Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
5 Tanda Bayi Siap MPASI yang Wajib Mama Perhatikan

Nutrisi

5 Tanda Bayi Siap MPASI yang Wajib Mama Perhatikan

Article Oleh : Ashya Ravika 17 November 2022

Sebentar lagi, bayi Mama genap berusia 6 bulan! Bulan ke-6 ini adalah waktu yang tepat untuk memulai pemberian MPASI, karena pemberian ASI saja sudah tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi anak setelah berusia di atas 6 bulan. Akan tetapi, MPASI baru dapat mulai diberikan jika bayi Mama sudah menunjukkan tanda siap makan.

Apa saja ciri-ciri bayi siap MPASI dan bagaimana cara mengenalkan makanan padat pertama pada bayi?

Waktu yang Tepat untuk Mulai MPASI

Sekitar usia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi si Kecil mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI. Maka, asupan makanan selain ASI sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, pemberian MPASI itu sendiri harus dilakukan pada waktu yang tepat.

Usia 6 bulan dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memulai MPASI karena ini adalah masa transisi ketika tubuh membutuhkan lebih banyak asupan gizi yang tidak bisa didapat dari ASI, terutama zat besi.

Selain itu, sistem pencernaan bayi di usia ini sudah berkembang lebih baik sehingga ia mampu mengolah, mencerna, serta menyerap protein, lemak, dan karbohidrat dari bahan makanan selain ASI.

Pemberian MPASI terlalu dini (kurang dari 4 bulan) justru tidak disarankan karena dapat meningkatkan beberapa risiko, seperti:

  • Sistem pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencerna makanan selain ASI karena perutnya juga belum memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.

  • Sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang sehingga meningkatkan peluang munculnya alergi makanan.

  • Otot-otot tubuh bayi yang belum cukup berkembang, termasuk otot rangka badan yang membantunya untuk duduk dan otot-otot rahang yang membantunya mengunyah.

Pemberian makanan padat yang terlambat pun juga tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko anak mengalami malnutrisi yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangannya.

Tanda Bayi Siap MPASI

Pemberian MPASI adalah salah satu pencapaian milestone yang paling penting bagi tumbuh kembang bayi.

Pada masa ini, bayi akan mulai belajar mengenal bentuk, tekstur, dan rasa makanan selain ASI untuk pelan-pelan membentuk kebiasaan makan yang sehat. Dengan memulai MPASI, si Kecil juga akan mengasah keterampilan makannya (oromotor skills) sampai pada akhirnya ia bisa belajar makan sendiri. 

Menurut IDAI, Mama bisa mulai memperkenalkan makanan pada bayi di usia 6 bulan karena pada umumnya ia sudah menunjukkan ciri-ciri siap makan, seperti:

  • Mampu menahan kepalanya tetap tegak tanpa bantuan.

  • Bisa duduk sendiri dengan leher tegak, tanpa disangga atau hanya dibantu senderkan sedikit.

  • Sudah mampu menjaga keseimbangan badan saat duduk ketika tangannya meraih benda di dekatnya.

  • Refleks menjulurkan lidah (refleks ekstrusi) sudah berkurang.

  • Tertarik melihat orang makan dan mencoba meraih makanan.

  • Membuka mulut jika disodori sendok atau makanan.

  • Memajukan tubuhnya ke depan atau ke arah makanan

  • Menarik tubuh ke belakang atau menjauh ketika tidak berminat dengan makanan yang ditawarkan.

  • Memasukkan tangan atau mainan ke dalam mulut untuk mengeksplor tekstur.

Ketika si Kecil mengisyaratkan tanda sudah siap mengonsumsi MPASI seperti di atas, makanan bayi seperti apa yang bisa Mama berikan untuk pertama kali? 

Makanan yang Tepat untuk MPASI Pertama si Kecil

Ada banyak pilihan makanan yang bisa dijadikan makanan pertama si Kecil, tapi makanan yang mengandung zat besi, zinc, dan vitamin A harus menjadi MPASI yang diutamakan.

Pasalnya, zat besi, zinc, dan vitamin A adalah tiga nutrien yang paling harus dipenuhi kebutuhannya setelah bayi berusia enam bulan.

Sumber zat besi yang utama untuk bayi adalah daging merah, seperti daging sapi. Sayuran hijau mengandung tinggi zat besi tinggi, tapi penyerapannya buruk sehingga tidak begitu disarankan sebagai MPASI pertama. Sementara itu, zinc bisa didapatkan dari daging sapi, telur ayam, kerang, udang, dan keju.

Bagaimana dengan vitamin A? Mama bisa bantu cukupi kebutuhan vitamin A si Kecil dari menu MPASI yang terbuat dari ubi jalar, wortel, bayam, ikan, atau telur.

Jangan lupa untuk memberikan asupan lemak sebagai sumber energinya juga. Lemak tambahan MPASI bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan berikut ini:

  • Minyak zaitun.

  • Minyak kelapa.

  • Santan.

  • Margarin.

  • Mentega tanpa garam (unsalted butter).

Akan tetapi, pemberian MPASI juga harus mempertimbangkan risiko alergi makanan pada bayi. Bayi mungkin berisiko memiliki alergi jika salah satu atau kedua orang tuanya memiliki alergi. 

Oleh sebab itu, saat mulai memberikan MPASI, Mama perlu memperhatikan setiap makanan yang diberikan kepada Si Kecil untuk mewaspadai munculnya reaksi alergi setelah dia mengonsumsi makanan tersebut.

Secara umum, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena tinggi karbohidrat yang merupakan sumber energi. Beras juga tidak memicu alergi sehingga kemungkinan terjadinya reaksi alergi paling minim.

Strategi Pemberian MPASI Pertama

Untuk memulai pemberian MPASI, awali dengan makanan lumat yang konsistensinya halus/saring dan encer.

Hindari langsung memberikan beberapa jenis makanan baru sekaligus. Perkenalkan makanan satu per satu, agar Mama bisa mengetahui apakah makanan tersebut menimbulkan reaksi alergi pada Si Kecil. Berikan satu jenis makanan selama 4 hari berturut-turut dulu, sebelum si Kecil mencoba makanan baru lainnya.

Selain agar si Kecil bisa beradaptasi dengan tekstur baru, cara memperkenalkan makanan seperti ini juga digunakan agar Mama dapat memantau dan mengamati jika si Kecil mengalami alergi pada makanan tertentu.

Berikan makanan MPASI yang bertekstur encer setidaknya mulai dari usia 6 sampai 9 bulan. Kemudian, Mama bisa perkenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kental secara bertahap. 

Jadi setelah bubur saring, MPASI untuk bayi 9 bulan ke atas dapat dinaikkan menjadi bubur kasar tidak disaring (puree), finger food, makanan lunak dengan tekstur cincang (chopped atau minced), dan terakhir makanan keluarga untuk anak setelah berusia 1 tahun.

Itulah beberapa informasi tentang tanda bayi siap MPASI yang bisa membantu Mama untuk mendampingi fase baru yang dihadapi si Kecil. Jika Si Kecil mengalami alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera hentikan pemberian makanannya. Kemudian jika reaksi alerginya cukup parah, seperti wajah, bibir, dan lidah bengkak, atau sesak napas, segera bawa Si Kecil ke dokter.

Selain itu, jangan lupa untuk tetap meneruskan pemberian ASI sampai setidaknya si Kecil berusia 2 tahun, ya, sesuai dengan anjuran IDAI. Karena bagaimanapun, bayi masih membutuhkan nutrisi  dalam ASI yang tidak tergantikan oleh kandungan makanan lain.

Mama juga bisa dari dengarkan podcast kolaborasi Parenthood Story dan @parentalk.id yang khusus membahas tentang tips pemberian MPASI serta metode pemberian makan untuk si Kecil. Gratis lho, Ma!

  1. IDAI | Makanan Pendamping ASI (MPASI). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi
     
  2. IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
     
  3. IDAI | Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). (2018). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
     
  4. WHO. https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding#tab=tab_1 Diakses pada 12 Oktober 2022
     
  5. Minnesota WIC Program.https://www.health.state.mn.us/docs/people/wic/localagency/wedupdate/moyr/2017/topic/0719compfoods.pdf Diakses pada 12 Oktober 2022
     
  6. Efsa Europa. https://www.efsa.europa.eu/sites/default/files/Complementary_Feeding_PLS_PDF.pdf Diakses pada 12 Oktober 2022
     
comment-icon comment-icon