Manfaat omega-3 penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Namun, tubuh tidak bisa memproduksi omega-3 sendiri sehingga harus didapatkan dari MPASI yang bergizi tinggi.
Apa Itu Omega-3?
Omega-3 adalah kelompok asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan tubuh, namun tidak dapat diproduksi sendiri.
Tiga jenis utama Omega-3 meliputi ALA (asam alfa-linolenat), EPA (asam eikosapentanoat), dan DHA (asam dokosaheksaenoat).
EPA disimpan dalam tubuh dan diubah menjadi DHA saat dibutuhkan, sedangkan ALA membantu menjaga kesehatan sistem saraf dan otak, sekaligus meningkatkan fungsi pembelajaran dan memori.
Di antara ketiganya, DHA memiliki peran paling penting dalam perkembangan otak dan fungsi sistem saraf pusat bayi.
Manfaat Omega-3 untuk Bayi
Berikut adalah sejumlah manfaat omega-3 bagi bayi yang perlu diketahui orang tua:
1. Membangun Struktur Otak
DHA adalah komponen utama pembentuk membran otak anak di awal kehidupannya, terutama di bagian korteks otak yang berperan dalam fungsi kognitif, penglihatan, dan perkembangan saraf.
DHA membantu otak mengirim dan menerima sinyal dengan baik, sehingga si Kecil lebih mudah menyerap dan mengingat stimulasi dari sekitarnya.
2. Mendukung Pertumbuhan Sel Saraf
Manfaat omega-3 mendukung pembentukan sinaps, yaitu jaringan penghubung antar sel saraf. Sinaps sangat krusial bagi proses belajar serta perkembangan sistem sensorik bayi.
Semakin kuat sambungan antar sel saraf, semakin optimal pula kemampuan bayi dalam merespon rangsangan dari lingkungannya.
Baca Juga: 15 Makanan Bayi 6 Bulan untuk Kecerdasan Otak dan Resepnya
3. Meningkatkan Fungsi Kognitif
Penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan asupan DHA optimal cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Termasuk dalam aspek memori, konsentrasi, dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada bayi prematur (<29 minggu), suplementasi DHA terbukti meningkatkan IQ sekitar 3,5 poin saat mereka mencapai usia 5 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi DHA 400–1.200 mg per hari dapat meningkatkan kerja otak depan. Bagian ini penting untuk perhatian, mengontrol impuls, dan merencanakan sesuatu.
4. Menunjang Peningkatan Memori & Kemampuan Belajar
Salah satu manfaat omega-3 yang sangat penting berkaitan dengan pembelajaran, memecahkan masalah, fokus, dan penguatan memorinya.
Studi dalam jurnal Prostaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids menunjukkan, anak yang mendapat lebih banyak omega-3 memiliki kemampuan belajar verbal dan daya ingat yang lebih baik.
Kemampuan belajar verbal adalah kemampuan memahami, mengingat, dan menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan. Ini mencakup kemampuan membaca, berbicara, mendengar, dan menulis, serta memahami makna kata dan konsep.
5. Mempercepat Perkembangan Bahasa
Manfaat omega-3, khususnya DHA, berkorelasi positif dengan kemampuan berbahasa bayi. Anak-anak yang mendapat cukup DHA cenderung mulai berbicara lebih cepat.
Selain itu, anak juga memiliki kosa kata yang lebih luas dan kemampuan komunikasi yang lebih baik di tahun-tahun pertama usianya.
6. Menyeimbangkan Emosi dan Perilaku
Manfaat omega-3 juga berperan dalam pengaturan emosi. Ini penting untuk menjaga kestabilan suasana hati bayi serta menurunkan risiko tantrum atau gangguan perilaku lainnya.
Kecukupan DHA mendukung perkembangan sistem saraf yang seimbang, membantu bayi lebih tenang dan mudah diarahkan.
7. Meningkatkan Kualitas Tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi perkembangan otak bayi. DHA membantu mengatur ritme sirkadian dan pola tidur yang lebih stabil.
Bayi yang tidur dengan baik cenderung memiliki tingkat konsentrasi dan ketahanan belajar yang lebih tinggi saat mereka tumbuh.
8. Mencegah Gangguan Neurologis
Asupan Omega-3 sejak dalam kandungan hingga usia bayi terbukti membantu menurunkan risiko gangguan perkembangan saraf. Termasuk autisme, ADHD, dan keterlambatan bicara.
Dengan struktur otak yang lebih sehat dan komunikasi antar neuron yang efisien, potensi gangguan neurologis bisa ditekan secara signifikan.
9. Mendukung Koordinasi Motorik Halus
Koordinasi motorik seperti menggenggam, menulis, atau meraih benda melibatkan hubungan otak dan otot yang kompleks. Omega-3 mendukung fungsi ini secara menyeluruh.
Bayi dengan asupan DHA yang cukup cenderung memiliki kemampuan motorik halus yang berkembang lebih cepat dan terkoordinasi.
10. Optimalisasi Fungsi Lobus Frontal
Lobus frontal adalah bagian otak yang mengatur logika, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls. DHA mendukung perkembangan area ini selama masa pertumbuhan.
Perkembangan lobus frontal yang optimal membantu anak siap untuk memasuki usia sekolah dengan kemampuan berpikir kritis dan mengatur emosi yang baik.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Anak Cerdas dari Bayi yang Perlu Mama Kenali
Sumber Omega-3 untuk Bayi
Ada berbagai sumber alami yang bisa menjadi pilihan aman dan bergizi bagi bayi, tergantung usia dan tahap MPASI. Berikut adalah beberapa sumber utama omega-3 untuk bayi yang perlu diperhatikan:
1. ASI Sebagai Sumber Utama
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber DHA dan EPA alami yang ideal bagi bayi, terutama selama enam bulan pertama kehidupannya.
Kandungan omega-3 dalam ASI membantu pembentukan sel otak dan mendukung fungsi penglihatan.
Kualitas Omega-3 dalam ASI sangat dipengaruhi oleh pola makan ibu. Oleh karena itu, ibu menyusui dianjurkan mengonsumsi makanan kaya omega-3 seperti ikan laut dan telur omega-3.
2. Ikan
Bayi dapat dikenalkan pada ikan saat memulai MPASI (sekitar 6 bulan), dengan memastikan teksturnya lembut dan bebas dari duri. Pilih ikan yang rendah merkuri agar aman dikonsumsi oleh bayi.
Beberapa jenis ikan yang tinggi omega-3 adalah salmon, sarden, shishamo, ikan teri nasi, dan ikan kembung.
Baca Juga: 15 Jenis Ikan untuk MPASI yang Tinggi Omega-3 dan DHA
3. Telur Omega-3
Telur yang difortifikasi omega-3 adalah alternatif yang baik, terutama bagi keluarga yang jarang mengkonsumsi ikan.
Telur ini dihasilkan dari ayam yang diberi pakan tinggi Omega-3, sehingga kuning telurnya mengandung DHA lebih tinggi.
Mulai usia MPASI bayi, kuning telur dapat dikenalkan secara bertahap. Selain membantu perkembangan otak, kandungan proteinnya juga mendukung pertumbuhan fisik bayi.
4. Minyak Ikan (dalam bentuk alami)
Minyak ikan seperti minyak hati ikan kod mengandung konsentrasi tinggi DHA dan EPA. Namun, penggunaannya harus diperhatikan, terutama pada bayi di bawah 1 tahun.
Jika ingin memberikan minyak ikan secara langsung, pastikan dosisnya sesuai anjuran dokter. Minyak ikan dalam bentuk alami ini biasanya digunakan bila bayi sulit mendapatkan Omega-3 dari makanan.
5. Makanan Fortifikasi
Beberapa produk makanan bayi seperti sereal, bubur instan, atau susu formula telah difortifikasi dengan DHA atau omega-3. Ini bisa menjadi pilihan tambahan bila asupan dari makanan alami belum mencukupi.
Namun, penting bagi orang tua untuk membaca label komposisi secara teliti dan memilih produk yang sesuai dengan usia serta kebutuhan bayi. Makanan fortifikasi sebaiknya digunakan sebagai pelengkap, bukan sumber utama.
Apakah Suplemen Omega-3 Dibutuhkan untuk Bayi?
Bayi yang mendapat ASI eksklusif minimal 6 bulan dan MPASI bergizi umumnya tidak perlu suplemen omega-3. Kebutuhan DHA dan EPA si Kecil bisa dipenuhi dari makanan alami.
Namun, pada kasus khusus seperti bayi prematur atau yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang, suplemen mungkin dibutuhkan berdasarkan evaluasi dokter.
Pemberian suplemen jangan sembarangan karena bisa menimbulkan efek samping. Selalu konsultasikan ke dokter sebelum memberi suplemen apa pun, termasuk suplemen minyak ikan.
Masih butuh insight mendalam dari ahli soal pemenuhan gizi bayi? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor, tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.