Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Pola Asuh Anak

Tahap Perkembangan Otak Anak dan 8 Cara Optimalkannya

Article Oleh : Ajeng Quamila 26 Agustus 2022

Dari lahir sampai dengan usia 3 tahun, perkembangan otak anak sedang dalam masa golden age yang tidak boleh sampai terlewatkan. Ini karena, pada masa-masa tersebut perkembangan kognitif si Kecil sedang bertumbuh dan berkembang dengan pesat. 

Berikut semua informasi yang perlu Mama tahu seputar perkembangan otak anak, termasuk juga cara mendukungnya untuk mempersiapkan anak menjadi pemenang di masa depan.

Memahami Bagian Otak Anak yang Berhubungan Dengan Kecerdasan

Perkembangan otak anak sudah dimulai sejak minggu ketiga hingga keempat setelah pembuahan dan terus berlangsung pesat hingga tiga tahun pertama usianya.

Otak itu sendiri memiliki banyak bagian dengan fungsinya masing-masing yang berkaitan dengan kecerdasan anak. Namun, bagian dari otak manusia yang berfungsi sebagai pusat kecerdasan dan ingatan adalah otak besar atau cerebrum

Bagian otak ini memiliki fungsi utama untuk memulai dan mengkoordinasikan gerakan, mengatur kemampuan berbahasa, pengambilan keputusan, kemampuan berpikir dan berlogika, sampai memecahkan masalah dan pembelajaran.

Wilayah otak besar yang terletak di bagian depan kepala (lobus frontal) terlibat dalam memori, pembentukan kepribadian, pengambilan keputusan, perencanaan, dan kendali tindakan. Bagian terdepan dari lobus frontal itu sendiri berfungsi mengatur fungsi kognitif yang paling rumit, termasuk perhatian (atensi), motivasi, dan perilaku untuk mencapai tujuan.

Sementara itu, bagian tengah otak besar (lobus parietal) membantu anak mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial, juga membantu otak memahami bahasa lisan.

Sementara itu, lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat dengan penglihatan. Lobus temporal yang berada di sisi otak terlibat dalam memori jangka pendek, pelafalan dan ucapan, sampai ritme musik dan pengenalan bau.

Setiap bagian otak ini bisa dimaksimalkan dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Baca Juga: Perkembangan Otak Bayi Usia 7-9 Bulan

Cara Kerja Otak Anak dari Lahir Hingga 3 Tahun Pertama

Otak bisa berfungsi sedemikian rupa karena memiliki neuron alias sel saraf. Otak akan memproses informasi dengan membentuk sel-sel sel saraf yang nantinya akan terhubung satu sama lain menjadi jaringan untuk berkomunikasi dengan satu sama lain.

Selama setahun pertama kehidupannya, neuron-neuron tersebut akan terhubung satu sama lain. Koneksi otak inilah yang memungkinkan anak untuk bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan hampir semua hal.

Di usia dini, koneksi antar sel otak dibangun dengan sangat cepat. Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang. Hal ini juga bisa diartikan bahwa semakin kuat struktur otak seorang anak menandakan kecerdasannya juga tinggi.

Stimulasi yang berulang-ulang dan konsisten akan memperkuat hubungan antar sel saraf otak dan menjadikannya permanen.

Baca Juga: Kenali 8 Jenis Kecerdasan Anak Sejak Dini

Cara Mendukung Perkembangan Otak Anak di Usia Dini

Anak dilahirkan memiliki 100 triliun sel otak yang disebut neuron. Selama tahun-tahun pertama kehidupan, neuron-neuron itu akan membentuk koneksi dengan neuron lain. Seiring waktu, koneksi antar sel saraf akan makin kuat dan makin banyak hingga jumlah jaringannya mencapai dua kali lipat. Jaringan neuron inilah yang menjadi bekal anak dalam memahami dunia.

Oleh karena itu, berikut adalah cara-cara yang bisa Mama terapkan di rumah untuk mendukung perkembangan otak selama golden age anak:

1. Bacakan buku seri tokoh dunia

Membacakan cerita telah terbukti membantu balita belajar tentang suara, kata, dan bahasa. Membacakan cerita seri tokoh dunia juga membantu si Kecil belajar hal-hal baru tentang dunia.

Peneliti dari University of Edinburgh and King's College London menemukan bahwa membacakan cerita melatih anak berpikir logis.

Menariknya lagi, hasil studi tersebut melaporkan bahwa anak akan memperlihatkan kecerdasan intelektual yang lebih tinggi di usia 7 tahun nanti jika sudah dibiasakan membaca sejak kecil.

Ini artinya, semakin cepat anak dibiasakan membaca kecerdasan intelektualnya akan terus berkembang pesat sampai ke tahun-tahun berikutnya.

Selain itu, rutin membacakan cerita kepada anak akan menambah kedekatan antara Mama dan anak. Dikutip dari jurnal penelitian psikiatri anak dan remaja Kanada, hubungan erat antara orang tua dan anak sangat berpengaruh positif pada proses perkembangan otak anak.

Untuk menjadikan si Kecil pemenang di masa depan, Mama bisa bacakan cerita pendek tentang biografi penemu-penemu penting di dunia. Misalnya, cerita soal Thomas Alfa Edison sang penemu lampu atau Alexander Graham Bell yang menemukan telepon.

2. Ajarkan mengenal angka dan bilangan

Anak idealnya harus sudah bisa menghitung dari satu sampai 10 dan berhitung mundur ketika akan memasuki taman kanak-kanak. Di usia ini anak juga idealnya sudah dapat mengikuti instruksi sederhana, seperti "Tunjukkan satu kotak merah," atau "Ambil tiga krayon biru".

Terlebih makin banyak sekolah yang menganut kurikulum pendidikan berbasis sains, teknologi, dan matematika sekarang ini. Jadi, akan semakin penting untuk membekali anak dengan pemahaman angka dan keterampilan berhitung sejak usia 1-3 tahun.

Mama dapat membantu anak belajar angka dengan menjadikan berhitung sebagai bagian yang menyenangkan dari keseharian anak.

Sebagai contoh, ajak anak menghitung berapa boneka yang ia miliki ketika sedang beres-beres kamar atau menghitung berapa jumlah mobil dan bus yang lewat.

Cara lainnya, ajari anak mengukur furnitur dengan benda-benda di sekitarnya. Misalkan, ukur berapa panjang karpet dengan menyusun sepatu, atau ukur tinggi lemari pakaiannya dengan menumpuk balok mainan. Kemudian, berikan penggaris untuk membantunya mencoba mengukur sendiri.

Terus latih anak untuk berhitung dan mengenal angka supaya ia semakin memahami pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari. 

Ketika sudah akrab dengan angka, Mama bisa daftarkan si Kecil untuk ikut les privat matematika atau bahkan kelas coding dan science class khusus untuk anak-anak

3. Daftarkan les musik

Untuk semakin meningkatkan perkembangan otak anak, Mama bisa mengajaknya belajar memainkan alat musik sejak kecil.

Sebab, fasih memainkan alat musik diyakini akan memiliki efek yang lebih permanen pada keterampilan berpikir tertentu jika dibandingkan dengan hanya mendengarkan musik.

Dalam beberapa penelitian, anak-anak yang rutin les piano selama enam bulan mampu menyelesaikan puzzle teka-teki dan menyusun balok 30% lebih cepat dan efisien.

Para peneliti percaya bahwa berlatih alat musik akan menciptakan jalur koneksi saraf baru di otak.

Baca Juga: Benarkah Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu?

4. Les bahasa asing

Penelitian menunjukkan bahwa belajar bahasa kedua meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan mengingat, memecahkan masalah, berpikir kritis, serta memiliki keterampilan mendengarkan yang lebih baik.

Belajar bahasa kedua sejak usia dini juga memiliki dampak langsung pada prestasi akademik anak. Dibandingkan dengan anak yang hanya bisa satu bahasa, anak-anak bilingual bisa memiliki keterampilan membaca, menulis, dan matematika yang lebih baik.

Menariknya, anak-anak yang belajar bahasa lain sebelum usia lima tahun akan menggunakan bagian otak yang sama untuk belajar bahasa ibu. Artinya, anak-anak di usia dini akan lebih cepat menangkap bahasa baru.

5.  Kunjungi museum dan perpustakaan

Otak anak dapat memodifikasi dan memperkuat koneksi sarafnya melalui pembelajaran. Jadi, ingatlah untuk selalu memberikan stimulasi yang tepat untuk anak.

Salah satu aktivitas yang bisa mendukung perkembangan otak anak adalah mengunjungi destinasi edutainment yang berhubungan dengan topik favorit anak, seperti museum, SkyWorld Indonesia, PP-IPTEK, dan Rumah Robot Indonesia.

Misalnya, bila anak suka dinosaurus, Mama bisa mengajaknya pergi ke Museum Zoologi untuk memperlihatkan ukuran rangka dinosaurus yang sesungguhnya.

Bila anak menyukai mobil, Mama dan Papa bisa mengajaknya mengunjungi museum mobil antik. Di sana Mama bisa menunjukkan berbagai macam desain mobil antik sambil menjelaskan bagaimana mobil bisa bergerak.

Meski mungkin memang ia belum paham benar mengenai sejarah masa lalu, di usia ini si Kecil sudah memahami konsep masa lampau. 

Terus ajukan pertanyaan untuk merangsang atensinya saat Mama dan si Kecil menjelajahi isi museum.

6. Ajak anak ikut extracurricular activities

Stimulasi untuk kecerdasan anak idealnya tidak hanya dari kegiatan-kegiatan yang merangsang otak. 

Agar perkembangan otak anak semakin optimal, daftarkan dirinya untuk ikut les atau kursus seputar aktivitas fisik. Contohnya, les balet, kursus gimnastik, ikut klub sepak bola, dan lain sebagainya.

Sebab, kesehatan jasmani juga berhubungan erat dengan kecerdasan anak. Semakin anak aktif, sistem imunnya akan semakin menguat.

Selama beberapa dekade terakhir, Jonathan Kipnis, seorang ahli saraf di departemen ilmu saraf Fakultas Kedokteran Universitas Virginia, lewat penelitiannya menunjukkan bahwa kumpulan sel T (sel imun) dalam sistem kekebalan ikut mempengaruhi proses berpikir dan meningkatkan pembelajaran.

Sel T tersebut juga melindungi selaput otak dari peradangan dan menjaga fungsi otak tetap tajam.

Sederhananya, anak yang sehat dan bugar akan cenderung lebih cerdas karena sistem imunnya juga bekerja membujuk otak mereka untuk berfungsi sebaik mungkin.

Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan anak kesempatan untuk menambah keterampilan baru.

7. Berikan flash card augmented reality (AR)

Memberikan rangsangan lewat permainan edukatif yang tepat sejak dini nyatanya dapat mendukung perkembangan otak anak menjadi lebih baik.

Mama bisa berikan flash cards augmented reality (AR) untuk memberikan pengalaman bermain sambil belajar yang realistis dan nyata bagi anak. Hal ini akan membuat mereka menjadi seorang pembelajar yang lebih unggul ke depannya.

Sebab, AR bersifat interaktif sehingga membantu anak untuk bisa memahami informasi secara lebih baik daripada hanya menonton video. Permainan interaktif untuk anak-anak sering kali menantang pikiran dan membuat mereka aktif berpikir sehingga otak ikut berkembang secara optimal. Selain itu, mainan AR juga terbukti bagus untuk bantu meningkatkan atensi anak.

Misalnya, Mama bisa perlihatkan flash cards tentang sistem tata surya. Dari gambar yang tampil secara 4D, anak bisa belajar menjadi seorang astronot untuk mengeksplorasi bentuk dan ukuran setiap planet sampai nama-namanya.

Alternatifnya, Mama bisa berikan mainan bongkar pasang puzzle, busy jars, atau permainan operasi bedah untuk membantu anak fokus memecahkan masalah dan memperkuat memori.

8. Berikan susu pertumbuhan

Perkembangan otak anak berkaitan dengan bagaimana kecerdasan anak tumbuh dan mencangkup kemampuan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.

Maka selain dari menu makanan setiap hari, Mama bisa bantu penuhi nutrisi Si Kecil dengan memberikan Nutrilon Royal 3 tiga kali sehari.

Susu Nutrilon Royal 3 diformulasikan lengkap dengan 12 vitamin dan 9 mineral penting yang mendukung tumbuh kembang dan daya tangkap optimal si Kecil untuk jadi pemenang di masa depan.

Susu Nutrilon juga diformulasikan dengan ACTIDUOBIO+, yaitu kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9 dan Omega 3 & 6 yang terbukti membantu perkuat daya tahan tubuh si Kecil di atas 1 tahun.

Prebiotik FOS:GOS 1:9 berfungsi untuk meningkatkan jumlah bakteri baik dan membantu menjaga kesehatan saluran cerna. Sementara itu, omega 3 & 6 berfungsi untuk mendukung perkembangan otak anak, termasuk perkembangan kognitif, proses pembelajaran, daya tangkap, dan memori anak hingga usia prasekolah.

Hasil riset membuktikan bahwa anak yang minum susu pertumbuhan dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 serta omega-3 dan omega-6 memiliki imun yang lebih bagus.

Dan seperti yang sudah dijelaskan di atas, seberapa baik imun anak akan sangat berpengaruh pada kecerdasannya. Sebab di saat yang bersamaan, sistem imun juga bekerja membujuk otak untuk mempengaruhi proses berpikir dan mendorong otak untuk bekerja sebaik mungkin.

Baca Juga: Menerapkan Pola Makan yang Sehat untuk Tumbuh Kembang Anak

Untuk dapatkan informasi lengkap lainnya seputarcara mengembangkan kecerdasan otak anak, daftarkan diri Mama di MyNutriclub sekarang! 

Mama juga bisa dapatkan konten-konten digital eksklusif mulai dari E-Book, Podcast, sampai Kulwap yang dimoderatori oleh para ahli di bidangnya.

  1. DiNicolantonio, J. J., & O’Keefe, J. H. (2020). The Importance of Marine Omega-3s for Brain Development and the Prevention and Treatment of Behavior, Mood, and Other Brain Disorders. Nutrients, 12(8), 2333. https://doi.org/10.3390/nu12082333
     
  2. Cusick, S. E., & Georgieff, M. K. (2016). The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the “First 1000 Days.” The Journal of Pediatrics, 175, 16–21. https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2016.05.013
     
  3. Reading with toddlers: 18 months-3 years. (2020, December 14). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/literacy-reading-stories/reading-with-toddlers
     
  4. Peronto, S. (2014, June 9). 10 Ways to Promote Your Child’s Cognitive Development - Friendship Circle - Special Needs Blog. Friendship Circle -- Special Needs Blog. https://www.friendshipcircle.org/blog/2014/06/09/10-ways-to-promote-your-childs-cognitive-development/
     
  5. PAUDPEDIA KEMENDIKBUDRISTEK, KEMENDIKBUD, KEMDIKBUD, DIREKTORAT PAUD. (2022). Pentingnya Pengasuhan Berdasarkan Perkembangan Otak Anak. Kemdikbud.go.id. https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/pentingnya-pengasuhan-berdasarkan-perkembangan-otak-anak?id=20210727083519&ix=3
     
  6. Gage Pacifera. (2022, July 4). Brain Development. First Things First. https://www.firstthingsfirst.org/early-childhood-matters/brain-development/
     
  7. ‌Baby’s Brain Begins Now: Conception to Age 3. (2022). Urbanchildinstitute.org. http://www.urbanchildinstitute.org/why-0-3/baby-and-brain
     
  8. Gilmore J, Santelli R, Gao W. (2018) Imaging structural and functional brain develepment in early childhood. Nat Rev Neurosci, 19(3), 123–137. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5987539/
     
  9. Graham J. 2011. Bulletin #4356, Children and Brain Development: What We Know About How Children Learn. The University of Maine. https://extension.umaine.edu/publications/4356e/
     
  10. Grigorenko EL. Brain Development: The Effect of Interventions on Children and Adolescents. In: Bundy DAP, Silva Nd, Horton S, et al., editors. Child and Adolescent Health and Development. 3rd edition. Washington (DC): The International Bank for
     
comment-icon comment-icon