Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Manfaat dan Jadwal Vaksin BCG pada Bayi - Nutriclub
Kesehatan

Manfaat dan Jadwal Pemberian Vaksin BCG pada Bayi

Article Oleh : Mauliyana Puspa Adityasari 09 Agustus 2023

Setiap orang tua mempunyai tugas penting dalam melindungi kesehatan anak. Salah satu cara terbaik yang bisa Mama lakukan adalah memastikan si Kecil mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Vaksin BCG merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan kepada bayi sebagai bagian dari program imunisasi dasar nasional. Penting bagi Mama untuk tidak melewatkan pemberian imunisasi BCG pada si Kecil. Sebab, vaksin BCG hanya diberikan sekali seumur hidup. Memangnya, vaksin BCG diberikan untuk apa dan diberikan pada usia berapa? Yuk, simak informasi selengkapnya, Ma!

Apa Itu Vaksin BCG?

Vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin) adalah vaksin untuk mencegah penyakit TB atau tuberkulosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB umumnya menyerang paru-paru, tapi juga dapat menyerang organ lain dalam tubuh seperti ginjal, tulang belakang, otak, dan sistem saraf.

TB termasuk penyakit berbahaya karena dapat menyebar dengan mudah melalui cipratan liur yang beterbangan di udara saat penderita TB batuk atau bersin. Partikel-partikel kecil tersebut mengandung bakteri yang dapat dihirup bayi yang sistem imunnya belum optimal.

Penyakit tuberkulosis masih menjadi penyakit endemis di negara ini. Bahkan, Indonesia menempati peringkat kelima di dunia sebagai negara dengan jumlah kasus TB yang paling banyak.

Vaksin BCG berasal dari bakteri mycobacterium tuberculosis yang telah dilemahkan. Penyuntikan vaksin ini akan membantu tubuh mengenal dan membentuk kekebalan terhadap bakteri ini, termasuk terhadap bentuk TB paru yang mudah menular pada anak-anak.

Selain menghindari penyakit tuberkulosis, vaksin BCG juga terbukti mencegah terjadinya radang otak (meningitis) akibat dari komplikasi TB.

Baca Juga: 7 Penyebab Anak Gampang Sakit yang Harus Diwaspadai

Usia Berapa Bayi Sebaiknya Diberikan Imunisasi BCG?

Vaksin BCG merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru dari IDAI tahun 2023, vaksin BCG hanya perlu diberikan satu kali saja segera setelah bayi lahir atau sesegera mungkin sebelum bayi berusia 1 bulan. 

Jika Mama sekeluarga tinggal di daerah endemis tuberkulosis, bayi yang belum mendapatkan vaksinasi BCG setelah berusia 3 bulan disarankan untuk melakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Bila hasil uji tuberkulinnya negatif, vaksin dapat diberikan.

Vaksin BCG hanya diberikan sekali seumur hidup. Agar tidak terlewat, lebih baik buatlah pengingat jadwal vaksinasi sesuai jadwal di ponsel atau kalender pribadi dari jauh-jauh hari, serta patuhi petunjuk dokter. Dengan memiliki pengingat jadwal yang baik, Mama dapat memastikan bahwa bayi mendapatkan vaksinasi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan.

Bagaimana Jika Terlewat Imunisasi BCG?

Pemberian vaksinasi bertujuan membuat anak terlindung dari sejumlah jenis penyakit menular lewat pembentukan zat antibodi yang berasal dari vaksin. Karena itulah, pemberian vaksin harus sesuai jadwal dan idealnya tidak boleh terlambat untuk mencapai efek perlindungan yang maksimal.

Ketika imunisasi tidak diberikan sesuai jadwal, risiko penularan terhadap penyakit tersebut dapat meningkat. Namun, perlu Mama ketahui bahwa tidak semua orang yang terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis akan langsung sakit atau menunjukkan gejala penyakit tuberkulosis.

Ketika seseorang terinfeksi bakteri TB, ia mengalami infeksi laten, yang berarti bakteri tetap ada dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan penyakit aktif. Ini karena sistem imun orang dewasa dapat mengendalikan infeksi tersebut dan mencegah perkembangan penyakit tuberkulosis. Akan tetapi, mereka tetap bisa menularkan bakterinya ke orang lain. 

Pada bayi, sistem kekebalan tubuhnya belum sekuat imun Mama dan Papa. Itu kenapa infeksi bakteri tuberkulosis bisa berdampak lebih serius pada bayi. 

Maka itu, imunisasi BCG harus diberikan sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh IDAI. Apabila Mama terlupa atau melewatkan jadwalnya, vaksin BCG sebenarnya BCG dapat diberikan kapan saja sebelum si Kecil berusia 3 bulan atau 12 minggu. Sangat penting untuk segera memberikan atau mengejar imunisasi tersebut sesegera mungkin begitu Mama ingat atau sempat. 

Bila anak berusia 3 bulan atau lebih, imunisasi BCG tidak dapat langsung diberikan. Si Kecil harus menjalani tes mantoux terlebih dulu untuk melihat apakah sudah terjadi paparan atau infeksi oleh kuman TB. Bila hasilnya negatif atau belum ada infeksi, imunisasi BCG dapat diberikan. Bila ternyata hasilnya positif, imunisasi BCG tidak dapat diberikan dan si Kecil harus mendapatkan diagnosis dokter untuk menjalani pengobatan TB. 

Untuk bayi yang tinggal bersama anggota keluarga pengidap TB atau berada di lingkungan dengan kasus TB tinggi, imunisasi BCG dapat diberikan hingga berusia 1 tahun.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Anak Sehat dan Punya Imunitas yang Baik

Apa Efek Imunisasi BCG pada Bayi?

Berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin BCG disuntikkan di daerah lengan atas sebelah kanan secara intrakutan (disuntikkan ke dalam lapisan dermal kulit tepat di bawah epidermis). 

Setelah imunisasi BCG, Mama akan melihat adanya bekas seperti bisul atau luka bernanah di area suntikan. Sebenarnya bisul yang timbul akibat imunisasi BCG ini tidaklah berbahaya.  Hal ini terjadi karena vaksin BCG mengandung bakteri hidup yang dilemahkan, sehingga menyebabkan respon imun tubuh dan pembentukan bisul. Proses ini menyerupai infeksi alami dan merupakan bagian dari respon imun normal terhadap vaksin BCG.

Hanya saja, jika bisul yang timbul setelah vaksin mengeluarkan nanah dalam jumlah sangat banyak disertai dengan demam tinggi dan pembengkakan hebat pada daerah suntikannya, ini dapat menandakan infeksi akibat adanya proses penyuntikan yang tidak steril dan harus segera diperiksa ke dokter untuk penanganan medis. Meski begitu, kasus penyuntikan vaksin yang tidak steril amat sangat jarang terjadi, karena penyuntikan vaksin di puskesmas atau faskes lainnya sudah dipastikan mengikuti prosedur keselamatan resmi.

Apabila imunisasi BCG tidak menimbulkan bisul, bukan berarti vaksin tersebut gagal atau tidak memberikan perlindungan pada si Kecil. Untuk itu, Mama jangan khawatir dan tidak perlu untuk melakukan pengulangan vaksin walaupun tidak menimbulkan bekas. Sebab antibodi akan tetap terbentuk.

Jika si Kecil belum terpapar oleh kuman TB sebelumnya, reaksi bisul akan terjadi dalam rentang waktu 2 hingga 12 minggu. Namun, jika terjadi pembentukan bisul dalam waktu kurang dari 1 minggu setelah imunisasi BCG, kemungkinan besar bayi telah terpapar kuman TB sebelumnya. Maka dari itu, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk penanganan yang tepat. Jenis reaksi ini dikenal sebagai reaksi cepat BCG (accelerated BCG reaction).

Mama perlu ingat bahwa manfaat dari imunisasi BCG jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin terjadi. Jika Mama butuh solusi lebih lanjut seputar cara meredakan tangis dan demam setelah bayi imunisasi, yuk, kunjungi Health Immune Checker. Selain itu, Mama bisa dapatkan panduan untuk optimalkan daya tahan tubuh si Kecil dengan men-download E-Book 1000 HPK sekarang juga secara gratis!

  1. IDAI | Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian II). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii
  2. ‌IDAI | Skar BCG. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/skar-bcg
  3. ‌IDAI | Amankah Buah Hati Anda dari Tuberkulosis? (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/amankah-buah-hati-anda-dari-tuberkulosis
  4. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2023). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/read/1108/edukasi-tbc-pada-anak-apa-yang-harus-orang-tua-ketahui
  5. ‌Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1811/kenali-tb-pada-anak
  6. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-gejala-tbc-pada-anak
  7. Stanford Medicine Children’s Health. (2019). Stanfordchildrens.org. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=tuberculosis-tb-in-children-90-P02548
  8. ‌Fact Sheets. (2023). https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/prevention/bcg.htm
  9. ‌CDCTB. (2022, November 10). Children. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/tb/topic/populations/tbinchildren/default.htm
  10. ‌BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis. (n.d.). Retrieved July 10, 2023, from http://repository.unimus.ac.id/2932/5/BAB%20II.pdf
  11. ‌NHS Choices. (2023). BCG vaccine for tuberculosis (TB) overview. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/bcg-tuberculosis-tb-vaccine/
  12. ‌CDCTB. (2022, December 20). Drug-Resistant TB. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/tb/topic/drtb/default.htm
  13. ‌Rokom. (2022, April 11). Imunisasi Kejar, Lengkapi Imunisasi Dasar Anak yang Tertunda. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220411/5839627/imunisasi-kejar-lengkapi-imunisasi-dasar-anak-yang-tertunda/
floating-icon