Anak bisa mengalami demam setelah imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Apakah ini wajar? Untuk menghindari kepanikan, penting memahami apa penyebab demam setelah imunisasi dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
Mengapa Anak Bisa Demam Setelah Imunisasi DPT?
Vaksin DPT mengandung tiga komponen utama: difteri, pertusis, dan tetanus. Komponen pertusis, terutama jika berbentuk whole-cell, diketahui lebih sering menyebabkan demam dibanding acellular pertussis.
Demam setelah imunisasi DPT adalah reaksi normal tubuh dan menandakan sistem imun sedang bekerja.
Saat vaksin masuk, tubuh mulai mengenali zat asing seperti virus atau bakteri yang dilemahkan. Sistem kekebalan pun segera merespons untuk melindungi tubuh dari ancaman tersebut.
Proses tersebut memicu produksi antibodi sebagai bentuk pertahanan alami tubuh. Salah satu reaksi yang umum terjadi adalah munculnya demam ringan.
Berapa Lama Efek Panas Setelah Imunisasi DPT?
Demam setelah imunisasi DPT biasanya berlangsung selama 1-2 hari atau hingga 3 sampai 4 hari.
Demam bukan berarti anak sedang sakit, melainkan tanda sistem imun tubuh sedang belajar melawan “musuh” yang dikenalkan lewat vaksin. Ini artinya vaksin mulai membentuk perlindungan yang efektif terhadap virus.
Baca Juga: Bayi Boleh Dimandikan Setelah Imunisasi, Begini Caranya
Apakah Demam Setelah Imunisasi DPT Berbahaya?
Secara umum, demam setelah imunisasi DPT tidak berbahaya. Suhu tubuh anak biasanya naik di sekitar 37,5–38,5°C yang tergolong demam ringan.
Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 20–30% anak mengalami demam ringan setelah imunisasi DPT. Ini merupakan reaksi yang cukup umum dan biasanya tidak mengganggu aktivitas anak secara signifikan.
Namun, bila demam disertai gejala kejang, penurunan kesadaran, atau tangisan yang tidak berhenti, Mama dan Papa perlu waspada.
Kejang demam, reaksi anafilaksis, dan gangguan neurologis adalah efek samping serius dari imunisasi yang memerlukan perhatian medis segera.
Perbedaan Demam Normal dan Demam Akibat Efek Samping Serius
Demam setelah vaksin biasanya muncul dalam 6-24 jam pertama dengan suhu rendah antara 37,5–38,5°C, dan anak masih tetap aktif serta bisa makan dan tidur dengan baik.
Sementara itu, suhu demam gejala penyakit biasanya bisa lebih tinggi dari 39°C dan muncul disertai gejala lain seperti batuk pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, anak lemas, dan tidak mau makan.
Demam setelah imunisasi DPT umumnya bisa turun sendiri dalam 1–3 hari, sedangkan demam akibat penyakit bisa berlangsung beberapa hari hingga lebih dari seminggu dan biasanya memerlukan obat penurun panas.
Bagaimana Cara Menangani Demam Setelah Imunisasi DPT?
Demam setelah imunisasi DPT umumnya ringan dan dapat ditangani di rumah dengan langkah sederhana. Berikut beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam pasca vaksinasi DPT:
1. Kompres Hangat, Bukan Dingin
Gunakan kain bersih yang dibasahi air hangat untuk menurunkan demam si Kecil. Letakkan di dahi, leher, atau lipatan tubuh seperti ketiak dan selangkangan.
Kompres hangat membantu tubuh mengatur suhu dengan lebih baik. Cara ini efektif tanpa membuat anak menggigil.
Jangan gunakan kompres dingin karena bisa bikin anak tidak nyaman. Selain itu, tubuh bisa bereaksi negatif terhadap suhu yang terlalu rendah.
2. Berikan Cukup Cairan
Demam dapat membuat tubuh anak kehilangan cairan lebih cepat akibat keringat. Pastikan anak minum ASI lebih sering dari biasanya.
Asupan cairan yang cukup membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mencegah dehidrasi. Ini penting agar tubuh anak tetap bertenaga dan mampu melawan efek pasca imunisasi.
Jika tangisan si Kecil tak kunjung berhenti, coba dapatkan solusi terbaik menurunkan demam dan rewel si Kecil setelah imunisasi di Health & Immune Checker! Setiap langkah penanangannya aman untuk si Kecil karena sudah diverifikasi dokter ahli, jadi Mama tidak perlu khawatir.
Baca Juga: Seberapa Efektif Skin to Skin Contact untuk Mengatasi Demam Bayi?
3. Kenakan Pakaian yang Tipis dan Nyaman
Hindari membungkus anak dengan selimut tebal atau pakaian berlapis-lapis.
Pilih pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat agar panas tubuh bisa keluar dengan alami. Pakaian katun yang sejuk akan mendukung proses penurunan demam secara alami.
4. Biarkan Anak Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup sangat penting agar tubuh anak bisa fokus melawan infeksi ringan yang mungkin terjadi setelah imunisasi. Batasi aktivitas fisik anak agar tidak berlebihan saat sedang demam.
Anak yang terlalu aktif bisa mengalami peningkatan suhu tubuh lebih lanjut. Dengan tidur dan beristirahat, proses penyembuhan alami dapat berjalan lebih optimal.
5. Berikan Obat Penurun Panas yang Dianjurkan
Parasetamol merupakan antipiretik yang paling aman untuk anak, terutama jika suhu tubuh di atas 38°C atau anak tampak tidak nyaman. Pastikan dosis disesuaikan dengan usia dan berat badan anak.
Ibuprofen bisa digunakan dalam beberapa kasus, tetapi sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter, terutama untuk bayi di bawah 6 bulan.
Jangan pernah memberikan aspirin karena berisiko menimbulkan sindrom Reye, kondisi serius yang dapat memengaruhi hati dan otak.
Tips Mengurangi Risiko Demam Setelah Imunisasi
Demam ringan setelah imunisasi adalah hal yang umum dan menandakan bahwa sistem imun anak sedang bekerja. Namun, berikut tips mencegah atau mengurangi risiko demam agar anak tetap nyaman pasca vaksinasi.
1. Konsultasi Sebelum Imunisasi
Sebelum melakukan imunisasi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis. Sampaikan kondisi kesehatan anak secara detail, termasuk riwayat alergi atau reaksi terhadap vaksin sebelumnya.
Konsultasi ini membantu dokter menentukan apakah anak dalam kondisi yang cukup sehat untuk menerima vaksin. Ini juga membantu menentukan apakah perlu tindakan khusus sebelum atau sesudah imunisasi.
Pemeriksaan pra-vaksinasi dan riwayat medis anak menjadi faktor penting dalam pencegahan efek samping.
2. Pemberian Obat Penurun Demam Sebelum/Sesudah Vaksin (Berdasarkan Anjuran Dokter)
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pemberian antipiretik seperti parasetamol sebelum atau sesudah imunisasi.
Obat ini berfungsi mengurangi risiko demam atau meredakan ketidaknyamanan pasca vaksin. Namun, pemberian antipiretik tidak selalu diperlukan untuk semua anak secara rutin.
Pemberian obat harus sesuai dosis dan anjuran tenaga medis agar tidak mengganggu respons imun adaptif tubuh terhadap vaksin.
3. Persiapan Fisik Anak Sebelum Vaksinasi
Pastikan anak dalam kondisi sehat dan cukup istirahat sebelum menerima vaksin. Jangan membawa anak imunisasi saat sedang demam, flu, atau dalam masa pemulihan dari sakit.
Asupan nutrisi juga berperan penting. Anak yang cukup minum ASI dan terhidrasi akan lebih kuat menghadapi efek samping ringan.
Kondisi fisik optimal, status nutrisi, dan kesehatan umum anak sangat memengaruhi reaksi tubuh terhadap vaksinasi.
Baca Juga: 3 Cara agar Anak Tidak Demam Setelah Imunisasi DPT
Masih butuh insight mendalam soal vaksinasi bayi dari ahli? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor, tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.