Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
panas-dan-muntah-pada-anak
Kesehatan

5 Penyebab Anak Demam dan Muntah dan Cara Mengatasinya

Article Oleh : Annisa Amalia Ikhsania 23 Agustus 2021

Demam (panas) adalah salah satu masalah kesehatan anak yang sering kali membuat banyak orang tua cemas. Terlebih, jika anak demam dan muntah. Tentunya Mama bertanya-tanya, kira-kira apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Jangan dulu khawatir, yuk cari tahu kemungkinan penyebab anak muntah dan panas dalam artikel ini!

Apa Penyebab Anak Muntah dan Demam?

Panas atau demam adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat, yang diukur dengan alat termometer. Kondisi ini merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Idealnya, suhu tubuh untuk anak dan bayi, rata-rata berkisar antara 36,6°C hingga 37,2°C.

Sementara muntah merupakan tanda masalah kesehatan yang umumnya berkaitan dengan saluran cerna. Gejala anak muntah dan panas umumnya terjadi karena gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh infeksi virus ataupun bakteri.

Anak demam dan muntah umumnya adalah gejala dari suatu penyakit atau infeksi tertentu. Maka itu, Mama dan Papa disarankan memeriksakan kondisi si Kecil ke dokter guna mencari tahu penyebabnya secara pasti. Perhatikan pula apakah ada gejala atau tanda-tanda lainnya yang mungkin muncul. 

Adapun beberapa kemungkinan penyebab anak demam dan muntah yang paling umum adalah sebagai berikut. 

Midbanner 5 Penyebab Anak Demam dan Muntah Beserta Cara Mengatasinya

1. Infeksi Saluran Pencernaan (Gastroenteritis)

Salah satu penyebab demam dan muntah pada anak yang umum terjadi adalah infeksi saluran pencernaan, atau gastroenteritis (flu perut). Mungkin, Ibu lebih familiar dengan istilah muntaber, ya?

Nah, muntaber biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit pada lambung dan usus yang juga menjadi penyebab diare pada anak. Penularan penyakit ini sering kali disebabkan karena konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, maupun parasit.

Selain anak panas dan muntah, gejala lain yang ditimbulkan berupa kram perut, mual, dan diare. 

Namun perlu Mama ketahui bahwa kesehatan saluran pencernaan ternyata berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh si Kecil. Terdapat lebih dari jutaan bakteri baik yang hidup dalam usus. Bakteri baik di usus berperan dalam menurunkan risiko terjadinya infeksi pencernaan.

2. Infeksi Bagian Tubuh Lain

Selain infeksi pada saluran pencernaan, gejala anak muntah dan panas bisa disebabkan adanya infeksi di bagian tubuh lain pun dapat memberikan gejala demam dan muntah pada Si Kecil. Sebagai contoh, infeksi saluran kemih dan demam berdarah dengue turut dapat memberi keluhan demam disertai muntah.

Bahkan, muntah dan demam terkadang menandakan infeksi penyakit yang lebih serius, seperti meningitis. Meningitis adalah infeksi pada jaringan otak dan sumsum tulang belakang. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan gejala lain, termasuk rasa kantuk yang ekstrem, kekakuan leher, dan muncul ruam.

Selain itu, infeksi pada aliran darah dan batuk rejan (pertusis) juga terkadang membuat anak demam disertai muntah.

3. Keracunan Makanan

Jika anak mengalami demam dan muntah, coba Mama perhatikan kembali makanan atau minuman yang baru saja dikonsumsi si Kecil. Karena, bisa jadi ini disebabkan oleh keracunan makanan. 

Keracunan makanan dapat terjadi jika anak mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, parasit, serta dikarenakan proses memasak dan penyimpanan makanan yang tidak higienis atau tidak tepat. Kondisi ini ditandai dengan mual, muntah, nyeri perut, dan demam.

Pada kasus keracunan makanan, muntah dapat terjadi sekitar 2-6 jam setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Gejala keracunan makanan mirip dengan gastroenteritis, tapi cenderung lebih parah. 

Apabila Mama mencurigai penyebab anak muntah dan demam akibat keracunan makanan, segera bawa si Kecil ke klinik atau rumah sakit terdekat guna mencegah risiko dehidrasi. 

4. Radang Usus Buntu (Apendisitis)

Pada beberapa kasus, penyebab anak muntah dan demam bisa jadi karena radang usus buntu atau apendisitis. Kondisi ini kerap menimbulkan rasa sakit pada area pusar yang bergerak ke perut bagian kanan bawah. 

Selain anak demam dan muntah, radang usus buntu dapat menyebabkan anak sakit perut parah, merasa tidak nyaman saat berdiri atau duduk, dan sakit saat tubuhnya digerakkan.

Penting diketahui, Ma, bahwa radang usus buntu termasuk kondisi medis yang darurat. Jadi bila si Kecil memiliki usus buntu, segera bawa ke rumah sakit, ya.

5. Dehidrasi

Salah satu penyebab panas dan muntah pada si Kecil adalah dehidrasi. Hal ini juga bisa muncul ketika anak sakit dan kekurangan cairan. Anak bisa mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang dewasa. Untuk itu, awasi si Kecil jika menunjukkan tanda-tanda seperti:

  • Mulut kering,

  • Kulit tubuh si Kecil terasa dingin. 

  • Lebih cepat lelah. 

  • Rewel.

  • Mata tampak cekung.

  • Tidak buang air kecil seperti biasanya.

Baca Juga: Gejala Panas Naik Turun pada Anak, Apa yang Bisa Dilakukan?

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Demam dan Muntah?

Bila anak mengalami demam dan muntah, Mama dan Papa jangan buru-buru khawatir. Hal yang paling utama adalah Mama harus tetap tenang di hadapan anak. Jika Mama tenang, anak juga akan ikut merasa tenang sehingga tidak lagi menganggap kondisinya mengkhawatirkan.

Selanjutnya, Mama bisa ikuti cara berikut ini untuk sebagai pertolongan pertama anak demam dan muntah berikut ini. 

1. Berikan Air Putih

Saat anak demam, tubuhnya akan lebih mudah mengalami kekurangan cairan. Terlebih, apabila disertai muntah-muntah yang bisa menyebabkan tubuh anak kehilangan banyak cairan.

Untuk itu, hal yang dapat Mama lakukan sebagai cara mengatasi anak demam dan muntah adalah menjaga hidrasinya tetap cukup dengan memberikan si Kecil air putih yang banyak. Bila anak tidak merasa haus, Mama bisa mencoba memberikan minum sedikit demi sedikit.

Bila dibiarkan dan tidak segera diganti, kondisi ini bisa membuat anak merasa lemas dan tidak enak badan, bahkan mengalami dehidrasi. Oleh sebab itu, pastikan anak terus mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk mencegahnya dehidrasi. 

Namun, ada baiknya untuk beri jeda waktu sekitar 30-60 menit setelah anak muntah sampai ia merasa tenang sebelum memberikan air putih hangat.

Tunggu sampai si Kecil merasa cukup baikan untuk minum, dan hindari memaksanya untuk minum saat ia masih merasa mual dan ingin muntah. Jangan pula membangunkannya untuk minum bila si Kecil sedang tidur.

Cara memberikan minum setelah anak muntah-muntah juga perlu diperhatikan, ya, Ma! Pertama-tama, cobalah berikan 1 sendok teh air air putih tiap 5-10 menit setelah muntah. Bila ia masih memuntahkan cairan, tunggu setidaknya 30 menit lagi. Kemudian, coba mulai lagi dengan mengurangi jumlah airnya dan berikan setiap 5-10 menit. 

Secara perlahan, perbanyak jumlah air putih untuk si Kecil setelah ia tidak lagi muntah-muntah selama 3-4 jam.

2. Berikan Asupan Cairan Lain

Tidak hanya air putih biasa, Mama juga dapat memberikan kuah sayur sup hangat atau cairan oralit untuk memenuhi kebutuhan cairannya.

Akan tetapi, hindari memberikan minuman yang mengandung kafein, seperti teh, minuman bersoda, atau cokelat. Karena, jenis minuman ini justru bisa membuat anak buang air kecil terus-menerus sehingga anak lebih cepat kehilangan cairan tubuh.

Pemberian minuman olahraga atau minuman manis yang mengandung banyak gula juga tidak disarankan karena justru dapat memperburuk gejala muntah pada anak.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, Mama bisa berikan si Kecil asupan tinggi probiotik seperti susu pertumbuhan Nutrilon Royal 3 saat kondisinya sudah membaik.

Selain tinggi kandungan protein, susu Nutrilon Royal 3 diformulasikan dengan kandungan ACTIDUOBIO+, yaitu kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9 yang paling tinggi dan teruji klinis serta Omega 3 dan 6 untuk membantu perkuat daya tahan tubuh si Kecil di atas 1 tahun. 

Susu Nutrilon Royal 3 juga diformulasikan lengkap dengan 12 vitamin dan 9 mineral penting yang mendukung tumbuh kembang dan daya tangkap optimal si Kecil sebagai bekalnya untuk jadi pemenang di masa depan.

3. Kompres Hangat

Pertolongan pertama untuk menurunkan demam pada anak yang paling mudah adalah dengan menempelkan kompres hangat di leher dan ketiak. 

Caranya, Mama cukup menyiapkan wadah atau baskom berisi air hangat suam-suam kuku dan handuk waslap bersih. Basahi handuk waslap dengan air hangat, peras, kemudian tempelkan di leher dan ketiak anak agar suhu tubuhnya cepat turun. 

Jangan gunakan air dingin untuk mengompres anak yang demam, ya, Ma. Kompres dingin justru akan membuat anak menggigil sehingga suhu tubuhnya makin naik. Selain itu, hindari pula memberikan kompres menggunakan cairan alkohol karena berisiko terhirup, atau bahkan mengiritasi kulit anak.

Baca Juga: 11 Cara Menurunkan Demam pada Anak Secara Alami

4. Kenakan Pakaian Adem dan Nyaman

Selain memberikan kompres hangat, cara cepat menurunkan demam pada anak bisa dengan memandikannya dengan air hangat suam-suam kuku. 

Setelah mandi, Mama bisa segera mengeringkan tubuh si Kecil menggunakan handuk lembut dan kenakan pakaian yang adem dan nyaman sebagai cara menurunkan demam pada anak. Pilihlah pakaian yang berbahan tipis dan adem, supaya panas dari tubuh bayi bisa cepat keluar. 

Hindari memakaikan pakaian tebal dan berlapis-lapis saat anak sedang demam. Ini karena pakaian yang terlalu tebal dapat berisiko meningkatkan suhu tubuh anak dan memerangkap panas dalam tubuhnya.

Kalau si Kecil merasa kedinginan, Mama bisa memberikan selimut sampai dia merasa hangat lagi.

Selain cara mengatasi di atas, Mama juga bisa dapatkan lebih banyak lagi cara mengatasi demam dan muntah pada anak sesuai penyebabnya dengan mengakses Health Immune Checker.

Tanda Demam dan Muntah yang Bahaya

Kebanyakan kasus anak demam dan muntah tidak perlu dikhawatirkan dan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa memberikan pengobatan tertentu. Terlebih, bila si Kecil masih dapat makan dan minum seperti biasa, serta bergerak aktif. 

Namun, terkadang panas yang disertai muntah perlu diwaspadai orang tua. Maka, Mama dan Papa disarankan untuk segera mencari pertolongan dokter apabila si Kecil mengalami beberapa hal berikut:

  • Demam tinggi mencapai 38°C atau lebih tinggi, yang berisiko menyebabkan kejang.

  • Anak rewel 

  • Anak terlihat lebih sering mengantuk.

  • Batuk. 

  • Diare.

  • Ruam kemerahan di kulit.

  • Lesu.

  • Si Kecil mengeluh sakit kepala dan leher kaku.

  • Muntah berulang.

  • Demam disertai kejang

Sementara itu pada keluhan muntah, tanda bahaya yang harus Mama waspadai adalah jika si Kecil mengalami beberapa hal berikut:

  • Muntah berlangsung lebih dari 24 jam, jika anak berusia di bawah usia 2 tahun 

  • Muntah berlangsung lebih dari 12 jam, jika si Kecil masih bayi.

  • Si Kecil menunjukkan tanda dehidrasi, yaitu mulut dan lidah kering, tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, tidak buang air kecil atau popok kering selama tiga jam terakhir, mata cekung, ubun-ubun cekung, rewel, lemas dan tidak aktif.

Dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi anak. 

Nah, itulah informasi mengenai penyebab anak muntah dan demam lengkap dengan cara alami mengatasi dan gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai. Semoga si Kecil cepat sembuh, ya Ma!

  1. Nausea or vomiting in children. (2020). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/symptom-checker/nausea-or-vomiting-in-children-child/related-factors/itt-20009075
  2. Fever (High Temperature) In Kids (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/fever.html
  3. Fever in babies and kids: Causes, treatment, and when to worry. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/fever-and-your-baby-or-child_84#what-to-do-if-your-baby-or-child-has-a-fever
  4. Vomiting in children. (2021, November). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/vomiting-in-children
  5. Erickson, R. (2011, September 14). My Two Year Old Is Throwing Up & Has Rapid Respiration. Healthfully; Healthfully. https://healthfully.com/my-two-year-old-is-throwing-up-has-rapid-respiration-8176627.html
  6. What to Do When Your Child Is Vomiting. (2022). Fairview.org. https://www.fairview.org/patient-education/89539
  7. Children's Health Team. (2018, August 21). Why Your Child Vomits — and When to See a Doctor. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/why-your-child-vomits-and-when-to-see-a-doctor/
floating-icon