Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Perkuat Imun Bayi - Nutriclub
Kesehatan

Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Lengkapi Imunisasi Dasar Bayi yang Tertunda

Article Oleh : Mauliyana Puspa Adityasari 08 Agustus 2023

Pada dasarnya, imunisasi perlu diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tujuannya untuk memastikan kekebalan tubuh bayi terbentuk optimal sejak dini. Namun, banyak kondisi yang menyebabkan anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Oleh karena itu, jika si Kecil belum atau terlambat mendapatkan imunisasi, sebaiknya imunisasi harus secepatnya dilengkapi atau dikejar. Program ini disebut dengan imunisasi kejar atau catch-up immunization.

Lantas, bagaimana aturannya untuk kejar imunisasi anak? Untuk mengetahui penjelasan selengkapnya, simak artikel berikut ini, Ma.

Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Imun Bayi

Imunisasi pada anak adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak secara aktif terhadap suatu penyakit menular.

Jadi ketika suatu saat anak terpapar dengan penyakit tersebut, anak tidak akan tertular sama sekali atau si Kecil hanya mengalami gejala ringan yang cepat sembuh (infeksinya tidak menyebabkan penyakit yang serius). Imunisasi juga dimasukkan ke dalam program rutin pemerintah agar dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas anak yang disebabkan oleh penyakit menular serius.

Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk mencapai efek perlindungan yang optimal maka imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan hingga dosis yang lengkap.

Jadwal imunisasi terdiri dari dua bagian, yaitu jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan (booster). Ada yang cukup satu kali imunisasi, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi dan bahkan pada umur tertentu diperlukan ulangan imunisasi.

Pemberian imunisasi dibagi dalam beberapa tahap karena imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi). 

Imunisasi yang telah si Kecil dapatkan memang sudah menghasilkan respon imunologis, tapi masih di bawah ambang kadar proteksi atau belum mencapai perlindungan untuk kurun waktu yang panjang. Maka itu dokter tetap perlu melanjutkan dan melengkapi imunisasi agar tercapai kadar perlindungan yang optimal.

Beberapa antigen memerlukan dosis lanjutan untuk memperkuat dan memperpanjang efek imunitasnya pada usia 18 bulan, usia anak sekolah, dan usia dewasa nanti. 

Aturan jadwal imunisasi ini dibuat sedemikian berdasarkan rekomendasi WHO dan organisasi profesi yang berkecimpung dalam imunisasi setelah melalui berbagai penelitian dan pembuktian uji klinis. Oleh karena itu, jika ada imunisasi bayi yang belum diberikan sesuai jadwal yang seharusnya, atau imunisasi tertunda, Mama harus secepatnya mengejar atau melengkapinya.

Imunisasi kejar atau catch-up immunization upaya memberikan imunisasi kepada bayi dan anak-anak yang tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dari yang seharusnya diberikan.

Tujuannya yaitu untuk memastikan bayi mendapatkan dosis yang terlewatkan sehingga dapat mencapai perlindungan optimal terhadap penyakit. Imunisasi kejar dapat dilakukan secara bersamaan dengan jadwal imunisasi rutin yang telah ditentukan. Namun, ada juga yang dilakukan dalam kegiatan imunisasi khusus yang diadakan secara terpisah.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Anak Sehat dan Punya Imunitas yang Baik

Jadwal Pemberian Imunisasi Kejar

Selama periode baru lahir hingga berusia 1 tahun, si Kecil amat direkomendasikan untuk memenuhi imunisasi dasar guna memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya pada tahap awal kehidupannya.

Setelah itu, saat anak usia 1-4 tahun, imunisasi ulangan dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang kekebalan yang telah diberikan melalui imunisasi dasar.

Pada usia tersebut juga dilakukan imunisasi kejar pada anak yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap atau terlewatkan sebelumnya.

Imunisasi kemudian diulang pada usia sekolah (5-12 tahun) dan usia remaja (13-18 tahun) sambil melengkapinya dengan imunisasi tambahan yang diperlukan.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini jadwal pemberian imunisasi kejar untuk jenis vaksin wajib pada anak.

1. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B akan diberikan segera saat lahir dan ketika berusia 2, 3, dan 4 bulan, dengan suntik booster (lanjutan) pada usia 18 bulan.

Anak yang sama sekali belum mendapatkan imunisasi hepatitis B dapat segera melakukan imunisasi kejar kapan saja. Jika si Kecil baru mendapatkan imunisasi hepatitis B setelah berusia 1 tahun, biasanya vaksin diberikan 3 dosis dengan jeda 1 bulan.

2. BCG

Imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis atau TBC diberikan segera saat anak baru lahir atau sebelum berusia 1 bulan.

Jika si Kecil terlambat mendapat imunisasi BCG yang seharusnya diberikan sebelum usia 3 bulan, dokter akan melakukan tes tuberkulin terlebih dahulu untuk memastikan keberadaan bakteri penyebab TB dalam tubuh. Bila hasilnya negatif, anak bisa mendapat vaksin BCG.

3. DPT

Imunisasi DPT (DTwP atau DTaP) untuk mencegah Difteri, Pertusis, Tetanus dapat diberikan mulai usia 6 minggu lewat suntikan intramuskular. Vaksin DTaP dapat diberikan pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.

Booster pertama di usia 18 bulan, dan booster berikutnya di usia 5-7 tahun dan 10-18 tahun atau pada BIAS SD murid kelas 1 (DT/DTaP), kelas 2 (Td/Tdap), kelas 5 (Td/Tdap). 

Jika imunisasi DPT anak terputus, lanjutkan pemberian imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya. Bila anak belum mendapatkan imunisasi ini pada usia kurang dari 12 bulan, imunisasi kejar tetap perlu diberikan sebanyak 3 kali, dengan jeda 1 bulan pada setiap dosisnya.

Bila booster pertama atau dosis ke-4 diberikan sebelum anak berusia 4 tahun, pemberian booster kedua atau dosis ke-5 dapat diberikan paling cepat 6 bulan setelah dosis ke-4 diberikan. Apabila dosis ke-4 diberikan setelah anak berusia 4 tahun, maka dosis ke-5 tidak perlu diberikan lagi.

4. Polio

Menurut jadwal imunisasi IDAI terbaru di 2023, imunisasi polio diberikan empat kali pada saat baru lahir sampai 1 bulan, kemudian di usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin polio oral (bOPV) diteteskan ke mulut bayi ketika akan pulang dari rumah sakit setelah kelahiran.

Jadwal pemberian vaksin polio lengkap terdiri dari bOPV saat lahir, 3x bOPV dan minimal 2x IPV, sesuai panduan Kemenkes pada usia 4 dan 9 bulan. 

Jika si Kecil terlambat mendapatkan imunisasi polio, lanjutkan imunisasi sesuai jadwal tanpa perlu mengulang dosis sebelumnya. 

5. MR/MMR

Berdasarkan jadwal imunisasi 2023 dari IDAI, vaksin Vaksin MR disuntikkan mulai umur 9 bulan untuk mencegah campak dan rubella (campak Jerman). Dosis keduanya diberikan saat si Kecil berumur 15-18 bulan, dan dosis ketiga nanti di umur 5-7 tahun. 

Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MR, si Kecil dapat diberikan MMR mulai usia 12–15 bulan dan dosis kedua di usia 5–7 tahun. Imunisasi kejar MR untuk anak di bawah 12 bulan dapat diberikan kapan saja. MMRV diberikan pada usia 2 tahun atau lebih untuk mengurangi risiko kejang demam.

Jika anak sudah berusia lebih dari 1 tahun, maka imunisasi MMR (Measles-Mumps-Rubella) akan diberikan.

Baca Juga : Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Campak pada Anak

6. PCV

Vaksin PCV (pneumokokus) diberikan saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan dengan pemberian booster pada usia 12 bulan.

Bayi yang belum mendapatkan imunisasi PCV saat berusia 7–12 bulan dapat diberikan imunisasi kejar PCV sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan. Pemberian booster dapat dilakukan setelah si Kecil berusia 12 bulan, dengan jarak minimal 2 bulan setelah dosis terakhir diberikan.

Jika pada usia 1–2 tahun anak belum juga mendapatkan imunisasi PCV sama sekali, imunisasi kejar bisa diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan antardosis pertama dengan dosis kedua.

7. Rotavirus

Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam, yaitu vaksin monovalen yang diberikan secara oral dan vaksin pentavalen yang diberikan lewat suntikan. Jadwal pemberiannya berbeda tergantung usia bayi.

Sesuai jadwal imunisasi IDAI terbaru versi 2023, vaksin RV monovalen (RV1) diberikan sebanyak 2 dosis. Dosis RV1 pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, dan dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu setelahnya. Vaksin RV monovalen diberikan paling lambat pada usia 14 minggu.

Sementara untuk vaksin pentavalen (RV5) diberikan lewat suntikan dalam 3 dosis yang diberikan jarak 4-10 minggu dari dosis sebelumnya. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, dosis kedua diberikan dengan jarak 4-10 minggu dari dosis pertama, dan dosis ketika paling lambat diberikan pada usia 32 minggu. 

Batas akhir pemberian imunisasi rotavirus adalah saat bayi usia 24 minggu atau 6 bulan. Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.

8. Influenza

Dosis vaksin influenza bervariasi tergantung usia anak. Untuk anak usia 6-35 bulan, dosis yang diberikan adalah 0,25 mililiter (ml). Sedangkan untuk anak usia lebih dari 3 tahun, dosis yang diberikan adalah 0,5 ml.

Pada anak yang berusia di bawah 8 tahun dan menerima vaksin influenza untuk pertama kalinya, diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4-6 minggu. Namun, pada anak yang berusia lebih dari 8 tahun, sudah cukup dengan 1 dosis saja.

9. HiB (Influenza type B)

Vaksin Hib diberikan guna mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi bakteri Hib (Hemophilus Influenza tipe B)

Vaksin Hib disuntikkan intramuskular dalam bentuk kombinasi sesuai jadwal vaksin pentavalen atau heksavalen DTwP atau DTaP diberikan pada usia 2,4,6 bulan atau 2,3,4 bulan, dan usia 18 bulan.

Menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention) imunisasi Hib bisa tetap diberikan pada anak di bawah 5 tahun. Bila diberikan di atas usia 1 tahun, cukup 1 kali saja. Imunisasi pun hanya dilakukan sampai anak usia 4 tahun. Sebab setelah itu, risiko anak terkena radang selaput otak akibat kuman ini semakin rendah.

10. Hepatitis A

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan vaksin hepatitis A sebagai imunisasi dasar yang wajib diberikan pada anak-anak. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan setelah anak berusia 2 tahun dalam 2 dosis. 

Jika si Kecil belum mendapatkan imunisasi hepatitis A pada usia lebih dari 2 tahun, maka imunisasi kejar dapat dilengkapi kapan saja selama si Kecil belum mendapatkan penyakit tersebut. Namun, untuk pastinya sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi terbaik bagi anak Mama.

Baca Juga: 15 Penyakit Autoimun pada Anak yang Perlu Diketahui

Pentingnya Imunisasi Kejar untuk Capai Herd Immunity

Selain itu, imunisasi kejar juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap pada anak yang masih rendah saat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Cakupan imunisasi dasar lengkap dilaporkan oleh UNICEF turun dari 84,2% pada 2020 menjadi 79,6% pada 2021. Hal ini menjadikan anak-anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.

Fenomena ketertinggalan imunisasi lengkap juga bahkan dialami di banyak negara selain Indonesia. Sebab, data global terbaru yang diterbitkan oleh WHO dan UNICEF mengungkapkan adanya tren penurunan berkelanjutan terbesar dalam vaksinasi anak-anak dalam waktu sekitar 30 tahun, terutama setelah terjadinya pandemi COVID-19.

Pada tahun 2021 saja ada 25 juta anak yang melewatkan satu atau lebih dosis vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP3) melalui layanan imunisasi wajib atau program imunisasi nasional. Angka ini dua juta lebih banyak daripada mereka yang ketinggalan pada tahun 2020 dan enam juta lebih banyak dari pada tahun 2019.

Data juga menunjukkan bahwa 18 juta dari 25 juta anak tidak menerima dosis tunggal DTP sepanjang tahun. Sebagian besar dari mereka tinggal di India, Nigeria, Indonesia, Ethiopia dan Filipina. 

Dengan mengejar ketertinggalan imunisasi si Kecil, Mama memiliki andil yang aktif untuk turut membangun kekebalan kelompok atau yang disebut dengan herd immunity. Kekebalan kawanan menggambarkan situasi di mana sebagian besar populasi manusia kebal terhadap penyakit tertentu karena vaksinasi atau sebelumnya tertular penyakit dan mengembangkan antibodi.

Semakin banyak jumlah orang dalam suatu populasi, yang menerima vaksin dan membangun kekebalan terhadap penyakit, maka semakin rendah risiko penularan penyakit terhadap orang lain dan semakin rendah juga risiko menjadikan penularan penyakit sebagai wabah. 

Pembentukan herd immunity pun tergantung pada jenis penyakitnya. Sebagai contoh, untuk penyakit yang bisa menyebar dengan mudah, seperti campak dan polio, memerlukan lebih banyak jumlah orang yang sudah divaksin lengkap agar bisa mencapai herd immunity terhadap penyakit tersebut.

Jika cukup banyak orang yang divaksinasi terhadap penyakit berbahaya, efek perlindungan juga akan maksimal melindungi orang-orang yang rentan dan tidak dapat divaksinasi (misalnya ibu hamil, lansia, atau orang dewasa dengan penyakit kronis) karena kuman tidak akan dapat “menemukan” individu yang rentan tersebut.

Jadi, jangan sampai Mama melewatkan jadwal imunisasi agar si Kecil dan anak-anak lain mendapatkan perlindungan yang optimal dari berbagai penyakit menular. Jika terlambat, segera kejar kelengkapan imunisasi si Kecil di pusat layanan kesehatan terdekat.

Temukan berbagai informasi seputar panduan untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil dilengkapi dengan tips untuk dukung tumbuh kembangnya, melalui E-Book 1000 HPK. Download sekarang juga secara gratis, Ma!

  1. Rokom. (2022, April 11). Imunisasi Kejar, Lengkapi Imunisasi Dasar Anak yang Tertunda. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220411/5839627/imunisasi-kejar-lengkapi-imunisasi-dasar-anak-yang-tertunda/
  2. IDAI | Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian I). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-i
  3. ‌IDAI | Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian II). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii
  4. ‌IDAI | Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian III). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-iii
  5. ‌IDAI | Melengkapi/Mengejar Imunisasi (bagian IV). (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapimengejar-imunisasi-bagian-iv
  6. ‌IDAI | Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya. (2023). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya?fbclid=IwAR0EcsQ3rEo8sRQKvyOvhSYHRPPRIn3cwcPz1_gSJbxrMuoiAA4o8DCqLSk
  7. ‌World. (2023, March 30). Typhoid. Who.int; World Health Organization: WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid
floating-icon