Vaksin rotavirus adalah imunisasi untuk cegah penyakit diare parah karena infeksi rotavirus. Pemberian vaksin ini memiliki jadwal khusus yang perlu dipatuhi agar perlindungan optimal bisa tercapai.
Vaksin Rotavirus untuk Apa?
Vaksin rotavirus diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan. Vaksin ini bertujuan untuk cegah penyakit diare akut, serta menghentikan penyebaran infeksi karena rotavirus.
Virus rotavirus dapat menyerang usus dan membuat si Kecil kehilangan banyak nutrisi akibat diare parah disertai dehidrasi dan muntah.
Diare akut akibat rotavirus dapat meningkatkan risiko kematian pada anak di bawah 5 tahun akibat dehidrasi parah, serta mengalami gastroenteritis dan stunting pada jangka panjang.
Apakah Vaksin Rotavirus Itu Wajib?
Vaksinasi rotavirus sudah diwajibkan dan jadi bagian dari program imunisasi dasar yang diatur IDAI. Vaksin bisa didapatkan di dokter, klinik imunisasi, atau rumah sakit.
Vaksin untuk rotavirus wajib diberikan 2 kali agar memunculkan efek perlindungan maksimal.
Dosis pertama di usia 6-12 minggu dan dosis kedua didapatkan sebelum anak berusia 2 tahun.
Baca Juga: Apakah Bahaya Imunisasi Saat Bayi Flu?
Apakah Semua Bayi Bisa Mendapatkan Imunisasi Rotavirus?
Umumnya, rata-rata bayi bisa diberikan vaksinasi rotavirus. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat bayi tidak bisa mendapatkannya, yaitu:
- Pernah mengalami reaksi alergi berat (anafilaksis) setelah dosis vaksin sebelumnya atau karena kandungan vaksin.
- Menderita kelainan langka pada sistem imun yang disebut severe combined immunodeficiency (SCID) atau defisiensi imun gabungan berat.
- Pernah mengalami penyumbatan usus (intususepsi) atau memiliki gangguan usus yang meningkatkan risiko intususepsi.
- Mengidap kondisi langka seperti intoleransi fruktosa, malabsorpsi glukosa-galaktosa, atau insufisiensi sukrase-isomaltase.
- Bunda mengonsumsi obat yang melemahkan sistem imun selama hamil atau menyusui.
Jika Bunda ragu apakah si Kecil bisa menerima imunisasi rotavirus atau tidak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Selain itu, bila bayi sedang demam tinggi, diare, atau muntah, tunggulah sampai kondisinya membaik sebelum diberikan vaksin.
Jadwal Vaksinasi Rotavirus Menurut IDAI
Menurut IDAI, ada dua jenis vaksin untuk rotavirus, yakni monovalen dan pentavalen. Berikut jadwal vaksin wajib rotavirus yang perlu Mama perhatikan:
1. Vaksin Monovalen (RV1)
Vaksin ini diberikan dua kali secara oral (lewat mulut). Dosis pertama pada usia 6-12 minggu.
Lalu, dosis kedua diberikan dengan jarak minimal 4 minggu atau sebelum anak berusia 24 minggu.
2. Vaksin Pentavalen (RV5)
Vaksin Pentavalen diberikan 3 kali, juga secara oral (lewat mulut).
Dosis pertama di usia 6-12 minggu, lalu dosis kedua dan ketiga berjarak antara 4-10 minggu. Dosis ketiga harus diberikan sebelum anak berusia 7 bulan.
Lantas, vaksin rotavirus paling lambat usia berapa diberikan? Vaksin untuk rotavirus harus selesai diberikan sebelum usia 8 bulan. Setelah melewati 8 bulan, vaksin ini tidak direkomendasikan lagi.
Monovalen vs Pentavalen: Mana yang Tepat untuk Bayi Saya?
Kedua jenis vaksin sama-sama efektif, pilihan akan tergantung jadwal imunisasi bayi, rekomendasi dokter, rutinitas Mama, serta ketersediaan di fasilitas kesehatan. Berikut beberapa pertimbangannya:
Aspek |
Vaksin Monovalen (RV1) |
Vaksin Pentavalen (RV5) |
Jumlah dosis |
2 kali |
3 kali |
Jumlah kunjungan |
Lebih sedikit (2 kali) |
Lebih banyak (3 kali) |
Usia mulai |
6–12 minggu |
6–12 minggu |
Jarak antar dosis |
Minimal 4 minggu |
4–10 minggu |
Batas usia terakhir |
Sebelum 24 minggu (6 bulan) |
Sebelum 32 minggu (7–8 bulan) |
Cara pemberian |
Oral (tetes) |
Oral (tetes) |
Ketersediaan |
Tergantung fasyankes, ada yang hanya menyediakan salah satu jenis |
Sama, tergantung fasyankes, biasanya tersedia di RS besar/klinik imunisasi |
Pertimbangan praktis |
Lebih praktis karena lebih sedikit kunjungan; cocok bila jadwal padat |
Memberikan perlindungan luas, tapi butuh lebih banyak kunjungan |
Contohnya, jika bayi baru sempat datang ke dokter di usia 5 bulan, pilihan yang realistis adalah pentavalen, karena monovalen hanya bisa diberikan hingga usia 6 bulan.
Sebaliknya, bila bayi sudah ikut imunisasi sejak usia 2 bulan, monovalen bisa menjadi opsi paling praktis karena hanya butuh 2 kali kunjungan.
Baca Juga: Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Lengkapi Vaksinasi Wajib
Apakah Imunisasi Rotavirus Aman?
Vaksinasi rotavirus aman dan efektif mencegah penyakit akibat rotavirus. Menurut CDC, kedua jenis imunisasi rotavirus telah diuji melalui uji klinis. Hasilnya menunjukkan:
- Sekitar 9 dari 10 bayi yang mendapat vaksin terlindungi dari penyakit rotavirus berat.
- Sekitar 7 dari 10 anak terlindungi dari semua tingkat keparahan penyakit rotavirus.
Sebelum ada vaksin, banyak anak yang sakit rotavirus harus dirawat di rumah sakit. Sekarang, sekitar 94%–96% anak yang divaksin terlindungi dari risiko rawat inap.
Risiko penularan sangat jarang terjadi setelah divaksin. Jika tertular, gejalanya tidak parah.
Efek Samping Vaksin Rotavirus pada Anak
Seperti pemberian vaksin pada umumnya, vaksinasi rotavirus memiliki risiko efek samping tersendiri. Adapun efek samping ringan setelah imunisasi yang muncul, di antaranya:
- Diare ringan dan tidak berlangsung lama.
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Rewel.
Menempelkan kompres hangat di dahi dan menyusui bisa bantu meredakan demam pada bayi setelah imunisasi.
Segera temukan pertolongan pertama terbaik untuk turunkan demam si Kecil di Health Immune Checker. Setiap langkah penanganannya aman untuk si Kecil karena sudah diverifikasi dokter ahli, jadi Mama tidak perlu khawatir.
Selanjutnya, bawa bayi ke dokter apabila ia mengalami demam tinggi, reaksi alergi, muntah dan diare lebih dari 2 hari, atau muncul kondisi medis yang tak biasa setelah imunisasi.
Baca Juga: Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi
Bagaimana Jika Terlewat Vaksin Rotavirus?
Penting bagi orang tua untuk mengikuti jadwal vaksin yang sudah dianjurkan sejak awal. Sebab jika imunisasi rotavirus terlewat, tidak ada vaksin pengganti yang bisa diberikan.
CDC dan IDAI menegaskan bahwa vaksinasi rotavirus tidak bisa diberikan setelah bayi usia 8 bulan karena belum ada studi keamanannya.
Bila sudah terlambat, segera konsultasi dengan dokter anak. Dokter akan menentukan bagaimana langkah pencegahan infeksi rotavirus yang tepat selanjutnya.
Jadi, yuk, jaga imun dan kesehatan si Kecil dengan memastikan imunisasi didapat sesuai dosis dan jadwalnya!