Apa Bahaya Memberikan Madu untuk Bayi di Bawah 1 Tahun?
Loading...
burger menu
Apa Bahaya Memberikan Madu untuk Bayi di Bawah 1 Tahun? - Nutriclub
Nutrisi

Kenapa Bayi Tidak Boleh Diberi Makan Madu?

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

Diterbitkan: 14 September 2023


  • Kapan Madu Boleh Diberikan pada Bayi?
  • Alternatif Pemanis Alami untuk MPASI Bayi

Madu adalah salah satu sumber makanan yang telah banyak diteliti memiliki manfaat kesehatan karena kaya vitamin, asam amino, antioksidan, antibakteri, dan antiradang yang berguna bagi tubuh. Semua kandungan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami, dari untuk menguatkan imun, meredakan batuk, membantu pembentukan dan penguatan tulang dan gigi, sampai mengoptimalkan fungsi otak. 

Meski demikian, madu sangat tidak disarankan diberikan untuk bayi yang berusia kurang dari 12 bulan karena berbahaya bagi kesehatan. Kenapa begitu?

Mari simak selengkapnya pada artikel ini, Ma.

Kapan Madu Boleh Diberikan pada Bayi?

Madu hanya boleh dikonsumsi jika si Kecil sudah genap berusia 1 tahun. Madu tidak boleh diberikan pada bayi yang berusia kurang dari 12 bulan karena berpotensi meningkatkan banyak risiko masalah kesehatan. 

Jika usia si Kecil masih di bawah 1 tahun, jangan pernah memberi madu dalam bentuk apa pun. Baik itu madu dalam bentuk aslinya (disuapkan dengan sendok), dilarutkan dengan air, atau bahkan menggunakan madu sebagai tambahan atau campuran memasak MPASI sekalipun.

Selama usia si Kecil belum 12 bulan, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) tidak boleh mengandung madu.

Apa Bahayanya Jika Bayi di Bawah 1 Tahun Minum Madu?

Madu memang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi jangan sampai Mama memberikannya pada si Kecil jika belum berusia 1 tahun. Berikut ini beberapa bahaya yang ditimbulkan madu pada bayi, antara lain:

1. Botulisme

Alasan utama kenapa bayi tidak dibolehkan minum atau makan madu sebelum usianya genap 12 bulan (1 tahun) adalah karena madu mengandung spora dari bakteri Clostridium botulinum.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), madu merupakan sumber bakteri spora. Bakteri ini dapat melepaskan racun ke dalam saluran pencernaan dan menyebabkan penyakit infant botulism, yakni penyakit botulisme pada bayi. 

Penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Jenis bakteri ini bersifat anaerobik, yang dapat ditemukan di tanah dan dapat diangkut oleh udara.  

Spora bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang dalam saluran pencernaan, menghasilkan racun berbahaya yang menginfeksi sistem saraf bayi, mengakibatkan kelemahan otot hingga kelumpuhan, serta mengganggu fungsi sistem pernapasannya.

Bayi yang masih berusia di bawah 12 bulan belum dapat mengembangkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegahnya. 

2. Obesitas

Memberikan madu pada bayi juga dapat membuatnya jadi terbiasa mengonsumsi makanan dengan rasa manis. Jadi, si Kecil akan menolak makanan lain yang rasanya kurang manis. Jika dibiasakan seperti ini, akan menyebabkan kelebihan berat badan bahkan obesitas

3. Kerusakan Gigi

Pemberian madu pada bayi di bawah 1 tahun juga dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi yang baru tumbuh. Gula dalam makanan, termasuk dari madu, dapat menjadi “pupuk” yang cocok bagi pertumbuhan bakteri di mulut bayi.

Bakteri ini dapat memfermentasi gula menjadi asam yang dapat merusak lapisan luar gigi, menyebabkan masalah seperti gigi berlubang atau karies pada gigi yang baru tumbuh.

Baca Juga: Ketahui Tahapan Tekstur MPASI Bayi Sesuai Usianya

Alternatif Pemanis Alami untuk MPASI Bayi

Pemberian madu sebaiknya ditunda hingga usia di atas 1 tahun sebagai salah satu langkah untuk melindungi kesehatan bayi dari potensi risiko botulisme dan kerusakan gigi. 

Meski demikian, apabila Mama ingin memberikan rasa manis pada setiap makanan untuk MPASI si Kecil, cobalah cari alternatif lain pengganti madu.

Berikut ini beberapa pemanis alami yang bisa Mama berikan pada bayi di bawah 1 tahun selain madu.

1. ASI

Untuk memberikan rasa manis pada MPASI si Kecil tidak harus diberikan madu. Mama dapat menambahkan ASI pada setiap makanan untuk si Kecil, terutama ketika memulai MPASI pertama di usia 6 bulan.

Menambahkan ASI ke makanan bayi tidak hanya menghasilkan rasa manis saja, tetapi juga dapat memberikan rasa yang tidak asing pada lidah bayi dan dapat mendorongnya agar mencoba rasa makanan baru.

2. Pisang

Pisang mempunyai potasium tinggi yang bisa dinikmati langsung tanpa harus diolah. Menambahkan pisang menjadi alternatif tepat memberikan rasa manis pada makanan bayi. Pisang juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sebagai sumber energi yang baik bagi si Kecil.

Meskipun demikian, sebaiknya Mama memberikan pisang yang telah matang atau memiliki bintik-bintik pada kulitnya. Jenis pisang ini lebih mudah dicerna dan terbukti membantu mengurangi masalah sembelit pada bayi.

3. Apel

Untuk mendapatkan rasa manis alami untuk MPASI, Mama juga bisa menambahkan apel ketika memasak. Apel dapat Mama haluskan hingga menjadi saus sebagai pemanis untuk semua jenis makanan.

Buah ini juga memiliki serat tinggi yang mempunyai peran penting sebagai prebiotik untuk menyehatkan saluran pencernaan bayi. Selain itu, apel juga mempunyai banyak sekali manfaat lainnya untuk kesehatan, seperti memperkuat tulang dan menjaga sistem kekebalan tubuh.

4. Wortel

Selain buah-buahan yang cenderung mempunyai rasa manis, sayuran satu ini juga bisa menjadi penambah rasa manis bagi MPASI.

Wortel memang tidak dapat memberikan rasa manis yang signifikan, tetapi masih dapat menghilangkan rasa yang sangat asam atau pahit pada setiap makanan.

Salah satu manfaat umum yang banyak diketahui adalah bahwa mengonsumsi wortel bermanfaat bagi kesehatan mata. Hal ini disebabkan oleh kandungan beta-karoten yang melimpah dalam wortel.

Beta-karoten adalah senyawa yang akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A, sehingga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mata. Tak hanya bermanfaat untuk mata, wortel juga memiliki beragam manfaat lainnya seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mengatasi masalah sembelit, serta mendukung kesehatan tulang.

Baca Juga: Cara Pencegahan Stunting pada Masa Golden Age Anak

5. Jagung

Salah satu jenis sayuran ini dapat menjadi solusi bagi Mama yang ingin menambahkan rasa manis dan mendapatkan banyak manfaat bagi kesehatan si Kecil.

Jagung memang menjadi salah satu pilihan utama ketika ingin mengganti nasi sebagai sumber karbohidrat. Selain kaya akan karbohidrat, jagung juga mengandung banyak sekali nutrisi penting seperti serat, folat, zinc, vitamin B, fosfor, dan vitamin C.

Jagung manis juga memiliki fitokimia yang dapat meningkatkan kesehatan mata dan antioksidan yang mendukung sistem kekebalan tubuh bayi. 

Demikian penjelasan lengkap untuk menjawab pertanyaan Mama mengenai pemberian madu untuk bayi di bawah 1 tahun. Ketika sudah menginjak usia 1 tahun, barulah Mama boleh memberikan madu untuk si Kecil

Semoga artikel ini bermanfaat, ya! Temukan juga berbagai panduan mendukung daya tahan tubuh si Kecil yang dilengkapi dengan tips nutrisi untuk dukung tumbuh kembangnya di The Parent’s Guide Academy, Ma!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama

Referensi:

  1. WebMD Editorial Contributors. (2021, March 12). When Can a Baby Have Honey? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/baby/when-can-a-baby-have-honey
  2. ‌IDAI | Tepatkah madu diberikan pada bayi? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tepatkah-madu-diberikan-pada-bayi
  3. ‌Why you should avoid feeding honey to an infant. (2023, June 2). Food & Health. https://www.canr.msu.edu/news/babies_and_honey_dont_go_together
  4. ‌Why Should Babies Not Have Honey? (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/honey-botulism.html
  5. ‌Canada, H. (2023). Infant botulism - Canada.ca. Canada.ca. https://www.canada.ca/en/health-canada/services/food-safety-vulnerable-populations/infant-botulism.html
  6. ‌Papandreou, D., Andreou, E., Heraclides, A., & Rousso, I. (2013). Is beverage intake related to overweight and obesity in school children? Hippokratia, 17(1), 42–46. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3738277/
  7. ‌World. (2017, November 9). Sugars and dental caries. Who.int; World Health Organization: WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sugars-and-dental-caries
  8. ‌Fioravanti, M., Gianni Di Giorgio, Luzzi, V., Polimeni, A., & Vozza, I. (2022). Baby Food and Oral Health: Knowledge of the Existing Interaction. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(10), 5799–5799. https://doi.org/10.3390/ijerph19105799
  9. ‌Creative Ways to Sweeten Baby Food Without Sugar. (2023). Homemade-Baby-Food-Recipes.com. https://www.homemade-baby-food-recipes.com/ways-to-sweeten-baby-food-without-sugar.html
  10. ‌Corn for Babies - Can Babies Eat Corn? First Foods for Baby - Solid Starts. (2023). Solidstarts.com. https://solidstarts.com/foods/corn/
Artikel Terkait