- Pembahasan dalam artikel :
- Apa Itu Penyakit Autoimun Pada Anak?
- Gejala Penyakit Autoimun
- 15 Macam Penyakit Autoimun
- Faktor Resiko Penyakit Autoimun
- Cara Mengobati Penyakit Autoimun
Kelainan autoimun sangat jarang terjadi pada kelompok anak. Namun, Mama perlu waspada apabila Si Kecil atau salah satu anggota keluarga menderita autoimun. Banyak orang tua khawatir dan merasa bingung resiko terjadinya penyakit autoimun pada anak serta dampak pengobatan autoimun pada Si Kecil.1 Nah Mama, mari simak penjelasan berikut!
Baca Juga: Ketahui Lebih Lengkap Masalah Talasemia Pada Bayi dan Anak
Apa Itu Penyakit Autoimun Pada Anak?
Idealnya sistem kekebalan tubuh akan menghancurkan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, seperti virus dan bakteri sehingga mencegah infeksi dalam tubuh Si Kecil.2 Pada kondisi penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh. Penyakit autoimun terjadi akibat sistem kekebalan alami tubuh tidak dapat membedakan sel tubuh dan sel asing yang harus dilawan, sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh yang normal.2,3
Gejala Penyakit Autoimun
Hingga kini tercatat ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun yang telah berhasil didiagnosa, dengan gejala yang berbeda-beda.2,3 Penyakit autoimun anak dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh termasuk kulit, otot dan persendian. Gejala autoimun pada anak yang mungkin dialami, antara lain:
- Kelelahan.2
- Ruam kulit.2
- Kejang.2
- Demam.3
- Rambut rontok. 3
- Nyeri dan bengkak pada sendi.3
- Kesemutan.3
- Sulit berkonsentrasi (pada usia anak-anak).3
- Nyeri perut.3
Menurut para ahli, diagnosis biasanya sulit ditegakkan karena banyak sekali gejala penyakit autoimun yang tidak spesifik sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan darah (Blood marker autoimmune) dan juga biopsi jaringan apabila diperlukan untuk mendiagnosa penyakit autoimun.3
15 Macam Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun pada anak berikut dapat menyerang organ tubuh tertentu secara spesifik, yaitu:
1. Penyakit Addison
Merupakan penyakit autoimun anak yang menyerang kelenjar adrenal, sehingga tidak dapat menghasilkan hormon kortisol. Kondisi ini ditandai dengan kelelahan, nafsu makan menurun, tekanan darah menurun, lemah otot, nyeri perut, sering buang air kecil, mudah haus, sulit berkonsentrasi, nyeri kepala dan demam.4
2. Hepatitis Autoimun
Penyakit hepatitis autoimun terjadi akibat sistem kekebalan tubuh secara spesifik menyerang organ hati. Kondisi ini dapat terjadi pada masa remaja maupun kanak-kanak. Gejalanya berupa mual, lemas, nyeri perut, kehilangan nafsu makan, serta kulit dan mata terlihat kuning.5
3. Penyakit Crohn
Merupakan peradangan pada saluran pencernaan (usus kecil dan usus besar). Gejalanya berupa nyeri perut pada bagian kanan bawah, diare yang disertai dengan darah, pendarahan pada anus, berat badan menurun drastis, demam serta tumbuh kembang Si Kecil menjadi terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.6
4. Multiple Sclerosis
Penyakit ini secara spesifik menyerang sistem saraf pusat Si Kecil. Umumnya jika Si Kecil menderita multiple sclerosis pada masa kanak-kanak atau remaja dapat berisiko mengalami cacat fisik pada usia yang lebih dini. Gejala yang dialami si Kecil yaitu tidak dapat menahan buang air besar dan kecil, lemah otot, gangguan berjalan, gangguan penglihatan, kaku otot, gangguan sensorik, serta tremor.7
5. Diabetes Mellitus Tipe 1
Kondisi ini disebabkan karena kerusakan sel pankreas akibat penyakit autoimun. Gejala yang dialami yaitu sering buang air kecil, mudah lapar, mudah haus, berat badan menurun, kesemutan, lemas, luka yang sulit sembuh serta pandangan kabur.8
6. Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif atau disebut dengan radang usus adalah penyakit autoimun yang paling sering dialami pada anak maupun remaja, dengan angka kejadian 2-10 kasus per 100.000 populasi per tahun. Si Kecil dapat mengalami diare, nyeri perut sebelum buang air besar dan membaik setelah buang air besar, frekuensi buang air besar lebih dari 10 kali, penurunan berat badan dan anemia (kurangnya sel darah merah). Tidak jarang penyakit ini dapat berkembang penjadi penyakit Crohn.9
7. Kawasaki
Penyakit autoimun langka ini terjadi karena radang otot dalam tubuh. Jika telat penanganan akan berpengaruh terhadap jantung koroner.
8. Tiroiditis Autoimun
Penyakit autoimun pada anak berikutnya adalah tiroiditis. Penyakit ini bisa berupa hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Penyebab penyakit autoimun ini umumnya adalah gen dan lingkungan.
Penyakit autoimun pada anak berikut tidak menyerang suatu organ secara spesifik, di antaranya adalah
9. Juvenile Dermatomyositis
Penyakit autoimun anak ini merupakan peradangan yang terjadi pada otot, kulit dan pembuluh darah, yang ditandai dengan kelemahan pada otot leher, otot bahu dan pinggul. Sehingga Si Kecil dapat kesulitan saat menaiki tangga, bangun dari kursi atau menyisir rambutnya sendiri.10
10. Juvenile Idiopathic Arthritis
Merupakan penyakit autoimun yang sering dijumpai pada anak dan remaja. Sistem imun menyerang sendi-sendi tubuh sehingga akan terasa nyeri bila digerakkan. Selain itu sendi terasa kaku, kemerahan dan bengkak, kelelahan, kemerahan pada kulit, penglihatan kabur, mata terasa kering, kehilangan nafsu makan dan demam.
11. Lupus
Merupakan penyakit autoimun yang sering terjadi pada anak usia 9-15 tahun dengan gejala demam tanpa sebab yang jelas, pucat, lesu, kurang darah (anemia), ruam pada kulit (terutama pada wajah, berbentuk seperti kupu-kupu atau disebut dengan butterfly rash), nyeri dan bengkak pada sendi serta rambut rontok.12
12. Scleroderma
Merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan kelainan jaringan ikat tubuh, dan berdampak pada sendi, kulit dan juga organ tubuh. Gejala yang dialami Si Kecil, yaitu bengkak pada jari, nyeri sendi, kaku, sesak nafas, kelainan irama jantung, serta gangguan menelan.13
13. Psoriasis
Penyakit autoimun pada anak adalah psoriasis. Umumnya penyakit ini terjadi karena infeksi bakteri pada kulit. Anak-anak yang mengalami ini bisa disebabkan oleh faktor genetik atau karena penyakit autoimun lainnya.
14. Henoch-Schonlein Purpura
Penyakit autoimun pada anak selanjutnya adalah Henoch-Schonlein Purpura (HSP). Anak yang mengalami penyakit ini akan mengeluarkan sel darah merah sehingga kulit akan tampak meruam. Kondisi tersebut juga bisa menyerang organ bagian dalam dari tubuh anak. Di Amerika, HSP terjadi 2 banding 10 anak.
15. Sindrom Autoimun Multipel
Penyakit autoimun ini adalah kombinasi antara lebih dari tiga penyakit autoimun dalam tubuh anak. Sekitar 25% anak yang mengidap salah satu penyakit autoimun akan mengalami sakit autoimun lainnya.
Setelah paham informasi penyakit autoimun pada anak, mulai saat ini Mama pun bisa memenuhi asupan gizi si Kecil. Salah satu caranya dengan pemberian susu pertumbuhan dari Nutrilon Royal ACTIDuobio+ yang punya kombinasi FOS:GOS 1:9 yang telah dipatenkan untuk membantu perkuat daya tahan tubuh si Kecil agar Ia siap hadapi masa depan.
Faktor Resiko Penyakit Autoimun
Berikut ini faktor resiko terjadinya penyakit Autoimun, termasuk pada anak yang perlu Mama ketahui, yaitu:
Faktor Genetik
Penyakit autoimun seperti lupus dan multiple sclerosis bersifat diturunkan. Apabila orang tua menderita lupus atau multiple sclerosis, maka tidak menutup kemungkinan Si Kecil juga berpotensi mengalami hal tersebut.3
Berat Badan
Berat badan berlebih dapat meningkatkan resiko penyakit rheumatoid arthritis dan psoriasis arthritis. Selain itu, jaringan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan aktivasi sel peradangan.3
Merokok
Merokok dapat meningkatkan terjadinya penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroid dan multiple sclerosis.3
Obat
Obat-obatan seperti pengendali tekanan darah dan antibiotik dapat meningkatkan resiko terjadinya lupus. Obat-obatan kolesterol seperti golongan statin dapat menginduksi autoimun miopati, yaitu kondisi yang menyebabkan kelemahan pada otot.3
Jenis Kelamin
Wanita diketahui 3 kali lipat beresiko menderita penyakit autoimun seperti Scleroderma dan Lupus (SLE). Sedangkan pada kondisi Diabetes Tipe 1, faktor resiko laki-laki dan perempuan sama.2
Usia
Sebagian besar penyakit autoimun dialami pada saat muda. Sebagian penyakit autoimun lainnya mulai dialami pada usia anak-anak, seperti juvenile idiopathic arthritis dan juvenile dermatomyositis.2
Ras
Ras tertentu seperti keturunan afrika dan amerika, lebih sering mengalami penyakit autoimun Lupus (SLE) dan Skleroderma dibandingkan dengan ras kaukasia.
Sementara ras kaukasia lebih sering menderita multiple sclerosis dibandingkan dengan ras afrika dan amerika.2
Riwayat Penyakit Lain
Si Kecil yang menderita penyakit autoimun beresiko menderita penyakit lainnya. Misalnya pada Si Kecil yang menderita Diabetes Melitus tipe 1, sering ditemukan juga menderita penyakit celiac dan addison.2
Cara Mengobati Penyakit Autoimun
Sebagian besar penyakit yang tergolong penyakit autoimun belum dapat disembuhkan, tetapi gejala yang timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak terjadi flare.
1. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani penyakit autoimun meliputi:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau aspirin, untuk mengatasi nyeri.
- Obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, untuk menghambat perkembangat penyakit fan memelihara fungsi organ tubuh.
- Obat anti-TNF, seperti infliximab, untuk mencegah peradangan akibat penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis.
2. Terapi pengganti hormon
Terapi pengganti hormon dilakukan jika pasien menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon di dalam tubuh. Contohnya, pemberian suntik insulin pada penderita diabetes tipe 1 untuk mengatur kadar gula darah atau pemberian hormon tiroid bagi penderita tiroidtis.
Semoga informasi ini mencerahkan Mama mengenai penyakit autoimun pada anak, ya!
Bantu mendukung daya tahan tubuh dan daya tangkap si Kecil dengan nutrisi teruji klinis dari Nutrilion Royal ACTIDuobio+
Jadilah Master of Immunity dengan belajar dan mempraktikan 7 aspek penting bagi daya tahan tubuh si Kecil, ikuti tantangannya!