Loading...
Macam-macam alergi pada anak - nutriclub
Imunitas

6 Jenis Alergi pada Anak yang Paling Umum dan Pengobatannya

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 03 Mei 2021


  • Macam-Macam Alergi pada Anak
  • Diagnosis untuk Menentukan Jenis Alergi Anak
  • Cara Mengatasi Alergi pada Anak di Rumah
  • Pengobatan Medis yang Dapat Dilakukan

Penting untuk mengetahui macam-macam alergi pada anak dan gejala yang ditimbulkannya.

Dengan mengenali jenis dan faktor pencetus alergi, alergi pada anak pun bisa dihindari.

Macam-Macam Alergi pada Anak

Ada beberapa jenis alergi yang sering kali terjadi pada anak-anak, di antaranya:

1. Alergi Makanan

Alergi makanan merupakan salah satu jenis alergi anak yang paling umum. Beberapa jenis makanan yang bisa menjadi pemicu alergi pada anak adalah telur, seafood, kacang, gandum, dan susu sapi.

Gejala umum alergi makanan antara lain: 

  • Mual, muntah, diare, kram perut
  • Wajah bengkak
  • Gatal di bibir, lidah, mulut, tenggorokan
  • Ruam kemerahan di kulit 
  • Sesak napas atau mengi

2. Alergi Debu dan Tungau

Alergi debu menjadi salah satu macam-macam alergi pada anak. Debu bisa terdiri dari sel kulit mati, tungau, spora jamur, bulu hewan peliharaan, atau potongan tubuh kecoa yang sudah mati. 

Gejala alergi debu dan tungau yakni:

  • Hidung gatal dan berair
  • Bersin-bersin 
  • Hidung tersumbat
  • Penumpukan lendir di tenggorokan
  • Mata berair dan kemerahan
  • Gangguan pendengaran

3. Alergi Pollens (Serbuk Sari)

Serbuk sari adalah bubuk halus yang dihasilkan beberapa tanaman saat mereka bereproduksi selama musim semi, panas, dan gugur.

Tanaman penghasil serbuk sari antara lain rumput, pohon, dan gulma. Di dalam serbuk sari terdapat protein yang menyebabkan reaksi alergi saat terhirup. 

Serbuk sari terbang terbawa angin dan menyebar di udara, lalu menyebabkan alergi. Beberapa gejala alergi pollens yaitu bersin, hidung meler, dan mata gatal.

Baca Juga: 10 Cara Menjaga Kondisi Tubuh Anak saat Perubahan Cuaca

4. Alergi Hewan Peliharaan

Alergi hewan peliharaan merupakan macam-macam alergi pada anak yang juga sering terjadi. 

Tidak hanya hewan peliharaan berbulu lebat dan panjang, tapi hewan berbulu pendek yang tidak rontok pun dapat memicu gejala alergi pada anak-anak.

Bukan hewan peliharaan itu sendiri yang menyebabkan alergi, tetapi bulunya (sel kulit mati), air liur, atau urin yang menjadi pemicu. 

Gejala utamanya adalah si Kecil bersin dan mengi setelah bermain atau memegang hewan peliharaan. Pertimbangkan untuk melakukan tes alergi hewan jika gejala ini muncul ya, Ma. 

5. Alergi Obat

Macam-macam alergi pada anak selanjutnya adalah alergi obat. Obat yang paling umum memicu reaksi alergi adalah antibiotik, obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen, obat kemoterapi, serta obat antikejang atau antiepilepsi.

Gejala alergi obat pada anak meliputi: 

  • Reaksi kulit (gatal, biduran, ruam)
  • Demam, muntah 
  • Pembengkakan
  • Sesak napas 
  • Anafilaksis 

6. Alergi Kulit (Dermatitis Atopik)

Alergi kulit (dermatitis atopik) atau juga sering disebut eksim disebabkan karena perbedaan dalam cara sistem kekebalan tubuh anak bereaksi terhadap berbagai hal. 

Gejala alergi kulit yaitu: 

  • Kulit kering dan gatal.
  • Kulit kemerahan, bersisik, dan muncul benjolan yang dapat mengeluarkan cairan lalu mengeras.
  • Gejala cenderung datang dan pergi, serta mungkin lebih terasa di malam hari.

Baca Juga: 6 Tanda Gangguan Kesehatan pada Anak yang Harus Diwaspadai

Diagnosis untuk Menentukan Jenis Alergi Anak

Diagnosis dibutuhkan untuk menentukan jenis alergi anak. Tes dapat mengetahui zat yang menyebabkan reaksi alergi. 

Dokter akan memutuskan tes mana yang akan digunakan berdasarkan gejala yang timbul dan riwayat medis si Kecil.

1. Tes Tusuk Kulit

Tes tusuk kulit merupakan salah satu metode untuk mengetahui macam-macam alergi pada anak. 

Dokter akan meneteskan larutan alergen di beberapa titik kulit, lalu menusuk ringan area tersebut agar alergen masuk ke dalam kulit. 

Jika anak memiliki alergi terhadap zat tertentu, kulit akan bereaksi seperti kemerahan dan muncul bentol kecil. 

Tes ini umumnya digunakan untuk mendeteksi alergi yang reaksinya cepat, seperti alergi makanan atau alergi serbuk sari.

2. Tes Intradermal

Tes intradermal dilakukan dengan menyuntikkan larutan alergen langsung ke dalam lapisan kulit. 

Metode ini bisa mendeteksi reaksi alergi yang lebih lemah, dan menjadi pilihan lanjutan jika tes tusuk kulit tidak menunjukkan hasil yang cukup. 

Karena suntikan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan reaksi yang kuat, maka penggunaannya dilakukan secara hati-hati. 

3. Tes Tempel 

Tes tempel berguna untuk mendeteksi jenis alergi anak yang gejalanya muncul terlambat, yaitu dalam 1-3 hari setelah kontak dengan alergen.

Macam-macam alergi pada anak yang bisa diketahui melalui tes ini misalnya alergi terhadap logam, pengawet, parfum, essential oil, atau obat-obatan. 

Alergen ditempelkan di punggung anak dengan plester khusus dan dibiarkan selama 24 jam. 

Kulit akan diperiksa setelah plester dilepas, untuk melihat apakah muncul reaksi seperti bengkak, gatal, atau perubahan warna kulit.

4. Tes Darah

Tes darah bisa digunakan untuk mengetahui macam-macam alergi pada anak, terutama jika tes kulit tidak memungkinkan atau hasilnya kurang jelas. 

Dalam tes ini, sampel darah anak diambil lalu dianalisis di laboratorium untuk mengukur kadar antibodi IgE. 

Kadar IgE yang tinggi bisa menandakan adanya alergi, tapi juga bisa disebabkan oleh hal lain seperti infeksi atau asap rokok. Jadi, hasil tes darah perlu ditafsirkan dengan hati-hati oleh dokter.

5. Tes Provokasi

Tes provokasi dilakukan jika gejala alergi tidak terdeteksi melalui kulit, tapi tetap dicurigai ada reaksi alergi. 

Alergen akan diberikan langsung ke bagian tubuh yang sensitif, seperti hidung atau mata.

Lalu, dokter akan mengobservasi apakah reaksi alergi muncul atau seberapa kuat tubuh bereaksi dengan bersin, hidung tersumbat, dan mata berair.

Tes provokasi bisa memicu reaksi alergi serius, jadi tes ini hanya dilakukan di bawah pengawasan medis ketat. 

Baca Juga: Penyebab dan Ciri-Ciri Imun Tubuh Lemah pada Anak

Cara Mengatasi Alergi pada Anak di Rumah

Agar kondisi ini tidak semakin parah dan membuat si Kecil semakin tidak nyaman, Mama bisa lakukan cara-cara ini: 

1. Hindari Makanan Pemicu Alergi 

Salah satu cara mengatasi macam-macam alergi pada anak adalah dengan menghindari makanan pemicu alergi. 

Jika anak memiliki riwayat alergi makanan, penting untuk tidak memberikan makanan tersebut tanpa pengawasan medis. 

Beberapa anak bisa saja akhirnya tidak lagi alergi terhadap makanan tertentu. Sebelum mencoba memberikan kembali makanan yang dulunya menyebabkan alergi, konsultasikan dulu dengan dokter.

2. Hindari Debu dan Serbuk Sari

Alergi pada anak juga bisa dipicu oleh debu atau serbuk sari di lingkungan sekitar saat. 

Tutup jendela dan pintu selama musim serbuk sari, dan gunakan AC untuk menjaga udara tetap bersih. 

Gunakan alat penyaring udara dengan filter HEPA agar partikel alergen bisa tersaring maksimal. 

3. Oleskan Pelembap ke Kulit

Untuk macam-macam alergi pada anak yang menyebabkan iritasi kulit, pelembap sangat membantu mengatasi kulit yang kering atau ruam. 

Oleskan pelembap 2-3 tiga kali sehari, terutama setelah mandi saat kulit masih lembap. Krim dan salep lebih efektif dibandingkan lotion karena kandungan minyaknya lebih tinggi. 

Bila perlu, gunakan kain basah di area kulit yang terkena reaksi alergi untuk meredakan rasa gatal dan peradangan.

Baca Juga: 10 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk Anak

4. Jaga Kebersihan Rumah 

Menjaga kebersihan rumah penting untuk mengurangi risiko alergi pada anak, apalagi yang disebabkan oleh debu, tungau, atau bulu hewan. 

Mintalah orang yang tidak alergi untuk membersihkan rumah secara menyeluruh, termasuk dinding dan plafon. 

Sebaiknya ganti atau pindahkan furnitur berlapis kain dari kamar tidur ke ruangan lain agar alergen tidak menumpuk. 

Jika memungkinkan, ganti karpet dan perlengkapan tidur dengan bahan yang mudah dicuci. 

5. Pastikan Hewan Peliharaan Bersih

Bila anak mengalami alergi hewan peliharaan, mandikan hewan secara rutin, sebaiknya dilakukan oleh orang yang tidak memiliki alergi. 

Buat zona bebas hewan di rumah, misalnya kamar tidur, agar alergen tidak menyebar ke seluruh ruangan. 

Hindari penggunaan karpet dan perabot berbahan kain yang mudah menangkap bulu atau serpihan kulit hewan.

Mama juga bisa download ebook Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama untuk membantu meningkatkan sistem imun anak agar ia bisa tumbuh optimal. 

Pengobatan Medis yang Dapat Dilakukan

Ada beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi macam-macam alergi pada anak, di antaranya:

1. Obat-obatan

Jika Si Kecil mengalami reaksi alergi ringan, dokter dapat memberikan obat antihistamin untuk meredakan gejala yang muncul, misalnya gatal-gatal, pilek, dan bentol di kulit. 

Pada reaksi alergi yang parah, dokter mungkin akan memberikan obat kortikosteroid.

Obat-obatan tersebut dapat berbentuk tablet, kapsul, krim, cairan, tetes mata, atau semprotan hidung.

2. Imunoterapi atau Terapi Desensitisasi

Jika reaksi alergi tergolong parah atau tidak membaik dengan obat antihistamin, dokter dapat merekomendasikan imunoterapi. 

Pengobatan ini dilakukan dengan memberikan suntikan atau paparan zat pemicu alergi (alergen), agar tubuh terbiasa atau toleran terhadap alergen.

3. Suntikan Epinefrin

Reaksi alergi yang parah dapat membuat anak mengalami gejala sesak napas, pembengkakan di wajah dan bibir, hingga pingsan.

Suntikan epinefrin digunakan untuk mengurangi reaksi alergi parah yang dialami anak. 

Nah, sekarang Mama sudah tahu macam-macam alergi pada anak dan berbagai gejala yang ditimbulkannya? 

Jangan ragu untuk membawa si Kecil ke dokter atau rumah sakit terdekat bila muncul tanda-tanda alergi agar dapat mengetahui penanganan yang tepat. 

Mama bisa gabung menjadi member Nutriclub dan mendapat akses ke konten kesehatan eksklusif untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. American College of Allergy, Asthma & Immunology. (n.d.). Children and Allergies | Symptoms & Treatment. ACAAI Public Website. https://acaai.org/allergies/allergies-101/who-gets-allergies/children/
  2. Colbert , T. (2024). Common Allergies in Kids to Watch Out For. Healthline. https://www.healthline.com/health/common-childrens-allergies
  3. John Hopkins Medicine . (2019). Food Allergies in Children. Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children
  4. Kids Health. (2022). Dealing With Triggers: Pollen (for Parents). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/triggers-pollen.html
  5. Kids Health. (2023). Eczema (Atopic Dermatitis) (for Parents) - Nemours KidsHealth. Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/eczema-atopic-dermatitis.html
  6. Mayo Clinic. (2021). Pet allergy - Diagnosis and treatment. Www.mayoclinic.org. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pet-allergy/diagnosis-treatment/drc-20352198
  7. Nemours Children's Health. (2024). Drug Allergies. Nemours.org. https://www.nemours.org/conditions-treatments/drug-allergies.html
  8. NIH. (2024). What kinds of allergy tests are there? Nih.gov; Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK367583/
Artikel Terkait