan kristal asam urat alias brick dust. 

  • Dalam 24 jam pertama, bayi mengeluarkan mekonium, yaitu feses pertama bayi yang memiliki tekstur kental, lengket, dan berwarna hijau gelap. 

Pengeluaran mekonium sendiri dipacu oleh kolostrum yang terkandung di dalam ASI pertama bayi. 

  • Dalam 3-6 hari, feses akan perlahan berubah warna menjadi hijau kecoklatan atau hijau kekuningan. 

  • Setelah berusia 7 hari, feses ASI sudah berbentuk cair, bau asam, dan bergas. 

  • Setelah berusia 5 hari, bayi buang air kecil 6-8 kali dalam 1 hari. Warna pipis bayi tidak lagi pekat namun kuning muda. 

  • Bayi tampak tidur lebih nyenyak. 

Saat si Kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kenyang, Mama dapat berhenti menyusui kemudian menyendawakannya. Ketika disendawakan, kemungkinan si Kecil akan gumoh untuk mengeluarkan gas dalam perutnya yang mungkin masuk sewaktu ia mengisap susu. Hal ini bertujuan agar si Kecil tidak merasa kembung.

Tanda Bayi Lapar dan Belum Cukup Minum ASI

Mungkin Mama berpikir ketika bayi lapar, ia mungkin hanya akan menangis. Padahal menangis sudah merupakan tahap paling akhir dari upaya si Kecil berkomunikasi dengan Mama ketika kebutuhan makannya tidak terpenuhi. 

Ketika sudah mencapai tahap menangis, si Kecil akan sedikit susah untuk ditenangkan. Hal ini perlu dihindari karena menyusu sambil menangis dapat membuat perutnya kembung dan terasa tidak nyaman. 

Berikut tanda-tanda yang akan ditunjukkan oleh bayi yang masih lapar dan belum cukup mendapatkan ASI: 

  • Bayi menjilati bibirnya atau menjulurkan lidah keluar. 

  • Bayi akan menggerak-gerakkan bibir dan kepalanya untuk mencari payudara Mama (rooting). 

  • Mengepalkan jari tangannya dengan kencang. 

  • Memasukkan tangannya ke dalam mulut secara berulang. 

  • Menghisap tangan atau benda apapun yang bisa ia temukan di sekitarnya. 

  • Membuka dan menutup mulut secara berulang. 

  • Bayi terlihat lebih rewel. 

  • Bayi selalu menyusu dengan durasi terlalu pendek, yaitu kurang dari 10 menit. 

  • Bayi selalu menyusu dengan durasi terlalu panjang, yaitu sekitar 50 menit. 

  • Bayi sering terlihat masih lapar setelah menyusu. 

  • Bayi sering melewatkan sesi menyusu dan selalu tidur sepanjang malam. Idealnya bayi bangun dan menyusu 2-3 jam sekali walaupun di malam hari. 

  • Setelah berusia 7 hari bayi buang air kecil kurang dari 6 kali dan buang air besar kurang dari 4 kali dalam sehari.

  • Setelah berusia 7 hari urin bayi masih berwarna kuning pekat dan fesesnya masih berwarna gelap. 

  • Saat berusia 2 minggu, berat badan bayi lebih rendah daripada berat lahir. Padahal, minimal berat badan bayi bertambah sebanyak 142-198 gram setiap minggunya. 

  • Payudara Mama masih terasa penuh dan keras setelah bayi menyusu. Hal ini menandakan bayi tidak minum cukup ASI atau mengalami kesulitan dalam menyedot ASI. 

Mungkin mulanya tanda-tanda tersebut cukup sulit dikenali, namun seiring berjalannya waktu Mama pasti bisa membedakan gerak-geriknya. 

Jika setelah 1 atau 2 minggu, Mama tidak merasakan adanya let-down reflex (reflek ASI mengalir deras), hal ini bisa jadi menandakan produksi ASI rendah sehingga Mama mungkin perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan konsultan laktasi terkait solusi memperbanyak ASI atau memperbaiki cara menyusui agar si Kecil terus mendapatkan cukup ASI. 

Baca juga: ASI Eksklusif Bantu Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Cara Menyusui yang Tepat untuk Penuhi Kebutuhan ASI Bayi

Ketika Mama sudah bisa mengenali tanda-tanda bayi lapar, usahakan untuk langsung menyusui si Kecil agar ia bisa mendapatkan ASI yang cukup. Pun apabila si Kecil tampak tertidur terlalu lama, Mama dapat membangunkannya 2 jam sekali dengan lembut untuk minum ASI. Bisa dengan diusap-usap kepalanya, diganti popoknya, atau dilepas bedongnya. 

Hal ini penting karena bayi tidak boleh melewatkan waktu tanpa  menyusu lebih dari 4 jam.  Terutama bayi yang baru lahir.  

Lantas, bagaimana cara menyusui yang benar untuk penuhi kebutuhan ASI bayi? Berikut adalah panduan cara menyusui bayi yang bisa Mama terapkan:

1. Posisikan Badan dalam Kondisi Rileks

Posisikan diri senyaman mungkin saat mau mulai menyusui bayi. Jika ingin menyusui sambil duduk, sandarkan punggung Mama pada bantal yang empuk, dan bila perlu pakai injakan kaki agar kaki Mama tidak tergantung selama menyusui. Tempatkan barang-barang yang akan dibutuhkan Bunda sedekat mungkin, agar mudah meraihnya.

2. Gendong Bayi dengan Tepat

Setelah mendapat posisi yang nyaman, gendong dan pegang kepala bayi dengan salah satu lengan. Letakkan kepala bayi pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara yang sama. Tahan bokong si Kecil dengan telapak tangan. Gunakan tangan Mama yang satu lagi untuk mendekap si Kecil. 

Pastikan posisi kepala si Kecil disangga lebih tinggi daripada badannya. Dengan begitu, tubuh bayi bisa berbaring telentang lurus dengan posisi telinga, bahu, dan panggulnya sejajar berada pada 1 garis lurus. 

Posisi menyusui yang benar seperti ini akan memudahkan bayi menelan ASI tanpa tersedak ataupun gumoh. Kemudian, tempelkan perut bayi dengan perut Mama. Pastikan dada Mama menempel pada dadanya, dan wajah bayi pas menghadap payudara Mama. Lalu, posisikan mulut bayi terbuka di hadapan puting Mama.

Sangga seluruh tubuh bayi dengan baik. Bila bayi masih kecil, menyangga bisa dilakukan dengan 1 lengan, dan bila bayi besar biasanya disangga dengan 2 lengan atau bila perlu dibantu dengan bantal besar atau handuk besar yang digulung, yang diletakkan di pangkuan.

Baca Juga: Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI dan Cara Mengatasinya

3. Dekatkan Mulut Bayi ke Payudara

Setelah memastikan posisi menggendong sudah tepat, maka dekatkan bayi ke payudara.

Pegang payudara oleh tangan Mama yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara, kurang lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya menyangga payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan puting mengarah ke atas.

Pastikan mulut bayi sampai terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah bawah, bukan mengatupkan mulut ke arah dalam atau merapatkan ke arah dalam.

Jika bayi belum melakukannya, Mama bisa membimbing bayi dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu. Lalu, biarkan bayi memasukkan areola (seluruh bagian gelap di sekitar puting payudara ibu) ke dalam mulut bayi.

4. Cek Pelekatan Mulut Bayi pada Puting

Mama juga perlu memperhatikan posisi pelekatan mulut bayi pada puting (latch on). Pelekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui yang benar.

Jika cara pelekatan bayi saat menyusui salah, bayi bisa tidak maksimal mengisap ASI. Bisa saja meski sudah menyusui lama, tapi ternyata bayi hanya minum sedikit dan jadi cepat lapar lagi.

Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), cara pelekatan menyusui yang benar seharusnya seperti ini:

  • Dagu menempel ke payudara.

  • Mulut terbuka lebar.

  • Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.

  • Bibir atas dan bawah si Kecil terlipat keluar.

  • Pipi bayi menggembung dan payudara ibu tidak terasa nyeri.

Untuk memastikan posisi pelekatan sudah benar atau belum, Mama bisa dengarkan suara bayi saat menyusui. Bayi menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan, berirama, tidak tergesa-gesa. Jika tidak ada bunyi decak melainkan bunyi menelan saat menyusu, artinya pelekatan mulutnya sudah tepat. 

Dengan memposisikan dan melekatkan bayi dengan benar akan mencegah puting lecet dan menjaga pasokan ASI tercukupi. 

Kalau Mama masih merasa kesulitan melakukan perlekatan yang tepat, tidak apa-apa. Sebab Mama dan si Kecil sama-sama butuh waktu untuk belajar. Mama juga dapat mengunjungi ahli laktasi agar mendapatkan bimbingan menyusui dengan benar secara langsung. 

5. Perhatikan Posisi Bayi Saat Menyusu

Jika puting Bunda terasa nyeri, lepas pelekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti menyusu sementara Bunda bisa menyesuaikan posisi bayi.

Kemudian, coba lagi posisi pelekatan yang lebih baik. Setelah pelekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.

6. Susui Bergantian Payudara Kanan dan Kiri

Satu hal lagi yang tak kalah penting, pastikan Bunda menyusui bergantian antara payudara kanan dan kiri untuk menyeimbangkan produksi ASI.

Pada umumnya bayi akan menyusu pada payudara pertama sebanyak 75 mL dan dilanjutkan 50 mL pada payudara kedua.

Ketika menyusui dengan payudara kanan, kosongkan terlebih dahulu baru pindah ke payudara kiri. Hal ini dilakukan juga agar menghindari bengkak pada salah satu payudara, tapi kebutuhan ASI bayi tetap tercukupi.

Semoga artikel ini membantu Mama mencukupi kebutuhan ASI bayi sampai setidaknya usia 6 bulan nanti, ya. Selain itu, Mama juga dapat mengunjungi The Parents’ Guide Academy untuk dapatkan berbagai artikel edukatif mengenai panduan pemberian ASI dan informasi tumbuh kembang bayi lainnya yang divalidasi expert. 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1.  ‌How much breast milk to express. (2022). HSE.ie. https://www2.hse.ie/babies-children/breastfeeding/expressing-pumping/how-much-breast-milk-express/

  2. Breastfeeding FAQs: How Much and How Often (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2019). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/breastfeed-often.html#:~:text=In%20the%20first%20few%20weeks,2%E2%80%933%20hours%20between%20feedings.

  3. Baby’s Hunger Cues | WIC Breastfeeding. (n.d.). Wicbreastfeeding.fns.usda.gov. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/babys-hunger-cues

  4. CDC. (2021, July 22). Signs Your Child is Hungry or Full . Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/mealtime/signs-your-child-is-hungry-or-full.html

  5. How Often and How Much Should Your Baby Eat? (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/how-often-and-how-much-should-your-baby-eat.aspx

  6. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi

  7. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/366/aspirasi-mekonium

  8. Warning Signs of Breastfeeding Problems. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/Warning-Signs-of-Breastfeeding-Problems.aspx

Artikel Terkait