Si Kecil tiba-tiba diare setelah imunisasi polio tetes? Reaksi ini memang bisa membuat Mama khawatir, terlebih jika berlangsung lebih dari sehari. Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya dengan tepat.
Penyebab Bayi Diare Setelah Imunisasi Polio Tetes
Diare setelah vaksin polio tetes dapat terjadi karena efek samping ringan hingga peralatan yang tidak steril. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Efek Samping Ringan
Efek samping yang paling umum setelah imunisasi polio tetes adalah demam ringan, dan biasanya cepat hilang. Namun, tidak semua anak akan mengalaminya. Reaksi seperti diare juga bisa terjadi, meskipun jarang.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diare setelah imunisasi polio tetes bukan karena vaksinnya secara langsung. Ini hanya reaksi umum yang bisa muncul setelah imunisasi.
Dalam beberapa kasus, si Kecil mungkin mengalami mencret ringan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa diare ditandai dengan buang air besar tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
2. Respons sistem pencernaan bayi
Sistem pencernaan bayi di bawah 6 bulan masih sangat sensitif. Setelah imunisasi polio tetes, tubuh bayi akan membentuk pertahanan alami di bagian usus. Ini karena vaksin bekerja langsung di area tempat virus polio biasanya berkembang.
Imunisasi ini membantu menurunkan jumlah virus yang mungkin keluar lewat kotoran bayi. Jadi, secara tidak langsung, vaksin juga ikut mencegah penularan virus ke orang lain.
Dengan dua dosis vaksin polio yang diberikan dalam jarak dua bulan, tubuh bayi bisa terlindungi selama empat bulan dari virus penyebab polio dan diare akibat infeksi virus lain, Ma.
3. Faktor lain yang berkontribusi
Penelitian National Institute of Infectious Disease di Jepang mengungkap bahwa diare pasca-OPV dapat terjadi karena adanya kontak dengan orang lain.
Selain itu, botol vaksin yang terkontaminasi juga dapat meningkatkan risiko hal ini terjadi. Untuk itu, petugas medis perlu memastikan peralatan steril untuk mencegah bayi terserang diare setelah imunisasi polio tetes.
Vaksin polio tetes (OPV) memang efektif melindungi dari polio, Ma. Tapi, kadang vaksin ini juga bisa memengaruhi keseimbangan kuman baik dan buruk di usus, termasuk virus lain yang masuk lewat pencernaan.
Baca Juga: 10 Cara Ampuh Menghilangkan Rasa Sakit Setelah Imunisasi pada Bayi
Cara Mengatasi Bayi Diare Setelah Imunisasi Polio
Tapi tenang, Ma. Diare ringan setelah imunisasi umumnya tidak berbahaya. Apa saja cara-cara mengatasi bayi yang mengalami diare setelah imunisasi polio tetes? Simak informasi berikut, Ma:
1. Pastikan Bayi Tetap Terhidrasi
ASI adalah “makanan” bagi bayi dan menjaga si Kecil tetap terhidrasi, Ma. Bayi yang disusui memiliki risiko lebih rendah terkena diare dan muntah.
ASI juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi yang belum terbentuk sempurna, memberikan perlindungan terhadap infeksi, dan faktor lain yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Hindari memberikan jus karena mengandung gula yang tidak dapat dicerna. Jika kadar gula ini berlebih, tubuh mengencerkan gula dengan menarik air dari aliran darah ke dalam usus yang justru menyebabkan tinja encer.
2. Berikan Oralit
Untuk mencegah diare setelah imunisasi berkepanjangan, Mama juga bisa memberikan si Kecil larutan elektrolit pediatrik yang diformulasikan khusus untuk anak agar kembali terhidrasi.
Larutan elektrolit pediatrik tersedia dalam berbagai rasa yang disukai anak-anak. Larutan ini cenderung lebih enak diminum dingin dan lebih dapat ditoleransi oleh si Kecil jika ia tidak dapat menelan cairan.
Jika bayi sudah bisa menelan cairan, lanjutkan pemberian ASI, sehingga ia akan mendapatkan nutrisi dan kalori yang dibutuhkannya.
3. Perhatikan Pola Makan Bayi
Jika bayi sudah mulai MPASI (6 bulan ke atas), berikan makanan sehat karena dapat membantu memperpendek serangan diare dengan menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.
Berikan si Kecil makanan pokok berupa karbohidrat kompleks, seperti roti, sereal, nasi, daging tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran. Kaldu atau sup juga dapat membantu mengatasi dehidrasi.
Hindari buah dan sayur-sayuran yang dapat menyebabkan gas, makanan yang digoreng, makanan berminyak, makanan tinggi lemak, dan produk susu selain ASI.
4. Jangan Paksa Makan Jika Bayi Tidak Mau
Jaga agar bayi tetap terhidrasi. Tetaplah memberikan ASI jika Mama sedang menyusui.
Berikan makanan dalam porsi lebih kecil dan lakukan lebih sering agar kebutuhan zat gizi si Kecil selama diare tetap terpenuhi, misalnya setiap 3-4 jam.
Jika si Kecil masih menolak untuk makan, jangan khawatir, Ma. Selama ia tetap terhidrasi, nafsu makannya akan kembali dalam satu atau dua hari.
5. Jaga Kebersihan untuk Mencegah Infeksi Tambahan
Menjaga kebersihan tangan lewat mencuci tangan dapat mengurangi frekuensi bayi atau anak mengalami diare sekitar 30%, Ma.
Gunakan air matang untuk mensterilkan peralatan makan dan peralatan ASIP untuk mencegah infeksi tambahan. Pasalnya, air mendidih membunuh atau menonaktifkan virus, dan bakteri.
Mama perlu ingat, merebus bukanlah sterilisasi, tetapi pasteurisasi. Sterilisasi membunuh semua organisme yang ada, sedangkan pasteurisasi membunuh organisme yang dapat membahayakan manusia.
6. Jaga kebersihan area popok
Ganti popok bayi sesering mungkin. Usahakan agar popok di Kecil tetap kering untuk membantu mencegah ruam popok.
Pasalnya, feses encer bisa meningkatkan terjadinya ruam popok pada bayi. Beberapa bayi pun lebih rentan mengalami ruam popok meskipun Mama telah sering mengganti popok.
Untuk mengatasi ruam popok, angin-anginkan pantat bayi. Bersihkan area tersebut dengan air hangat dan kain lembut. Tepuk-tepuk area tersebut hingga kering untuk menghindari iritasi kulit yang lebih parah.
Baca Juga: Vaksin DPT: Manfaat, Jadwal, dan Efek Sampingnya untuk Anak
Kapan Harus ke Dokter?
Mama perlu membawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat jika:
- Jika diare berlangsung lebih dari 3 hari atau semakin parah.
- Jika bayi mengalami demam tinggi di atas 38°C disertai diare.
- Jika tinja bayi mengandung darah atau lendir berlebihan.
- Jika bayi menunjukkan tanda dehidrasi berat seperti mulut sangat kering, mata cekung, dan tidak buang air kecil selama lebih dari 6 jam.
Jadi, itulah informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi bayi yang mengalami diare setelah imunisasi polio tetes, Ma. Atasi dengan cara tepat dan segera hubungi dokter bila terjadi gejala yang lebih parah.
Selain agar bayi sehat dan terbebas dari penyakit polio, imunisasi diperlukan untuk membentuk kekebalan masyarakat yang tinggi lewat cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah.
Untuk membantu si Kecil tumbuh sehat, Mama bisa download ebook Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama secara gratis! Yuk, terus kawal pertumbuhan anak mulai dari sekarang!