Loading...

Riwayat Pencarian

Pencarian Populer

burger menu
pentingnya-imunisasi-pada-si-kecil_large
Kesehatan

5 Manfaat Imunisasi untuk Kesehatan Anak

Article Oleh : Febriyani Suryaningrum 15 Januari 2020

Imunisasi adalah proses untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah mati atau dilemahkan. Setelah vaksin masuk, sistem imun tubuh akan bereaksi membentuk antibodi dan selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut. Reaksi ini sama seperti jika tubuh terinfeksi oleh virus atau bakteri aktif yang sesungguhnya. 

Mama dapat mencari tahu lebih lengkap mengenai manfaat imunisasi pada bayi pada ulasan di bawah ini.

Manfaat Imunisasi pada Anak Sejak Usia Dini

Imunisasi merupakan hal yang sangat penting untuk membantu menjamin kesejahteraan hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, setiap negara anggota WHO (World Health Organization) juga memiliki program imunisasinya masing-masing. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan menjadwalkan imunisasi secara bertahap untuk setiap anak mulai dari usia 0 hingga 18 tahun. 

Ada dua jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada yaitu imunisasi dasar yang bersifat wajib dan imunisasi lanjutan. Apa manfaat dari kedua imunisasi tersebut? Berikut penjelasannya: 

  1. Mendapatkan Kekebalan Tubuh Spesifik

Imunisasi dasar yang bersifat wajib berfungsi untuk mendapatkan kekebalan tubuh awal secara aktif. Sedangkan imunisasi lanjutan berfungsi untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan terhadap bakteri dan virus secara spesifik. 

Untuk itu, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan vaksin lengkap dari usia 0-18 tahun sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 

Baca Juga: 5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk Tumbuh Kembang si Kecil

  1. Mencegah Penyakit Berat

Sebenarnya, tubuh manusia sudah memiliki kekebalan tubuh alami yang berfungsi untuk mendeteksi dan memerangi suatu penyakit. Oleh karena itu, penyakit ringan seperti batuk dan pilek dapat berangsur sembuh dengan sendirinya. 

Namun, ceritanya akan berbeda ketika tubuh terserang penyakit yang berbahaya seperti TBC, polio, atau hepatitis B. Penyakit-penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi berat, bahkan pada orang dewasa sekalipun. 

  1. Mencegah Kecacatan dan Kematian

Apabila bayi terserang penyakit berat, bisa saja ia tidak hanya jatuh sakit namun juga mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan permanen, hingga kematian. 

Nah, imunisasi di sini berfungsi untuk membuat sistem kekebalan tubuh bayi siap jika harus menghadapi serangan virus atau bakteri berbahaya sehingga ia terhindar dari infeksi. Kalaupun akhirnya bayi terserang infeksi, tingkat keparahannya akan lebih rendah sehingga terhindar dari risiko tinggi kecacatan permanen dan kematian. 

  1. Mencegah Wabah Penyakit

Menurut informasi yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, wabah dapat terjadi apabila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi. 

Hal tersebut pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2005-2006. Pada saat itu daerah Sukabumi mengalami wabah polio sebab banyak bayi dan balita yang tidak diimunisasi polio. 

Dalam waktu dekat virus tersebut menyebar hingga ke daerah Banten, Lampung, Madura, dan Aceh. Akibatnya 385 anak mengalami lumpuh secara permanen. 

  1. Menjadikan Masa Depan Anak Lebih Sejahtera

Dengan mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal, si Kecil akan terhindar dari kecacatan permanen seperti kelumpuhan dan kebutaan. 

Hal tersebut jelas akan menjadikan masa depan anak lebih sejahtera karena ia dapat bermain, belajar, meniti karir, dan melakukan berbagai aktivitas bermakna lainnya dengan lebih optimal. 

Baca juga: 3 Manfaat Daya Tahan Tubuh untuk Kemampuan Berpikir si Kecil

Jadwal Imunisasi Anak Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

Vaksin perlu diberikan kepada anak sesuai urutan yang telah ditentukan agar ia mampu membangun perlindungan dan kekebalan tubuh yang optimal.

Jadwal imunisasi pada beberapa layanan kesehatan mungkin berbeda, namun perbedaan jadwal waktu tersebut umumnya masih berada pada rentang umur jadwal yang dianjurkan oleh Program Pengembangan Imunisasi (PPI-Depkes) maupun Satgas Imunisasi PP IDAI. 

Perbedaan jadwal imunisasi tersebut terjadi karena sumber rujukan yang berbeda, adanya pergeseran epidemiologi penyakit tertentu, adanya modifikasi untuk memudahkan orang tua, atau pertimbangan khusus terkait keadaan si Kecil (seperti bayi prematur atau bayi positif TBC). 

Berikut jadwal imunisasi dasar yang diwajibkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): 

1. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B digunakan untuk melindungi bayi dari infeksi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati. Pengerasan hati dapat berujung pada gagal fungsi hati hingga kanker. 

Imunisasi Hepatitis B paling baik diberikan dalam waktu 12 jam sesudah kelahiran si Kecil. Oleh karena itu, selalu tanyakan pada dokter atau bidan yang membantu persalinan Mama apakah si Kecil telah mendapatkan suntikan vaksin ini. 

Saat Mama dan si Kecil akan pulang dari tempat bersalin, pastikan juga si Kecil telah mendapatkan vaksin polio oral, yang selanjutnya diberikan ulang pada usia 2, 3, dan 4 bulan. 

2. Imunisasi Polio

Imunisasi polio digunakan untuk mencegah bayi terinfeksi virus polio yang dapat menyebabkan kecacatan permanen hingga kematian. Walaupun dapat menyerang semua kalangan, namun anak-anak usia di bawah 5 tahun lebih rentan terhadap virus ini.

Imunisasi polio akan diberikan pada si Kecil pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Imunisasi polio sangat penting untuk diberikan kepada si Kecil mengingat hingga saat ini penyakit polio belum ada obatnya. 

3. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette and Guerin) digunakan untuk melindungi si Kecil dari TBC (Tuberkulosis) berat seperti radang selaput otak.

Vaksin ini hanya diberikan sekali dan optimal diberikan pada usia 2 bulan. Vaksin akan disuntikkan di bawah kulit dan meninggalkan lentingan di tempat bekas suntikan. Lentingan tersebut akan pulih secara berkala, tapi terkadang meninggalkan bekas. 

Bila si Kecil belum mendapat vaksin BCG hingga usia 3 bulan, akan dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu sebelum diberikan vaksin. Uji tuberkulin dilakukan untuk mengetahui apakah si Kecil sudah terinfeksi TBC. 

4. Imunisasi DPT 

Imunisasi DPT pertama dapat diberikan ketika si Kecil telah mencapai usia 6 minggu. Imunisasi ini digunakan untuk mencegah tiga jenis penyakit yaitu difteri, pertussis, dan tetanus. Setelah pemberian vaksin ini, si Kecil mungkin akan mengalami demam. 

Walau begitu, Mama tidak perlu khawatir. Mama cukup mengkonfirmasi terlebih dahulu berapa suhu badan si Kecil. Apabila suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat celcius, Mama bisa memberikan paracetamol sesuai dengan berat badan si Kecil, yaitu 15 mg/kgbb.

Pemberian paracetamol bisa dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan dengan maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jika keluhan masih berlanjut, segera hubungi dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 

5. Imunisasi MR/MMR

Imunisasi MR/MMR bermanfaat untuk mencegah penyakit campak. Vaksin diberikan pertama kali saat si Kecil berusia 9 bulan dan diulang saat usia 18 bulan. 

Nah, imunisasi MR merupakan pengganti imunisasi MMR yang kini sudah tidak tersedia di fasilitas kesehatan Indonesia.

Selain 5 imunisasi dasar yang telah dijelaskan, ada juga beberapa imunisasi tambahan yang disarankan untuk diberikan pada si Kecil agar tubuhnya lebih kebal terhadap infeksi virus dan bakteri yang umumnya menyerang anak-anak.   

6. Imunisasi Rotavirus

Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah diare berat pada si Kecil. Imunisasi ini dilakukan secara oral, 2 dosis (monovalen) dan 3 dosis (multivalen), dengan jarak 4-8 minggu saat si Kecil berusia 8-32 minggu.

7. Imunisasi Influenza

Influenza merupakan penyakit yang sangat menular. Oleh karena itu, vaksin influenza dapat diberikan saat usia 6 bulan-2 tahun, terutama untuk si Kecil dengan kekebalan tubuh lemah. 

Imunisasi pertama sebaiknya diberikan pada usia lebih dari 6 bulan dan diberi 2 dosis dengan jarak minimal 4 minggu. 

8. Imunisasi Varisela

Imunisasi varisela digunakan untuk mencegah infeksi virus cacar air yang sangat menular, apalagi di lingkungan sekolah anak. Si Kecil bisa mendapatkan vaksin varisela dosis pertama saat berusia 1 tahun. 

Kemudian saat rentang usia 12 hingga 18 bulan, ia bisa mendapatkan vaksin varisela dosis kedua dan dosis ketiga. 

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Terbaru IDAI 2023 untuk Bayi 0-12 Bulan

Dengan membaca ulasan di atas, kini Mama sudah mengetahui apa saja manfaat imunisasi serta imunisasi dasar apa yang harus diberikan pada si Kecil. Pastikan tidak ada jadwal imunisasi yang terlewatkan agar anak tumbuh sehat dengan lebih optimal.

Nah, agar Mama dapat lebih maksimal menemani tumbuh kembang si Kecil, perkaya informasi tentang cara meningkatkan daya tahan tubuh bayi dengan mengunduh Panduan Dukung Daya Tahan Tubuh di 1000 Hari Pertama Si Kecil. Gratis!

  1. IDAI | Jadwal Imunisasi IDAI 2020. Idai.or.id, 2020, www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
  2. IDAI | Penjelasan Kepada Orangtua Mengenai Imunisasi. Idai.or.id, 2013, www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/penjelasan-kepada-orangtua-mengenai-imunisas
  3. dinkes. “Vaksin MR Dan Vaksin MMR: Ini Bedanya!” Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 29 Aug. 2018, dinkes.palangkaraya.go.id/vaksin-mr-dan-vaksin-mmr-ini-bedanya/
  4. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. Kemkes.go.id, 2018, infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/
  5. IDAI | Tanya Jawab Orangtua Mengenai Imunisasi.” Idai.or.id, 2013, www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-orangtua-mengenai-imunisasi.
  6. Rokom. “Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya.” Sehat Negeriku, 28 Apr. 2018, sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180428/5625737/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-rinciannya/
  7. DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. “Anak Tidak Ikut Imunisasi? Ini Dampaknya.” Jakarta.go.id, 2022, dinkes.jakarta.go.id/berita/read/anak-tidak-ikut-imunisasi-ini-dampaknya
comment-icon comment-icon