Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Ciri-Ciri Autisme pada Anak yang Perlu Orang Tua Kenali

Kesehatan

Ciri-Ciri Autisme pada Anak yang Perlu Orang Tua Kenali

Article By : Annisa Amalia Ikhsania

Autisme atau autism spectrum disorder adalah gangguan neurobehavioral (saraf dan perilaku) yang memengaruhi cara anak berinteraksi, bersosialisasi, berbahasa, berekspresi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Lantas, seperti apa tanda-tanda autisme (autis) pada anak usia dini? Yuk, kenali ciri-cirinya bersama Tim Ahli Nutriclub dalam artikel ini, Ma! Namun sebelum itu, cari tahu dulu apa saja faktor penyebab autisme pada anak.

Apa Penyebab Autisme?

Hingga kini, penyebab autisme masih belum diketahui secara pasti. Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat jika terdapat riwayat keluarga autisme. Ini sering kali ditemukan pada penderita autisme, sehingga penyakit ini diduga mempunyai peranan dari faktor keturunan. 

Selain itu, adanya mutasi genetik tertentu, infeksi virus selama hamil, efek samping obat-obatan, hingga berat badan bayi lahir rendah juga dapat menjadi beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang anak terhadap autisme. 

Penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah autisme dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lain atau lingkungan. Namun yang pasti, autisme sudah dibuktikan tidak disebabkan oleh efek samping vaksinasi jenis apa pun. 

Tanda-Tanda Autisme pada Anak

Tingkat keparahan autisme bervariasi dan terkadang gejala awal tidak dikenali. Padahal, diagnosa sedini mungkin akan sangat membantu penanganannya. 

Secara umum, orang tua bisa mengamati ciri-ciri autisme pada anak dari tiga faktor utama, yaitu dari keterampilan sosial atau interaksi, komunikasi, dan perilaku:

1. Gangguan Keterampilan Sosial

Anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain yang ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut:

  • Tidak merespon saat dipanggil namanya di usia 9 bulan.

  • Menghindari kontak mata dengan orang lain. 

  • Tidak tertarik untuk bermain, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain.

  • Lebih suka menyendiri.

  • Menghindari atau menolak kontak fisik.

  • Ketika kesal biasanya anak tidak suka dihibur.

Untuk itu, penting bagi Mama untuk memperhatikan kalau si Kecil belum mulai bicara atau tidak melakukan kontak mata dengan lingkungan sekitar seperti anak seusianya. 

Namun, bisa juga penderita autisme mulai bicara di usia seharusnya, namun kemudian kehilangan kemampuan bicaranya.

2. Gangguan Komunikasi

Anak dengan autis biasanya memiliki masalah komunikasi dengan ciri-ciri, seperti:

  • Belum mulai mengoceh (walaupun belum berupa kata dan tidak dapat dimengerti) pada usia 1 tahun.

  • Tidak memahami arah, pernyataan, atau pertanyaan sederhana.

  • Berbicara dengan nada atau ritme yang aneh dan tak jarang sulit dimengerti, serta mungkin menggunakan suara nyanyian atau ucapan seperti robot.

  • Tidak mampu mengungkapkan emosi atau perasaan, juga tidak sensitif terhadap perasaan orang lain.

  • Mendekati orang lain dengan cara yang agresif atau mengganggu. 

  • Kesulitan mengenali isyarat nonverbal, seperti menafsirkan ekspresi wajah, postur tubuh, atau nada suara orang lain.

  • Tidak dapat memulai percakapan atau melanjutkannya, atau hanya memulai percakapan untuk meminta sesuatu. 

  • Sering mengulang frasa yang sama berulang kali.

  • Menanggapi pertanyaan dengan mengulanginya, bukan justru menjawabnya.

3. Gangguan Perilaku

Anak dengan autisme akan menunjukkan perilaku yang tidak biasanya seperti:

  • Melakukan gerakan yang sama berulang kali misalnya, tepuk tangan, bergoyang maju mundur, memutar barang, atau menjentikkan jari.6

  • Melakukan aktivitas yang dapat membahayakan diri sendiri, seperti menggigit atau membenturkan kepala.

  • Melakukan rutinitas khusus dan kesal ketika rutinitasnya diubah.

  • Hanya mau mengonsumsi makanan tertentu, seperti hanya makan sedikit, atau menolak makanan dengan tekstur tertentu.

  • Tertarik dengan objek tertentu dengan intensitas yang tidak normal (fokus berlebihan).

  • Menyukai rutinitas atau ritual tertentu yang tidak dapat diganti.

  • Hanya menyukai objek atau topik tertentu, seperti roda mainan mobil berputar.

  • Sangat peka terhadap cahaya, suara atau sentuhan, tapi mungkin tampak acuh tak acuh terhadap rasa sakit atau suhu.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Berikut ini ada beberapa ciri-ciri anak autis yang perlu dibawa ke dokter, seperti:

  • Memasuki usia 6 bulan, anak tidak menunjukkan senyum atau ekspresi lainnya, meski sudah mencoba menarik perhatiannya.

  • Di usia 9 bulan, anak tidak dapat meniru suara atau ekspresi wajah. 

  • Pada usia 1 tahun, si Kecil sama sekali tidak mengucapkan satu patah kata pun atau sangat jarang berceloteh. 

  • Pada usia 14 bulan, anak tidak menunjukkan keaktifan seperti menunjuk, menggapai, atau melambai.

  • Memasuki usia 2 tahun, si Kecil sama sekali tidak bisa mengucapkan frasa dua kata.

  • Kehilangan keterampilan bahasa atau keterampilan sosial pada usia berapa pun.

Diagnosis Autisme pada Anak

Jika melihat berbagai ciri-ciri autisme pada anak, maka usahakan untuk segera memeriksakannya ke dokter untuk dicari tahu akar masalahnya ya, Ma. 

Mama bisa membawa si Kecil ke dokter spesialis anak, ahli saraf dan tumbuh kembang anak, psikiater/psikolog, fisioterapis atau terapis bicara, konsultan pembelajaran, atau profesional lain yang ahli dalam bidang autisme. 

Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakannya.

Jika ditemukan beberapa masalah pada hasil evaluasi di atas, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.

Penanganan dini yang tepat dapat membantu efektivitas pengobatan. Meski memang tidak ada obat yang bisa menyembuhkan autisme, tapi penanganan gejala lebih dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak.

Cara Merawat Anak dengan Autisme

Umumnya, terapi perilaku (behavioral therapy) disarankan bagi anak yang menderita autisme. Terapi ini terbukti mampu memperbaiki kemampuan bahasa dan fungsi sosial si Kecil. Terapi perilaku biasanya dilakukan secara intensif, dan dimulai sebelum usia 3 tahun.

Terapi paling berhasil bila dititikberatkan pada pola perilaku dan fungsi bahasa si Kecil. Meski begitu, pendidikan, latihan, serta dukungan orang tua selalu diharapkan. Terkadang si Kecil juga perlu mengonsumsi obat, bila disertai dengan gejala psikiatri. 

Mama dan Papa mungkin bertanya-tanya, apakah autisme dapat membaik seiring pertumbuhan si Kecil? Pada beberapa kasus, gejala membaik dengan terapi dan seiring usia. Kadang-kadang gejala yang muncul juga berubah. 

Di masa remaja, penderita autisme dapat mengalami depresi atau masalah tingkah laku. Terapi perlu disesuaikan selama periode transisi menjadi dewasa. Dengan bertambahnya usia, penderita autisme cenderung tetap memerlukan bantuan, tapi banyak yang dapat hidup mandiri ataupun dalam lingkungan khusus yang mendukung. 

Si Kecil dengan autisme mempunyai prognosis yang lebih baik bila kemampuan bicaranya baik, mempunyai kepintaran lebih, dan menunjukkan gejala perilaku yang lebih sedikit berbeda dibanding yang lain.

Baca Juga: Cegah Risiko Terjadinya Autisme Sejak Masa Kehamilan

Nah, itu dia beberapa ciri-ciri autisme pada anak yang perlu Mama dan Papa ketahui. Penting untuk mengenali ciri-ciri anak autis agar diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan sedini mungkin. 

Jika Mama dan Papa menemukan tanda atau gejala pada anak yang mengarah ke kondisi autisme, sebaiknya bawalah ia ke dokter untuk memastikan kondisinya. Mama dan Papa juga bisa berkonsultasi langsung dengan tim Nutriclub Expert Advisor terkait segala pertanyaan dan kekhawatiran seputar tumbuh kembang anak.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!

  1. Autism Society. About Autism [Internet]. Bethesda (MD): Autism Society; 2014 [cited 2015 Jul 22]. Available from: http://www.autism-society.org/what-is/
  2. Gerber JS, Offit PA, Plotkin S (ed). Vaccines and Autism: A Tale of Shifting Hypotheses. Clin Infect Dis. [Internet] 2009 [cited 2015 Jul 23] 48 (4): 456-461.  Available from: http://cid.oxfordjournals.org/content/48/4/456.full
  3. Godlee F, Smith J, Marcovitch H. Editorials: Wakefield's article linking MMR vaccine and autism was fraudulent. BMJ [Internet]. 2011 [cited 2015 Jul 24];342:c7452. Available from: http://www.bmj.com/content/342/bmj.c7452
  4. Healthwise. Autism Spectrum Disorders Health Center [Internet]. WebMD, LLC: Medical Reference from Healthwise; 2014 [updated 2014 Jan 28; cited 2015 Jul 22]. Available from: http://www.webmd.com/brain/autism/autism-topic-overview
  5. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Autism Fact Sheet [Internet]. 2009 Sept [cited 2015 Jul 22]; NIH Publication no 09-1877. Available from: http://www.ninds.nih.gov/disorders/autism/detail_autism.htm
  6. Shah PE, Dalton R, Boris NW. Pervasive Developmental Disorders and Childhood Psychosis. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.
  7. Autism spectrum disorder - Symptoms and causes. (2018). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928
  8. Autism spectrum disorder - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2018). Mayoclinic.org; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/diagnosis-treatment/drc-20352934
  9. Cherney, K. (2021, November 3). Everything You Need to Know About Autism Spectrum Disorder (ASD). Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/autism#support
comment-icon comment-icon