Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Memahami Tanda Growth Spurt Bayi dan Cara Menghadapinya

Kesehatan

Memahami Tanda Growth Spurt Bayi dan Cara Menghadapinya


Apakah bayi mungil Mama akhir-akhir ini minta menyusu terus-menerus dan lebih rewel? Hal tersebut mungkin terjadi karena si Kecil sedang mengalami growth spurt atau pacu tumbuh. 

Apa penyebab pacu tumbuh dan apa yang harus Mama lakukan untuk menghadapi bayi yang sedang berada pada fase growth spurt? 

Mama dapat menemukan penjelasan lengkap mengenai tanda growth spurt dan cara mengatasinya pada ulasan berikut ini.

Apa Itu Growth Spurt?

Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan yang terjadi pada bayi di 12 bulan pertama kelahirannya.

Selama mengalami pacu tumbuh, bayi akan mengalami pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala lebih cepat dari minggu atau bulan sebelumnya. Selain itu, bayi juga mengalami perubahan perilaku serta kemampuan mencapai milestone baru yang sebelumnya belum mampu ia lakukan.

Dalam 12 bulan pertama kehidupan bayi, fase growth spurt akan terjadi sebanyak 4 kali, yaitu sekitar usia:

  • 1-3 minggu.

  • 6 minggu.

  • 3 bulan.

  • 6 bulan.

Satu kali fase growth spurt cenderung berlangsung dalam periode waktu yang singkat, yaitu 3 hari. Nah, selama 3 hari ini, si Kecil akan mengalami percepatan pertumbuhan tulang dan otot. 

Baca juga: 7 Stimulasi yang Tepat untuk Bayi Usia 11 Bulan

Tanda-tanda Growth Spurt pada Bayi

Growth spurt sendiri merupakan hal yang normal terjadi sehingga Mama tidak perlu khawatir. Fase ini juga tidak menimbulkan rasa sakit apapun pada si Kecil. Namun, growth spurt mungkin akan mempengaruhi pola harian yang sebelumnya sudah berjalan sehingga Mama dan si Kecil merasa kurang nyaman. 

Berikut adalah tanda-tanda growth spurt pada bayi:

1. Lebih Banyak Menyusu

Ketika berada dalam fase growth spurt, bayi Mama mungkin akan sangat sering melakukan cluster feeding. 

Cluster feeding adalah periode waktu dimana dalam si Kecil sebentar-sebentar minta menyusu, bahkan hingga 30 menit sekali. Namun, si Kecil kerap menunjukkan ketidakpuasan walaupun ia sudah selesai menyusu. Nah, cluster feeding ini umumnya terjadi pada sore hari.  

Mama jangan khawatir tidak bisa memenuhi asupan ASI si Kecil ya, sebab semakin banyak si Kecil menyusu, akan semakin terpacu pula produksi susu Mama. 

Baca juga: Mengenal Alergi ASI Pada Si Kecil

2. Perubahan Waktu Tidur

Perubahan waktu tidur bayi yang sedang dalam periode growth spurt tidak lepas dari pengaruh pola menyususnya yang berubah. 

Jika biasanya si Kecil tidur nyenyak selama 6-8 jam, kali ini ia mungkin akan terbangun dan menangis pada tengah malam. Ia bisa saja tebangun 2 jam sekali secara berurutan hingga pagi untuk menyusu. 

Hal ini mungkin akan membuat Mama dan si Kecil sama-sama merasa lelah dan frustasi. Walaupun tidak mudah, tetap semangat ya, Ma! 

3. Bayi Menjadi Lebih Rewel

Ketika menyusu, bayi yang sedang mengalami growth spurt akan cenderung lebih rewel karena menginginkan lebih banyak ASI. Jadi saat menyusu ia akan mengunci dan melepaskan puting Mama berulang kali.

Mama tidak perlu sedih sebab ini adalah hal yang wajar terjadi. Produksi susu Mama mungkin belum dapat mengimbangi perubahan pola makan si Kecil yang terjadi tiba-tiba.Terlebih lagi jika proses menyusu terjadi di malam hari dimana Mama cenderung dalam keadaan lelah dan mengantuk. 

Selain karena proses menyusu, bayi kemungkinan juga rewel karena pola tidurnya terganggu sehingga badannya terasa tidak nyaman.  

4. Pertambahan Berat dan Tinggi Badan yang Cepat

Ketika growth spurt terjadi, bayi mengalami percepatan tumbuh yang sangat signifikan dan ketika mencapai usia 12 bulan, umumnya berat badan bayi akan meningkat 3 kali lipat dari berat lahir dan panjangnya akan bertambah sekitar 25 cm.

Makan dar itu, baju yang biasanya dipakai si Kecil bisa tiba-tiba kesempitan sehingga pusar di atas perut kenyangnya tampak mengintip di balik baju. Menggemaskan sekali ya, Ma, kalau dilihat!

“Tapi, apakah semua bayi pasti akan mengalami pertambahan berat dan panjang badan yang sama?” 

Ternyata, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa tinggi si Kecil akan tumbuh dan seberapa cepat ia akan mencapai tinggi maksimalnya, lho, Ma, antara lain:

  • Komposisi genetik yang didapatkan dari Mama dan Papa. 

  • Pola makan dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si Kecil.

  • Tingkat keterpaparan si Kecil terhadap air maupun udara yang tercemar, seperti air dengan kandungan timbal atau polusi asap pabrik.

  • Terjadinya gangguan kesehatan pada janin atau komplikasi selama masa kehamilan.

Baca juga: Dampak Berat Badan Kurang terhadap Perkembangan Anak

Cara Menghadapi Growth Spurt

Saat si Kecil mengalami fase growth spurt, Mama membutuhkan banyak tenaga ekstra untuk mengimbangi pola menyusu dan pola tidur si Kecil yang berubah. 

Untuk memudahkan Mama dalam menghadapi si Kecil yang sedang berada dalam fase ini, Mama dapat melakukan beberapa hal berikut:

1. Mengikuti Pola Menyusu Baru si Kecil 

Seperti yang sudah dibahas di atas, ketika memasuki fase growth spurt si Kecil akan mengalami perubahan pola menyusu. 

Biasanya, mungkin bayi akan menunjukkan tanda ingin menyusu setiap 3 atau 4 jam sekali. Kali ini, ia mungkin menunjukkan tanda ingin menyusu 2 jam sekali atau bahkan setengah jam sekali. Di sini, Mama hanya perlu mengikuti alur menyusu yang diminta oleh si Kecil. 

Sedangkan pada bayi usia 6 ke atas, mungkin mereka akan meminta memakan MPASI dengan lebih lahap hingga menunjukkan gestur untuk meminta porsi makan yang lebih banyak.  

Oleh karena itu, Mama dapat menambah porsi makan si Kecil untuk memenuhi perut mungilnya yang terasa lapar. 

2. Bantu si Kecil Tidur Lebih Nyenyak

Mama dapat membantu si Kecil agar merasa lebih baik dengan tetap mengikuti pola tidur yang telah terbentuk walaupun akan banyak interupsi yang terjadi. 

Matikan segala alat elektronik yang menimbulkan suara bising seperti televisi dan tablet. Pastikan suhu kamar si Kecil cukup sejuk dan mengganti lampu ruangan dengan lampu tidur. Jadi, suasana kamar si Kecil nyaman dengan cahaya temaram yang menenangkan.  

3. Berusaha Lebih Sabar

Bayi akan mengalami serangkaian perubahan suasana hati ketika mengalami growth spurt sehingga Mama perlu menambah amunisi kesabaran.

Ketika si Kecil mulai rewel, Mama dapat memberikan dekapan lembut sambil menyenandungkan lagu untuk si Kecil agar ia merasa lebih tenang. Selain itu, Mama juga bisa mencoba teknik skin-to-skin, mengayun si Kecil di pangkuan, atau  apapun yang membuat ia merasa lebih nyaman. 

4. Perhatikan Kesehatan Bayi secara Menyeluruh

Ma, untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan fisik si Kecil sesuai dengan standar yang sudah diterapkan oleh Kementerian Republik Indonesia, pastikan ia mendapatkan pemeriksaan secara berkala di dokter spesialis anak kepercayaan. 

Jadi, Mama bisa mengetahui dengan pasti ketika ada gangguan tumbuh kembang dan dapat segera melakukan intervensi. 

Berikut frekuensi pemeriksaan yang perlu dilakukan agar tumbuh kembang tubuh si Kecil terpantau dengan baik:

  • Setiap bulan hingga bayi berusia 12 bulan.

  • Setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun.

  • Setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun

  • 1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya. 

Selain itu, Mama juga perlu memperhatikan gejala lain yang sekiranya bukan merupakan tanda dari growth spurt seperti demam tinggi, ruam kemerrahan di Kulit, hingga dehidrasi. 

Apabila si Kecil mengalami hal ini, segera hubungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan lanjut. 

Baca juga: Normalkah Jika Bayi Tidak Merangkak?

5. Jaga Kesehatan Mama

Saat growth spurt terjadi, bukan hanya si Kecil saja yang berjuang melalui berbagai perubahan pada tubuhnya. Pada fase ini, Mama juga banyak terkuras energi dan emosinya. Jadi pastikan Mama mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan dapat beristirahat dengan baik. 

Jika merasa kewalahan jangan ragu untuk minta bantuan dari orang terdekat, seperti Papa atau Kakek-Nenek si Kecil. Jika perlu Mama dapat menyewa pengasuh anak profesional untuk membantu meringankan beban sementara waktu. Sebab, Ma, momen berharga ini tidak akan bisa diulang kembali.

Sekarang Mama tidak perlu khawatir lagi ya ketika si Kecil tiba-tiba meminta ASI lebih banyak atau rewel sepanjang hari, sebab bisa saja ia sedang mengalami growth spurt.

Agar bisa lebih maksimal menemani tumbuh kembang si Kecil, Mama juga bisa menanyakan segala hal terkait tumbuh kembang bayi kepada Tim Nutriclub Expert Advisor untuk temukan jawaban lengkapnya langsung dari para ahli.

Selain itu, Mama juga bisa download eksklusif e-book atau mendengarkan podcast parenting secara gratis melalui website Nutriclub sebagai bekal untuk jadikan si Kecil pemenang di masa depan!

  1. Growth Spurts & Baby Growth Spurts — What They Are & What To Do. (2021). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22070-growth-spurts#:~:text=Growth%20spurts%20are%20physical%20changes,growing%20maturity%20at%20specific%20stages.

  2. Masters, M. (2015, October 29). When Baby Growth Spurts Happen and the Signs to Look For. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/baby-growth-spurts.aspx

  3. McTigue, S. (2019, December 16). Understanding Baby Growth Spurts. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-growth-spurts#tips

  4. Cluster Feeding and Growth Spurts | WIC Breastfeeding Support. (n.d.). Wicbreastfeeding.fns.usda.gov. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/cluster-feeding-and-growth-spurts

  5. IDAI | Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1

comment-icon comment-icon