Loading...
Banner Artikel Demam Setelah Imunisasi DPT: Penyebab & Cara Mengatasinya
Imunitas

Demam Setelah Imunisasi DPT: Penyebab & Cara Mengatasinya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 23 Juni 2025

Diperbarui: 24 Oktober 2025


  • Mengapa Anak Bisa Demam Setelah Imunisasi DPT?
  • Berapa Lama Reaksi Demam Setelah Imunisasi DPT?
  • Apakah Demam Setelah Imunisasi DPT Berbahaya?
  • Perbedaan Demam Normal dan Demam Akibat Efek Samping Serius
  • Bagaimana Cara Menangani Demam Setelah Imunisasi DPT?
  • Tips Mengurangi Risiko Demam Setelah Imunisasi
  • Kapan Harus ke Dokter Jika Anak Masih Demam Setelah Imunisasi?

Apakah normal bila bayi mengalami demam setelah imunisasi DPT? Agar tidak panik, penting bagi Mama untuk memahami penyebab demam dan cara menanganinya dengan tepat.

Mengapa Anak Bisa Demam Setelah Imunisasi DPT?

Vaksin DPT mengandung tiga komponen utama yakni difteri, pertusis, dan tetanus. Komponen pertusis, terutama jika berbentuk sel utuh, lebih sering menyebabkan demam dibanding vaksin aseluler.

Demam setelah imunisasi DPT adalah reaksi normal tubuh dan menandakan sistem imun sedang bekerja.

Saat vaksin masuk, tubuh mulai mengenali zat asing seperti virus atau bakteri yang dilemahkan. Sistem kekebalan pun merespons untuk melindungi tubuh dari ancaman tersebut.

Proses tersebut memicu produksi antibodi sebagai bentuk pertahanan alami tubuh. Salah satu reaksi yang umum terjadi adalah munculnya demam ringan.

Berapa Lama Reaksi Demam Setelah Imunisasi DPT?

Demam setelah vaksinasi DPT biasanya berlangsung selama 1–2 hari atau hingga 3–4 hari.

Demam bukan berarti tanda bayi atau anak sedang sakit, melainkan tanda sistem imun tubuh sedang belajar melawan “musuh” yang dikenalkan lewat vaksin. 

Ini artinya vaksin mulai membentuk perlindungan yang efektif terhadap virus.

Baca Juga: Bayi Boleh Dimandikan Setelah Imunisasi, Begini Caranya

 

Apakah Demam Setelah Imunisasi DPT Berbahaya?

Secara umum, demam setelah vaksin DPT tidak berbahaya. Demam setelah vaksinasi itu normal karena menunjukkan sistem imun anak sedang bekerja. 

Justru, tubuh sedang membentuk perlindungan terhadap virus atau bakteri yang menjadi target vaksin. Suhu tubuh bayi biasanya naik di sekitar 37,5–38,5°C yang tergolong demam ringan.

Namun, bila demam disertai gejala kejang, penurunan kesadaran, atau tangisan yang tidak berhenti, Mama dan Papa perlu waspada.

Kejang demam serta reaksi anafilaksis adalah efek samping serius dari imunisasi yang memerlukan perhatian medis segera.

Perbedaan Demam Normal dan Demam Akibat Efek Samping Serius

Demam setelah vaksin biasanya muncul dalam 6–24 jam pertama dengan suhu rendah antara 37,5–38,5°C, dan anak masih tetap aktif serta bisa makan dan tidur dengan baik.

Sementara, suhu demam gejala penyakit biasanya bisa lebih tinggi dari 39°C dan disertai gejala lain seperti batuk pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, anak lemas, dan tidak mau makan.

Demam setelah imunisasi DPT umumnya bisa turun sendiri dalam 1–3 hari, sedangkan demam akibat penyakit bisa berlangsung beberapa hari hingga lebih dari seminggu dan biasanya memerlukan obat penurun panas.

Bagaimana Cara Menangani Demam Setelah Imunisasi DPT?

Demam setelah imunisasi umumnya ringan dan dapat ditangani di rumah dengan langkah sederhana. Berikut beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam pasca vaksinasi DPT:

1. Kompres Hangat, Bukan Dingin

Gunakan kain bersih yang dibasahi air hangat untuk menurunkan demam si Kecil. Letakkan di dahi, leher, atau lipatan tubuh seperti ketiak dan selangkangan.

Kompres hangat membantu tubuh mengatur suhu dengan lebih baik. Cara ini efektif tanpa membuat anak menggigil.

Jangan gunakan kompres dingin karena bisa bikin anak tidak nyaman. Selain itu, tubuh bisa bereaksi negatif terhadap suhu yang terlalu rendah.

2. Berikan Cukup Cairan

Demam dapat membuat tubuh anak kehilangan cairan lebih cepat akibat keringat. Pastikan anak minum ASI lebih sering dari biasanya.

Asupan cairan yang cukup membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mencegah dehidrasi. Ini penting agar tubuh anak tetap bertenaga dan mampu melawan efek pasca imunisasi.

Baca Juga: Efektifkah Skin to Skin Contact Saat Bayi Demam?

3. Kenakan Pakaian yang Tipis dan Nyaman

Hindari membungkus anak dengan selimut tebal atau pakaian berlapis-lapis.

Pilih pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat agar panas tubuh bisa keluar dengan alami. Pakaian katun yang sejuk akan mendukung proses penurunan demam secara alami.

4. Biarkan Anak Cukup Istirahat

Istirahat yang cukup sangat penting agar tubuh anak bisa fokus melawan infeksi ringan yang mungkin terjadi setelah imunisasi. Batasi aktivitas fisik berlebihan saat sedang demam.

Anak yang terlalu aktif bisa mengalami peningkatan suhu tubuh lebih lanjut. Dengan tidur dan beristirahat, proses penyembuhan alami dapat berjalan lebih optimal.

5. Berikan Obat Penurun Panas yang Dianjurkan

Paracetamol bisa digunakan untuk mengatasi demam setelah vaksinasi DPT, terutama jika suhu tubuh di atas 39° C atau si Kecil tampak tidak nyaman. 

Bayi dan anak bisa diberikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 1 hari.

Namun, paracetamol tidak dapat mencegah demam. Kegunaan utama paracetamol adalah untuk mengelola gejala dan ketidaknyamanan setelah demam muncul.

Segera temukan pertolongan pertama terbaik untuk turunkan demam si Kecil di Health Immune Checker. Setiap langkah penanangannya aman untuk si Kecil karena sudah diverifikasi dokter ahli, jadi Mama tidak perlu khawatir.

Tips Mengurangi Risiko Demam Setelah Imunisasi

Meski demam ringan setelah imunisasi adalah hal yang wajar, tapi ada beberapa tips mencegah atau mengurangi risiko demam agar anak tetap nyaman pasca vaksinasi.

1. Konsultasi Sebelum Imunisasi

Sebelum imunisasi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis. Sampaikan detail kondisi kesehatan anak, termasuk riwayat alergi atau reaksi terhadap vaksin sebelumnya.

Konsultasi ini membantu dokter menentukan apakah anak dalam kondisi yang cukup sehat untuk menerima vaksin. 

Pemeriksaan pra-vaksinasi ini juga membantu menentukan apakah perlu tindakan khusus sebelum atau sesudah imunisasi. 

2. Pastikan Kondisi Bayi Sehat

Agar tidak demam setelah imunisasi DPT, pastikan ia dalam kondisi sehat sebelum menerima vaksin. Jika bayi hanya mengalami pilek ringan, vaksinasi tetap bisa dilakukan. 

Namun, jika bayi mengalami sakit yang lebih serius, dokter mungkin akan menunda pemberian vaksin. 

Konsultasikan dengan dokter jika bayi pernah mengalami pembengkakan parah di lengan atau kaki setelah vaksin sebelumnya atau memiliki riwayat masalah saraf, seperti kejang atau sindrom Guillain-Barré.

Baca Juga: 3 Imunisasi Wajib untuk Bayi 1 Bulan

3. Beri ASI yang Cukup

Menyusui sebelum, selama, dan setelah bayi imunisasi dapat membantu mengurangi risiko demam dan nyeri akibat suntikan. 

ASI mengandung antibodi alami yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. 

Selain itu, kontak skin-to-skin dengan Mama saat menyusui juga memberikan efek menenangkan yang dapat mengurangi stres dan rasa sakit pada bayi. 

4. Pemberian Obat Penurun Demam Sebelum/Sesudah Vaksin (Berdasarkan Anjuran Dokter)

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pemberian antipiretik seperti parasetamol sebelum atau sesudah imunisasi.

Obat ini berfungsi mengurangi risiko demam atau meredakan ketidaknyamanan pasca vaksin. Namun, pemberian antipiretik tidak selalu diperlukan untuk semua anak secara rutin.

Pemberian obat harus sesuai dosis dan anjuran tenaga medis agar tidak mengganggu respons imun adaptif tubuh terhadap vaksin. 

Kapan Harus ke Dokter Jika Anak Masih Demam Setelah Imunisasi?

Demam ringan setelah imunisasi DPT adalah reaksi normal tubuh anak terhadap vaksin. Biasanya, suhu tubuh akan naik sedikit (sekitar 37,5–38,5°C) dan membaik dalam 1–2 hari.

Namun, Mama tetap perlu waspada jika muncul tanda-tanda berikut:

  • Demam tinggi di atas 39°C yang tidak turun meski sudah minum obat penurun panas.
  • Demam berlangsung lebih dari 2 hari setelah imunisasi.
  • Anak terlihat lesu berlebihan, tidak mau makan atau minum.
  • Muncul kejang akibat demam tinggi.
  • Ada bengkak, kemerahan, atau nanah di area bekas suntikan.
  • Anak tampak sulit bernapas atau mengalami reaksi alergi berat, seperti ruam menyeluruh atau bengkak pada wajah dan bibir.

Jika salah satu gejala di atas muncul, segera bawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Dokter akan membantu memastikan apakah reaksi tersebut masih tergolong normal atau merupakan tanda efek samping serius yang perlu penanganan medis.

Masih butuh insight dari ahli di tengah kesibukan? Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.

Informasi yang Wajib Mama Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Decker, M. D., & Edwards, K. M. (2021). Pertussis (Whooping Cough). The Journal of Infectious Diseases, 224(Supplement_4), S310–S320. https://doi.org/10.1093/infdis/jiaa469
  2. ‌SS;Deforest, L. (2025). Longitudinal study of adverse reactions following diphtheria-tetanus-pertussis vaccine in infancy. Pediatrics, 85(3). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2304782/
  3. Immunization Reactions. (2025). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/immunization-reactions/
  4. ‌CDC. (2025, January 31). Diphtheria, Tetanus, and Pertussis Vaccine Safety. Vaccine Safety. https://www.cdc.gov/vaccine-safety/vaccines/dtap-tdap.html
  5. Children’s Hospital of Philadelphia. (2024). Vaccine Safety: Fever and Vaccines. Chop.edu. https://www.chop.edu/vaccine-education-center/vaccine-safety/other-vaccine-safety-concerns/fever-and-vaccines
  6. ‌Health. (2025). Immunisation – side effects. Vic.gov.au. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/immunisation-side-effects
  7. CDC. (2024, October 2). Possible Side Effects from Vaccines. Vaccines & Immunizations. https://www.cdc.gov/vaccines/basics/possible-side-effects.html
  8. Gilbert syndrome-Gilbert syndrome - Diagnosis & treatment - Mayo Clinic. (2025). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gilberts-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20372816
  9. Dehydration: Overview and Hydration Recommendations | Nationwide Children’s Hospital. (2025). Nationwidechildrens.org. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/dehydration
  10. ‌NHS website. (2017, October). High temperature (fever) in children. Nhs.uk. https://www.nhs.uk/symptoms/fever-in-children/
  11. ‌Franck, L., Gay, C. L., Lynch, M., & Lee, K. A. (2011). Infant Sleep After Immunization: Randomized Controlled Trial of Prophylactic Acetaminophen. PEDIATRICS, 128(6), 1100–1108. https://doi.org/10.1542/peds.2011-1712
  12. Your Child’s Vaccines: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP, Tdap). (2024). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/dtap-vaccine.html
  13. IDAI | Tanya Jawab DTP. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-dtp
  14. Your Child’s Vaccines: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP, Tdap). (2024). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/dtap-vaccine.html
  15. ‌Suleiman, N., Shamsudin, S. H., Mohd Rus, R., Draman, S., & Taib, M. (2018). The Relevancy of paracetamol and Breastfeeding Post Infant Vaccination: A Systematic Review. Pharmacy, 6(2), 27. https://doi.org/10.3390/pharmacy6020027
  16. ‌Pisacane, A., Continisio, P., Palma, O., Cataldo, S., De Michele, F., & Vairo, U. (2010). Breastfeeding and Risk for Fever After Immunization. Pediatrics, 125(6), e1448–e1452. https://doi.org/10.1542/peds.2009-1911
Artikel Terkait