Loading...
Banner Artikel Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Mengatasinya yang Tepat
Kesehatan

Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Mengatasinya yang Tepat

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

Diterbitkan: 15 Januari 2020

Diperbarui: 05 November 2025


  • Apa Itu Gumoh pada Bayi?
  • Mengapa Bayi Sering Gumoh?
  • Apa Bedanya Gumoh dan Muntah?
  • Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Gumoh?
  • Kapan Harus Segera ke Dokter?

Ada beberapa penyebab bayi gumoh yang sebenarnya tergolong normal bila kondisinya ringan. Namun, ada pula penyebab gumoh pada bayi yang perlu jadi perhatian Mama bila pemicunya karena kondisi medis.

Apa Itu Gumoh pada Bayi?

Gumoh adalah keluarnya sebagian cairan ASI setelah bayi menyusu yang terjadi tanpa paksaan. 

Gumoh merupakan hal yang normal pada bayi dan cenderung tidak membahayakan. Kondisi ini disebut dengan istilah happy spitter karena tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi. 

Gumoh juga tidak menyebabkan tangisan maupun kolik. Frekuensi gumoh biasanya akan mulai berkurang saat bayi berusia 12-18 bulan. 

 

Mengapa Bayi Sering Gumoh?

Penyebab bayi gumoh bisa karena beberapa alasan dari yang normal sampai butuh perhatian khusus. Berikut beberapa hal yang mungkin terjadi:

1. Bayi Terlalu Kenyang atau Terlalu Lapar

Kapasitas lambung bayi masih sangat kecil, bahkan perut bayi baru lahir hanya sebesar kelereng. Ukurannya baru berkembang hingga sebesar telur ayam saat usia sekitar 4 minggu..

Karena perutnya mudah penuh, susu yang masuk bisa kembali ke tenggorokan dan membuat bayi gumoh saat terlalu kenyang. 

Jika bayi terlalu lapar, ia menyusu terburu-buru atau sambil menangis, sehingga banyak menelan udara. Saat menyendawakan bayi, udara yang terjebak mendorong susu keluar dan membuatnya gumoh.

2. Otot Lambung Bayi Belum Kuat

Di ujung lambung bayi terdapat otot cincin yang berfungsi menahan makanan agar tidak mengalir lagi ke tenggorokan. 

Pada 3 bulan pertama, otot cincin belum berkembang sempurna, sehingga ASI yang sudah masuk ke dalam lambung akan dengan mudah kembali lagi ke atas. 

Terutama jika perut bayi terlalu kenyang. Biasanya cincin lambung baru mulai berfungsi saat usia bayi memasuki 4-5 bulan. 

Baca Juga: 5 Cara Ampuh Menghilangkan Cegukan pada Bayi

3. Perlekatan Kurang Tepat

Perlekatan yang tepat sangat penting bagi keberhasilan proses menyusui. 

Jika perlekatan tidak tepat, Mama biasanya akan merasa kesakitan dan bayi tak memperoleh cukup ASI karena yang ditelan adalah gelembung udara. 

Gelembung udara ini dapat terjebak di dalam lambung dan menjadi penyebab bayi gumoh atau perut kembung

Apabila masih bingung bagaimana posisi menyusui yang tepat, Mama bisa berkonsultasi pada konsultan laktasi. 

4. Bayi Mengalami GERD

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah gangguan pencernaan yang membuat asam lambung naik ke tenggorokan. 

Ini bukanlah kondisi yang normal pada bayi dan membuatnya merasa tidak nyaman. Sebab saat gumoh ia akan mengejan dan mengeluarkan suara seperti tersedak. 

Selain itu, GERD juga ditandai dengan berat badan yang tidak kunjung naik, tampak tidak ceria, kesakitan, dan selalu rewel. 

5. Bayi Mengalami Pyloric Stenosis

Penyebab bayi gumoh berikutnya adalah pyloric stenosis. Ini adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat penebalan pada otot pilorus (bagian lambung yang terhubung dengan usus halus). 

Hal ini membuat ASI dari lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus. Meski begitu, kondisi ini sangat jarang terjadi. 

Namun ketika mengalaminya, bayi akan muntah hebat, dehidrasi, dan mengalami penurunan berat badan. Penanganannya harus melalui operasi. 

Apa Bedanya Gumoh dan Muntah?

Menurut IDAI, bayi yang gumoh bukanlah penyakit, melainkan refleks bayi baru lahir yang umumnya tidak menimbulkan tangis. Pastikan Mama tahu perbedaan gumoh dan muntah pada bayi, ya. Berikut beberapa perbedaannya:

Aspek

Gumoh

Muntah

Definisi

Keluarnya sedikit cairan ASI dari mulut bayi setelah menyusu.

Keluarnya isi perut secara aktif, biasanya dalam jumlah banyak.

Jumlah cairan

Sedikit, biasanya tidak lebih dari satu sendok makan.

Banyak, bisa hampir seluruh isi lambung.

Rasa/kenyamanan bayi

Bayi tetap tenang, tidak kesakitan.

Bayi rewel, menangis, dan terlihat tidak nyaman.

Penyebab

Refleks normal bayi, terlalu kenyang, atau menelan udara.

Gangguan pencernaan, infeksi, GERD, atau penyempitan lambung (pyloric stenosis).

Respons bayi

Biasanya tanpa suara khas.

Disertai mengejan, tersedak, atau suara muntah.

Penanganan

Tidak perlu perawatan khusus, cukup dicegah dengan posisi dan porsi menyusu yang tepat.

Perlu observasi dan konsultasi dokter bila sering atau disertai gejala lain.

Mama bisa download Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh 1000 Hari Pertama untuk panduan lengkap dan eksklusif seputar cara pemenuhan nutrisi penting untuk daya tahan tubuh anak, cara stimulasi yang optimal, hingga strategi menjaga kesehatan si kecil di 1000 hari pertama usianya. Gratis!

Baca Juga: Kenali Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI

Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Gumoh?

Tidak ada cara perawatan khusus untuk bayi gumoh. Akan tetapi, ada beberapa cara mengatasi yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Sendawakan Bayi

Tidak menyendawakan setelah menyusu atau makan dapat menjadi penyebab bayi gumoh. Maka itu, pastikan Mama menyendawakan bayi, baik dengan cara menggendongnya maupun mendudukkan bayi di pangkuan. 

Cara menyendawakan bayi dengan menggendongnya yakni:

  1. Gendong dan peluk si Kecil di atas bahu Mama
  2. Tepuk-tepuk dan usap punggung bayi secara perlahan.

Cara menyendawakan bayi dengan mendudukkannya di pangkuan, yakni:

  1. Dudukkan bayi di pangkuan Mama, kemudian tepuk-tepuk punggungnya. 
  2. Posisikan bayi menghadap ke luar atau ke samping. 
  3. Tepuk-tepuk punggungnya secara lembut.

Ingat, Ma, jangan menepuk punggungnya terlalu keras atau menekan perut bayi supaya tidak memicu gumoh.

2. Posisikan Bayi Tegak Setelah Menyusu

Coba posisikan bayi agar lebih tegak sesaat setelah menyusu atau memberinya makan. Lakukan posisi ini selama 20-30 menit sesudah ia minum susu atau makan. 

Tujuannya adalah agar cairan ASI dan makanan lebih cepat turun ke saluran cerna, serta mencegah isi lambung naik ke kerongkongan. 

Jadi, jangan terburu-buru mengajak si Kecil bermain atau mengayun-ayunkan bayi sesaat setelah ia menyusu atau makan ya, Ma.

3. Hindari Menyusui Sampai Kekenyangan

Memaksa menyusu terlalu lama dapat menjadi penyebab bayi gumoh. Terlebih, bila bayi sudah menunjukkan tanda kenyang dan cukup ASI, seperti:

  • Bayi mencabut mulutnya sendiri dari payudara Mama.
  • Bayi tampak ceria, sehat, dan aktif setelah menyusu.
  • Bayi menutup mulut saat ditawarkan payudara.
  • Bayi tampak puas, tenang, dan mengantuk setelah menyusui.
  • Bayi perlahan-lahan melepaskan pegangan tangannya pada payudara Mama.
  • Pergerakan mulut saat menghisap payudara jadi lebih lambat.
  • Payudara terasa lebih nyaman serta lembut usai menyusui.

Untuk memastikan bayi benar-benar mendapatkan ASI yang cukup, sebaiknya hindari langsung menyusuinya terlalu banyak dalam satu waktu. 

4. Berikan Bayi Susu Sebelum Lapar

Agar bayi tidak sering gumoh setelah menyusu, coba berikan ASI sebelum bayi merasa lapar. Karena saat kelaparan, bayi akan menangis dan rewel. 

Sebaiknya menyusui sedikit-sedikit namun dengan frekuensi yang sering dan diberi jarak, agar lambungnya memiliki spare waktu untuk mengosongkan isinya.

Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Sering Kentut dan Cara Mengatasinya

5. Jangan Tengkurapkan Bayi

Hindari menelungkupkan bayi saat tidur setelah menyusuinya karena bisa menjadi penyebab bayi gumoh. Tekanan pada perut dapat mendorong isi perut kembali naik, sehingga picu gumoh. 

Selain itu, tidur tengkurap bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Biarkan ia tidur dalam posisi berbaring telentang.

6. Pastikan Popok Bayi Tidak Ketat

Pastikan pula tidak ada yang menekan perut bayi Mama setelah memberikan ia makan dan minum. 

Misalnya, jangan biarkan popok yang dikenakan bayi terlalu ketat, sehingga ia tidak merasa perutnya terlalu sesak. Sebab, ini juga bisa menyebabkan si Kecil mengeluarkan makanannya.

7. Perhatikan Makanan yang Mama Konsumsi

Apabila si Kecil masih minum ASI eksklusif, sebaiknya perhatikan pola makan harian Mama. Sebab, makanan dan minuman yang Mama konsumsi dapat memengaruhi kualitas ASI. 

Penyebab bayi gumoh bisa karena efek negatif dari jenis makanan atau minuman tertentu yang dikonsumsi Mama. 

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Meski sebenarnya normal, tapi Mama tetap perlu waspada bila gumoh pada bayi disertai gejala berikut:

  • Demam.
  • Berat badan tidak bertambah.
  • Bayi tampak lemas. 
  • Sering menangis. 
  • Sulit ditenangkan. 
  • Mengalami masalah menyusui. 

Segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan cepat dan tepat bila gumoh pada bayi cukup kuat dan disertai gejala di atas. 

Jangan lupa untuk mencatat dan memberi tahu dokter mengenai frekuensi bayi gumoh yang dialami oleh si Kecil.

Butuh insight dari ahli di tengah kesibukan? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.

Informasi yang Wajib Mama Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Pregnancy Birth Baby Editorial Team. (2025, January 28). Spitting up in babies. Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/spitting-up-in-babies
  2. ‌Langmaid, S. (2006, March 8). Baby Spitting Up. WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/spitting-up
  3. Mayo Clinic Editorial Team. (2025).‌ Spitting up in babies: What’s OK, what’s not. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
  4. About Kids Health Editorial Team. ‌(2024, February 8). Spitting up and vomiting in babies. Aboutkidshealth.ca; AboutKidsHealth. https://www.aboutkidshealth.ca/spitting-up-and-vomiting-in-babies
  5. Seattle Children’s Hospital. (2025). ‌Reflux (Spitting Up). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/reflux-spitting-up/
  6. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
  7. Healthy Children Editorial Team. (2023). Why Babies Spit Up. HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx
  8. Mayo Clinic Editorial Team. (2023). Spitting up in babies: What’s normal, what’s not. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
  9. Crider, C. (2019, November 20). Is All This Baby Spit-Up Normal? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-spit-up#tips
  10. Baby Center Editorial Team. (2021). Spitting up in babies: How much is normal and when it stops. BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/newborn-baby/why-babies-spit-up_1765#articlesection1
  11. WebMD. (2006, May 24). Spitting Up in Infants Treatment. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/spitting-up-in-infants-treatment
  12. NHS Choices. (2023). Breastfeeding: is my baby getting enough milk? https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding-problems/enough-milk/
  13.  Crider, C. (2020, September 25). Your Newborn’s Stomach Size Is Smaller Than You Think. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/your-newborns-stomach-size-is-smaller-than-you-think#day-10
  14. Baby Center Editorial Team. (2022). How big is your baby’s stomach: photos. BabyCenter. https://www.babycentre.co.uk/l25009531/how-big-is-your-babys-stomach-photos
  15. Mount Sinai Editorial Team. (2023). ‌Spitting up - self-care Information | Mount Sinai - New York. Mount Sinai Health System. https://www.mountsinai.org/health-library/selfcare-instructions/spitting-up-self-care
  16. ‌Mayo Clinic Editorial Team. (2025).‌ Pyloric stenosis - Symptoms and causes. (2022). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pyloric-stenosis/symptoms-causes/syc-20351416
Artikel Terkait