Imunisasi penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Tanpa imunisasi, risikonya bisa sangat serius. Berikut ini beberapa dampak tidak imunisasi yang nyata untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Bagaimana Cara Kerja Imunisasi?
Ada dua jenis kekebalan tubuh, yaitu kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kekebalan bawaan sudah dimiliki anak sejak lahir, sedangkan kekebalan adaptif didapat dan diperkuat dari imunisasi.
Imunisasi bekerja melatih sistem kekebalan tubuh agar bisa mengenali dan melawan kuman penyebab penyakit. Caranya dengan memasukkan zat asing yang menyerupai kuman (antigen) ke dalam tubuh.
Antigen ini bisa berupa kuman yang dilemahkan, dimatikan, atau bagian dari kuman itu sendiri. Tubuh kemudian merespons dengan membentuk antibodi dan sel memori imun.
Sel memori menyimpan informasi kuman agar tubuh siap melawan saat terpapar lagi. Hasilnya, anak tidak mudah tertular, atau jika sakit, gejalanya lebih ringan.
Apa Akibat Jika Anak Tidak Imunisasi?
Tanpa imunisasi, anak jadi lebih mudah terserang penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Dampak tidak imunisasi ini tidak hanya membahayakan kesehatan anak, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
1. Mudah Tertular Penyakit Menular Berbahaya
Beberapa penyakit seperti hepatitis B, polio, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia, meningitis, campak, dan rubella sangat mudah menular terutama pada anak-anak yang imunnya belum sekuat orang dewasa.
Imunisasi dibutuhkan agar anak memiliki perlindungan sejak awal terhadap penyakit tersebut dan bisa mencegah infeksi yang berbahaya.
Anak yang tidak diimunisasi belum punya kekebalan khusus terhadap penyakit-penyakit tersebut. Karena itu, saat terpapar kuman, tubuh anak belum siap melawan, sehingga lebih mudah tertular dan sakit.
2. Cacat Permanen Akibat Komplikasi Infeksi
Beberapa penyakit yang dapat dicegah imunisasi memiliki komplikasi serius, seperti kelumpuhan akibat polio dan kebutaan akibat gangguan saraf dari campak.
Dampak tidak imunisasi bisa menyebabkan cacat permanen yang memengaruhi kualitas hidup anak seumur hidup, atau bahkan kematian.
Pencegahan melalui imunisasi adalah kunci utama menghindari komplikasi berat tersebut.
3. Risiko Kematian Lebih Tinggi pada Balita
Penyakit seperti difteri, tetanus, dan campak memiliki risiko kematian tinggi pada balita jika tidak dicegah sejak dini.
Imunisasi secara signifikan mengurangi angka kematian akibat penyakit tersebut di seluruh dunia.
Balita yang imunisasi lengkap memiliki peluang hidup lebih baik dan pertumbuhan optimal.
Baca Juga: 10 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk Anak
4. Menyebabkan Wabah Penyakit di Lingkungan
Anak yang tidak mendapat imunisasi bisa menjadi carrier tanpa menunjukkan gejala. Artinya, si Kecil bisa membawa kuman tanpa terlihat sakit.
Ia bisa menularkan penyakit ke anak lain yang lebih rentan, seperti bayi. Tanpa disadari, mereka bisa menjadi penyebar utama penyakit di sekitarnya.
Hal ini bisa melemahkan kekebalan kelompok dan memicu wabah yang sulit dihentikan.
5. Penyakit yang Sudah Punah Muncul Kembali
Salah satu dampak tidak imunisasi yang nyata adalah kembalinya penyakit yang sudah punah. Contohnya, wabah polio muncul lagi di beberapa daerah Indonesia akibat penurunan cakupan imunisasi.
Hal ini memperlihatkan pentingnya herd immunity untuk menjaga penyakit tetap terkendali.
Ketika imunisasi berkurang, risiko penyebaran penyakit meningkat dan dapat mengancam keberhasilan program eliminasi penyakit menular.
6. Biaya Pengobatan yang Jauh Lebih Mahal daripada Pencegahan
Imunisasi melindungi anak dari risiko sakit parah yang bisa mengancam nyawa. Mengobati penyakit infeksi bisa mahal, karena butuh rawat inap dan pengobatan jangka panjang.
Imunisasi biasanya gratis atau biayanya jauh lebih murah. Maka, dengan imunisasi keluarga bisa mencegah biaya besar akibat penyakit serius.
7. Gangguan Tumbuh Kembang Akibat Infeksi Berat
Tanpa imunisasi, anak bisa terkena penyakit serius seperti TBC dan meningitis yang komplikasinya dapat merusak saraf dan mengganggu perkembangan otak serta fisik.
Akibatnya, anak bisa kesulitan belajar dan tumbuh tidak optimal. Kerusakan ini sering bersifat permanen dan sulit dipulihkan.
Dengan imunisasi, kita ikut menjaga kualitas hidup anak sejak dini. Imunisasi membantu mencegah infeksi yang bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi tersebut.
8. Anak Tidak Dapat Masuk Sekolah Tertentu
Anak yang tidak diimunisasi berpotensi ditolak masuk sekolah tertentu, sehingga berisiko kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan yang optimal.
Sebab, beberapa institusi pendidikan mewajibkan bukti imunisasi lengkap sebagai persyaratan pendaftaran.
Hal ini bertujuan agar menjaga kesehatan setiap orang di sekolah, dari murid, guru, hingga staf yang bekerja dekat dengan anak.
Persyaratan ini juga mendorong terciptanya lingkungan belajar yang sehat agar tidak terjadi penyebaran penyakit menular di sekolah.
9. Menurunnya Produktivitas Orang Tua karena Harus Rawat Anak Sakit
Anak yang sering sakit akibat tidak imunisasi cenderung harus sering izin sakit atau bahkan rawat inap di rumah sakit, yang membuat Mama Papa mungkin harus sering cuti kerja.
Imunisasi membantu menjaga anak tetap sehat sehingga orang tua dapat bekerja dengan optimal.
Selain biaya pengobatan, hilangnya pendapatan keluarga juga menjadi beban tidak kalah berat akibat anak tidak diimunisasi.
10. Batasan Perjalanan
Dampak tidak imunisasi juga bisa dirasakan jika Mama dan keluarga ingin pergi ke luar negeri. Sebab, beberapa negara mengharuskan anak memiliki imunisasi lengkap sebelum memasuki wilayahnya.
Sebagai contoh, India, Thailand, China, dan Vietnam biasanya mewajibkan pendatang asing menunjukkan surat vaksin. Negara-negara di Afrika juga mewajibkan vaksin karena rentan penyakit endemik seperti ebola.
Persyaratan ini menjadi langkah pencegahan agar penyakit menular tidak menyebar lintas negara. Anak yang tidak diimunisasi bisa tidak diizinkan masuk untuk berlibur atau mengenyam pendidikan.
Oleh karena itu, imunisasi tidak hanya penting untuk kesehatan lokal, tapi juga membuka peluang global bagi anak.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Langkah sederhana seperti cek jadwal, konsultasi ke fasilitas kesehatan, hingga memanfaatkan buku KIA dapat membantu memastikan semua imunisasi lengkap sesuai anjuran.
1. Cek Jadwal Imunisasi Resmi dari IDAI
Langkah pertama yang penting bagi mama papa adalah memastikan anak mendapatkan vaksin lengkap sesuai jadwal imunisasi IDAI 2024.
Jadwal tersebut meliputi imunisasi wajib seperti vaksin hepatitis B, BCG, DPT, polio, campak, dan MMR, serta imunisasi tambahan seperti PCV dan rotavirus.
Baca Juga: 5 Imunisasi Anak 1 Tahun yang Wajib dan Tips agar Tidak Rewel
2. Pasang Reminder Imunisasi
CDC menyatakan, mendapatkan imunisasi tepat waktu sesuai jadwal sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh anak yang optimal dan mencegah risiko komplikasi berat.
Maka, Mama sangat disarankan untuk memasang reminder atau schedule pengingat digital di kalender ponsel atau aplikasi kesehatan.
Menurut penelitian terbitan Journal of Medical Internet Research, pengingat digital secara signifikan meningkatkan kepatuhan imunisasi hingga lebih dari 70% pada bayi dan balita.
- Track Riwayat Imunisasi Anak Lewat KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berperan penting sebagai catatan resmi riwayat imunisasi anak. Orang tua bisa memeriksa kolom khusus yang tersedia untuk mengetahui vaksin mana saja yang sudah dan belum diberikan.
Catatan imunisasi penting sebagai bukti saat anak pindah layanan kesehatan atau masuk sekolah. Pastikan data di buku KIA diisi dengan benar agar perawatan anak tetap berjalan lancar.
4. Konsultasi Gratis di Puskesmas dan Posyandu
Orang tua bisa berkonsultasi gratis di Puskesmas atau Posyandu untuk menanyakan jenis interval imunisasi serta jadwal selanjutnya yang harus diikuti.
Konsultasi ini juga penting mengidentifikasi apakah ada kontraindikasi atau kondisi medis vaksin yang dibutuhkan anak.
Di sana, petugas kesehatan akan membantu menjelaskan secara khusus bagi anak yang memerlukan penyesuaian jadwal imunisasi.
Baca Juga: Jadwal 12 Imunisasi Lanjutan yang Perlu Anak Dapatkan
Satu hal yang tak kalah penting, teruskanlah memberikan makanan bergizi yang didampingi pemberian susu untuk daya tahan tubuh yang diperkaya FOS dan GOS serta EPA & DHA agar sistem imun anak semakin kuat setelah mendapatkan imunisasi.
Jangan lupa gabung jadi member Nutriclub untuk dapatkan ratusan expert-verified parenting content yang terkurasi sesuai usia si Kecil, akses ke call center yang terhubung langsung dengan ahli seputar nutrisi dan tumbuh kembang anak, serta beragam exclusive rewards khusus untuk Mama dan si Kecil dari setiap pembelian produk Nutrilon. Daftar gratis, sekarang!