Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Ciri-Ciri Stunting pada Anak, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Tumbuh Kembang

Ciri-Ciri Stunting pada Anak, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Article By : Mauliyana Puspa Adityasari

Pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk kesehatan si Kecil. Setiap bulannya, Mama perlu memperhatikan pertumbuhan anak apakah sesuai dengan usianya atau tidak. Tujuannya agar Mama bisa mencegah berbagai masalah pertumbuhan anak, seperti stunting.

Untuk menghindari stunting pada si Kecil, Mama perlu mengetahui ciri-ciri stunting pada anak, penyebab stunting, dan cara mencegahnya. Yuk, simak selengkapnya di artikel ini, Ma.

Ciri-ciri Stunting pada Anak

Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis (terjadi berkelanjutan dalam jangka waktu panjang) yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak.

Melansir Kemenkes, stunting menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Anak bisa dikatakan stunting jika telah diukur tinggi badannya tapi hasilnya tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan WHO atau di bawah rata-rata.

Berikut beberapa ciri-ciri stunting pada anak yang perlu Mama ketahui.

1. Pertumbuhan Melambat

Seorang anak bisa dikatakan pertumbuhannya melambat jika tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang anak yang tertunda.

Untuk memastikan pertumbuhan badannya sudah sesuai kurva pertumbuhan, anak perlu mendapatkan pemeriksaan fisik rutin di dokter atau rumah sakit. Pemeriksaan ini biasanya juga sudah termasuk pengukuran berat badan dan lingkar kepala anak.

2. Keterlambatan Perkembangan Kognitif

Dalam jangka panjang, anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki gangguan perkembangan perilaku dan kemampuan kognitif yang lebih buruk di awal kehidupannya sehingga cenderung memiliki performa akademis yang lebih rendah dibanding anak-anak yang bertumbuh normal.

Karena kekurangan gizi secara berkelanjutan, stunting menyebabkan anak kesulitan untuk berkonsentrasi, sulit menangkap informasi, dan tidak mampu mencerna pelajaran secara mendalam. Penurunan kemampuan kognitif ini bisa berdampak pada performa anak belajar di sekolah.

3. Pertumbuhan Gigi Terlambat

Selanjutnya, ciri-ciri stunting pada anak yaitu pertumbuhan gigi yang terlambat. Meski demikian, terlambat tumbuh gigi juga dapat disebabkan oleh gangguan pada gusi atau tulang rahang.

Jika si Kecil mengalami pertumbuhan gigi yang lebih lambat, sebaiknya konsultasikan ke dokter ahli, agar Mama mengetahui lebih pasti penyebab anak terlambat tumbuh gigi.

Baca Juga: Keterampilan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun dan Stimulasinya

4. Berat Badan Kurang

Anak yang mengalami stunting umumnya memiliki berat badan kurang atau bahkan sangat kurang. Masalah berat badan ini terjadi karena anak kekurangan nutrisi, kurang mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan metabolisme tubuh yang rendah. Efek penurunan berat badan ini bisa berdampak buruk pada pertumbuhan si Kecil.

5. Mudah Terserang Penyakit

Ciri-ciri stunting pada anak yang mungkin belum banyak disadari orang tua adalah mudah terserang penyakit. Menurut sebuah studi dari Frontiers in Immunology tahun 2022, anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi serius akibat penyakit infeksi. Ini terjadi karena malnutrisi dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Memperkuat Daya Tahan Tubuh Anak

Penyebab Stunting pada Anak

Menurut IDAI, penyebab stunting adalah faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan yang bisa mengakibatkan stunting misalnya status gizi Mama saat hamil, pola pemberian makan pada si Kecil, dan kebersihan lingkungan.

Sementara menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), stunting juga dapat disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, penyakit malnutrisi, infeksi berulang, dan stimulasi yang tidak memenuhi syarat.

Cara Mencegah Stunting pada Anak

Fase 1000 Hari Pertama Kehidupan pada si Kecil adalah periode penting karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada periode ini organ-organ vital seperti tulang, otak, jantung, kaki, dan tangannya mulai terus berkembang.

Oleh karena itu, Mama perlu melakukan pemantauan tumbuh kembang si Kecil secara rutin untuk mencegah terjadinya stunting.

Stunting memiliki dampak panjang pada anak, misalnya berkurangnya kemampuan belajar, memperlambat perkembangan kognitif, dan risiko terkena penyakit kronis seperti hipertensi, kelebihan berat badan, dan diabetes.

Untuk itu, Mama perlu mengetahui berbagai cara pencegahan agar anak tidak mengalami stunting. Berikut daftar cara mencegah stunting pada anak.

1. Pemeriksaan Kehamilan Secara Rutin

Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan dimulai sejak awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Oleh karena itu, sangat penting melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin dan memperhatikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang sejak masa kehamilan.

Nutrisi yang baik untuk ibu hamil yaitu makanan dengan zat besi tinggi, asam folat, dan yang paling utama adalah menu makan yang bergizi seimbang.

2. Pantau Pertumbuhan dan Perkembangan Si Kecil

Cara mencegah stunting adalah dengan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin setiap sebulan sekali. Mama bisa membawa si Kecil ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain seperti posyandu.

Dengan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK), dokter dapat mengantisipasi segala risiko yang mungkin terjadi dan merencanakan perawatan yang tepat untuk anak.

3. Memberikan Makanan yang Bergizi Seimbang

Anak akan mengalami stunting jika kekurangan nutrisi seperti protein hewani, protein nabati, dan zat besi pada asupan makanannya. Oleh karena itu, sangat penting memenuhi nutrisi harian pada si Kecil.

Protein terutama sangat dibutuhkan oleh anak karena dapat mempengaruhi pertumbuhan di usia dini. Melansir Kemkes, anak yang asupan proteinnya optimal dan tercukupi setiap hari sesuai usianya memiliki perawakan badan yang lebih tinggi dibanding dengan anak yang jarang makan protein.

Sumber protein hewani bisa didapat dari daging sapi, daging ayam, hati ayam, dan telur. PERGIZI PANGAN Indonesia menyebutkan bahwa memberikan satu butir telur pada MPASI si Kecil setiap hari dapat efektif mencegah stunting. Jadi, pastikan si Kecil mendapat asupan protein dalam jumlah yang tepat sesuai dengan usianya.

Baca Juga: 15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya Tahan Tubuh Anak 

4. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Stunting bisa terjadi karena faktor eksternal salah satunya kebersihan lingkungan. Lingkungan yang kotor juga bisa menyebabkan si Kecil rentan terkena penyakit.

Oleh karena itu, selalu jaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup sehat untuk menghindari risiko stunting.

5. Melengkapi Jadwal Imunisasi

Pemberian imunisasi mampu merangsang kekebalan tubuh agar anak terhindar dari berbagai penyakit. IDAI menyebutkan anak wajib mendapatkan vaksin secara rutin sesuai jadwal dari mulai lahir hingga usia 18 tahun.

Program imunisasi dasar meliputi sebagai berikut.

  • Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC.

  • Imunisasi Hepatitis B untuk memberi kekebalan tubuh terhadap penyakit Hepatitis B.

  • Imunisasi Polio mencegah anak dari penyakit Poliomyelitis yang menyebabkan kelumpuhan pada anak.

  • Imunisasi DPT, mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus.

  • Imunisasi Campak agar anak terhindar dari virus campak.

Baca Juga: 10 Jenis Olahraga yang Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

Itu dia berbagai cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah stunting pada anak. Mama juga bisa mengetahui lebih banyak informasi seputar imunitas dan nutrisi yang tepat untuk si Kecil dengan mengunduh e-book Nutrisi dan Gizi untuk Imunitas Anak secara gratis. Yuk, download sekarang!

  1. IDAI | Mencegah Anak Berperawakan Pendek. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek
  2. ‌Stunting, Ancaman Generasi Masa Depan Indonesia - Direktorat P2PTM. (2013). Direktorat P2PTM. https://p2ptm.kemkes.go.id/post/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-indonesia
  3. ‌World. (2015, November 19). Stunting in a nutshell. Who.int; World Health Organization: WHO. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
  4. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1519/ciri-anak-stunting
  5. ‌Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486
  6. Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%. (2023). Sehatnegeriku.kemkes.go.id. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/ 
  7. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak
  8. ‌Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
  9. ‌IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
  10. IDAI | Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1
comment-icon comment-icon