Tinggi badan anak stunting ditandai dari perawakan pendek. Lantas, apakah badan anak pendek pasti stunting dan apakah bisa menambah tingginya?
Berapa Tinggi Badan Anak Dikatakan Stunting?
Anak laki-laki 1 tahun dikatakan stunting jika tinggi badannya <71,0 cm dan <68,9 cm untuk anak perempuan. Tinggi badan anak stunting berada di bawah -2 standar deviasi (SD) grafik pertumbuhan WHO.
Grafik laki-laki dan perempuan dibedakan berikut ini:
Grafik Pertumbuhan Laki-Laki
Grafik Pertumbuhan Perempuan
Tinggi badan anak stunting dapat dideteksi setelah mengetahui tinggi badan anak normal, sebagai berikut:
- Anak laki-laki 1 tahun: 71,0–82,9 cm
- Anak perempuan 1 tahun: 68,9–81,7 cm
- Anak laki-laki 2 tahun: 81,7–97,0 cm
- Anak perempuan 2 tahun: 80–96,1 cm
Nilai -2 SD berarti tinggi anak lebih rendah dari 97,7% anak di dunia. Tinggi anak jauh dari tinggi rata-rata sehingga disebut stunting oleh WHO.
Apakah Anak Pendek Bisa Dikatakan
Anak yang pendek tidak selalu stunting.
Bila tubuh anak pendek tapi berat badannya tidak turun dan tidak mengalami penurunan fungsi kognitif, artinya ia tumbuh normal. Ia pun masih bisa mengejar tinggi yang ideal seiring berjalan waktu.
Untuk dapat memastikan apakah anak stunting atau normal, periksakan tumbuh kembang anak secara rutin ke dokter, ya!
Baca Juga: 9 Ciri Anak Stunting dan Cara Mengatasinya
Cara Mengetahui Apakah Anak Stunting atau Tidak
Ciri-ciri anak stunting itu seperti apa? Simak di bawah ini!
- Tubuhnya pendek di bawah rata-rata teman sebayanya.
- Pertumbuhan dan perkembangan berjalan lambat.
- Wajah terlihat lebih muda dari anak sebayanya.
- Berat badan susah naik.
- Susah fokus dan punya daya ingat yang buruk.
- Cenderung pendiam.
- Pertumbuhan gigi lambat.
- Anak gampang terserang infeksi dan jatuh sakit.
- Rambut tipis dan kemerahan.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Mama perlu melakukan pengecekan tumbuh kembang si Kecil dengan dokter anak setiap bulan selama setahun, setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, dan setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun.
Apakah Anak Stunting Bisa Bertambah Tinggi?
Tinggi badan anak stunting masih dapat diatasi bila belum berusia 2 tahun. Pasalnya, 1.000 hari pertama kehidupan anak sejak di dalam kandungan merupakan fase emas si Kecil.
Artinya, si Kecil sedang mengalami masa tumbuh kembang yang paling pesat di rentang usia tersebut. Jadi, perbaikan gizi optimal secepat mungkin bisa memperbaiki kondisi stunting.
Bila dibiarkan, stunting berisiko mengganggu fungsi kognitif anak sehingga di sekolah sering sakit dan cenderung mengalami kesulitan belajar.
Di usia dewasa nanti, mungkin ia juga jadi rentan terkena diabetes, obesitas, dan jantung koroner.
Cara Meningkatkan Tinggi Badan Anak Stunting
Stunting bisa disebabkan gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi tidak memadai. Berikut beberapa perawatan stunting yang perlu dilakukan:
1. Penuhi Gizi 1000 Hari Pertama
1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) merupakan masa terpenting memenuhi kebutuhan gizi anak, supaya ia bisa tumbuh sehat sesuai dengan usianya.
Menurut WHO, pemberian MPASI harus memenuhi empat hal:
- Ketepatan waktu: memberikan MPASI dimulai di usia 6 bulan.
- Adekuat: memenuhi kebutuhan gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan mikro (zat besi, seng, vitamin).
- Aman: pembuatan MPASI menggunakan cara, bahan, dan alat-alat yang aman dan higienis, lalu disimpan dengan baik agar tidak basi.
- Diberikan dengan benar: Memperhatikan sinyal lapar dan kenyang anak.
Memantau dan menghitung status gizi anak tentunya sangat penting dilakukan, demi menghindari hingga mengoreksi kondisi stunting.
2. Lanjutkan ASI Eksklusif Hingga 2 Tahun
Tinggi badan anak stunting bisa diperbaiki dengan memberikan ASI eksklusif supaya kebutuhan nutrisinya optimal.
Jangan lupa, perhatikan posisi menyusu dan perlekatan yang tepat. Tujuannya, agar jumlah ASI yang diminum anak bisa maksimal. Lanjutkan pemberian ASI hingga si Kecil berusia 2 tahun.
3. Berikan Suplemen Sesuai Anjuran Dokter
Untuk membantu pemenuhan gizi agar tidak stunting, berikan asupan gizi tambahan berupa suplemen.
Biasanya, suplemen yang disarankan adalah vitamin A, zat besi, seng, dan yodium. Suplemen juga bisa didapatkan dari susu pertumbuhan anak.
Pastikan berkonsultasi terlebih dahulu mengenai dosis dan jenis suplemen pada dokter, ya!
4. Pantau Pertumbuhan Secara Berkala
Memantau tumbuh kembang anak sangatlah penting untuk mencegah stunting. Bila indikasi tinggi badan anak stunting terlihat sejak dini, dokter bisa segera memberikan perawatan yang tepat.
IDAI menyarankan agar anak melakukan pengecekan ke dokter setiap bulan sampai usianya 1 tahun, lalu setiap 3 bulan sampai usianya 3 tahun.
Baca Juga: Cara Pencegahan Stunting pada Masa Golden Age Anak
5. Lengkapi Imunisasi Dasar Anak
Salah satu penyebab stunting adalah infeksi penyakit yang terjadi berulang.
Oleh sebab itu, lengkapi semua imunisasi anak sesuai jadwal, setidaknya melengkapi imunisasi dasar untuk mencegah infeksi.
6. Ajak Anak Aktif Bergerak Setiap Hari
Bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi, selanjutnya aktivitas fisik dapat memperkuat otot dan tulang si Kecil, merangsang pertumbuhan hingga bisa menambah tinggi badan anak.
Ajaklah anak melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, kejar-kejaran, main lompat tali, atau jogging di sekitar rumah.
Pastikan si Kecil melakukan aktivitas fisik atau berolahraga selama 1 jam setiap hari.
7. Terapkan Pola Hidup Bersih
Sanitasi dan kebersihan tidak kalah penting sebagai salah satu cara menangani stunting, karena bisa mencegah anak terinfeksi berulang atau mudah terserang penyakit.
Ajarkan si Kecil menerapkan kebiasaan baik seperti mencuci tangan sebelum dan setelah makan, juga setelah buang air.
8. Pastikan Anak Tidur Cukup dan Berkualitas
Kurang tidur bisa mengganggu pertumbuhan si Kecil. Alasannya, karena hormon pertumbuhan, bekerja lebih efektif saat si Kecil tertidur lelap di malam hari.
Dalam jangka panjang, kurang tidur pada anak, berpotensi besar mengganggu pertumbuhan tinggi dan berat badan. Oleh karena itu, selalu pastikan si Kecil tidak sering tidur larut malam.
Baca Juga: 8 Jenis Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Harus Diwaspadai
Kapan Harus ke Dokter?
Segera bawa ke dokter bila si Kecil menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Tinggi di bawah rata-rata teman sebayanya.
- Tidak ada kenaikan berat atau tinggi badan selama lebih dari 2 bulan berturut-turut.
- Lesu, tidak aktif.
- Sering sakit.
- Proporsi tubuh tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.
- Lebih sering rewel dan menangis.
- Terlalu sering tidur.
- Tidak berinteraksi dengan orang lain sesuai milestone-nya.
Tinggi badan anak stunting bisa diatasi, asal dilakukan sebelum usianya menginjak 2 tahun. Untuk itu, penting memberikan asupan bergizi, seimbang, dengan tekstur sesuai usianya.
Jangan lupa jaga kebersihan lingkungan dan selalu imunisasi rutin untuk mencegah infeksi yang meningkatkan risiko stunting.
Gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!