Loading...
Contoh berpikir kritis - nutriclub
Perkembangan Otak

10 Contoh Berpikir Kritis untuk Anak dan Cara Melatihnya

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: dr. Citra Raditha, Sp.A (K)

Diterbitkan: 06 Juni 2023


  • Apa Itu Berpikir Kritis?
  • Contoh Cara Berpikir Kritis untuk Anak 3 Tahun ke Atas
  • Apa Manfaat Berpikir Kritis pada Anak?
  • Cara Melatih Anak Berpikir Kritis Sejak Dini

Contoh berpikir kritis pada anak dapat dilihat dari kemampuan mereka menganalisis informasi dan membuat keputusan yang tepat. Simak manfaat dan cara melatih berpikir kritis pada anak!

Apa Itu Berpikir Kritis?

Berpikir kritis adalah kemampuan anak untuk berpikir logis, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. 

Anak belajar memberi alasan yang kuat atas apa yang mereka percaya atau lakukan. Dengan berpikir kritis, anak bisa menilai apakah suatu pendapat masuk akal atau tidak.

Berbeda dengan berpikir biasa, anak yang berpikir kritis mampu menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan penalaran untuk membuat penilaian yang rasional.

Contoh Cara Berpikir Kritis untuk Anak 3 Tahun ke Atas

Berikut ini beberapa contoh berpikir kritis yang bisa dikembangkan melalui aktivitas sehari-hari: 

1. Bertanya "Kenapa?" dan Mencari Alasan

Anak-anak yang suka bertanya "kenapa" sedang melatih kemampuan berpikir kritisnya. Mereka mencoba memahami bagaimana dunia bekerja dengan logika mereka sendiri. 

Orang tua bisa mendukung dengan memberi ruang bagi anak untuk bereksperimen dan mencari tahu jawabannya. 

Contohnya, anak bertanya mengapa hujan turun, lalu Mama bisa mencoba jelaskan bahwa awan penuh air.

2. Membandingkan Dua Hal yang Berbeda

Melatih anak membandingkan dua hal membantu mereka memahami perbedaan dan persamaan. 

Ini bisa merangsang kemampuan analisis dan membentuk dasar penalaran logis. Anak jadi terbiasa menilai informasi sebelum mengambil keputusan. 

Contoh berpikir kritis misalnya anak membandingkan dua cerita dan mengatakan mana yang lebih lucu atau lebih masuk akal.

3. Menyusun Argumen dengan Logis

Ketika anak memberikan alasan atas pilihannya, itu adalah bentuk berpikir kritis. Mereka belajar menyampaikan pendapat dengan struktur yang masuk akal. 

Mama bisa membantu dengan mengajukan pertanyaan pemicu. Salah satu contoh berpikir kritis adalah ketika anak menjelaskan bahwa ia memilih makan nasi karena lebih mengenyangkan daripada roti.

4. Menebak Solusi Sebelum Mengetahui Jawaban

Anak yang mencoba menebak sebelum diberi tahu jawabannya sedang berlatih berpikir prediktif dan logis. 

Ini membantu mereka memahami sebab-akibat dan membentuk teori awal. Dorong anak untuk menebak, lalu bantu evaluasi hasilnya. 

Misalnya, anak menebak bahwa tanaman akan layu jika tidak disiram selama beberapa hari.

5. Mempertanyakan Kebenaran Informasi

Contoh berpikir kritis adalah ketika anak mulai bertanya apakah suatu informasi benar atau tidak.

Mereka mulai belajar mengevaluasi sumber dan tidak langsung percaya begitu saja. Ini adalah langkah penting menuju berpikir mandiri

Contohnya, anak membaca berita hewan langka dan bertanya apakah sumbernya bisa dipercaya.

Baca Juga: 13 Ciri-Ciri Anak Ber-IQ Tinggi yang Perlu Mama Tahu

6. Menghubungkan Konsep Berbeda

Mengaitkan satu pelajaran dengan hal lain menunjukkan kemampuan berpikir lintas konsep. 

Kemampuan ini membuat anak lebih mudah memahami materi dan aplikasinya dalam kehidupan nyata. 

Contoh berpikir kritis misalnya anak mengaitkan belajar berhitung dengan membagi kue saat pesta ulang tahun.

7. Memikirkan Alternatif Solusi

Anak yang mampu berpikir kritis suka mencari lebih dari satu cara untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah salah satu bentuk latihan berpikir fleksibel. 

Anak terbiasa tidak menyerah ketika solusi pertama tidak berhasil. Ini juga menumbuhkan rasa percaya diri

Contoh berpikir kritis, anak mencoba cara baru agar bisa menyelesaikan puzzle yang rumit.

8. Menganalisis Penyebab dan Akibat

Anak dengan pemikiran kritis bisa mencari hubungan antara sebab dan akibat sehingga bisa memperkuat kemampuan berpikir kritisnya. 

Kemampuan ini membantu anak memahami konsekuensi dari suatu tindakan. Dorong anak untuk berpikir tentang "apa yang terjadi jika...". 

Misalnya, anak mengetahui bahwa tanaman yang mati disebabkan karena tidak rajin disiram. 

9. Berlatih Berdebat dengan Pendapat yang Berbeda

Tanda anak memiliki kemampuan berpikir kritis adalah menyukai diskusi dan debat kecil. Anak bisa menyampaikan pendapat dan menerima perbedaan. 

Penting bagi orang tua untuk menghargai pendapat anak dan mengajarkan si Kecil menyampaikan argumen dengan sopan. 

Misalnya, anak ingin memelihara hewan di rumah. Mereka bisa memberikan alasan yang logis kenapa ia memilih hewan tersebut untuk dipelihara. 

10. Mengidentifikasi Bias dan Opini

Anak yang bisa membedakan fakta dan opini menunjukkan perkembangan berpikir kritis yang sehat. 

Mereka belajar bahwa tidak semua informasi harus dipercaya sepenuhnya. Ini membentuk kemampuan memilah informasi secara objektif.

Contoh berpikir kritis yakni anak mengenali bahwa iklan hanya berisi pendapat, bukan fakta.

Apa Manfaat Berpikir Kritis pada Anak?

Anak usia 3-4 tahun dapat mulai mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Sebab, anak usia ini sudah mulai memperoleh pengetahuan melalui komunikasi dan gerak tubuh.

Terdapat berbagai manfaat yang didapatkan si Kecil jika memiliki kemampuan berpikiran kritis, antara lain sebagai berikut:

  • Membantu dalam memperluas pengetahuan anak. 
  • Membuat anak menjadi lebih mandiri dalam berpikir, serta mampu mengambil keputusan dengan cepat dan masuk akal. 
  • Meningkatkan kinerja akademik anak.
  • Memiliki pemahaman dan hubungan yang lebih baik dengan teman sebayanya.
  • Memberi kemampuan pada anak dalam memecahkan berbagai masalah.
  • Mengembangkan kreativitas dan inovasi.
  • Mengurangi sikap mudah percaya pada informasi yang salah.
  • Mempersiapkan anak menghadapi tantangan di masa depan.

Jangan lupa penuhi kebutuhan gizi harian si Kecil untuk membantu perkembangan otak dan kognitifnya seperti Nutrilon Royal 3.

Nutrilon Royal 3 satu-satunya susu pertumbuhan yang dirancang secara saintifik dengan Double Biotics FOS:GOS dan DHA EPA yang lebih tinggi, menjadikannya nutrisi optimal sebagai "The Formula For Winning Child". Teruji klinis perkuat imunitas dan bantu maksimalkan inteligensinya untuk persiapkan anak untuk menang.

Baca Juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak dan Cara Stimulasinya

Cara Melatih Anak Berpikir Kritis Sejak Dini

Berpikir kritis bukanlah kemampuan natural yang dimiliki setiap anak sedari lahir. Maka, penting bagi Mama untuk bantu mengasah skill ini pada si Kecil sejak usia dini secara bertahap.

1. Memberi Contoh yang Baik pada Anak

Cara melatih terbaik adalah dengan memberikan contoh berpikir kritis. Sebab, anak cenderung meniru perilaku yang ia lihat pada orang tuanya.

Jadi, pastikan Mama sendiri sudah menerapkan pemikiran kritis terlebih dahulu sebelum mengajarkannya pada si Kecil. 

Sebagai contoh, Mama berani menentang pernyataan yang tampaknya tidak adil atau tidak benar.

2. Mendorong Rasa Ingin Tahu si Kecil

Mama bisa mendorong rasa ingin tahunya supaya si Kecil dapat berpikir kritis. 

Sebagai contoh, anak sedang asyik bermain balok tumpuk. Tapi saat sudah mulai tinggi, tumpukan balok tersebut malah roboh dan si Kecil pun merasa kesal. 

Mama bisa tenangkan si Kecil dan ajak dia untuk mengatur strategi agar balok lebih kokoh.

Baca Juga: Cara Mengasah Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Sejak Dini

3. Bermain dengan Anak

Bermain bersama si Kecil sejak dini dapat membangun fondasi pemikiran kritis, Ma.

Bermain juga dapat memberi Mama dan si Kecil kesempatan untuk mendiskusikan berbagai hal secara lebih mendalam. 

Ada ragam permainan yang bisa melatih daya pikirnya. Misalnya bermain board games atau puzzle.

4. Membaca Buku

Cara selanjutnya untuk menumbuhkan perilaku berpikir kritis pada anak ialah dengan membacakan buku

Contoh berpikir kritis yang bisa dilatih dengan buku adalah diskusikan bersama si Kecil tentang berbagai karakter favorit dan situasi menarik dari buku.

Mama bisa menstimulasi kecerdasan dan kemampuan si Kecil dengan panduan 8 Winning Skills Stimulation Kit. Download gratis sekarang!

5. Mengajarkan si Kecil Menjadi Pendengar yang Baik

Untuk menjadi anak yang berpikir kritis, Mama perlu mengajarkan si Kecil untuk menjadi pendengar yang baik. Ini artinya, anak dapat mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.

Di sisi lain, si Kecil juga mesti berlatih mempertahankan pandangannya ke depan atau ke lawan bicaranya. Itu menandakan anak dapat menghargai lawan bicara saat bercerita kepadanya.

6. Mendorong Anak untuk Mengajukan Pertanyaan

Penting bagi Mama untuk mendorong si Kecil agar selalu bertanya berbagai hal. Sebab, mengajukan pertanyaan adalah dasar dari pemikiran kritis. 

Contoh berpikir kritis misalnya saat si Kecil merasa kesulitan memahami informasi atau tugas tertentu, Mama bisa bertanya, “Bagian mana yang susah?”. 

Dengan begitu anak akan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang tidak ia pahami. Setelahnya, bantu si Kecil memahami hal yang tidak ia mengerti. 

7. Memberikan Anak Kesempatan untuk Lebih Mandiri

Membiarkan anak lebih mandiri menjadi salah satu cara agar dia berpikir kritis. 

Contohnya, ketika anak sedang kesulitan dalam menyelesaikan tugas, jangan langsung memberi bantuan. Beri ia lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya terlebih dahulu. 

Seiring waktu, hal tersebut dapat membuat anak menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan masalahnya.

Baca Juga: Mengenal Metode STEAM Education dan Manfaatnya untuk Anak

8. Melatih Anak untuk Berpendapat dan Membuat Pilihan

Biarkan si Kecil untuk mengatakan tidak atau menolak ajakan jika hal tersebut tidak menarik baginya. 

Selain itu, Mama bisa memberikan si Kecil sedikit pilihan ketika dia menginginkan sesuatu. 

Hal ini dapat membuat anak berpikir kritis tentang pilihan yang akan diambilnya, serta dapat memahami konsekuensi yang akan terjadi ketika mengambil keputusan.

9. Dukung dengan Lingkungan yang Kondusif

Lingkungan memegang peran penting dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis anak. Suasana yang mendukung rasa ingin tahu dan komunikasi terbuka sangat dibutuhkan.

Anak perlu ruang dan kebebasan untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Melalui pengalaman langsung, mereka belajar mengamati, menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri.

10. Sikap Positif

Sikap positif dari orang tua dan pengajar juga berperan penting dalam membangun kemampuan berpikir kritis pada anak. 

Hal ini akan memotivasi anak untuk belajar dari kesalahan dan tidak mudah merasa putus asa.

Jadikan setiap momen bersama anak sebagai peluang untuk menanamkan contoh berpikir kritis yang menyenangkan.

Yuk, dukung masa depan cerah si Kecil dengan daftar di Nutriclub sekarang. Sebagai member, Mama bisa dapatkan beragam konten parenting dan tumbuh kembang anak yang tervalidasi oleh para ahli, juga promo menarik susu Nutrilon!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  • Ferry, A. L., Corcoran, M. G., Williams, E., Curtis, S. M., Gale, C. J., & Twomey, K. E. (2024). Bigger versus smaller: Children’s understanding of size comparison words becomes more precise with age. Child Development. https://doi.org/10.1111/cdev.14182
  • O’Reilly, C., Devitt, A., & Hayes, N. (2022). Critical Thinking in the Preschool Classroom - A systematic literature review. Thinking Skills and Creativity, 46(1), 101110. https://doi.org/10.1016/j.tsc.2022.101110
  • Reboot Foundation. (2020, May 27). Parents’ Guide to Critical Thinking: Ages 5-9 | REBOOT FOUNDATION. Reboot-Foundation.org. https://reboot-foundation.org/parent-guide/ages-5-to-9/
  • Rymanowicz, K. (2016, May 3). The importance of critical thinking for young children. MSU Extension. https://www.canr.msu.edu/news/the_importance_of_critical_thinking_for_young_children
  • Sherrell, Z. (2024, July 17). Piaget’s 4 Stages of development: What Do They mean? Www.medicalnewstoday.com. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325030
Artikel Terkait