Fase anak susah makan cukup sering terjadi di usia 2 sampai 4 tahun. Di usia ini, anak cukup pemilih soal makanan sehingga membuat Mama Papa kebingungan. Cari tahu penyebab dan cara mengatasinya yuk, Ma!
Penyebab Anak Susah Makan
Penyebab utama si Kecil susah makan biasanya karena pola pemberian makan yang kurang tepat. Selain itu, ada faktor lain yang juga membuat anak jadi susah makan, yaitu:
1. Pola Makan yang Sulit Diprediksi
Anak usia dini sering memiliki fase makan yang sulit diprediksi. Salah satu contohnya adalah fase makanan favorit.
Jadi dalam satu minggu ini, ia bisa saja sangat suka makan nasi dengan lauk telur mata sapi. Namun, di minggu berikutnya, ia tidak lagi mau menyentuh menu tersebut.
2. Ingin Terlihat Mandiri
Anak terkadang menolak makanan yang Mama sajikan karena ia ingin menunjukkan dirinya sebagai individu mandiri.
Terkadang, ia melakukannya juga sebagai caranya untuk “mengetes” seberapa jauh ia bisa melawan batasan yang telah Mama tetapkan.
Mama tidak perlu khawatir dan memaksanya untuk makan, karena ini merupakan fase normal dari perjalanan tumbuh kembang anak usia dini.
3. Terlalu Banyak Minuman Manis
Terlalu banyak mengonsumsi minuman seperti jus buah, susu kemasan, teh kemasan, atau minuman bersoda akan membuat si Kecil merasa kenyang dan menolak makan.
Sebab, minuman tersebut tinggi akan gula. Selain membuat anak susah makan, minuman tinggi gula akan menaikkan risiko gigi berlubang dan obesitas di kemudian hari.
4. Terlalu Banyak Camilan
Pemberian camilan terus-menerus atau terlalu dekat dengan waktu makan utama dapat membuat perut anak terasa kenyang.
Ketika perut kenyang, selera makannya dengan otomatis hilang. Selain itu, camilan juga cenderung tinggi gula dan garam.
Kedua rasa tersebut sangat “nagih” dan membuat preferensi si Kecil terhadap makanan sehat berkurang. Ia jadi hanya ingin makan camilan lagi dan lagi.
Baca Juga: 10 Ide Menu MPASI 1 Tahun: Porsi, Tekstur, dan Jadwalnya
5. Kebiasaan Buat Camilan sebagai Hadiah
Terkadang orang tua merasa frustasi dan mencari jalan pintas supaya anak mau makan. Salah satunya adalah mengiming-imingi anak dengan camilan favoritnya.
Pada awalnya, ini mungkin akan berhasil. Namun, lama-kelamaan anak akan menggunakannya sebagai “senjata” untuk mendapatkan camilan.
Alhasil ketika si Kecil mendapatkan camilan dan memakannya, perutnya akan terasa kenyang tanpa perlu mengonsumsi makanan utama yang rasanya dianggap kurang “enak”.
6. Sering Mengemut Makanan
Anak usia dini sangat sering mengemut makanan di dalam mulutnya. Hal ini dapat membuat waktu makan berlangsung sangat lama, bahkan lebih dari 1 jam.
Mengemut lama dapat membuat anak susah makan, karena masih merasa kenyang saat waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, kebiasaan ini juga tingkatkan risiko kerusakan gigi anak.
7. Kurang Bergerak
Anak mungkin terbiasa menghabiskan waktu untuk bermain dengan smartphone atau tablet. Sehingga, ia terlalu banyak duduk dan tiduran sepanjang hari.
Kebiasaan kurang bergerak aktif inilah yang membuat masih banyak energi tersimpan di dalam tubuhnya. Dengan begitu, perut si Kecil terasa tidak terlalu lapar saat jadwal makan tiba.
8. Merasa Kelelahan
Layaknya orang dewasa, anak mungkin malas makan karena merasa sangat lelah setelah beraktivitas sepanjang hari, terlewat jam tidur siangnya, atau kurang tidur di malam hari.
Apabila anak terlalu lelah berkegiatan, mungkin ia akan lebih rewel ketika waktu makan tiba atau lebih memilih untuk tidur.
Akibatnya, anak susah makan secara optimal atau melewatkan jadwal makan. Apabila terlalu sering, tubuhnya tidak mendapat nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
9. Anak Sedang Sakit
Saat tidak enak badan, anak susah makan karena nafsu makan menurun tajam. Ada beberapa penyakit yang biasanya memengaruhi nafsu makan anak sehingga membuatnya tidak mau makan, seperti:
- Batuk-pilek
- Radang tenggorokan
- Demam
- Sariawan
- Sembelit
- Perut kembung
- Diare
- Muntah-muntah
- Sakit perut
10. Anak Picky Eater
Terkadang si Kecil merasa “asing” dan “takut” dengan bentuk, warna, aroma, tekstur, atau cita rasa makanan.
Rasa “asing” dan “takut” tersebut kadang membuat anak hanya mau makan beberapa jenis makanan yang sama. Sangat sulit mengenalkan jenis makanan baru padanya.
Padahal, agar asupan nutrisi hariannya terpenuhi, anak perlu mengonsumsi makanan yang bervariasi. Mulai dari daging, seafood, kacang-kacangan, sayuran, buah, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 15 Makanan Bergizi untuk Anak yang Tinggi Nutrisi
11. Takut Mencoba Makanan Baru
Ketakutan mencoba makanan baru disebut juga neophobia termasuk hal yang umum terjadi pada anak 1-3 tahun. Namun, tak perlu khawatir berlebihan, sebab seiring berjalannya waktu, hal akan hilang.
Rasa tidak suka, jijik, dan ketakutan akan kontaminasi bakteri juga memengaruhi makanan apa yang mulai ditolak anak sejak usia 2 tahun.
Masalah neophobia akan mencapai puncaknya di antara 18 dan 24 bulan, lalu akan berhenti dengan sendirinya seiring upaya resilien Mama mengenalkan makanan baru berulang kali.
Mama tetap bisa konsisten memperkenalkan makanan serta kebiasaan makan yang baik, untuk menunjukkan pada si Kecil bahwa makanan baru tidak semenakutkan itu.
12. Terlalu Banyak Distraksi
Terlalu banyak distraksi di sekitar anak akan memengaruhi keinginannya untuk makan. Distraksi ini biasanya terjadi saat anak terlalu asyik bermain sehingga ia tidak mau makan.
Mengajak anak makan sambil menonton televisi atau gadget juga merupakan distraksi, lho. Jadi, pastikan anak fokus saat sedang makan.
13. Masalah Sensori
Penyebab anak susah makan juga bisa berakar dari keterlambatan menaikkan tekstur MPASI di usia bayi. Hal ini membuat si Kecil sensitif terhadap rasa, tekstur, bau, wujud, dan warna makanan.
Anak juga punya indra pengecap yang lebih sensitif dibandingkan orangtua, terutama pada rasa yang kuat dan pahit.
Masalah sensori bisa menyebabkan kekurangan gizi pada anak, sehingga penting bagi Mama untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
14. Tidak Ada Jadwal Makan
Tanpa jadwal makan yang jelas, anak tidak akan makan banyak. Mama harus membuat struktur dan kebiasaan makan yang baik yakni di mana, kapan, dan apa makanan yang disajikan.
Dengan begitu anak jadi memahami bahwa aktivitas makan dilakukan di meja makan. Ia juga bisa mengantisipasi kapan ia akan diberi makanan utama dan makanan selingan (camilan).
15. Perubahan Lingkungan
Masalah susah makan juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni perubahan di sekitar lingkungan si Kecil.
Contohnya baru pindah rumah, sedang melancong/berlibur, atau hewan peliharaan si Kecil mati. Beberapa anak tidak nafsu makan karena situasi yang berubah dan membuatnya stres.
Namun, faktor eksternal ini biasanya berlangsung sementara. Mama perlu mendampingi dan menemani si Kecil agar ia bisa melalui situasi sulit yang sedang ia hadapi.
16. Kurang Tidur
Kelelahan akibat terlalu aktif bermain dan beraktivitas fisik seharian ditambah dengan kurang tidur bisa jadi penyebab anak susah makan.
Kalau diketahui ia kerap susah makan pada malam hari karena kecapekan, cobalah berikan ia porsi makan yang lebih besar pada siang hari.
Pastikan juga si Kecil mendapatkan tidur yang cukup. Anak usia 1-2 tahun membutuhkan 11-14 jam tidur per hari, sedangkan usia 3-5 tahun butuh 10-13 jam tidur per hari.
Akibat Anak Susah Makan
Anak yang susah makan akan berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembangnya, seperti:
- Malnutrisi karena kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi.
- Sistem imun lemah yang membuat anak gampang sakit dan terkena infeksi.
- Mengganggu perkembangan otak dan kemampuan kognitif.
- Menghambat perkembangan motorik anak.
- Memiliki hubungan yang buruk dengan makanan di kemudian hari.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Menakut-nakuti hingga memaksa anak makan bukanlah solusi terbaik yang dapat Mama lakukan. Alih-alih melakukan hal tersebut, Mama bisa coba terapkan cara berikut ini:
1. Buat Jadwal Makan yang Teratur
Mama perlu buat jadwal makan yang dilakukan secara konsisten agar anak mengenal rasa lapar-kenyang. Gunakan waktu pengosongan lambung sebagai patokan pembuatan jadwalnya.
Menurut IDAI, lambung anak umumnya akan kosong dalam waktu sekitar 200 menit setelah mengonsumsi makanan padat dan 150 menit setelah mengonsumsi makanan cair.
Jadi, kalau jadwal sarapan jatuh pada pukul 08.00, maka waktu ideal untuk makan siang adalah 3 jam kemudian, yaitu pukul 12.00. Kemudian, batasi durasi makan maksimal 30 menit.
2. Sajikan Porsi Kecil
Anak susah makan bisa jadi karena porsi yang diberikan terlalu besar. Sebab, ia merasa kewalahan dan takut tidak dapat menghabiskan makanan.
Maka itu, Mama bisa memberikan makanan dalam porsi kecil terlebih dahulu. Umumnya, ia akan meminta porsi tambahan jika masih merasa lapar.
Metode ini juga dipercaya dapat meningkatkan kemampuan si Kecil mengenal rasa lapar dan kenyang mereka.
Baca Juga: 10 Penyebab Anak GTM dan Cara Mengatasinya dengan Tepat
3. Sabar Mengenalkan Makanan Baru
Jika Mama memberi makanan baru, bisa jadi anak tidak akan langsung menyukainya. Hal ini normal terjadi dan Mama tidak boleh menyerah.
Anak memang perlu waktu untuk bisa memakan dan menyukai rasa makanan baru. Rata-rata proses pengenalan ini membutuhkan paling tidak sebanyak 10-15 kali.
Namun, jangan paksa anak untuk menyukai suatu makanan. Singkirkan jika setelah berkali-kali mencoba ia tetap tidak bisa menerimanya. Ganti dengan makanan lain yang nilai gizinya mirip.
Baca Juga: Menu Makan Anak 1 Tahun dan Nutrisi yang Harus Dipenuhinya
4. Sajikan dengan Makanan Favorit
Sajikan makanan baru bersama dengan makanan yang sudah dikenal dan disukai si Kecil. Kemudian, biarkan ia memilih dan mengeksplor makanan yang diinginkan.
Usahakan Mama tidak memberikan kritikan pada makanan yang dimakan dan tidak dimakan oleh si Kecil. Cukup berikan contoh untuk memakannya.
Sebab, kritikan dapat membuat si Kecil mengasosiasikan waktu makan sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan. Apabila ini terjadi, si Kecil bisa jadi semakin sulit makan.
5. Variasikan Rasa dan Tekstur Makanan
Terkadang anak bisa susah makan karena bosan dengan rasa dan teksturnya. Oleh karena itu, Mama dapat membuat menu makanan sehat yang lebih kreatif.
Misalnya, Mama bisa membuat cita rasa baru dengan menambahkan keju dalam saus pastanya.
Mama juga bisa membalurkan tepung panir untuk memberikan tekstur kriuk di bola-bola kentang si Kecil.
6. Buat Tampilan Makanan Menarik
Mama dapat menyajikan makanan dengan tampilan menarik agar si Kecil tidak bosan dan tidak susah makan nasi serta lauknya.
Jika biasanya nasi putih dan lauk hanya disajikan begitu saja di atas piring, sekarang Mama dapat mulai mengatur bentuk dan menghiasnya.
Misalnya, Mama membentuk nasi berisi tuna menjadi segitiga dan membungkusnya dengan telur dadar kuning untuk membuat anak ayam. Gunakan nori untuk mata, mulut, dan ekornya.
7. Berikan Camilan Sehat
Mama bisa sajikan camilan anak 1 tahun yang tidak hanya sehat tapi juga menarik secara visual. Misalnya keripik sayur renyah, stick keju gurih, atau puding buah segar.
Jangan menambah banyak gula dan garam di dalamnya. Garam sebaiknya kurang dari 1 gram per hari untuk anak usia 6-23 bulan, sedangkan gula harus dibatasi di bawah 5% total kalori pada anak di bawah 2 tahun.
Manfaatkan sari buah alami, kayu manis, keju, susu sapi, unsalted butter, bawang, merica, dan bahan lainnya untuk menambah rasa makanan si Kecil.
8. Ajak Anak Ikut Masak
Melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan dapat menjadi salah satu cara efektif mengatasi anak susah makan.
Mulai dari memilih menu apa yang akan disajikan, berbelanja bahan-bahan makanan, hingga memasak bersama. Berikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan si Kecil.
Dengan terlibat dalam proses memasak, antusiasme makan si Kecil akan meningkat sehingga ia makan lebih lahap.
Baca Juga: 10 Resep Makanan Enak untuk Anak 1 Tahun yang Susah Makan
9. Hindari Distraksi Saat Makan
Supaya anak tidak terdistraksi dan kehilangan nafsu makan, hindari penggunaan gadget atau menonton TV selama makan.
Ajak ia fokus pada makanan, obrolan, dan bonding antara anggota keluarga di meja makan. Hal ini akan membuat pengalaman makan anak jadi menyenangkan.
10. Berikan Suplemen Jika Perlu
Jika anak tidak mau makan, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter untuk coba memberinya suplemen yang mengandung zinc, vitamin B1, dan omega-3. Tiga zat gizi ini dapat meningkatkan nafsu makan.
Mama juga dapat bantu lengkapi kebutuhan gizi anak dari susu pertumbuhan yang terfortifikasi nutrisi optimal.
Nutrilon Royal 3 satu-satunya formula teruji klinis yang dirancang secara saintifik dengan Double Biotics FOS:GOS dan DHA EPA yang lebih tinggi, menjadikannya nutrisi optimal sebagai "The Formula to Win". Dukung daya tahan tubuh dan daya pikir si Kecil untuk persiapkan Ia jadi pemenang.
11. Ajak Anak Makan Bersama
Agar motivasi anak untuk makan semakin meningkat, Mama dapat menyepakati waktu makan bersama keluarga secara rutin. Misalnya saat makan malam.
Makan malam bersama di meja makan membuat si Kecil merasakan kehangatan keluarga.
Anak juga bisa mengobservasi cara makan yang benar dari anggota keluarga lainnya dan termotivasi mencoba berbagai makanan baru.
12. Jadi Contoh Baik Bagi Anak
Anak akan mudah memiliki kebiasaan baik dengan melihat dan mencontoh tindakan orang-orang di sekelilingnya.
Jadi, sebelum meminta anak mencicipi makanan baru, Mama dan Papa perlu menunjukkan bahwa makanan tersebut tidak kalah lezat dari makanan kesukaannya.
Namun, jika Mama sudah mencoba berbagai cara di atas tapi masih saja anak susah makan dan bahkan berat badannya terlalu kurus, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Mama juga bisa langsung hubungi tim ahli dari Nutriclub Expert Advisor jika masih ada pertanyaan atau kekhawatiran tertentu terkait gizi si Kecil. Yuk, hubungi sekarang juga!
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Ma, jangan tunda untuk segera konsultasi ke dokter bila anak susah makan mengalami gejala berikut:
- Hanya mau makan makanan yang itu-itu saja atau kurang dari 20 jenis makanan.
- Berat badan turun atau tidak mengalami kenaikan.
- Menolak hampir semua makanan.
- Memiliki respons emosional yang berlebihan terhadap makanan yang tidak disukai, seperti berteriak, melarikan diri, atau melempar benda.
- Sering muntah, diare, atau sakit perut setelah makan.
Baca Juga: 3 Cara Mengatasi Anak yang Susah Makan Saat Tumbuh Gigi
Itulah berbagai penyebab dan upaya yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi anak susah makan.
Mama juga bisa gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!