Larangan setelah vaksin penting untuk Mama pahami agar manfaat imunisasi bekerja maksimal. Yuk, kenali hal-hal yang sebaiknya dihindari supaya si Kecil tetap sehat dan nyaman!
Mengapa Larangan Setelah Vaksin Itu Penting?
Imunisasi adalah proses meningkatkan kekebalan tubuh si Kecil dengan vaksin. Setelah vaksin, normal jika si Kecil mengalami efek samping demam ringan atau sedikit rewel.
Mama tidak perlu khawatir karena ini adalah tanda bahwa sistem imunnya sedang bekerja dan membentuk antibodi virus atau bakteri.
Namun, penting bagi Mama memahami apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah vaksin agar efek sampingnya tidak makin berat dan proses pembentukan antibodi lebih optimal.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Rotavirus untuk Anak, Dosis, & Efek Samping
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi Anak
Si Kecil biasanya mengalami efek samping ringan setelah vaksin, seperti demam, ruam, atau nyeri di tempat suntikan. Umumnya, efek samping akan hilang sendiri dalam 24 jam.
Supaya Mama bisa membuat si Kecil lebih nyaman, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah vaksin, di antaranya:
1. Anak Terpapar Asap Rokok
Paparan asap rokok berdampak sangat buruk pada kesehatan bayi dan anak. Jadi, ini tidak hanya menjadi larangan setelah vaksin, tapi juga seumur hidup.
Apalagi, penelitian European Journal of Public Health (2023) menyebutkan bahwa asap rokok punya efek negatif jangka panjang setelah vaksin hepatitis B pada anak, lho, Ma.
2. Kompres atau Mandi Air Dingin
Setelah vaksin tidak boleh memandikan atau mengompres anak dengan air dingin. Terlebih jika si Kecil mengalami demam.
Suhu dingin yang mengenai kulit si Kecil bisa disalahartikan oleh otak sebagai tubuhnya kedinginan. Akibatnya, otak akan menaikkan suhu tubuh dan membuat demam lebih tinggi.
Sebaiknya, Mama memberikan kompres atau memandikannya dengan air hangat. Selain lebih nyaman untuk si Kecil, cara ini memberikan sinyal ke otak untuk menurunkan suhu tubuhnya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Bayi Diare Setelah Imunisasi Polio Tetes
3. Jarang Minum Air Putih
Jangan sampai anak kurang minum air putih setelah imunisasi. Pasalnya, dehidrasi bisa menyebabkan demam yang jadi efek samping vaksin justru lebih berat.
Mama bisa memberikan minum air putih sesering mungkin setelah vaksin. Air juga akan membantu tubuh memproses respons kekebalan tubuh terhadap vaksin dengan lebih baik.
Selain air putih, memberikan ASI juga dapat mendukung sistem imun si Kecil.
4. Memberikan Aspirin
Salah satu larangan setelah vaksin yang harus Mama ikuti adalah jangan memberikan aspirin untuk demam, terutama pada anak di bawah 16 tahun.
Jika si Kecil demam atau kesakitan di bekas suntiknya, Mama bisa mengompres dengan air hangat. Obat demam selain aspirin boleh selama dokter mengizinkan ya, Ma.
5. Mengoleskan Bahan Rumahan di Area Suntikan
Setelah vaksin, Mama juga sebaiknya tidak mengoleskan minyak, balsem, atau pasta gigi ke bekas suntikan. Bahan-bahan ini berpotensi mengiritasi kulit si Kecil.
Mengompres dengan alkohol juga tidak boleh dilakukan, ya, Ma. Jika area suntikan tampak bengkak dan memerah, cukup kompres air hangat ataupun sejuk selama anak tidak demam.
Apabila kemerahan tidak juga hilang dalam 48 jam, sebaiknya Mama konsultasikan ke dokter, ya.
6. Menunda Pemberian ASI atau Makanan
Menunda pemberian ASI atau makanan juga jadi salah satu hal yang tidak boleh dilakukan setelah vaksin.
Sebab, memberikan ASI atau makanan lain dapat mengalihkan perhatian si Kecil dari rasa sakit setelah vaksin.
Ditambah lagi, ASI dan makanan bergizi juga membantu memperkuat antibodi yang baru terbentuk.
7. Jangan Memakaikan Baju atau Selimut Tebal
Demam ringan setelah imunisasi wajar terjadi, tapi bayi belum bisa mengatur suhu tubuh sebaik anak yang lebih besar.
Jadi, larangan setelah vaksin selanjutnya adalah hindari memakaikan baju atau selimut yang terlalu tebal setelah vaksin karena bisa membuat suhu tubuhnya naik.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Imunisasi?
Selain tahu larangan setelah vaksin, Mama juga perlu mengetahui perawatan seperti apa yang tepat untuk membuat si Kecil nyaman menghadapi efek samping setelah imunisasi.
Berikut adalah sejumlah tips yang bisa Mama coba untuk membuat si Kecil cepat merasa baikan setelah diimunisasi:
- Memeluk atau membelai si Kecil.
- Melakukan kontak mata dan tersenyum untuk memberikan rasa aman.
- Kenakan pakaian yang ringan dan longgar.
- Kompres hangat area suntikan.
- Berikan ASI atau minum yang cukup.
- Jaga suhu ruangan tetap nyaman.
Pantau tanda reaksi alergi serius.
Kapan Anak Harus Dibawa ke Dokter Setelah Vaksin?
Umumnya, efek samping setelah imunisasi akan membaik dalam 24-48 jam. Namun, Mama tetap perlu mengenali tanda bahaya yang butuh diperiksa oleh dokter.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO), segera bawa si Kecil ke dokter bila terjadi gejala berikut:
1. Demam Tinggi yang Tidak Turun
Demam ringan setelah vaksin adalah hal yang normal, tapi jika suhu tubuh mencapai ≥ 39°C dan tidak juga turun setelah kompres hangat atau obat penurun demam (yang diresepkan dokter), Mama sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Reaksi Alergi Berat
Reaksi alergi akan muncul dengan segera setelah vaksin, biasanya dalam hitungan menit. Jadi, Mama bisa tunggu sebentar sebelum pulang setelah vaksin.
Reaksi alergi serius (anafilaksis) setelah vaksin amat sangat jarang terjadi. Namun, tak ada salahnya untuk tetap waspada ya, Ma. CDC menyebutkan gejalanya berupa:
- Sesak napas
- Bibir atau wajah membengkak
- Badan terasa lemas atau pusing
- Muntah terus-menerus
Jika muncul gejala ini dalam hitungan menit-jam setelah vaksin, segera cari bantuan medis.
Baca Juga: Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Bayi Usia 0-12 Bulan
3. Ruam atau Bengkak yang Semakin Parah
Bengkak kecil di area suntikan adalah wajar, tapi menurut WHO, Mama harus memeriksakan anak jika:
- Bengkak makin besar
- Terasa sangat panas
- Tidak membaik setelah 48 jam
- Menangis terus karena kesakitan
4. Anak Terlihat Sangat Lemas
Jika si Kecil terlihat sangat mengantuk, sulit dibangunkan, serta tidak mau menyusu atau minum sama sekali, ini bisa jadi tanda tubuhnya membutuhkan pemeriksaan medis.
Walaupun situasi ini jarang terjadi, mengenali tanda-tandanya bisa membuat Mama lebih siap dan tenang.
Jangan ragu menghubungi dokter atau layanan kesehatan jika merasa ada yang tidak biasa pada si Kecil.
Kalau masih ragu mengenai larangan setelah vaksin, Mama bisa berdiskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor, tim ahli tepercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.
