Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
5 Cara Mengatasi Bayi Pilek Tanpa Obat

Kesehatan

5 Cara Mengatasi Bayi Pilek Tanpa Obat

Article By : Eka Rahmawati

Bayi dapat terkena pilek hampir setiap 2-3 bulan sekali dalam tahun pertama kehidupannya. Sebagai orang tua, Mama dan Papa pasti tidak tega melihat si Kecil yang kesusahan bernapas lega karena pilek. Oleh karena itu, mari cari tahu bersama-sama cara mengatasi pilek pada bayi tanpa harus menggunakan obat.

Penyebab Bayi Pilek

Pilek adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh rhinovirus. Virus pilek sangat mudah menular ke bayi melalui droplet (cipratan air liur) dari saluran pernapasan orang dewasa di sekitarnya yang sedang sakit flu.

Cipratan liur yang mengandung virus penyebab pilek dapat keluar dan beterbangan di udara ketika seseorang itu bersin, batuk, dan berbicara tanpa menutup mulut. Bayi yang berada di dekatnya dapat menghirup udara yang sudah terkontaminasi rhinovirus.

Bayi juga dapat terpapar virus pilek dari kontak langsung dengan orang yang sedang pilek, misalnya menggendong, memeluk, atau bermain bersama bayi dalam jarak dekat. 

Virus juga mungkin berpindah ke anak ketika ia menyentuh benda-benda yang terkntaminasi virus dan memasukkan ke mulut atau menggosok tangannya ke area hidung, mulut, atau mata. 

Bayi sangat rentan tertular penyakit karena sistem imun mereka belum cukup kuat untuk melawan serangan virus atau kuman dari luar.

Anggota keluarga yang sedang sakit flu paling mudah menularkan penyakitnya pada bayi dalam 24 jam sebelum gejala dimulai dan saat gejala yang dialaminya paling aktif. Ketika menular, gejala pilek yang umum ditunjukkan bayi adalah:

  • Sulit bernapas karena hidung tersumbat atau karena ingus meler terus.

  • Ingus berwarna bening, atau bisa mengental dan berubah menjadi warna kuning atau hijau.

  • Batuk.

  • Bersin.

  • Demam.

  • Anak jadi mudah rewel.

  • Kurang nafsu makan. 

  • Tidak bisa tidur nyenyak.

  • Tidak bisa menyusu karena hidung tersumbat.

Cara Alami Mengatasi Pilek pada Bayi

Pilek umumnya dapat sembuh dalam kurun waktu 7-10 hari. Namun agar si Kecil lebih cepat sembuh, mengobati pilek pada bayi tidak memerlukan obat. Berikut adalah beberapa cara aman yang dapat Mama dan Papa lakukan untuk melegakan pernapasan bayi yang sedang pilek:

1. Hisap Ingus

Cara paling mudah dan pertama kali bisa dilakukan untuk mengatasi pilek bayi adalah menyedot ingusnya menggunakan alat penghisap khusus. Masukkan ujung pipet penghisap sekitar 1 centimeter ke dalam salah satu lubang hidung bayi, kemudian tekan pompanya untuk menarik ingus keluar. 

2. Terapi Uap

Supaya si Kecil bisa bernapas lebih lega, ingus yang mengeras dan menyumbat hidungnya perlu diencerkan. Caranya bisa dengan mematikan AC dan menyalakan alat humidifier di kamar si Kecil.

Bisa juga dengan cara mengisi ember besar atau bak mandi dengan air panas dan tutup kamar mandi untuk biarkan uap berkumpul menghangatkan udara di dalamnya. Kemudian, dudukkan si Kecil di kursi bayi di dalam kamar mandi dan biarkan ia menghirup uap hangatnya selama 10-15 menit. Agar tidak bosan, Mama bisa membawa mainan dan membawa buku untuk mengalihkan perhatian si Kecil. 

Lakukan cara ini baiknya sebelum tidur, ya, agar si Kecil juga bisa tidur lebih nyenyak.

3. Lanjut Berikan ASI

Pilek yang disertai demam bisa membuat si Kecil berisiko dehidrasi karena tubuhnya kehilangan banyak cairan. Apalagi si Kecil mungkin jadi lebih malas menyusu karena hidungnya tersumbat. Bila dibiarkan, dehidrasi akan sangat membahayakan.

Oleh sebab itu, pastikan Mama terus melanjutkan pemberian ASI untuk membantu mencegah dehidrasi sekaligus mengencerkan lendir dalam hidungnya. Ya, memberikan cairan yang lebih banyak ampuh membuat lendir menjadi encer. 

Untuk tahu apakah si Kecil cukup mengonsumsi cairan, Mama bisa mengecek apakah warna urin si Kecil berwarna terang (tandanya cairan sudah cukup). Namun, jika masih berwarna pekat  coba tawarkan minum lebih banyak.

4. Meninggikan Kepala Saat Tidur

Mungkin Mama bertanya bagaimana caranya membuat si Kecil bisa tidur malam lebih nyenyak ketika sedang pilek. Jawabannya adalah dengan sedikit meninggikan posisi kepalanya menggunakan bantal. Metode ini bantu mencegah lendir mengalir ke rongga hidung dan mengeras di sekitarnya. 

 Namun, pastikan bantalnya tidak terlalu tebal sehingga si Kecil justru jadi makin kesusahan bernapas karena jalur napasnya tertekan posisi leher yang menunduk.

5. Berikan MPASI Tinggi Protein dan Serat 

Jika bayi sudah mulai makan MPASI, perbanyak makanan yang terdiri dari sayuran, protein, dan lemak sehat untuk membantunya cepat sembuh.

Contohnya Mama bisa berikan sup ayam yang terdiri dari kaldu, sayuran dan potongan ayam memberikan nutrisi pada tubuh. Kuah kaldunya yang hangat pun dapat membersihkan hidung tersumbat dan mengencerkan lendir. 

Mama bisa campurkan sup untuk dijadikan pure atau gunakan saja kaldunya. Bila bayi masih menyusui, pastikan tetap memberikannya ASI ya Ma agar meningkatkan imunitas tubuhnya. 

Baca Juga: Mendukung Perkembangan Daya Tahan Tubuh Si Kecil Melalui Pemenuhan Nutrisi

Kapan Harus ke Dokter?​​​​​​​

Hindari untuk memberikan antibiotik tanpa resep atau anjuran dari dokter ya, Ma. Antibiotik bukanlah obat yang tepat untuk menyembuhkan pilek yang disebabkan virus. Sembarangan memberikan antibiotik pada bayi justru sangat berbahaya bagi kesehatannya.

Jika kondisi pilek bayi tidak kunjung membaik, bahkan semakin parah, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter anak untuk mendapat penanganan. Apalagi jika umur bayi masih di bawah usia 3 bulan.

Secara umum, segera bawa si Kecil berobat ke dokter jika: 

  • Pilek disertai batuk dan batuk terus-menerus.

  • Selama beberapa hari memiliki cairan hidung yang kental hingga berwarna hijau. 

  • Mata si Kecil merah atau mengeluarkan cairan mata kuning atau kehijauan.

  • Suhu badan mencapai (38 C).

  • Mengalami kesulitan bernapas atau mengi.

  • Telinganya sakit.

  • Jarang buang air kecil. 

  • Disertai batuk yang keras dan menyebabkan muntah atau perubahan warna kulit.

  • Batuk mengeluarkan lendir bercampur darah.

  • Menolak untuk menyusui atau mengonsumsi cairan.

  • Tidak bertenaga.

  • Sulit bernapas atau kebiruan di sekitar bibir.

Cara Mencegah Pilek pada Bayi

Sebetulnya, tidak ada cara yang pasti untuk mencegah pilek pada bayi. Namun, cara terbaik untuk mengantisipasi risiko pilek pada bayi dengan gejala yang mungkin membahayakan adalah dengan mendapatkan vaksin flu.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin untuk mencegah influenza bisa dilakukan mulai usia 6 bulan. Setelah itu, WHO merekomendasikan pemberian vaksin satu kali setiap tahun.

Berbagai langkah antisipasi lain yang dapat Mama dan Papa terapkan untuk meminimalisir penularan pilek pada bayi adalah:

  • Jaga jarak bayi pada orang yang sedang sakit. Untuk anak yang baru lahir, jangan membiarkan banyak orang untuk bertemu bayi baru lahir dan membawanya naik transportasi umum.

  • Jangan lupa untuk membersihkan permukaan yang disentuh si Kecil, dot, atau mainan sesering mungkin..

  • Jika harus menitipkan bayi pada penitipan anak, pastikan pilih penitipan anak yang punya sistem kebersihan baik dan terjaga.

  • Pastikan semua anggota keluarga untuk menutup hidung dan mulutnya saat bersin atau batuk dengan saputangan atau tisu dan memintanya untuk segera membuang tisu bekas lalu cuci tangan hingga bersih.

  • Pastikan tangan Mama bersih sebelum menyentuh dan menyusui bayi. Begitu pula dengan Papa, Kakak, dan anggota keluarga lainnya di rumah. Selalu ingatkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menggendong atau bermain bersama bayi. 

Itulah informasi seputar cara mengatasi pilek pada bayi tanpa obat dan tips pencegahan penularannya. Ingat, Mama dan Papa perlu memeriksakan si Kecil ke dokter apabila gejala pilek pada si Kecil tidak berangsur mereda walaupun sudah melakukan berbagai cara di atas.

Dapatkan juga Ebook panduan eksklusif untuk mendukung daya tahan tubuh anak di 1000 hari pertamanya di sini.

Semoga informasi ini berguna, ya Ma!

  1. https://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jbca/article/view/198/186 Diakses pada 7 November 2022
  2. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold-in-babies/symptoms-causes/syc-20351651#:~:text=A%20common%20cold%20is%20a,immunity%20to%20many%20common%20infections. Diakses pada 7 November 2022
  3. https://www.webmd.com/parenting/baby/ss/slideshow-natural-cold-remedies Diakses pada 7 November 2022
  4. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/bahaya-membeli-antibiotik-sendiri Diakses pada 7 November 2022
  5. https://parenting.firstcry.com/articles/13-home-remedies-for-cold-and-flu-in-babies-kids/ Diakses pada 7 November 2022
  6. WebMD. ​​https://www.webmd.com/first-aid/treating-a-childs-congestion-or-stuffy-nose. Diakses pada 2 Desember 2022.
  7. WebMD. https://www.webmd.com/children/features/help-child-stuffy-nose. Diakses pada 2 Desember 2022.
  8. InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Common colds: Relief for a stuffy nose, cough and sore throat. [Updated 2020 Oct 8]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279542/
comment-icon comment-icon