Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Kesehatan

10 Penyebab Bruntusan pada Bayi dan Cara Ampuh Mengatasinya

Article Oleh : Mauliyana Puspa Adityasari 02 Mei 2023

Bruntusan merupakan masalah kulit yang umum terjadi pada bayi karena jenis kulit bayi lebih tipis dan sensitif. Namun meski umum, Mama pasti tidak tega melihat si Kecil yang rewel karena gatal-gatal. Bruntusan pada kulit sebenarnya bisa diobati, kok. Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkapnya, simak dulu, yuk macam-macam penyebab bruntusan pada bayi.

Penyebab Bruntusan pada Bayi

Pada dasarnya, bayi memiliki kulit yang sensitif dan rentan terhadap infeksi atau iritasi. Ada beberapa penyebab utama terjadinya iritasi pada kulit bayi, seperti alergi, bahan kimia dari sabun yang digunakan, adanya gesekan dari popok, kelembapan, dan juga karena adanya infeksi atau virus.

Bruntusan biasanya akan terlihat pada beberapa daerah lipatan pada bayi, misalnya leher, lengan, kaki, tangan, kaki, pipi, dan daerah lipatan lainnya. Hal ini tergantung dari penyebab bruntusannya, Ma.

Lalu, apa saja kondisi yang menjadi kemungkinan penyebab bruntusan pada bayi? Berikut daftarnya.

1. Jerawat 

Tidak hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami jerawat, Ma. Jerawat bayi biasanya muncul sekitar 2-4 minggu setelah bayi lahir. Benjolan kecil berwarna merah atau putih ini akan timbul di pipi, hidung, dan dahi bayi.

Jerawat bayi ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-4 bulan. 

2. Eksim

Bruntusan pada bayi juga bisa disebabkan oleh eksim. Eksim adalah kondisi kulit dengan bercak merah, gatal, dan terkadang membuat si Kecil nyeri. Biasanya terlihat di dada, lengan, kaki, wajah, lipatan siku, dan lipatan lutut.

Eksim sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi di bawah 6 bulan. Ada beberapa penyebab terjadi eksim, seperti kulit kering, sensitif, dan alergi. 

3. Biang Keringat

Biang keringat merupakan salah satu penyebab bruntusan pada bayi. Biang keringat disebabkan ketika keringat terperangkap di bawah kulit karena pori-pori tersumbat.

Biang keringat terlihat seperti benjolan kecil berwarna merah yang biasanya muncul di leher, bahu, dada, ketiak, lipatan siku dan lipatan paha. 

Baca Juga: 6 Penyakit Umum yang Sering Dialami Balita 

4. Milia

Milia adalah benjolan putih kecil yang muncul di hidung, dagu, dan pipi bayi. Benjolan kecil ini disebabkan oleh sisa kulit mati yang terperangkap di dekat permukaan kulit.

Kondisi milia ini sama seperti jerawat bayi, dan tidak perlu dikhawatirkan, karena bisa hilang sendiri tanpa pengobatan, Ma.

5. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (HFMD)

Penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) dikenal juga dengan flu Singapura. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus dan sangat menular.

HFMD menyebabkan timbulnya bruntusan di jari, telapak tangan, atau telapak kaki. Selain itu, Mama mungkin akan melihat bintik-bintik di mulut anak atau lepuh kecil di bagian belakang tenggorokan si Kecil.

Selain timbul bruntusan pada bayi, HFMD juga mempunyai gejala lain yaitu demam, nafsu makan menurun, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. HFMD biasanya akan sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Namun, jika timbul gejala yang lebih parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak.

6. Ruam Popok

Selanjutnya, penyebab bruntusan pada bayi bisa terjadi karena adanya ruam popok. Kondisi ini sering terjadi pada bayi.

Ruam popok terjadi akibat kelembapan pada area popok bayi yang menyebabkan iritasi atau tumbuhnya jamur dan bakteri di kulit. Oleh karena itu, pastikan selalu mengganti popok secara rutin agar area popok bayi tidak lembap. 

7. Cacar Air

Cacar air juga bisa menimbulkan bruntusan pada bayi. Cacar air termasuk penyakit yang sangat menular. Penyakit ini bisa menjadi gejala yang serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, misalnya bayi baru lahir.

Gejalanya akan berlangsung sekitar 2 minggu dan bisa membuat si Kecil sangat tidak nyaman. Biasanya akan diawali dengan timbul bruntusan yang sangat gatal di kulit kepala, dada, punggung, dan wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Gejala lain juga biasanya akan muncul, seperti demam, mata merah dan sakit tenggorokan.

Penyakit cacar air dapat dicegah dengan vaksin varicella, yang bisa diberikan pada anak usia 1 tahun hingga 12 tahun.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Bayi Usia 0-12 Bulan 

8. Campak

Penyakit campak disebabkan oleh infeksi Morbillivirus yang sangat menular. Campak dapat menyebabkan bruntusan pada bayi yang dimulai dari wajah, lalu terlihat di belakang telinga atau sekitar mulut si Kecil.

Penyakit ini juga biasanya diawali dengan hidung tersumbat, mata merah, bengkak, dan berair, batuk, lesu, dan demam tinggi. Campak bisa dicegah dengan vaksin campak atau vaksin MMR. Vaksin ini mulai diberikan pada bayi berusia 9 bulan. 

9. Roseola

Roseola dapat menyebabkan si Kecil mengalami demam tinggi dan bisa bertahan hingga 7 hari. Setelah demam reda, bruntusan akan muncul di dada atau perut si Kecil.

Bruntusan ini juga bisa menyebar ke lengan dan leher. Namun, bruntusan akibat roseola ini akan memudar sekitar 24 jam.

10. Dermatitis Seboroik

Masalah kulit dermatitis seboroik ini juga disebut dengan cradle cap. Biasanya akan terlihat seperti bercak bersisik, berwarna kekuningan, dan berkerak di kepala bayi. Cradle cap seringnya muncul pada bayi berusia 2 atau 3 bulan.

Masalah kulit ini tidak berbahaya bagi bayi, dan tidak menyebabkan gatal-gatal. Mama juga tidak perlu khawatir karena cradle cap bisa hilang sendiri dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.

Baca Juga: Alergi pada Bayi Baru Lahir: Ruam Kulit Anak

Cara Menghilangkan Bruntusan pada Bayi

Pada dasarnya bruntusan pada bayi adalah umum terjadi dan akan hilang dengan sendirinya. Meski demikian, ada berbagai cara yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi bruntusan secara cepat pada bayi sebagai berikut:

  • Gunakan sabun mandi khusus bayi untuk menghindari terjadinya eksim pada si Kecil.

  • Pakailah sabun deterjen tanpa pewangi yang dirancang untuk kulit sensitif.

  • Untuk menghindari biang keringat, gunakan pakaian longgar dari bahan katun untuk bayi.

  • Jaga kebersihan area popok dan pastikan selalu kering agar bayi terhindar dari ruam popok.

  • Oleskan krim yang mengandung zinc oxide pada area popok untuk melindungi kulit bayi dari iritasi. Setelah mengoleskan krim, tunggu sampai benar-benar kering.

Itu dia berbagai cara untuk mengatasi bruntusan pada bayi. Mama harus waspada jika bruntusan membuat si Kecil jadi rewel dan merasa tidak nyaman. Apabila terjadi, segera konsultasikan ke dokter ahli untuk mendapatkan pengobatan, Ma.

Mama juga bisa konsultasi langsung dengan tim Nutriclub Expert Advisor yang siap hadir 24 jam menjawab segala pertanyaan Mama terkait kesehatan, nutrisi, dan tumbuh kembang si Kecil. Yuk, atur jadwal konsultasinya sekarang, Ma!

  1. IDAI | Daftar Pertanyaan Seputar Imunisasi Campak/Measles dan Rubella (MR). (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/daftar-pertanyaan-seputar-imunisasi-campak/measles-dan-rubella-mr
  2. What are those bumps on my child’s skin? (2013). Aad.org. https://www.aad.org/public/everyday-care/itchy-skin/rash/rashes-cause-bumps
  3. ‌Goldman, R. (2022, September 29). Baby Acne or Rash? 6 Types and How to Treat Them. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/childrens-health/baby-acne-or-rash#baby-acne
  4. Common Skin Conditions & Rashes in Children: Causes & Treatment. (2022). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6951-skin-conditions-in-children
  5. ‌Dix, M. (2019, January 16). How to Spot and Take Care of Your Baby’s Rash. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/how-to-spot-and-take-care-of-your-babys-rash#pictures
  6. ‌Jerome, S. (2006, March 15). Your Newborn’s Skin and Rashes. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-skin-rashes
  7. ‌WebMD. (2006, May 24). Bacterial and Viral Rashes. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/children/guide/skin-rashes-in-children-treatment
  8. LEMBAR INFORMASI VAKSIN Vaksin Varicella (Cacar Air). https://www.immunize.org/vis/indonesian_varicella.pdf
comment-icon comment-icon