Anak balita dengan stunting, selain mengalami gangguan pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak balita normal. Selain itu, anak balita stunting lebih mudah menderita penyakit tidak menular ketika dewasa.
Riwayat Pencarian
Pencarian Populer
Anak balita dengan stunting, selain mengalami gangguan pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak balita normal. Selain itu, anak balita stunting lebih mudah menderita penyakit tidak menular ketika dewasa.
Masa balita termasuk dalam periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Nutrisi yang baik dan seimbang berdampak pada pertumbuhan fisik serta perkembangan otak. Pemberian nutrisi yang kurang atau buruk di seribu hari pertama kehidupannya dapat berdampak pada konsekuensi yang ireversibel, yaitu kondisi dimana ia mengalami pertumbuhan terhambat atau stunting. Pahami lebih lengkap seputar stunting pada balita dari Tim Ahli Nutriclub.
Apa itu Stunting? Stunting adalah masalah gizi yang cukup signifikan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Masalah ini mempengaruhi sekitar 162 juta balita di seluruh dunia, dan 8 juta balita di Indonesia (Riskedas 2013). Terdapat satu dari empat orang anak balita mengalami stunting.
Keadaan stunting atau balita bertubuh pendek merupakan indikator masalah gizi dari keadaan yang berlangsung lama. Seperti masalah kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, pola asuh, dan pemberian asupan makanan yang kurang baik dari sejak si Kecil lahir. Akibatnya, si Kecil tidak tumbuh sesuai dengan indikator tinggi badan yang ideal sesuai usianya.
Ketika balita mengalami stunting, artinya selain mengalami gangguan pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak balita normal. Selain itu, anak balita stunting lebih mudah menderita penyakit tidak menular ketika dewasa dan memiliki produktifitas kerja yang lebih rendah. Dengan menanggulangi stunting pada si Kecil sejak dini, Ibu turut meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan.
Angka stunting akibat kekurangan gizi di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan indeks Tinggi Badan per Umur (TB/U), menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 angkanya mencapai 37,2 persen atau sekitar 8,8 juta balita Indonesia mengalami stunting.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan meliputi kesehatan dan gizi ibu yang buruk, asupan makanan si Kecil yang tidak memadai, dan infeksi. Secara khusus, hal ini meliputi status gizi dan kesehatan Ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan yang ikut berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan awal anak.
Faktor lain dari sisi Ibu yang dapat menyebabkan stunting meliputi perawakan anak yang pendek, jarak kelahiran terlalu dekat, dan kehamilan remaja, yang mengganggu asupan nutrisi ke janin. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan nutisi untuk pertumbuhan ibu yang masih remaja. Faktor lainnya dari segi nutrisi meliputi asupan makanan untuk si Kecil yang tidak memadai, termasuk pemberian ASI yang belum optimal (non-eksklusif ASI) dan makanan pendamping ASI yang terbatas dalam kuantitas, kualitas dan variasinya.
Did you know?
”Antioksidan dapat menjaga otak si Kecil dari kerusakan akibat terjadinya cidera dan gangguan ringan yang dialami. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP
Pemantauan tinggi badan dibutuhkan untuk menilai normal tidaknya pertumbuhan anak. Deteksi dini terhambatnya pertumbuhan diperlukan untuk memberikan terapi lebih awal, sehingga memberikan hasil yang baik dan mencegah stunting lebih dini.
Pengukuran tinggi badan, berat badan harus diukur dan dipantau berkala, minimal pada waktu-waktu berikut:
Rumus Tinggi Potensi Genetik (TPG) Anak :
TPG Anak Laki laki : TB ibu (cm) + 13 cm + TB Ayah ± 8,5 cm
2
Pemeriksaan Fisis : Tb Ayah (cm) - 13 cm + Tb Ibu ± 8,5 cm
2
Ibu dapat melakukan tindakan yang memiliki dampak langsung pada pencegahan dan penanggulangan stunting dengan mengatasi penyebab-penyebab yang sudah dibahas di atas. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan meliputi:
1. Pada ibu hamil
2. Pada saat bayi lahir
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.
Stunting atau kondisi balita pendek dapat dicegah dengan langkah-langkah yang dilakukan sejak dini. Pencegahan dapat dilakukan semenjak si Kecil masih dalam kandungan dan pada saat 1000 hari petama kehidupannya. Pemberian asupan nutrisi yang tepat dan seimbang dapat menghindarkan si Kecil dari masalah stunting.
Ditulis oleh: dr. Marcella Auditta
Reviewer : dr. Vicka, Sp.A
Hindari permasalahan Stunting dari si Kecil dengan beragam pilihan nutrisi terbaik disini
DAFTAR PUSTAKA