Setiap orang tua ingin si Kecil dapat tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit menular. Hanya saja, bayi masih mempunyai sistem kekebalan tubuh yang rentan terhadap berbagai bakteri dan virus. Salah satu virus yang mudah menular pada anak-anak adalah campak. Untungnya, virus ini bisa dicegah dengan vaksin campak.
Pemberian vaksin campak dapat merangsang kekebalan tubuh pada si Kecil, sehingga mampu menciptakan antibodi yang akan melindunginya dari berbagai virus maupun penyakit menular.
Nah pada artikel ini, akan dibahas lengkap mengenai pentingnya vaksin campak untuk bayi, kapan harus diberikannya serta efek samping setelah bayi mendapat vaksin. Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, Ma.
Pentingnya Vaksin untuk Cegah Campak
Campak merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi virus berbahaya dan mudah sekali menular. Penyakit ini ditularkan karena virus bernama Paramyxovirus melalui udara.
Virus campak menular secara mudah ketika percikan air liur orang lain yang terinfeksi menyebar ke udara melalui batuk ataupun bersin. Percikan tersebut dapat bertahan beberapa jam di udara bahkan di permukaan sekitarnya. Jadi, jika si Kecil berada di sekitar orang yang terjangkit campak, maka kemungkinan besar ia akan tertular.
Sebagian orang menganggap penyakit ini hanya ruam kecil biasa yang dapat sembuh dengan sendirinya. Padahal, campak juga dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi si Kecil, terutama pada anak usia di bawah 5 tahun.
Jika tidak ditangani dengan baik, campak dapat menyebabkan komplikasi seperti diare, radang paru pneumonia, radang otak, kebutaan, hingga gizi buruk.
Hingga saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit campak yang disebabkan oleh virus. Bahkan pemberian antibiotik saja tidak cukup untuk menyembuhkan anak yang terjangkit campak.
Namun, virus ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin campak. Terdapat dua jenis vaksin yaitu vaksin MR dan vaksin MMR. Mama harus segera memberikan vaksin ini pada si Kecil untuk mencegahnya tertular dari penyakit campak.
Baca Juga: Manfaat Imunisasi untuk Kesehatan Anak
Apa Bedanya Vaksin MR dan MMR?
Vaksin MR memiliki kemampuan untuk mencegah dua jenis penyakit secara bersamaan, yaitu campak (measles) dan rubella. Sementara itu, vaksin MMR memiliki kemampuan untuk mencegah tiga jenis penyakit sekaligus yaitu antara lain campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella.
Vaksin MR dan MMR mempunyai kesamaan untuk mencegah campak dan rubella. Perbedaannya, MMR juga mampu mencegah penyakit gondongan pada si Kecil.
Vaksin MR mengandung virus yang telah dinonaktifkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit. Ketika vaksin ini diberikan, virus yang tidak aktif tersebut akan memasuki sel tubuh anak.
Meskipun tidak aktif, virus-virus ini tetap dapat memicu respons dari sistem kekebalan tubuh. Respons ini melibatkan produksi antibodi yang akan "mengingat" virus-virus tersebut.
Dengan demikian, saat si Kecil terpapar virus campak, sistem kekebalan tubuh akan siap melawan virus tersebut dan mencegah perkembangan penyakit.
Usia Berapa Bayi Perlu Dapat Vaksin Campak?
Untuk melindungi si Kecil dari campak dan rubella, vaksin MR perlu diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah melalui program imunisasi MR yang ditujukan untuk semua anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Program ini bertujuan untuk mencapai cakupan yang lebih luas dan memastikan bahwa sebanyak mungkin anak mendapatkan vaksin tersebut.
Tahap kedua, vaksin MR masuk ke dalam jadwal imunisasi yang rutin. Pada jadwal ini, anak-anak akan menerima vaksin MR pada usia 9 bulan, kemudian dosis kedua pada usia 18 bulan, dan dosis ketiga pada kelas 1 SD atau umur setara.
Vaksin MR dapat menggantikan vaksin campak dalam jadwal ini, sehingga memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap penyakit campak dan rubella sekaligus.
Mungkin Mama bertanya-tanya, apakah anak yang sudah mendapat vaksin campak boleh diberi vaksin MR? Jawabannya adalah boleh, Ma.
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap rubella, pemberian vaksin MR adalah langkah yang tepat. Vaksin MR aman untuk anak yang sebelumnya telah menerima dua dosis vaksin campak.
Karena vaksin MR mengandung virus rubella yang dinonaktifkan, memberikan vaksin MR kepada anak yang telah mendapatkan dosis vaksin campak sebelumnya akan membantu memperkuat kekebalannya terhadap penyakit rubella.
Baca Juga: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasi Flu Singapura pada Anak
Apa Efek Samping Vaksin Campak?
Setelah si Kecil mendapatkan vaksinasi, mungkin akan terjadi reaksi lokal di bekas suntikan atau reaksi umum bervariasi tergantung pada jenis vaksin yang diberikan. Namun, penting untuk diingat bahwa sebagian besar reaksi ini adalah ringan dan mudah diatasi oleh orang tua.
Ada beberapa efek samping yang timbul setelah anak mendapatkan vaksin campak atau MR sebagai berikut.
Untuk mengatasi reaksi tersebut, Mama dapat memberikan si Kecil lebih banyak cairan seperti ASI atau air putih. Jika demam terjadi, si Kecil dapat menggunakan pakaian yang tipis untuk mengurangi rasa tidak nyaman, dan mengompres air hangat di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan selama 10-15 menit. Hal ini dapat membantu panas dari tubuh keluar melalui pori-pori kulit dan proses penguapan.
Sementara itu, bekas suntikan yang terasa nyeri bisa dikompres menggunakan air dingin. Mandi atau membersihkan si Kecil dengan air hangat juga diperbolehkan kok, Ma.
Namun, apabila gejala-gejala tersebut semakin berat atau tidak mereda, segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mama juga bisa kunjungi Health Immune Checker untuk mendapatkan solusi terbaik menurunkan demam pada bayi serta meredakan tangisannya.
Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Anak Imunisasi
Bagaimana Jika Anak Terlambat Vaksin Campak?
Jika si Kecil terlambat dalam menerima vaksin campak, ada beberapa risiko yang dapat timbul. Campak termasuk penyakit menular yang sangat mudah menyebar dan dapat menyebabkan komplikasi serius. Jika tidak divaksinasi atau tertunda vaksinasinya, si Kecil berisiko tinggi terkena campak jika terpapar virus.
Selain itu, terlambat mendapatkan vaksin campak berkontribusi pada penyebaran penyakit tersebut kepada orang yang rentan, seperti bayi yang belum dapat divaksinasi atau orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Hal ini dapat menyebabkan wabah campak semakin meluas.
Oleh karena itu, penting bagi si Kecil untuk menerima vaksin campak sesuai jadwal imunisasi yang direkomendasikan. Dengan menerima vaksin campak tepat waktu, anak dapat melindungi dirinya sendiri dan membantu mencegah penyebaran penyakit ini ke orang lain yang berisiko.
Apabila si Kecil telah melewatkan vaksin campak, Mama bisa melakukan imunisasi kejar, yaitu memberikan imunisasi kepada anak yang telah tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dari yang sesuai dengan jadwalnya.
Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil guna melindungi kesehatan anak dan mencegah penyebaran penyakit campak.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai pentingnya vaksin campak, efek samping, serta waktu pemberiannya. Jadi, jangan sampai terlambat memberikan vaksinasi untuk si Kecil agar ia selalu tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Ma.