Loading...
cara-melatih-fokus-anak
Perkembangan Otak

18 Cara Melatih Fokus Anak yang Efektif Diterapkan di Rumah

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: dr. Citra Raditha, Sp.A (K)

Diterbitkan: 23 Agustus 2021


  • Kenapa Anak Harus Belajar Fokus?
  • Cara Melatih Fokus Anak di Rumah 
  • Tanda-Tanda Gangguan Fokus yang Perlu Diwaspadai

Fokus adalah kemampuan kognitif yang membuat anak mampu mengerjakan suatu hal sampai selesai tanpa menunda-nundanya. Fokus juga berkaitan dengan bagaimana si Kecil menjaga perhatiannya untuk meraih suatu tujuan. Lalu, bagaimana cara melatih fokus anak di usia dini?

Kenapa Anak Harus Belajar Fokus?

Si Kecil membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi untuk mendukungnya belajar dan menjalani kegiatannya sehari-hari dengan baik. 

Namun, kemampuan fokus anak di usia dini umumnya memang belum setajam orang dewasa rata-rata. Rentang fokus anak di setiap tahapan umurnya pun bisa berbeda-beda, seperti:

  • Usia 2 tahun: 4-6 menit.
  • Usia 3 tahun: 6-8 menit.
  • Usia 4 tahun: 8-12 menit.
  • Usia 5-6 tahun: 12-18 menit.
  • Usia 7-8 tahun: 16-24 menit.
  • Usia 9-10 tahun: 20-30 menit.
  • Usia 11-12 tahun: 24-36 menit.
  • Usia 13-14 tahun: 28-42 menit.
  • Usia 15-16 tahun: 32-48 menit.

Jadi, ketika si Kecil baru berusia 2 tahun dan tampak sering gonta-ganti mainan padahal belum ada 5 menit memegangnya, bukan berarti pikirannya gampang teralihkan atau ia memiliki gangguan atensi seperti ADHD ya, Ma. Rentang fokusnya masih terbilang dalam kisaran yang normal. 

Di usia dini, anak-anak masih memiliki energi yang cukup tinggi sehingga sangat suka bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.

Cara Melatih Fokus Anak di Rumah 

Sebagai penanganan awal ketika Mama menyadari si Kecil kesulitan untuk mempertahankan fokus, Mama dapat melakukan beberapa stimulasi berikut ini: 

1. Meningkatkan Kualitas Tidur

Tidur membantu meningkatkan daya tangkap dan fokus anak secara alami. Ini karena istirahat yang cukup dan berkualitas dapat memperkuat kerja saraf untuk membentuk memori.

Secara umum, berikut adalah durasi lama tidur yang dibutuhkan anak usia prasekolah:

  • Usia 4 bulan - 1 tahun: 12-16 jam tidur tiap hari.
  • Usia 1-2 tahun : 11-14 jam tidur tiap hari.
  • Usia 3-5 tahun : 10-13 jam tidur tiap hari.
  • Usia 6-12 tahun: 9-12 jam tidur tiap hari.
  • 13-18 tahun: 8-10 jam tidur tiap hari.

Agar anak lebih mudah tidur di malam hari, terapkan rutinitas yang menandakan waktu tidur akan tiba. Seperti minum segelas susu hangat, gosok gigi, atau membaca buku. 

Selanjutnya, pastikan ruang tidur anak nyaman, suhunya sejuk dan lampunya redup. Biasakan matikan televisi dan menghindari menggunakan gadget minimal 1 jam sebelum tidur agar anak tidak terdistraksi. 

2. Makan Makanan Bergizi Seimbang

Nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak ternyata sangat berpengaruh pada kemampuan fokusnya.

Maka, Mama sebaiknya berikan makanan yang bergizi seimbang dan tinggi omega-3 untuk meningkatkan daya tangkap dan skill fokus anak, seperti telur, ikan salmon, dan minyak ikan.

Mama juga bisa berikan yogurt, sayuran hijau seperti bayam dan kale, kacang dan biji-bijian, oatmeal, serta apel dan plum.

Usahakan juga untuk meminimalisir asupan junk food dan menghindari asupan gula berlebihan agar si Kecil lebih mudah untuk fokus.  

4. Cukupi Kebutuhan Cairan Anak 

Tahukah Mama jika otak manusia terdiri dari 75% air? Oleh karena itu, kekurangan cairan dan elektrolit dapat memengaruhi kinerja sel saraf dan performa kognitif si Kecil sehingga ia akan kesulitan untuk berkonsentrasi. 

Sama seperti asupan makanan lainnya, si Kecil juga memiliki kebutuhan asupan cairan yang berbeda-beda sesuai dengan berat badannya. 

  • Untuk anak dengan berat badan < 10 kg, memerlukan kebutuhan cairan 100 ml/kg. Contoh: BB 8 kg = 8 kg x 100 = 800 ml.
  • Untuk anak dengan berat badan 11-20 kg, memerlukan kebutuhan cairan 1000 ml untuk 10 kg pertama dan 50 ml/kg untuk jumlah kg diatas 10 kg. Contoh: BB 18 kg = 1000 ml + (8 kg x 50 = 400 ml) = 1400 ml.
  • Untuk anak dengan berat badan >20 kg, memerlukan kebutuhan cairan 1500 ml untuk 20 kg pertama dan 20 ml/kg untuk jumlah kg diatas 20 kg. Contoh: BB 28 kg = 1500 ml + (8 kg x 20 = 160 ml) = 1660 ml.

5. Hindari Konsumsi Kafein 

Oh iya Ma, selain memastikan si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup, pastikan juga si Kecil tidak mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein seperti teh, cokelat, dan minuman energi. 

Pada anak-anak di bawah 12 tahun, asupan kafein berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, diare, dehidrasi, dan sakit kepala, yang dapat menghambat konsentrasi si Kecil. 

6. Pahami Gaya Belajar Anak

Masing-masing anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, mulai dari auditori, visual, dan kinestetik. Jadi agar si Kecil lebih mudah fokus, sebaiknya Mama sesuaikan cara stimulasinya dengan gaya belajar anak.

Anak dengan gaya belajar auditori akan lebih mudah belajar atau cepat memahami suatu dengan mendengarkan penjelasan dari orang lain sambil ikut berdiskusi atau sambil mendengarkan musik. 

Sementara itu, anak dengan gaya belajar visual akan lebih fokus dan lebih mudah memahami informasi baru ketika mereka dapat melihat langsung apa yang sedang mereka pelajari. Baik itu melalui gambar, diagram, bagan, tabel, atau video. 

Anak-anak “visual” cenderung butuh waktu lebih lama untuk menyerap informasi hanya dari mendengar secara verbal.  

Nah, anak dengan gaya belajar kinestetik tidak akan bisa fokus belajar dengan duduk diam, mencatat, dan mendengarkan. Mereka harus diberikan kesempatan untuk bergerak dan merasakan dengan indra perabanya.

Dengan kata lain, anak-anak kinestetik menerapkan sistem “learning by doing” seperti dengan melakukan eksperimen langsung, belajar di alam, simulasi, role-play,  dan lain sebagainya. 

Jadi, yang mana gaya belajar si Kecil, Ma?

Baca Juga: Cara Mendidik Anak yang Baik Usia 3 Tahun dan Stimulasinya

7. Membatasi Screen Time

Mama, bukan hanya pada toddler, pembatasan screen time juga berlaku bagi anak-anak usia sekolah hingga remaja. Bagi anak balita khususnya 2-5 tahun,  screen time yang direkomendasikan adalah 1 jam per hari menurut American Academy of Pediatrics. Sedangkan untuk anak >6 tahun, tetapkan batasan waktu yang jelas dan konsisten, pastikan screen time tidak mengganggu tidur, aktivitas fisik, dan aktivitas perawatan diri lainnya.

Screen time berpotensi mengganggu kemampuan otak anak untuk fokus dengan hal lain di sekitar.

Jauhkan gadget dan ajak si Kecil untuk melakukan aktivitas lain yang dapat mengasah kemampuan otaknya.  

8. Berikan Tugas Harian

Cara melatih fokus anak berikutnya adalah dengan memberikan si Kecil tugas harian di rumah.

Libatkan si Kecil dalam menyelesaikan beberapa tugas rumah tangga. Tidak perlu yang rumit Ma, mulai dari membereskan tempat tidur setelah bangun, memasukkan mainan ke dalam kotak, merapikan buku di rak setiap kali selesai membaca,  dan menata piring di meja menjelang waktu makan malam. 

Tugas-tugas sederhana ini akan membantu si Kecil terbiasa menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu sebelum berpindah ke “pr” yang lain. Cara seperti ini juga menjadi bekal bagi si Kecil untuk menjadi sosok yang lebih disiplin. 

9. Buat Deadline untuk Tugas

Ketika kesulitan untuk fokus, biasanya si Kecil akan menunda-nunda untuk menyelesaikan  pekerjaan yang ada. 

Nah, Mama dapat membantu si Kecil untuk lebih fokus menyelesaikan apa yang sedang dikerjakan dengan memberikan batas waktu alias deadline sebelum ia bisa istirahat atau makan camilan. 

Untuk membuat si Kecil memahami konsep deadline dengan lebih mudah, Mama bisa menyalakan alarm dan mengatakan:

“Adik coba lihat jam di dinding. Sekarang jarum jam yang panjang ada di angka 1. Nanti kalau jarum jam yang panjang sudah sampai di angka 3, alarm akan berbunyi. Nah, coba Adik selesaikan mewarnainya sebelum jarum jam sampai di angka tiga dan alarm berbunyi, ya. Setelah itu, adik boleh makan puding mangga dan main di taman.”

10. Luangkan Jeda di Setiap Aktivitas 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kemampuan fokus anak-anak memang belum selama orang dewasa. Jadi, jangan paksakan anak untuk meneruskan permainan atau belajarnya jika ia memang sudah ingin berganti aktivitas.

Berikan jeda juga untuk menyelingi setiap kegiatan harian anak supaya si Kecil tidak cepat merasa kelelahan. 

Misalnya, Mama bisa biarkan anak untuk menggambar selama 8-10 menit kemudian hidangkan camilan favoritnya sebagai “waktu break”.  Setelah itu, Mama dapat mengajak si Kecil untuk berganti ke aktivitas lain, misalnya melipat dan menggunting origami.

11. Mainkan Permainan Mengasah Otak

Langkah selanjutnya yang dapat Mama lakukan untuk melatih fokus anak adalah dengan mengajak si Kecil memainkan berbagai permainan asah otak. 

Contoh permainan yang dapat mengasah otak anak dan meningkatkan fokus adalah puzzle, lego, crosswords, scrambles, memory games, catur, mewarnai, menghubungkan garis, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 10 Manfaat Belajar Berhitung untuk Anak

12. Buat Rutinitas Harian

Jadwal harian yang dilakukan rutin bersama dengan keluarga akan membuat si Kecil lebih mudah untuk fokus. Pasalnya, si Kecil jadi akan belajar tentang aturan dan untuk lebih disiplin dalam menjalani kegiatan sehari-harinya. 

Merencanakan rutinitas harian yang baik juga akan membuat si Kecil tidur teratur untuk menjaga fungsi kognitif, fokus, dan daya tangkapnya.

13. Biasakan Anak Olahraga

Otak akan bekerja dengan lebih baik apabila menerima asupan oksigen yang cukup. Nah, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperlancar asupan oksigen ke dalam otak adalah melalui kegiatan olahraga. 

Oleh karena itu, ajak anak berolahraga atau bergerak aktif selama minimal 60 menit per hari sehingga otak si Kecil mendapat asupan oksigen yang cukup. 

14. Coba Latihan Meditasi

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa meditasi dapat membantu melatih kemampuan untuk lebih fokus, meningkatkan kemampuan mengingat, dan kemampuan kognitif lainnya.  

Ada cara mudah untuk mengajarkan meditasi pada anak yaitu mengajak si Kecil untuk duduk bersila di tempat yang tenang dan nyaman. Bisa di dalam ruangan dengan alunan musik relaksasi dan udara yang sejuk, di pinggir kolam renang, atau di taman halaman belakang. 

Saat duduk bersila, minta anak untuk menarik napas panjang dengan perlahan melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Kemudian, ajak anak untuk mencoba merasakan setiap tarikan dan hembusan napasnya.

Cukup lakukan selama 5-10 menit atau sesuaikan dengan rentang perhatian masing-masing kelompok usia anak. 

15. Buat To-do List

Hindari “membanjiri” anak dengan terlalu banyak instruksi dalam sekali waktu agar ia tidak kewalahan dan sulit menentukan prioritas. Misalnya, “Nak sekarang kita bereskan kotak mainan kamu sambil merapikan tempat tidur dan sisihkan baju kotor di keranjang laundry, yuk.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa multitasking dapat menurunkan daya konsentrasi dan kualitas hasil pekerjaan. Fakta tersebut juga berlaku pada anak-anak. Jadi, Mama perlu membiasakan berikan tugas satu per satu dulu untuk ia selesaikan.

Jika di tengah-tengah proses si Kecil mulai kehilangan fokus, Mama dapat mengingatkan si Kecil untuk kembali mengerjakan tugasnya.

Supaya lebih mudah, buatlah to-do list. Misalnya dengan membuat daftar pekerjaan rumah di papan tulis menggunakan spidol warna-warni. Coret setiap pekerjaan yang sudah terselesaikan agar si Kecil merasa puas akan keberhasilannya. 

16. Atur Suasana Ruang Belajar

Mama sebaiknya mencari tahu lingkungan belajar yang disukai Si Kecil. Sebagian anak menyukai ruangan yang sunyi, namun sebagian anak lainnya lebih nyaman mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik.

Mama dapat mengatur ruang belajar sesuai dengan preferensi masing-masing anak sehingga mereka lebih mudah untuk fokus belajar atau mengerjakan pekerjaan rumahnya. 

17. Bacakan Cerita untuk Anak

Cara selanjutnya untuk meningkatkan fokus anak adalah dengan membacakan buku cerita. Saat membacakan cerita buat suara dan raut muka seekspresif mungkin sehingga anak tertarik untuk mendengarkan. 

Setelah itu, tanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan cerita kepada si Kecil, contohnya:

  • Siapa nama beruang baik hati dalam cerita yang Mama bacakan tadi? 
  • Rumah yang ditemukan Hansel dan Gretel di dalam hutan tadi terbuat dari apa sih, Nak?
  • Rumah anak babi yang pertama terbuat dari jerami atau batu? 

Pertanyaan-pertanyaan menarik tersebut akan membangun kebiasaan si Kecil untuk lebih fokus mendengarkan setiap cerita yang dibaca bersama Mama. 

18. Belajar di Ruang Terbuka

Pemandangan hijau dan angin yang berhembus sepoi-sepoi pasti akan menyegarkan pikiran siapapun, termasuk si Kecil. Oleh karena itu, Mama dapat mengajak si Kecil belajar di ruang terbuka seperti ke taman bunga maupun kebun binatang untuk meningkatkan konsentrasi anak.

Mama juga bisa, lho, bekali si Kecil untuk Menang di Setiap Langkah dengan men-download panduan stimulasi tervalidasi ahli. Temukan berbagai permaianan edukatif nan seru di dalamnya untuk bantu tingkatkan daya fokus anak!

Selain memberikan stimulasi yang tepat, pastikan juga untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi hariannya dari makanan yang bergizi serta tambahan susu yang bagus untuk kecerdasan otak anak dengan formula advanced ingredients Double Biotics FOS:GOS dan DHA EPA yang lebih tinggi dan teruji klinis untuk perkuat imunitas dan maksimalkan inteligensi anak untuk siapkan si Kecil jadi pemenang.

Tanda-Tanda Gangguan Fokus yang Perlu Diwaspadai

Berikut beberapa ciri-ciri umum yang muncul pada anak yang mengalami kesulitan untuk fokus:

  1. Ketidakmampuan untuk duduk tenang.
  2. Sangat mudah teralihkan perhatiannya.
  3. Kesulitan dalam mengikuti arahan.
  4. Kesulitan dalam mengatur diri mereka sendiri seperti mudah kehilangan barang. 
  5. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
  6. Memiliki tulisan tangan yang lebih buruk daripada teman sebayanya.
  7. Mengalami kesulitan belajar. 
  8. Menunjukkan perilaku negatif seperti agresif, murung, atau mudah marah.
  9. Kesulitan berteman.
  10. Menunjukkan kesulitan dalam keterampilan motorik kasar seperti berlari atau melompat.
  11. Sering tIdak mendengarkan saat diajak bicara.
  12. Sering lupa dengan rutinitas harian.

Jika Mama menemukan salah satu tanda di atas, sebaiknya segera cari tahu apa penyebab si Kecil sulit mempertahankan fokusnya, baik dengan lebih memperhatikan rutinitas anak sehari-hari atau berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika anak sudah memasuki usia prasekolah namun ia tidak bisa fokus mengerjakan satu hal barang 5-10 menit saja. Hal ini dapat dipengaruhi oleh:

  • Kurang tidur.
  • Pola hidup yang tidak sehat.
  • Screen time berlebihan, terutama sebelum tidur.
  • Mengalami penyakit yang berdampak pada kemampuan fokus, seperti anemia defisiensi zat besi.
  • Mengalami gangguan belajar.
  • Mengalami masalah penglihatan.
  • Mengalami ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).

Jika demikian, Mama mungkin perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat. Perlu diingat juga bahwa tidak semua gangguan fokus adalah ADHD. 

Yuk, daftar di Nutriclub sekarang agar Mama bisa dapatkan konten eksklusif seputar nutrisi serta tumbuh kembang anak yang tervalidasi expert. Mama juga bisa dapatkan promo serta penawaran menarik dari setiap pembelian susu Nutrilon!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Harris O’Hanlon, L. (2024). 8 Ways to Improve Your Child’s Attention Span. Parents. https://www.parents.com/kids/development/intellectual/how-to-improve-attention-spans/
  2. Unaiza Faizan, & Rouster, A. S. (2023, August 28). Nutrition and Hydration Requirements In Children and Adults. Nih.gov; StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562207/
  3. ‌Editorial Team. How Much Sleep Is Enough? (2022, March 24). NHLBI, NIH. https://www.nhlbi.nih.gov/health/sleep/how-much-sleep
  4. ‌CDC. (2024, October 7). Diagnosing ADHD. Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD). https://www.cdc.gov/adhd/diagnosis/index.html
Artikel Terkait